kualitas tidur Ortuno dkk., 2005. Efek ini tidak hanya tergantung pada jumlah kafein dikonsumsi menjelang tidur, tetapi juga pada jumlah kafein yang
dikonsumsi sepanjang hari Porkka, 2011.
2.3. Kualitas Tidur pada Mahasiswa Kedokteran
Tidur menjadi perhatian khusus dalam populasi mahasiswa kedokteran karena memiliki hubungan dengan stres dan dapat berdampak terhadap kualitas
mereka dalam pembelajaran. Kurang tidur, yang diukur dengan kantuk di siang hari telah terbukti berdampak negatif terhadap kemampuan akademik mahasiswa.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran Estonia menunjukkan hubungan antara kualitas tidur yang buruk dan perkembangan
akademik mereka. Penelitian lain di kalangan mahasiswa kedokteran ditemukan bahwa kecemasan akibat ujian, lingkungan, dan tidak teraturnya jadwal kuliah
berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk Brick, Seely, dan Palermo, 2010; Veldi, Aluoja, dan Vasar, 2005.
2.3.1. Prevalensi Kualitas Tidur Buruk pada Mahasiswa Kedokteran
Di salah satu fakultas kedokteran di sebuah universitas di Brazil dilaporkan bahwa mahasiswa kedokteran tingkat akhir memiliki persentase
kualitas tidur yang buruk yang lebih tinggi daripada mahasiswa tahun pertama dan kedua, yakni 60 pada mahasiswa tingkat akhir, 11,5 pada mahasiswa tahun
kedua, dan 42,3 pada mahasiswa tahun pertama Lima dkk, 2009. Hampir sepertiga 32,5 mahasiswa kedokteran di sebuah universitas di Nigeria juga
mempunyai kualitas tidur yang buruk James, Omoaregba, dan Igberase, 2011. Di Malaysia dilaporkan 16,1 mahasiswa kedokteran memiliki kualitas tidur
yang buruk Zailinawati dkk, 2009.
2.4. Pittsburgh Sleep Quality Index
Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI adalah kuesioner baku emas yang digunakan untuk menilai kualitas tidur subjektif dan telah divalidasi pada kedua
Universitas Sumatera Utara
populasi klinis dan populasi non-klinis, termasuk perguruan tinggi dan mahasiswa pascasarjana Brick, Seely, dan Palermo, 2010.
PSQI terdiri dari sembilan belas item pertanyaan yang meliputi tujuh komponen, yakni kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur,
efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari. Setiap dari nilai komponen tujuh tersebut diberi bobot yang sama dengan
skala 0-3, 0 menunjukkan tidak ada kesulitan dan 3 menunjukkan kesulitan yang parah. Jumlah skor untuk nilai tujuh komponen ini akan menghasilkan satu skor
secara keseluruhan, mulai dari 0 hingga 21. Skor yang lebih tinggi menunjukkan kualitas tidur buruk, dan bila skor PSQI secara keseluruhan 5 maka seseorang
tersebut memiliki kualitas tidur yang buruk Buysse dkk, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Mahasiswa FK USU T.A 20132014
· Definisi : Mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012,dan 2013 yang masih terdaftar dan aktif di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara selama tahun akademik 20132014.
3.2.2. Jenis Kelamin
· Definisi : Identitas responden sesuai biologis atau fisiknya. · Kategori hasil :
o Laki-laki
o Perempuan
· Skala pengukuran : nominal
3.2.3. Tingkat Angkatan
· Definisi : Tahun masuk mahasiswa memulai pendidikan sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Mahasiswa FK USU T.A 20132014:
- Jenis kelamin - Tingkat angkatan
- Kebiasaan merokok - Kebiasaan olahraga
- Kebiasaan mengkonsumsi kopi
Kualitas tidur
Universitas Sumatera Utara