Pengenalan dan Berbagai Jenis Ikan di Pulau-Pulau Derawan Hasil Pembagian Ikan dan Berdasarkan Lokasi Penangkapan

N adalah jumlah total individu N = Σ ni dan S = jumlah jenis. Dalam proses perhitungan nilai indeks-indeks tersebut dilakukan dengan piranti lunak PRIMER 5 dalam menghitung rumus-rumus tersebut. Gambar 1: lokasi pengambilan sampel BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengenalan dan Berbagai Jenis Ikan di Pulau-Pulau Derawan

5 Proses yang di dapatkan dalam hasil tangkapan ikan di padang lamun pada keenam lokasi pengamatan seluruhnya berjumlah 1.708 individu yang mewakili 58 jenis dari 30 suku, sedangkan berat total hasil tangkapan seluruhnya adalah 56.645,2 gram. Tingkat keanekaragaman jenis ikan tersebut diprediksi berhubungan dengan kondisi terumbu karangdan lamun di sekitarnya relatif masih baik. Pada Tabel 1 memperlihatkan total hasil tangkapan ikan padang lamun serta nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh pada masing-masing lokasi pengamatan. Lokasi pengamatan dari masing-masing pulau memiliki karakteristik ikan yang bervariasi dan beragam. Pada lampiran 1 menyajikan sebaran ikan padang lamun yang tertangkap dengan jaring tarik beach seine pada 6 lokasi. Jika dilihat dari jumlah jenisnya, maka Pulau Samama dan Pulau Derawan 1 merupakan lokasi yang paling tinggi jumlah jenis ikannya yaitu masing-masing terdiri dari 22 dan 21 jenis, dengan jumlah individu hasil tangkapan yang sama pada kedua lokasi tersebut yaitu masing-masing 185 ekor.Tingginya jumlah jenis hasil tangkapan pada kedua lokasi tersebut mengakibatkan nilai indeks keanekaragaman H’ sangat tinggi. Sementara nilai indeks kemerataan E dan nilai indeks dominasi D yang diperoleh memberikan indikasi bahwa pada kedua lokasi tersebut tidak adanya dominasi dari jenis-jenis ikan tertentu, bisa dikatakan bahwa tidak ada dominasi khusus dari masing-masing ikan. Tabel 1: Total hasil tangkapan ikan padang lamun dan Nilai Indeks Keanekaragaman pada masing-masing lokasi pengamatan.

3.2. Hasil Pembagian Ikan dan Berdasarkan Lokasi Penangkapan

Lokasi yang terdiri 6 lokasi yang berbeda di sekitar Pulau-Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Pembagian berdasarkan lokasi ikan bisa memudahkan dalam 6 mengetahui tingkat Keseragaman, keanekaragaman dan pemerataan dari masing-masing individu ikan. Tabel 2: Jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik beach seine di Pulau Samama Pulau Samama dan Pulau Derawan 1 merupakan lokasi yang memiliki bentangan reef flat yang cukup luas serta ditumbuhi lamun yang relatif lebih padat dibandingkan dengan lokasi-lokasi lainnya. Kedua faktor tersebut merupakan kondisi yang ideal bagi ikan-ikan di sekitarnya untuk memanfaatkan areal padang lamun sebagai tempat berlindung ataupun tempat mencari makan. Namun demikian karena Pulau Derawan merupakan pulau yang telah banyak dihuni penduduk, mengakibatkan areal padang lamun yang ada disekitar pulau tersebut lambat laun akan mengalami tekanan kerusakan sebagai akibat dari aktivitas 7 penduduk setempat. Terdegradasinya areal padang lamun di pulau ini semakin terasa hanya dalam kurun waktu beberapa tahun sudah terlihat perbedaannya, yakni areal yang ditumbuhi padang lamun semakin sempit serta kepadatannya semakin berkurang. Sebaliknya Pulau Samama sampai kini kondisi areal padang lamunnya masih tetap terjaga. Hal ini dikarenakan pulau tersebut tidak berpenghuni serta jarang dikunjungi, sehingga tekanan akibat aktivitas manusia di lokasi ini relatif rendah. Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik beach seine di areal padang lamun pada lokasi Pulau Samama didominasi oleh jenis-jenis yang tergolong dalam suku Gerridae sebanyak 58,38 dari seluruh hasil tangkapan. Dua jenis ikan dari suku Gerridae yang mendominasi hasil tangkapan tersebut adalah Gerres abreviatus dan Gerres macrosoma, sedangkan jenis-jenis lainnya tertangkap dengan jumlah individu yang relatif lebih sedikit. Tabel 2 memperlihatkan komposisi jenis, jumlah individu dan sebaran ukuran beserta berat total ikan hasil tangkapan di daerah padang lamun lokasi Pulau Samama. Panjang baku ikan Gerres macrosoma dapat mencapai 250 mm Weber Beaufort 1940, sedangkan yang tertangkap di perairan Pulau Samama memiliki panjang baku antara 113-130 mm. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah padang lamun di Pulau Samama dijadikan sebagai tempat mencari makan ataupun tempat berlindung bagi ikan-ikan muda. Tabel 3 di bawah ini dapat dilihat jenis-jenis ikan yang tertangkap beach seine di Pulau Derawan. Jenis-jenis dari suku Labridae dan Lethrinidae merupakan jenis yang dominan di lokasi tersebut. Jenis-jenis ikan dari suku Labridae lebih banyak menghabiskan waktunya berada di padang lamun dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa suku Labridae merupakan khas ikan di padang lamun. Selain itu hadirnya jenis ikan dari suku Lethrinidae dari golongan ikan konsumsi memberikan indikasi bahwa lokasi padang lamun di pulau ini merupakan tempat mencari makan ataupun sebagai tempat berlindung bagi ikan-ikan muda yang bernilai ekonomi. 8 Tabel 3: Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik di Pulau Derawan 1, Perairan Pulau-Pulau Derawan, Kalimantan Timur. 9 Tabel 4. Jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik di Pulau Panjang, Perairan Pulau-Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Bila dilihat dari total individu dan bobot basah hasil tangkapan, maka Pulau Panjang merupakan lokasi dengan jumlah hasil tangkapan serta bobot basah yang terbesar. Sebanyak 466 ekor ikan dengan bobot basah 18.254,1 gram dari 14 jenis ikan yang tertangkap tersebut. Jenis-jenis dari suku Gerridae dan Apogonidae turut memberikan sumbangan yang besar terhadap jumlah hasil tangkapan di Pulau Panjang. Suku Gerridae yang tertangkap sebanyak 310 ekor dengan bobot basah 13.330 gram, merupakan 69,52 dari total hasil tangkapan di perairan ini. Jenis Apogon sp Apogonidae tertangkap sebanyak 103 ekor dengan bobot basah 133.9 gram merupakan 23,90 dari total hasil tangkapan Tabel 4. Pulau Kakaban merupakan lokasi dengan jumlah jenis hasil tangkapan yang terkecil, namun memiliki jumlah individu terbesar dibandingkan dengan hasil tangkapan pada seluruh lokasi pengamatan. Pada lokasi ini hanya empat jenis ikan yang tertangkap yang umumnya berukuran dewasa dan pemakan plankton. Hal ini berhubungan erat dengan kondisi perairan setempat serta ketersediaan pakannya di alam. Ikan-ikan yang tertangkap dengan jaring tarik di lokasi ini mendiami sisi Pulau dengan bentangan reef flat dengan substrat karang mati, 10 sedangkan pada sisi Pulau yang berseberangan memiliki bentangan reef flat yang sempit slope dijumpai beberapa koloni karang hidup yang telah rusak akibat aktivitas pengeboman. Ikan-ikan yang tertangkap dengan jaring tarik di lokasi ini diperoleh jumlah individu sebanyak 515 ekor dengan bobot 1.466,9 gram. Jenis ikan dari suku Clupeidae yakni Sardinella sp yang mendominasi hasil tangkapan 71.65 pada lokasi Pulau Kakaban, selanjutnya suku Atherinidae juga memberikan sumbangan terhadap hasil tangkapan sebanyak 11,16 Tabel 5. Syahailatua 1998 yang mengamati aspek reproduksi ikan Sardinella sp di Teluk Ambon menemukan bahwa ikan ini telah mengalami matang gonad pada kisaran ukuran antara 115-119 mm, sedangkan individu yang ditemukan pada penelitian ini memiliki kisaran ukuran yang relatif lebih kecil. Hadirnya jenis Sardinella sp di lokasi penelitian dengan jumlah populasi yang melimpah mengindikasikan bahwa daerah padang lamun di Pulau Kakaban dijadikan sebagai daerah asuhan nursery ground bagi anakan jenis ikan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Kikuchi 1974 bahwa peranan tradisional padang lamun adalah sebagai daerah asuhan. Oleh karena itu padang lamun di daerah harus dijaga dari aktivitas manusia yang merusak. Tabel 5: Jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik di Pulau Kakaban Kecamatan Pulau-Pulau Derawan, Kalimantan Timur. 11 Tabel 6. Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik di Pulau 12 Sangalaki Kecamatan Pulau-Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Tabel 7: Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan jaring tarik Gosong Pasir Derawan Derawan 2 Tabel 6 dan Tabel 7 memperlihatkan hasil tangkapan yang dilakukan di Pulau Sangalaki dan Gosong Pasir Derawan Pulau Derawan 2. Karakteristik dasar perairan kedua lokasi ini relatif berbeda. Gosong pasir Derawan merupakan gundukan pasir luas dan tidak bervegetasi. Keberadaannya cukup labil mengikuti musim, dimana aktivitas ombak dan angin 13 yang menentukan besarnya timbunan pasir yang membentuk gosongan menjadi sebuah pulau. Sebaliknya struktur pantai Pulau Sangalaki relatif lebih stabil karena telah terbentuk dalam waktu yang relatif lebih lama. Hal ini terlihat dari adanya tumbuhan lamun dan algae yang tumbuh dengan subur serta lokasi pantainya berdekatan dengan daerah terumbu karang. Dari jenis-jenis ikan yang tertangkap di kedua lokasi tersebut dapat dikatakan bahwa lokasi Gosong Pasir Derawan Derawan 2 lebih banyak dikunjungi oleh jenis-jenis ikan yang berasosiasi dengan substrat pasir berlumpur serta kondisi dasar perairan yang relatif keruh. Sebaliknya perairan pantai Pulau Sangalaki selain ikan-ikan yang hidup beradaptasi dengan perairan keruh yang hadir di lokasi ini, terdapat juga beberapa jenis ikan karang yang mencari makan di lokasi ini. Jarak antara kedua lokasi ini relatif tidak berjauhan, sehingga kecenderungan untuk hadirnya jenis ikan yang sama pada kedua lokasi tersebut dapat saja terjadi. Jika dilihat dari sebaran ukurannya, nampak bahwa sebagian besar jenis ikan yang ditemukan tergolong ikan-ikan muda. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi padang lamun juga sebagai daerah asuhan bagi ikan-ikan yang ada di sekitarnya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Jelbart et al 2007 yang melaporkan hasil tangkapan yang diperoleh pada daerah lamun yang berdekatan dengan areal mangrove, terdiri dari ikan-ikan yang berukuran kecil atau belum mencapai ukuran dewasa. Dengan demikian daerah padang lamun di lokasi penelitian menggunakan daerah padang lamun sebagai daerah asuhan ataupun tempat mencari makan. Penelitian in dilakukan pada siang hari, namun dapat diprediksi bahwa jumlah jenis relatif tidak berbeda jauh dengan jenis-jenis ikan yang mengunjungi padang lamun pada siang hari. Hammerschlag Serafy 2009 mengemukakan bahwa ikan-ikan yang mengunjungi daerah mangrove dan lamun pada malam hari relatif sedikit dan sangat berhubungan dengan musim, jenis ikan dan stadia dalam hidupnya. BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan