Jenis Bahan Tambah Lainnya

interaksi pengaruh bahan tambahan pada beton, khususnya interaksi pengaruh bahan tambahan pada semen sulit diprediksi. Sehingga diperlukan percobaan pendahuluan untuk menentukan pengaruhnya terhadap beton secara keseluruhan.

2.2.4.3 Jenis Bahan Tambah Lainnya

a Abu Kulit Gabah Rice Husk Ash Kulit gabah dari penggilingan padi dapat digunakan sebagi bahan bakar dalam proses produksi. Kulit gabah terdiri dari 75 bahan mudah terbakar dan 25 berat akan berubah menjadi abu. Abu ini dikenal dengan dengan Rice Husk Ash RHA yang mempunyai kandungan silika reaktif sekitar 85 – 90. Untuk membuat abu kulit gabah menjadi silika reaktif yang dapat digunakan sebagai material pozzolan dalam beton maka diperlukan kontrol pembakaran yang baik. Temperatur pembakaran tidak boleh melebihi 800°C sehingga dapat dihasilkan RHA yang terdiri dari silika yang tidak terkristalisasi. Jika kulit gabah ini terbakar hingga suhu lebih dari 850°C maka akan menghasilkan abu yang sudah terkristalisasi menjadi arang dan tidak reaktif lagi sehingga tidak mempunyai sifat pozzolan. RHA kemudian dapat digiling untuk mendapatkan ukuran butiran yang halus. RHA sebagai bahan tambahan dapat digunakan dengan mencampurkannya pada semen atau hanya memakai air kapur sebagai campuran untuk mendapatka beton dengan kuat tekan rendah. Universitas Sumatera Utara b Limbah Karet Cacahan karet ban merupakan salah satu bahan tambah ataupun pengganti pada agregat yang akhir –akhir ini mulai diteliti dampak penggunaannya terhadap campuran pada beton. Penggunaan cacahan karet ban ini dapat diperlakukan sebagai pengganti agregat kasar ataupun halus tergantung pada besar butiran cacahan karet yang digunakan. Dampak tahap awal yang diharapkan dari penggunaan cacahan karet ban ini adalah didapatnya nilai perilaku mekanik beton yang setara ataupun mendekati dengan beton normal. Sehingga didapat penghematan agregat dalam campuran beton tersebut. c Bahan serat Selain limbah dan industri metal, bahan serat fiber dapat pula meningkatkan kinerja beton, yang dikenal dengan beton berserat. Disini serat berfungsi sebagai tulangan mikro yang melindungi beton dari keretakan, meningkatkan kuat tarik dan lentur secara tak langsung. Serat juga meningkatkan kekuatan tekan dan daktilitas beton, meningkatkan kekedapan beton, serta meningkatkan daya tahan beton terhadap beban bertulang dan beban kejut. Sistem tulangan mikro yang terbuat dari serat-serat ini bekerja berdasarkan prinsip- prinsip mekanis, yaitu berdasar pada ikatan bond anatar serat dan beton, bukan secara kimiawi..Oleh karenanya, material komposit beron berserat akan menjadi bahan yang tak mudah retak. Proses kimiawi dalam beton tidak akan terpengaruh dengan adanya serat dan tidak akan merugikan proses pengerasanbeton dalam jangka pendek maupun Universitas Sumatera Utara panjang. Beberapa jenis bahan serat yang dapat dipergunakan dalam beton, antara lain serat alami rami, abaca, serat sintetis polyproplene. polyester, nylon, serat baja, dan fiber glass. Meningkatkan kuat tarik dan lentur, meningkatkan daktilitas dan kemampuan menyerap energi saat berdeformasi, mengurangi retak akibat susut beton, meningkatkan ketahanan fatigue beban berulang dan meningkatkan ketahanan impact beban tumbukan merupakan beberapa keunggulan beton berserat. 2.4.5 Abu Boiler Pabrik Kelapa Sawit PKS Abu kerak boiler ini adalah abu yang telah mengalami proses penggilingan dari kerak pada proses pembakaran cangkang dan serat buah pada suhu 700 – 800 o C pada dapur tungku boiler. Abu kerak boiler cangkang kelapa sawit merupakan biomass dengan kandungan silika SiO 2 yang potensial dimanfaatkan. Pembakaran cangkang dan serat buah menghasilkan kerak yang keras berwarna putih – keabuan akibat pembakaran dengan suhu yang tinggi dengan kandungan silika 61 . Tingginya kandungan silika ini membuat abu kerak boiler ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pozzolan dalam campuran beton. Universitas Sumatera Utara Proses terjadin yaitu limbah cair dan yaitu : a. Tahapan I Buah tandan sawi buah tandan sawi kali rebusan selam ke tempat bantinga Tandanannya kelua dalam proses tahap b. Tahapan