SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI Pertangggungjawaban Pos Express terhadap Gugatan Konsumen Pengguna Jasa Pos Express Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

xxxix a. Neraca loket dan backsheet disimpan selama 5 lima tahun terhitung mulai tanggal pembuatan. b. Advis pengiriman, R 7, CN 38, P 6, P 6a, I 6 dan Berita Terima disimpan selama 1 satu tahun terhitung mulai tanggal pembuatan. 2 Database operasional yang tersimpan pada server nasional, setelah jangka waktu waktu 6 enam bulan terhitung mulai tanggal transfer data, dipindahkan ke data back up yang selanjutnya akan disimpan selama 6 enam bulan berikutnya. 3 Setelah jangka waktu yang telah ditetapkan, arsip operasi dapat dimusnahkandihapuskan dengan membuat Berita Acara.

BAB V SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

Pasal 38 Prinsip Pengelolaan Informasi Teknologi 1 Pengelolaan Teknologi Informasi mengacu kepada ketentuan Perusahaan yang tertuang dalam Rencana Strategis Teknologi Informasi RSTI. 2 Pengembangan sistem Teknologi Informasi Pos Express harus dilakukan oleh fingsi terkait di Perusahaan. 3 Sistem Teknologi Informasi Pos Express yang akan diimplementasikan harus telah lulus Beta Test yang dilakukan oleh fungsi terkait di Perusahaan. 4 Pengembangan sistem Teknologi Informasi harus dapat mendukung pola operasi Pos Express sehingga memiliki kemampuan sistem yang competitive, controllable dan collaborative. 5 Pemilihan teknologi yang digunakan dalam mendukung sistem Pos Express mengutamakan teknologi yang field proven dan sedang growth. 6 Sesuai dengan RSTI, peran SBU Pos Express adalah sebagai user dan owner sistem Teknologi Pos Express dan bertanggung jawab dalam hal : 7 Menyampaikan kebutuhan dalam pola operasi guna pengembangan sistem sesuai kebutuhan pengembangan bisnis. 8 Memeriksa kesesuaian sistem dengan kebutuhan. 9 Implementasi sistem termasuk migrasi sistem bila dibutuhkan. 10 Pengendalian operasional secara terbatas utamanya dalam pengendalian agar implementasi sesuai dengan Standard Operating Procedure SOP berbasis Teknologi Informasi. Bila ditemukan permasalahan dalam pengoperasian sistem Teknologi Informasi dan tidak tertangani oleh SBU Pos Express, harus segera dilaporkan kepada fungsi terkait di Perusahaaan guna dilakukan langkah – langkah perbaikan untuk kelancaran operasional sistem. 11 Perawatan sistem secara terbatas yaitu perawatan kecil yang tidak merubah arsitektur sistem utama. Perawatan yang bersifat interkoneksi sistem baik ke mitra maupun sistem internal dan perawatan yang berkaitan dengan arsitektur sistem harus dikembalikan kepada fungsi terkait di Perusahaan selaku penanggungjawab pengembangan sistem. xl 12 Untuk melaksanakan perawatan sistem sebagaimana dimaksud butir e harus berkoordinasi dengan fungsi terkait di Perusahaan. 13 Pemanfaatan teknologi informasi tidak terbatas untuk mendukung pola operasi layanan Pos Express tetapi termasuk pemanfaatan untuk fungsi supporting seperti: pengelolaan persediaan dan distribusi supplies, pengelolaan data pendapatan dan biaya, dan lain – lain. Pasal 39 Program Aplikasi Layanan Pos Express 1 Program Aplikasi Pos Express merupakan alat bantu berupa program pada proses operasi untuk mengelola data kiriman Pos Express. 2 Update parameter nomor Perjanjian Kerja Sama kiriman korporat, tarif dan wilayah antar untuk kiriman ritel hanya dapat dilakukan oleh Head Office SBU Pos Express. 3 Jenis aplikasi yang digunakan dalam operasi layanan Pos Express adalah : a. Aplikasi H1Collect, untuk membantu proses penerimaan kiriman di loket ritel. b. Aplikasi H1Korporat, untuk membantu proses penerimaan kiriman korporat. c. Aplikasi H1Trafik, untuk membantu proses pengolahan kiriman. d. Aplikasi H1Delivery, untuk membantu proses delivery. e. Aplikasi GTRitel, untuk proses transfer data transaksi loket, data pengolahan kiriman dan data antaran. f. Aplikasi GTKorporat, untuk proses transfer pengolahan kiriman korporat. g. Aplikasi H1Reporting, untuk membantu pembuatan report status kiriman korporat. Pasal 40 Prosedur Instalasi Aplikasi Layanan Pos Express 1 Setiap proses instalasi aplikasi harus dimintakan ijin secara tertulis oleh kantor yang akan membuka layanan ritel maupun korporat. 2 Tanpa ijin tertulis dari Head Office SBU Pos Express, instalasi aplikasi layanan Pos Express tidak dapat dilakukan. 3 Proses instalasi program aplikasi dilakukan oleh petugas Head Office SBU Pos Express dan dituangkan ke dalam suatu Berita Acara.

BAB VI PENANGANAN KELUHAN PELANGGAN

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

Pelaksanaan Ganti Kerugian Terhadap Layanan Pos Express Pada PT. Pos Indonesia Persero Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 1 11

Pertangggungjawaban Pos Express terhadap Gugatan Konsumen Pengguna Jasa Pos Express Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 2

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUMPANG JASA ANGKUTAN UMUM KERETA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

4 32 119

Undang Undang No. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 1 45

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN A. Sejarah PT. Pos dan Jenis-jenis Layanan Produk Pos 1. Sejarah PT. Pos - Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Jasa Pos Express Di PT. Pos Indonesia (Pers

0 0 49

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA CABANG SEMARANG TERHADAP KONSUMEN POS EXPRESS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 1 9

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA CABANG SEMARANG TERHADAP KONSUMEN POS EXPRESS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 0 9