Kronologis Perkembangan Biologis Manusia

B. Kronologis Perkembangan Biologis Manusia

1. Asal Usul Manusia

Menurut penyelidikan para ahli, sebelum ada manusia seperti sekarang ini, telah ada makhluk pendahulu manusia yang disebut Australopithecus, artinya kera dari selatan. Mereka hidup antara 8 juta - 2 juta tahun yang lalu. Keadaannya mirip dengan kera, tetapi jalannya tegak seperti manusia. Mereka adalah jenis pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging (omnivorus). Mereka hidup di padang- padang terbuka dan bertempat tinggal di gua-gua.

Sejarah SMA/MA Kelas X

Dalam teori evolusinya, Charles Darwin (1809-1882) mengatakan bahwa manusia dan kera adalah satu keturunan. Teori ini dikemukakan pada tahun 1864. Namun, pada waktu itu belum dapat ditemukan bukti, sehingga terdapat apa yang disebut missing link, artinya mata rantai yang hilang. Ketika E. Dubois menemukan jenis mahkluk purba Pithecanthropus Erectus (1890), di Trinil, Ngawi lembah Bengawan Solo, penemuannya dianggap sangat penting. Sebab, makhluk ini dianggap sebagai missing link seperti yang dikemukakan oleh para ahli.

Berdasarkan penyelidikan dapat diketahui bahwa jenis manusia ini mem- punyai isi atau volume otak 900 cc. Duduk kepalanya di atas leher, tulang kening- nya menonjol ke muka, bagian hidung bergandeng menjadi satu. Ciri-ciri lainnya, tulang dahinya lurus ke belakang, tulang kakinya sudah cukup besar, gerahamnya masih besar. Dari ciri-ciri tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jenis manu- sia itu merupakan makhluk yang kedudukannya antara manusia dan kera, tetapi sudah dapat berjalan tegak. Penemuan tersebut dalam dunia pengetahuan di- anggap sangat penting karena menjadi bukti dan dapat memecahkan perma- salahan yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam Teori Evolusinya.

Bagan konsepsi lama mengenai missing link dan konsepsi baru

mengenai mahkluk induk

Konsep Lama Konsep Baru Manusia

Kera-kera besar Manusia

Missing link Makhluk induk

Kera Makhluk induk

Ditinjau dari sudut biologi (ilmu hayat), manusia merupakan salah satu dari sejuta lebih jenis makhluk yang ada dan termasuk golongan binatang menyusui atau mamalia. Dalam kelas mamalia yang merupakan kelas besar dapat dibagi atas suku diantaranya ada yang disebut suku Primat. Termasuk dalam suku Primat adalah manusia jenis kera, mulai dari yang kecil (Tarsii) sampai pada yang besar, seperti Gorila dan manusia masuk di dalamnya.

Suku Primat terbagi ke dalam subsuku, yaitu subsuku Prosimii dan sub- suku Anthropoid. Para ahli biologi menempatkan manusia ke dalam suku-suku Anthropoid, yang kemudian masih dibagi lagi menjadi tiga infrasuku, yaitu infrasuku Ceboid, infrasuku Cercopithecoid, dan infrasuku Hominoid. Dalam infrasuku Ceboid termasuk semua jenis kera, baik yang telah punah maupun

Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia

Untuk lebih jelasnya, perkembangan dari suku Primat sampai kepada Homo Sapiens, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Suku Subsuku

Ras Australoid

Homo Sapiens Mongoloid Caocasoid Negroid

Pithecantropus Primat

(Sumber : Koentjaraningrat, 1996 :43 )

Bagan 6.1 Suku Primat dan sub-sub Golongan

2. Perkembangan Biologis Manusia Indonesia

Secara khusus perkembangan kronologis biologis manusia Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikut.

Di Indonesia, khususnya di Jawa, ditemukan beberapa jenis manusia purba pada berbagai lapisan pleistosen. Menurut letaknya, pada pleistosen yang paling bawah hingga pleistosen yang paling atas, maka dapat disusun fosil-fosil manusia tersebut menurut evolusinya dari bentuk yang paling sederhana sampai dengan yang paling maju adalah sebagai berikut.

Sejarah SMA/MA Kelas X

Masa Jenis Holosen

Homo Sapiens Pleistosen Atas (Lapisan dan

Homo Soloensis Fauna Ngandong)

Homo Wajakensis Pleistosen Tengah

Pithecantropus Erectus (Lapisan dan Fauna Trinil)

Pleistosen Bawah Pithecantropus Robustus (Lapisan dan Fauna Jetis)

Pithecantropus Mojokertensis Megantropus Paleo Javanicus

(Sumber : R. Soekmono, 1984 : 29 )

Bagan 6.2 Evolusi Manusia Indonesia

3. Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Menurut pendapat sarjana Kern dan Heine Geldern, nenek moyang bangsa kita berasal dari daratan Asia. Mula-mula nenek moyang kita mendiami daerah Yunnan (Cina Selatan), kemudian pindah ke selatan (India Belakang). Oleh suatu sebab yang belum diketahui hingga saat ini, mereka kemudian pindah lagi. Perpindahan tersebut diperkirakan terjadi antara tahun 2000 SM hingga tahun 300 SM dan berlang-

Sumber : Tugiyono KS. 1985 . Atlas dan Lukisan Sejarah, hal.15

sung secara bergelombang. Gerak Gambar 6.3 Rakit dan Perahu Cadik yang diperguna- tujuan perpindahan mereka ke kan nenek moyang kita dalam mengarungi lautan luas. pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia. Pulau-pulau itulah yang kemudian menjadi tanah airnya yang terakhir. Dengan rakit dan perahu cadik mereka mengarungi lautan selatan yang luas dan akhirnya sampailah di tanah pusaka Nusantara.

Pulau-pulau di sebelah selatan daratan Asia tersebut lazim disebut dengan nama Austronesia (Austro = selatan, nesos = pulau). Bangsa yang mendiami daerah Austronesia di- sebut bangsa Austronesia. Bangsa Austronesia mendiami daerah yang sangat luas, yaitu meliputi daerah-

Sumber : Tugiyono KS. 1985 . Atlas dan Lukisan Sejarah, hal.15

daerah atau pulau-pulau yang mem- Gambar 6.4 Perahu Cadik pada relief candi Borobudur.

Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia

Bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia disebut Bangsa Melayu. Mereka adalah nenek moyang langsung bangsa Indonesia sekarang. Bangsa Melayu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Bangsa Proto Melayu (bangsa Melayu Tua) dan Bangsa Deutero Melayu (bangsa Melayu Muda)

a. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua) Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke

Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/ jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya - Sumatra dan jalan timur, yaitu melalui Pilipina - Sulawesi Utara.

Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi daripada kebudayaan Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo = baru, lithos = batu). Meskipun barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik. Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal ialah kapak persegi dan kapak lonjong.

Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu yang melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa melalui jalan timur. Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan bangsa Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia. Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu, misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan Toraja.

b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda) Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai

memasuki Indonesia. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda ini berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini kadang kala disebut orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada bangsa Proto Melayu. Peradaban mereka ditandai dengan kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil kebudayaan mereka telah terbuat dari logam. Mula-mula dari perunggu dan kemudian dari besi. Hasil kebudayaan logam di Indonesia yang terpenting ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara. Di bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih dahulu. Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka. Mereka juga telah mengenal perikanan laut dan pelayaran, sehingga rute perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan laut. Bangsa Indonesia

Sejarah SMA/MA Kelas X Sejarah SMA/MA Kelas X

Sumber : Tugiyono KS. 1985 .Atlas dan Lukisan Sejarah, hal.13

Gambar 6.5 Daerah penyebaran bahasa dan budaya Melayu Austronesia meliputi empat wilayah yaitu Melayu Indonesia, Melayu Melanesia, Melayu Mecronesia dan Melayu Polinesia.

Selanjutnya berdasarkan perbedaan ras, manusia ( penduduk ) Indonesia awal paling tidak ada 4 (empat) ras, yaitu Manusia Purba, Ras Weddid (Wedda), Ras Papua - Melanesoida (Negrito), dan Ras Melayu (Austronesia).