Hasil Uji Regresi
Tabel 1 Hasil Uji Regresi
Variabel independen
Intensi Etis dan moderasi
Kesadaran Etis
Pertimbangan Etis
Koef. p-Value
.172 .000 Magnitude Consequence
.107 .088 Social Concensus
-.017 .797 Temporal Immediacy
.436 .000 I*Kode etik
.139 .359 R*Kode etik
-.095 .226 MC *Kode etik
.001 .996 SC *Kode etik
-.037 .865 TI *Kode etik
Taxonomy , salah satunya menjelaskan terhadap pengambilan keputusan etis yang posisi situationists yang merupakan per-
terdiri atas kesadaran etis, pertimbangan paduan idealisme yang tinggi/kuat yang
etis, dan intensi etis akuntan publik tidak mengusulkan implementasi aturan etik
mendapat dukungan secara empirik. Hasil universal dengan relativisme tinggi, sehing-
penelitian ini menunjukkan bahwa kode
ga dalam hal ini pertimbangan atas pe- etik sebagai prinsip-prinsip etik tidak di- mikiran idealis menjadi kurang diperlukan
gunakan oleh akuntan publik melainkan karena sudah ada kode etik, dan faktor
lebih menggunakan nilai-nilai personal tersebut menjadi saling mengisi atau meng-
dalam penilaian. Perpaduan ini juga telah ambil bagian bersama dengan idealisme di
digambarkan oleh taxonomy of ethical ideo- dalam mempengaruhi kesadaran etis akun-
logy , sebagai perpaduan yang disebut tan publik.
subjectivists (relativisme-subyektifistik). Situationists yang berarti mengikuti
Demikian juga dengan hasil pengujian aturan-aturan etik universal untuk men-
kode etik terhadap variabel intensitas etis capai hasil terbaik merupakan idealisme
menunjukkan bahwa kode etik memperkuat tinggi karena menggambarkan sudah ada
pengaruh positif intensitas etis–magnitude pemikiran baik sebelum ada pemikiran
consequence terhadap kesadaran etis akuntan yang fokus pada suatu isu etis sebagai fakta
publik tidak mendapat dukungan secara empirik. Selanjutnya pertimbangan berada
empirik. Faktor situasional kode etik tidak pada posisi relativisme tinggi karena sesuai
mempunyai pengaruh memperkuat pe- fakta empirik juga relativisme mempe-
ngaruh positif intensitas etis–magnitude ngaruhi signifikan terhadap kesadaran etis
consequence terhadap kesadaran etis akuntan akuntan publik.
publik, mengandung makna bahwa besar- Hasil pengujian variabel lainnya me-
nya untung atau rugi sudah merupakan nunjukkan bahwa kode etik memperkuat
pemikiran yang kuat pada individu-indi- pengaruh negatif filosofi etis–relativisme
vidu akuntan publik berdasarkan sampel.
Dampak Kode Etik ...– Winata, Khomsiyah
Kode etik sebagai prinsip-prinsip etis uni- Perpaduan social consensus kuat atau versal yang tertulis menjadi fokus perhatian
tinggi yang merepresentasi relativisme hanya pada saat isu etis terjadi atau
tinggi dan kode etik yang tidak mempunyai dihadapi oleh salah seorang dari akuntan
pengaruh memperkuat pengaruh positif publik.
social consensus terhadap kesadaran etis Berdasarkan fakta bahwa kode etik
yang merepresentasi idealisme rendah, sebagai prinsip-prinsip etis universal yang
menggambarkan posisi taxonomy of ethical tertulis merupakan representasi dari idea-
ideology subjectivistis (Forsyth, 1980), sedang- lisme, menunjukkan relativisme tinggi kare-
kan perpaduan idealisme tinggi dan tempo- na kode etik tidak memperkuat pengaruh
ral immediacy lemah yang merupakan magnitude consequence terhadap kesadaran
indikasi relativisme rendah menggambar- etis akuntan publik. Magnitude consequence
kan posisi absolutists.
