4. Waktu pengukuran Peneliti akan mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel atau tidak,
dengan melakukan pengujian reliabilitas kuesioner melalui bantuan komputer program “SPSS 16.0 for Windows”. Hasil pengolahan dari uji realibilitas
dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.908 17
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,00 Agustus 2012 Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
a. Kuesioner tersebut reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60 atau 0,6 Ghozali, 2005: 41-42
b. Kuesioner tersebut tidak reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60 atau 0,6 Ghozali, 2005: 41-42.
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha 60 atau 0,60, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan penjelasan dari hasil pengumpulan data yang dianalisis sehingga diperoleh gambaran jelas
mengenai objek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji model regresi, jika variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.
Menurut Ghozali 2005:110 cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
2. Uji Heteroskesdatisitas Menurut Ghozali 2005:105 Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji model regresi jika terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tutup, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang terdapat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis :
Universitas Sumatera Utara
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi jika ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol.
Menurut Ghozali 2005:92, Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu
Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menjelaskan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10.
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda