Definisi Variabel Operasional METODE KAJIAN

20 terhadap variabel-variabel kebijakan Harga Eceran Tertinggi HET pupuk dan Harga Pembelian Gabah oleh pemerintah dimana keduanya merupakan variabel signal pasar dan umum digunakan para pelaku pasar dalam operasionalisasi keputusan-keputusan mereka. Simulasi ketiga variabel kebijakan ini akan dilihat dampaknya terhadap perubahan variabel-variabel keputusan di dalam model. Variabel-variabel utama yang dilihat adalah keputusan menyalurkan pupuk baik oleh koperasi dan non- koperasi, jumlah pupuk yang tersedia dan digunakan petani, produksi gabah dan tingkat income petani, pembelian dan pengadaan gabahberas oleh masing- masing lembaga, dan variabel-variabel keputusan lainnya. Perubahan variabel- variabel dimaksud akan selalu dibandingkan antara koperasi dan non-koperasi untuk menguji efektifitas kebijakan dimaksud, dan semuanya akan menjelaskan peranan masing-masing lembaga di dalam ketahanan pangan khususnya pengadaan beras. Selain terhadap variabel kebijakan di atas, simulasi juga dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal variabel-variabel non-kebijakan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan bagi variabel-variabel keputusan yang dianalisis. Hasil-hasil simulasi ini selain menjelaskan peranan lembaga koperasi dan non-koperasi, juga sekaligus digunakan sebagai dasar membentuk model ketahanan pangan.