yang merepresentasi relativisme tidak Hasil pengujian atas peran variabel berpengaruh pada kesadaran etis sebelum
kode etik terhadap pengaruh idealisme, adanya kode etik menggambarkan relativis-
relativisme, dan tiga dimensi intensitas etis me rendah, sehingga menjadi idealisme
terhadap pertimbangan etis menunjukkan tinggi. Idealisme dan relativisme tinggi
bahwa kode etik tidak mampu memperkuat merupakan representasi perpaduan situati-
pengaruh positif idealisme terhadap per- onists di dalam taxonomy of ethical ideology.
timbangan etis akuntan publik. Hal ini Hasil pengujian kode etik yang di-
mengambarkan bahwa prinsip-prinsip etik harapkan memperkuat pengaruh positif
digunakan di dalam menuntun kebijakan, intensitas etis–social consensus terhadap
tetapi terbuka untuk pengecualian secara kesadaran etis akuntan publik tidak men-
pragmatis. Di dalam taxonomy of ethical dapat dukungan secara empirik. Hal ini
ideology digambarkan sebagai perpaduan mengisyaratkan makna bahwa terdapat
situationists . Idealisme yang tidak berpe- kesamaan yang mendasar antara kode etik
ngaruh pada pertimbangan etis mengindi- dengan social consensus. Kode etik adalah
kasikan idealisme lemah atau relativisme sarana untuk memasukkan konsensus-kon-
tinggi dan idealisme tinggi juga karena sensus yang telah disepakati bersama oleh
kode etik tidak memperkuat pengaruh IAPI menjadi dasar kesadaran etis akuntan
idealisme pada pertimbangan etis sebagai publik.
faktor individual, sehingga menjadikan Hasil pengujian kode etik terhadap
idealisme tinggi dan relativisme tinggi. dimensi temporal immediacy menunjukkan
Hasil pengujian kode etik terhadap bahwa kode etik tidak memperkuat pe-
dimensi ketiga dari pengambilan keputusan ngaruh positif intensitas etis dimensi
etis yaitu intensi etis yang diharapkan dapat temporal immediacy terhadap kesadaran etis
memperkuat pengaruh positif filosofi etis– akuntan publik. Kode etik yang merupakan
idealisme terhadap intensi etis akuntan representasi dari idealisme bermakna lemah
publik tidak mendapat dukungan empirik. karena tidak berpengaruh memperkuat
Hal ini mengisyaratkan bahwa pada tahap pengaruh temporal immediacy terhadap ke-
intensi etis jika dipandang dari taxonomy of sadaran etis akuntan publik mengindi-
ethical ideology , maka akuntan publik berada kasikan relativisme tinggi. temporal imme-
pada perpaduan situationists atau idealisme diacy tidak berpengaruh terhadap kesadaran
tinggi yang direpresentasi oleh kode etik etis akuntan publik sebelum adanya kode
yang tidak memperkuat pengaruh idealis- etik bermakna lemah pengaruhnya ter-
me terhadap pertimbangan etis dan relativis- hadap kesadaran etis, mengindikasikan
me tinggi sebelum ada pengaruh kode etik idealisme tinggi.
sebagai faktor situasional.
274 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 259 – 278
Demikian juga dengan filosofi etis– tivists terjadi karena idealisme rendah yang relativisme terhadap intensitas akuntan
direpresentasikan oleh kode etik lemah publiktidak mendapat dukungan empirik.
tidak berpengaruh pada intensi etis, dan Hal ini bermakna bahwa akuntan publik
temporal immediacy kuat yang merepresen- berada pada perpaduan subyectivists di
tasikan relativisme tinggi. dalam taxonomy of ethical ideology (Forsyth 1980). Perpaduan subjectivists terjadi pada
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN
saat relativisme tinggi yang berpengaruh
IMPLIKASI
kuat terhadap intensi etis sebelum pe-
Simpulan
ngaruh faktor situasional, dan kode etik Berdasarkan analisis yang telah dilaku- lemah sebagai representasi idealisme yang
kan, maka simpulan hasil penelitian ini rendah.
adalah terdapat dampak yang memperkuat Hasil pengujian kode etik yang di-
faktor-faktor situasional pada pengaruh harapkan mampu memperkuat pengaruh
faktor-faktor individual dalam pengambilan positif intensitas etis–magnitude consequence
keputusan etis yaitu: (1) Terdapat dampak terhadap intensi etis akuntan publik tidak
kode etik pada pengaruh idealisme ter- mendapat dukungan empirik. Hal ini me-
hadap kesadaran etis, sementara pada nunjukkan bahwa akuntan publik berdasar-
relativisme, magnitude consequence, social kan sampel berada pada perpaduan
consensus, dan temporal immediacy tidak ber- situationist dalam taxonomy of ethical ideology
pengaruh pada pengambilan keputusan etis (Forsyth, 1980). Situationists merupakan
akuntan publik, (2) Kode etik tidak mem- perpaduan filosofi etis relativisme tinggi
punyai pengaruh pada semua pengaruh yang direpresentasikan oleh kode etik yang
dimensi-dimensi pada faktor-faktor indi- tidak memperkuat atau lemah, dan magni-
vidual filosofi etis dan intensitas etis ter- tude consequence yang tidak berpengaruh
hadap pertimbangan etis akuntan publik, pada intensi etis sebelum pengaruh faktor
(3) Kode etik tidak mempunyai pengaruh situasional kode etik artinya relativisme
yang memperkuat pengaruh idealisme, rendah atau idealisme tinggi.
relativisme, magnitude consequence, social Demikian juga hasil pengujian pada
consensus dan temporal immediacy terhadap dimensi intensitas etis–social consensus
intensi etis akuntan publik. terhadap intensi etis akuntan public tidak
mendapat dukungan secara empirik. Hal ini
Keterbatasan
menunjukkan bahwa akuntan publik berada Keterbatasan penelitian ini adalah: (1) pada perpaduan situationists dalam taxo-
Penyebaran kuesioner penelitian belum nomy of ethical ideology . Perpaduan tersebut
mempertimbangkan situasional kritis dan menggambarkan pengaruh yang lemah dari
non kritis respondennya. Waktu yang kode etik sebagai representasi dari relativis-
berbeda-beda responden dapat berada pada me tinggi dan social consensus sebagai
kondisi pemikiran yang kritis atau tidak, representasi dari relativisme rendah karena
maka situasi ini akan berpengaruh pada tidak berpengaruh pada kode etik, sehingga
jawaban kuesioner yang diberikan, (2) merupakan idealisme tinggi.
Penelitian belum melibatkan narasumber Pada dimensi temporal immediacy ter-
dan responden yang lebih majemuk, se- hadap intensi etis akuntan publik, kode etik
hingga dapat diperbandingkan lebih ba- juga tidak mampu memperkuat pengaruh
nyak profesi akuntan yang bekerja menurut positif intensitas etis dimensi temporal
bidang profesi yang berbeda-beda dan res- immediacy terhadap intensi etis akuntan
ponden yang membedakan akuntan publik publik, bermakna bahwa akuntan publik
(big four dan non big four) dan akuntan berdasarkan hasil sampel masuk dalam
publik berafiliasi lokal, (3) Jumlah respon- perpaduan subjectivists. Perpaduan subjec-
den yang mengembalikan kuesioner (me-
Dampak Kode Etik ...– Winata, Khomsiyah
ngisi) sebanyak 138 responden atau sebesar 33%. Responden yang tidak mengembalikan sebanyak (67%) belum tentu mempunyai jawaban yang sama dengan jawaban res- ponden yang kembali. Terbatasnya jumlah kuesioner kembali (respon rate) tersebut sangat memungkinkan terjadinya bias, (4) Penelitian etis dilakukan dengan model hubungan linear padahal etis menyangkut permasalahan yang kompleks. Pengisian kuesioner penelitian dilakukan di tempat seminar, maka kemungkinan responden menjawab secara normatif, (5) Penelitian belum memperkuat fokus pada manajemen organisasi yang dapat menciptakan iklim etis dan situasional dari iklim etis, dan (6) Faktor-faktor individual yang utama dan kode etik belum dilakukan monitoring dan evaluation terus menerus. Monitoring dan evaluation terus menerus diperlukan karena telah berkembang dimensi-dimensi dari filosofi etis dan intensitas etis.
