Perbaikan perawatan dan penyediaan fasilitas kesehatan serta semakin baiknya gizi masyarakat berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup penduduk
Indonesia yang membawa konsekuensi meningkatnya jumlah lanjut usia dari tahun ke tahun. Dengan semakin panjangnya usia harapan hidup, akan
berimplikasi pada permasalahan sosial yang berkaitan dengan kondisi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi dimana jumlah lanjut usia terlantar semakin
meningkat.
2.3 Permasalahan dan Batasan pada Lanjut Usia
Lansia adalah proses menua aging yaitu proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia lanjut
usia. Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum fisik maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut
usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Memasuki
masa lansia berarti memasuki kehidupan fisik dengan daya tahan dan fungsi yang telah menurun. Efek-efek tersebut menentukan lansia dalam melakukan
penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan tetapi ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan
kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia muda.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial BKKBN, 1998. Secara biologis
penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.
Menurut teori penarikan diri Disengagement Theory, usia lanjut merupakan proses yang bergerak secara perlahan dari individu untuk menarik diri dari peran
sosial atau dari konteks sosial. Keadaan ini menyebabkan interaksi individu lanjut usia mulai menurun, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Pada usia lanjut
sekaligus terjadi triple loss, yaitu kehilangan peran loss of role, hambatan kontak sosial restriction of contacs and relationships, dan berkurangnya
komitmen reduced commitment to sosial mores and values.
Masalah kesehatan lanjut usia, ada dua pandangan yang bebeda dalam menjelaskan fenomena yang sama, yaitu lingkaran kehidupan negatif dan
lingkaran kehidupan positif. Dalam sudut pandang lingkaran kehidupan negatif, individu lanjut usia dipersepsi sebagai individu yang mengalami pengurangan
ketahanan fisik, mental dan peran sosial. Dan kemudian anggota keluarga atau masyarakat mencapnya sebagai individu yang sudah memasuki masa kurang
produktif dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain. Sementara menurut sudut pandang lingkaran kehidupan positif, melihat fase lanjut usia
sebagai kelanjutan dari peran sosial masyarakat di dalam masyarakat. Dalam lingkaran ini, misi utamanya adalah mempertahankan keutuhan dan kesatuan pada
lanjut usia. Oleh karena itu, upaya intervensi baik dari sisi medis, sosial medis,
Universitas Sumatera Utara
sosial, dan pendidikan menjadi sangat penting bagi individu lanjut usia Sudarma, 2002 : 181.
Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik,
berdeba-debar, pembengkakan kaki bagian bawah, nyeri punggung bawah atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat badan menurun, mengompol, gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan tidur, keluhan pusing, keluhan dingin dan kesemutan, serta mudah gatal.
Lantas apa yang harus dilakukan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mengantisipasi kemungkinan timbulnya permasalahan ketergantungan, kesehatan,
atau upaya meningkatkan kesejahteraan Lansia ? Jika hal ini tidak dilakukan sejak dini, maka tunggu saja masalah ini akan merupakan bom waktu yang akan
mendatangkan permasalahan bangsa pada waktu yang akan datang. Kalaulah pada era tahun tujuh puluhan sampai dengan sekarang ini masalah pengendalian
kelahiran menjadi fokus pelaksanaan program di bidang kependudukan, maka bisa jadi jika program tersebut kurang berhasil pelaksanaannya maka bangsa ini akan
menghadapi sekaligus dua permasalahan di bidang kependudukan yaitu pengendalian angka kelahiran dan sekaligus masalah pertumbuhan serta
meningkatnya jumlah penduduk Lansia yang begitu tinggi. Sebagai pekerja sosial, di dalam membimbing masyarakat terkhusus pada
lanjut usia sebaiknya menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada satu program pun yang merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan kelompok selama tujuannya
memberikan pelayanan bagi masyararakat, terutama masyarakat lanjut usia.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Pemikiran