II Buah sawit yang kulit daging menghasilkan C CPO asli dan ka Gambar 2.8 Abu Boiler dinya limbah sawit ini dapat digolongkan da dan limbah padat. Prosesnya sendiri terdiri da wit dimasukkan dalam lori dengan kapasitas sa wit masuk ke rebusan sebanyak 10 sepuluh lama 60 menit. Setelah direbus lalu diangkat da ntingan untuk memisahkan buah sawit denga eluar ke pembuangan dan buah sawitnya di hapan –II. ng terpisah dari tandanan masuk ke prose g biji dengan biji sawit. Kulit dagin CPO. Melalui proses penyaringan CPO, a kadar air. Kadar air itulah yang menjadi lim dalam dua jenis, dari dua tahapan, s satu lori 2,5 ton uh lori dalam satu t dan dimasukkan ngan tandanannya. di masukkan ke oses pemisahan ging biji dipres , akan diperoleh i limbah cair dan Universitas Sumatera Utara dibuang dialirkan ke kolam pembuangan limbah. Kolam limbah cair ada beberapa tahapan kolam, yaitu ; tahapan kolam pertama adalah tempat limbah cair langsung dari pabrik. Limbah cair dari kolam-I dialirkan ke kolam-II, dari kolam ke-II ke kolam-III, lalu dari kolam-III ke kolam-IV. Setelah limbah cair sampai ke kolam-IV kolam terakhir limbah cair tersebut sudah netral dan dapat berfungsi sebagai pupuk cair dimanfaatkan untuk menyiram bibit sawit atau pohon sawit. Biji sawit di masukkan ke mesin pemecah akan menghasilkan inti biji sawit bungkil dan cangkang biji. Inti biji sawi bungkil dikirim ke pabrik permintaan. Sebagian cangkang dengan sampahnya masuk ke ruang pembakaran dapur boiler dengan suhu sekitar 700 o C-800 o C untuk bahan bakar pabrik. Hasil pembakarannya inilah menghasilkan limbah padatan berupa abu boiler. Biasanya limbah abu boiler sering digunakan untuk penimbun jalan disekitar jalan perkebunan. Namun dibalik itu, ternyata limbah ini memiliki manfaat juga untuk campuran dalam beton. Kandungan oksida dalam abu boiler seperti SiO 2, Al 2 O 3, CaO dan lainnya sama seperti kandungan oksida pada semen yang dimana jika abu boiler digunakan dalam campuran beton akan menghasilkan beton yang kuat tanpa harus menghilangkan sifat asli dari beton normalnya. Tabel 2.5 Komposisi Kimia Abu Boiler Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA USU Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji K 2 O 2,12 SNI 02.2803.2000 MgO 2,23 AAS CaO 3,58 AAS Al 2 O 3 4,89 SNI 02.2804.2005 Universitas Sumatera Utara Fe 2 O 3 0,66 SNI 02.2804.2005 SiO 2 40,61 SNI 02.2804.2005 2.4.6 Abu Terbang Abu terbang dalam furnace pada pembakaran serta di ash adalah bahan lim sebagai limbah B3 . Berbahaya dan Berac Fly ash m dari pembakaran listrik. Fly ash ter yang telah mengala berada di dalam ga elektrostatik. Karen gasgas buangan, pa Fe 2 O 3 0,66 SNI 02.2804.2005 SiO 2 40,61 SNI 02.2804.2005 bang Fly Ash g merupakan limbah padat hasil dari proses da PLTU yang kemudian terbawa keluar di tangkap dengan mengunakan elektrostatic pr limbah dari pembakaran batu bara, yang 3 . PP No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan racun. Gambar 2.9 Fly Ash merupakan residu mineral dalam butir halus n batu bara yang dihaluskan pada suatu pusa terdiri dari bahan inorganik yang terdapat di da alami fusi selama pembakarannya. Bahan ini m gas-gas buangan dan dikumpulkan mengguna rena partikel-partikel ini memadat selama tersuspe n, partikel-partikel fly ash umumnya berbentuk Fe 2 O 3 0,66 SNI 02.2804.2005 SiO 2 40,61 SNI 02.2804.2005 oses pembakaran di uar oleh sisa-sisa c precipitator. Fly ng dikategorikan aan Limbah Bahan us yang dihasilkan pusat pembangkit di dalam batu bara ni memadat selama unakan presipitator rsuspensi di dalam uk bulat. Partikel- Universitas Sumatera Utara partikel fly ash yang terkumpul pada presipitator elektrostatik biasanya berukuran silt 0.074 – 0.005 mm. Bahan ini terutama terdiri dari silikon dioksida SiO 2 , aluminium oksida Al 2 O 3 dan besi oksida Fe 2 O 3 . Faktor-faktor utama yang mempengaruhi dalam kandungan mineral fly ash abu terbang dari batu bara adalah: • Komposisi kimia batu bara • Proses pembakaran batu bara • Bahan tambahan yang digunakan termasuk bahan tambahan minyak untuk stabilisasi nyala api dan bahan tambahan untuk pengendalian korosi.

2.4.6.1 Pembagian Kelas Fly Ash