Implikasi Implikasi bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Kode etik dan idealisme yang sifatnya positif terhadap pengambilan keputusan dan kode etik berpengaruh menurunkan peran idealisme terhadap kesadaran etis. Pengaruh yang positif dari kedua faktor tersebut menggambarkan bahwa kode etik dapat dijadikan sarana untuk penerapan pokok-pokok pikiran idealisme dalam prak- tik pengambilan keputusan etis. Pemikiran idealisme yang sulit diterapkan dapat di- simulasikan melalui penerapan kode etik organisasi sampai tercipta iklim etis.
Temuan ini memperkuat argumentasi bahwa kode etik harus terus dikembangkan dan disosialisasi lebih mendalam. Secara teoretis sudah ada dasar pemikiran yang kuat untuk menerapkan kode etik yang penting. Adanya kode etik yang lengkap dapat menanggulangi pengaruh temporal immediacy yang terlalu kuat. Implikasi bagi
lembaga pemerintah atau lembaga pe- nyusun regulasi.
Filosofi etis dimensi idealisme ber- dasarkan hasil uji hipotesis terungkap mem- punyai pengaruh kuat pada kesadaran etis akuntan publik. Berdasarkan temuan ini patut diungkapkan bahwa penelitian ini menyarankan untuk mempertahankan ting- kat idealisme yang tinggi terus menerus, dilaksanakan kurikulum etika bisnis yang lebih komprehensif di dalam pendidikan akuntansi secara formal atau yang lebih penting lagi di dalam program pelatihan yang rutin. Di lembaga pemerintah atau pe- nyusun regulasi, sebaiknya dipertimbang- kan penempatan kaum idealis yang ber- fokus pada peran control saja di dalam implementasi etik.
Implikasi bagi IAI dan IAPI
Pada tahap awal, kode etik perlu di- implementasikan dengan seksama, disosia- lisasi dan didiskusikan dalam seminar- seminar dan pelatihan yang dilakukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Insti- tut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Per- hatian yang seksama terhadap kode etik dan aturan-aturan, berpengaruh besar ter- hadap perkembangan pertimbangan etis individu-individu dengan kesadaran etis yang tinggi. Implementasi kode etik yang terus membaik merupakan indikator bahwa iklim etis sudah mulai tumbuh, maka selanjutnya kode etik hanya diimplementasi secara khusus dalam mengatur hubungan tertentu yang belum tumbuh iklim etis.
Seminar dan lokakarya yang bertema etis secara terjadwal sangat baik untuk dikembangkan di organisasi Ikatan Akun- tan Indonesia atau Institut Akuntan Publik Indonesia. Adanya seminar dan lokakarya yang terjadwal akan mempererat komuni- kasi antara akuntan publik terutama di dalam memecahkan permasalahan etis yang terjadi dalam praktik, menggalang ter- bentuknya social consensus dan memper- tinggi filosofi etis para akuntan publik.
276 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 259 – 278
Implikasi bagi praktisi dan manajemen
Barlaup, K., H. I. Dronen, dan I. Stuart. 2009.
suatu organisasi
Restoring Trust in Auditing: Ethical Pelatihan dan seminar yang terjadwal
Discernment and The Adelphia Scan- dengan baik merupakan wadah yang baik
dal. Managerial Auditing Journal 24(2): untuk memutuskan suatu social consensus
183-203.
dalam mendukung keputusan etis yang Buchan, H. F. 2005. Ethical Decision Making sudah diputuskan bersama. Filosofi etis
in the Public Accounting Profession: An dimensi relativisme berdasarkan hasil uji
Extention of Ajzen’s Theory of Planned hipotesis yang telah dilakukan, meng-
Behaviour. Journal of Business Ethics ungkapkan bahwa ternyata beberapa akun-
61(2): 165-181.
tan publik yang menjadi responden pada Callanan G. A., P. F. Roterberry, D. F. Perri, penelitian ini mempunyai persepsi yang
dan P. Oehlers. 2010. Contextual kuat dalam kesadaran etis, pertimbangan
Factors as Moderators of the Effect of etis, dan intensi etis.
