44
Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran IPA di SD, maka dapat disimpulkan IPA sangat penting untuk diberikan sejak usia SD karena
mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir. Selain itu, IPA juga berpotensi membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Di dalam
kurikulum KTSP, IPA lebih ditekankan untuk mempelajari alam sekitar serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Kerangka Pikir
Kemandirian memiliki peran penting bagi anak usia SD, khususnya pada anak usia SD kelas atas yang sudah mulai mandiri. Salah satu mata pelajaran yang
menuntut kemandirian belajar adalah IPA. Di dalam pembelajaran IPA lebih banyak ditekankan keterampilan proses siswa yang ditandai dengan kegiatan
belajar yang aktif. Selain itu, IPA juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga tak jarang siswa akan dihadapkan pada permasalahan yang
berkaitan dengan IPA. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
kemandirian belajar IPA pada siswa usia SD adalah model problem based learning PBL. Model tersebut sesuai untuk diterapkan karena dapat membantu
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis terhadap sajian masalah dengan belajar aktif. Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran akan
meningkatkan kemandirian belajarnya. PBL berfokus pada masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata, sehingga akan memudahkan anak usia SD
untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah guru atau berperan serta dalam tanya jawab atau
45
penugasan yang menekankan pada kemampuan menghafal pada pembelajaran biasa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha: Terdapat pengaruh positif signifikan penerapan problem based learning terhadap kemandirian belajar IPA.
Ho: Tidak terdapat pengaruh positif signifikan penerapan problem based learning terhadap kemandirian belajar IPA.
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif memiliki berbagai metode penelitian,
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimental design karena
kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- varibel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Desain ini terdiri dari dua kelompok, yakni
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pre test terlebih dahulu kemudian kelompok
eksperimen diberi perlakuan tertentu, untuk kemudian baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberikan post test untuk melihat efek dari
perlakuan pada
kelompok ekperimen,
sehingga dapat
diketahui peningkatanperubahan yang terjadi pada kelompok eksperimen dan dapat
membandingkannya dengan kelompok kontrol Uhar Suhasaputra, 2012: 163. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Desain quasi eksperimental dengan jenis nonequivalent control group
Kelas Pre test
Variabel Bebas Post Test
Eksperimen O
1
X O
2
Kontrol O
3
-- O
4