3.4. Definisi Variabel Operasional

1. Penawaran pupuk masing-masing Lini II sampai Lini IV adalah jumlah pupuk yang ditawarkan oleh masing-masing pelakunya ke pasar. Khusus pada Lini IV, penawaran ini terbagi atas dua yaitu penawaran oleh koperasi dan non- koperasi. Penawaran pupuk diukur dalam satuan ton. 2. Permintaan pupuk masing-masing Lini II sampai Lini IV dan oleh petani adalah jumlah pupuk yang diminta oleh masing-masing pelaku. Khusus pada Lini IV, permintaan pupuk terbagi atas dua bagian yaitu permintaan oleh koperasi dan non-koperasi. Mengikuti permintaan pupuk di Lini IV, permintaan pupuk pada tingkat petani juga terbagi atas dua bagian yaitu permintaan pupuk oleh petani sebagai anggota koperasi dan permintaan pupuk oleh petani yang bukan anggota koperasi petani non-koperasi. Permintaan pupuk diukur dalam satuan ton dan kilogram. 21 3. Produksi gabah terdiri atas gabah petani anggota koperasi dan gabah petani non-koperasi adalah jumlah gabah yang dihasilkan masing-masing petani selama satu periode panen, diukur dalam satuan ton atau kilogram. 4. Total produksi gabah petani adalah penjumlahan dari gabah petani anggota koperasi dan gabah petani non-koperasi, diukur dalam satuan ton atau kilogram. 5. Jumlah gabah yang dijual oleh petani anggota koperasi dan petani non- koperasi adalah bagian dari produksi gabah yang dapat mereka jual. Tidak semua gabah yang dihasilkan petani dijual untuk mendapatkan uang tetapi sebagian dikonsumsi sendiri oleh keluarganya. Jumlah penjualan gabah diukur dalam satuan ton atau kilogram. 6. Pendapatan petani anggota koperasi dan petani non-koperasi adalah pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi yakni dari hasil penjualan gabah mereka, diukur dalam satuan rupiah. 7. Jumlah gabah yang dibeli koperasi, non-koperasi, BulogDolog, dan Pemerintah Daerah setempat adalah jumlah gabah yang dibeli masing- masing lembaga dalam satu musim panen atau satu tahun, diukur dalam satuan ton. 8. Total pembelian gabah adalah penjumlahan dari pembelian gabah masing- masing lembaga, diukur dalam satuan ton. 9. Kontribusi pembelian gabah adalah kontribusi masing-masing lembaga dalam pembelian gabah per musim panen atau per tahun, diukur dalam satuan persen. 10. Jumlah gabah masing-masing lembaga adalah total jumlah gabah yang dimiliki masing-masing lembaga per musim panen atau per tahun, terdiri atas gabah yang baru dibeli dan stok gabah yang telah ada, diukur dalam satuan ton. 11. Total penawaran gabah mewakili propinsi adalah total jumah gabah yang ditawarkan per musim panen atau per tahun dan merupakan penjumlahan dari jumlah gabah masing-masing lembaga, diukur dalam satuan ton. 12. Penawaran beras masing-masing lembaga adalah jumlah beras yang diproduksi dan ditawarkan masing-masing lembaga per musim panen atau per tahun, diukur dalam satuan ton. 22 13. Total penawaran beras mewakili propinsi adalah total jumlah beras yang ditawarkan per musim panen atau per tahun dan merupakan penjumlahan dari jumlah beras masing-masing lembaga, diukur dalam satuan ton. 14. Total modal koperasi adalah total jumlah modal yang dimiliki koperasi dalam satu tahun, merupakan penjumlahan dari modal sendiri anggota koperasi dan modal luar. Modal sendiri anggota koperasi adalah bagian modal koperasi yang berasal dari modal anggota, sedangkan modal luar koperasi adalah bagian modal yang diperoleh dari luar koperasi. Ketiganya diukur dalam satuan rupiah. 15. Aset koperasi adalah total nilai aset koperasi per tahun, diukur dalam satuan rupiah. 16. Kapasitas produksi beras koperasi adalah kemampuan menghasilkan beras per musim panen atau per tahun berdasarkan kapasitas sarana dan prasarana yang dimiliki koperasi, diukur dalam satuan ton atau kwintal. 17. Produksi beras koperasi adalah jumlah beras yang diproduksi per musim panen atau per tahun, diukur dalam satuan ton atau kwintal. 18. Volume usaha koperasi volume adalah total nilai hasil usaha koperasi per tahun, diukur dalam satuan rupiah. 19. SHU adalah nilai sisa hasil usaha koperasi per tahun, diukur dalam satuan rupiah. 20. Bagian sisa hasil usaha anggota koperasi adalah bagian SHU yang diterima masing-masing anggota dihitung secara rata-rata, diukur dalam satuan rupiah. 21. Produktivitas koperasi adalah angka atau indeks yang mengukur produktivitas anggota, asset, modal, dan SHU. Formulanya adalah volume usaha dibagi satuan variabel yang bersangkutan. IV. GAMBARAN UMUM DISTRIBUSI PUPUK DAN PENGADAAN BERAS 4.1. Arti Penting Pupuk dan Beras Bagi Petani, Pemerintah dan Ketahanan Pangan Pupuk dan beras adalah dua komoditi pokok dalam sistem ketahanan pangan nasional. Pupuk sebagai bahan kimia atau organisme berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Melalui pupuk tanaman pangan menghasilkan produksi pangan. Pupuk digunakan petani untuk meningkatkan produksi gabah mereka. Kekurangan penggunaan pupuk mengakibatkan produksi gabah petani menurun. Dengan demikian kebutuhan akan pupuk adalah hal yang utama bagi petani dalam peningkatan produksi gabah mereka. Gabah petani menghasilkan beras yang dikonsumsi sebagai pangan pokok. Dalam sistem ketahanan pangan nasional, beras memiliki peran penting meskipun bukan lagi merupakan bahan pangan satu-satunya sumber karbohidrat. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sejak turun temurun. Budidaya tanaman padi penghasil beras telah menyatu dengan kehidupan masyarakat tani Indonesia. Karena itu komoditi beras memiliki peran ganda terutama bagi petani sebagai sumber pangan dan lapangan usaha maupun bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan sebagai bahan pangan pokok dalam sistem ketahanan pangan nasional. Pemerintah memandang ketahanan pangan sebagai hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional untuk membentuk manusia Indonesia berkualitas, mandiri, dan sejahtera. Untuk mencapai ketahanan pangan tersebut perlu diwujudkan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam serta tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Beras merupakan salah satu bahan pangan pokok penting di dalam sistem ketahanan pangan sehingga dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah merasa penting untuk mengatur produksi dan pengadaan beras agar tersedia bagi masyarakat. 24

4.2. Subsidi Pupuk