Employee Ethical Ideology on Ethical Intensitas etis dimensi magnitude conse-
Decission–Making. International Journal quence, social consensus dan temporal imme-
of Management 27(1): 52. diacy mempunyai pengaruh yang kuat
Chan, S. Y. S. dan P. Leung. 2006. The terhadap kesadaran etis, pertimbangan etis
Effects if Accounting Students’ Ethical dan intensi etis. Akuntan publik perlu mem-
Reasoning and Personal Factors on pertimbangkan secara seksama besarnya
Their Ethical Sensitivity. Managerial dampak yang ditimbulkan apakah sebagai
Auditing Journal 21(4): 436-457. suatu kerugian atau keuntungan dari suatu
Craft, L. 2013. A Review of The Empirical keputusan etis yang telah diambilnya.
Ethical Decision-Making Literature – Untuk menjaga baik atau buruknya tinda-
2004 – 2011; Organizational Leadership, kan di dalam praktik diperlukan suatu
Policy and Development. Journal of konsensus masyarakat sebagai pendukung
Business Ethics 117(2): 221-259. atau penyeimbang. Kemudian seorang
Croxford, J. L. 2010. Determinant of Ethical akuntan perlu memperhatikan kedekatan
Decision Making: A Study of Accoun- waktu antara suatu tindakan etis dengan
tant in a Multinational Firm. Disserta- dampak yang ditimbulkannya, agar dapat
tion . Capella University. Minneapolis. melakukan penanggulangan jika terjadi
Cullinan, C., D. Bline, R. Farrar, dan D. suatu kecenderungan dampak dari suatu
Lowe. 2008. Organization Harm vs. tindakan etis telah terjadi.
Organization-Gain Ethical Issues: An Pengaruh filosofi etis dimensi relativis-
Exploratory Examination of The Effects me dan intensitas etis dimensi magnitude
of Organizational Commitment. Journal consequence terhadap intensi etis yang bisa
of Business Ethics 80(2): 225–235. berdampak kurang baik karena individu-
Dickerson, C. 2009. Ethical Decision Making individu cenderung akan selalu berintensi
in Public Accounting: Investigating untuk melakukan suatu tindakan yang etis
Factors that Influence Auditors’ Ethical karena pertimbangan untung rugi saja dan
Sensitivity. Dissertation. Clarement Gra- dapat menggunakan segala cara untuk
duate University. California. mempertahankan kehendaknya.
Elango B., K. Paul, S. K. Kundu, dan S. K. Paudel. 2010. Organizational Ethics,
DAFTAR PUSTAKA
Individual Ethics, and Ethical Inten- Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned
tions in International Decision-Making. Behavior; Organizational Behavior and
Journal of Business Ethics 97(4): 543–561. Decision Processes. Academic Press.
Ferrell, O. C., J. Fraedrich, dan L. Ferrell. Inc-University of Massachusetts at
2011. Business Ethics Ethical Decision Amherst, MA.
Making and Cases . Edisi 8. South-Wes-
Dampak Kode Etik ...– Winata, Khomsiyah
tern Cengage Learning 5191 Natorp Kareacer, S., R. Gohar, M. Aygun, dan C. Boulevard, Mason, OH 45040. USA.
Sayin. 2009. Effects of Personal Values Ford, R. C. dan W. D. Richardson. 1994.
on Auditor’s Ethical Decisions: A Ethical Decision Making: A Review of
Comparison of Pakistani and Turkish the Empirical Literature. Journal of
Professional Auditors. Journal of Busi - Business Ethics
ness Ethics 88(1): 53-64. Forsyth, D. R. 1980. A. Taxonomy of Ethical
Leung, P. dan B. J. Cooper. 2005. Accoun- Ideologies. Journal of Personality and
ting, Ethical Issues and The Corporate Social Psycology 39(1): 175.
Governance Context. Australian Accoun- Gaffikin M. dan ASL. Lindawati. 2012. The
ting Review 15(35): 79-88. Moral Reasoning of Public Accountants
Lin, C. dan Y. Ho. 2008. An Examination of in The Development of a Code of
Cultural Differences in Ethical Decision Ethics: The Case of Indonesia. Austra-
Making Using The Multidimensional lian Accounting Business and Finance
Ethics Scale. Social Behaviour and Journal 6(1): 10.
Personality 36(9): 1213-1222. Gilbert, D. R., J. A. F. Stoner, dan E.
Lv, W. L. dan Y. Huang. 2012. How Freeman. 2009. Management. 6 th Edition .
Workplace Accounting Experience and Pearson Publication.
Gender Affect Ethical Judgement. Social Greenfield, Jr. A. C., C. S. Norman, dan B.
Behaviour and Personality 40(9): 1477- Wier. 2007. The Effect of Ethical
Orientation and Professional Commit- Maree, K.W. dan S. Radloff. 2007. Factor ment on Earnings Management Beha-
Affecting Ethical Judgement of South vior. Journal of Business Ethics 83(3): 419-
African Chartered Accountant. Meditari 434.
Accounting Research 15(1): 1-18. Haines, R. dan L. N. K. Leonard. 2007.
Marques, P. A. dan J. Azevedo-Pereira. Situational Influence on Ethical Deci-
2009. Ethical Ideology and Ethical sion-Making in an IT Context. Infor-
Judgements in The Portuguese Accoun- mation dan Management 44(3): 313-320.
ting Profession. Journal of Business Ethics Hofmann, E., E. Hoelzl, dan E. Kirchler.
2007. A Comparison of Models Describ- McKinney, J. A., T. L. Emerson, dan M. J. ing the Impact of Moral Decision
Neubert. 2010. The Effects of Ethical Making on Investment Decisions.
Codes on Ethical Perceptions of Actions Journal of Business Ethics 82(1): 171-187.
Toward Stakeholders. Journal of Business Ionescu, L. 2010. Exploring The Ethics of
Ethics 97(4): 505–516. Accounting. Contemporary Reading in
McMahon, J. M. dan R. J. Harvey. 2007. The Law and Social Justice 2(1): 158-163.
Effect of Moral Intensity on Ethical Jin, D. 2012. A Review of the Empirical
Judgment. Journal of Business Ethics Literature on Ethical Decision Making:
2004–2010 . Tsinghua University–School Musbah, A. Y. S. 2010. The Role of of Economics & Management. Center
Individual Variables, Organizational for Leadership Research and Develop-
Variables, and Moral Intensity Dimen- ment, SSRN.
sions in Accountants’ Ethical Decision Jones, M. T. 1991. Ethical Decision Making
Making: A Study of Management by Individual in Organization: An
Accounting in Libya. Disertation. Uni- Issue-Contingent Model. The Academy of
versity of Huddersfield Business Management Review 16(2): 366–395.
School. Queensgate, England.
278 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 2, Juni 2017 : 259 – 278
Ng, J. W., G. P. A. Lee, dan A. Moneta. 2009. Issues. Journal of Business Ethics 46(3): Design and Validation of a Novel New
213-234.
Instrument for Measuring the Effect of Shafer, E. W. 2008. Ethical Climate in Moral Intensity on Accountants’ Pro-
Chinese CPA Firms. Accounting, Organi- vensity to Manage Earnings. Journal of
zations and Society 33(7): 825-835. Business Ethics 84(3): 367–387.
Shaw, J. 2006. Intention in Ethics. Canadian Nguyen N. T. dan M. D. Biderman. 2008.
Journal of Philosophy 36(2): 187-223. Studying Ethical Judgments and Beha-
Suartana, I. W. 2010. Akuntansi Keperilakuan– vioral Intentions Using Structural
Teori dan Implementasi . Penerbit Andi. Equations: Evidence from the Multi-
Yogyakarta.
dimensional Ethics Scale. Journal of Sweeney, B. dan F. Costello. 2009. Moral Business Ethics 83(4): 627–640.
Intensity and Ethical Decision-Making: Pflugrath, G., N. M. Bennie, dan C. Liang.
An Empirical Examination of Under- 2007. The Impact of Codes of Ethics and
graduate Accounting And Business Experience on Auditor Judgments.
Students. Accounting Education: An Managerial Auditing Journal 22(6): 566-
International Journal 18(1): 75–97. 599.
Wolk, H. I., J. L. Dodd., dan J. J. Rozycki. Ross dan Robertson. 2003. A Typology of
2008. Accounting Theory: Conceptual Situational Factors: Impact on Sales-
Issues in A Political and Economic person Decision-Making About Ethical
Environment . Seventh Edition. Sage Publications Inc.