Mazhab Antropologi Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Yang Berhubungan Dengan Pengguguran Kandungan

mencium bau tidak sedap yang mengakibatkan gugurnya janin. Tetapi sebab yang paling penting adalah: 27 1. Tujuan menggugurkan kandungan karena takut miskin atau penghasilan yang tidak memadai. 2. Tujuan menggugurkan kandungan karena ibu khawatir anak yang tengah disusuinya terhenti mendapatkan ASI 3. Takut janin tertular penyakit yang diderita ibu atau ayahnya 4. Kekhawatiran akan kelangsungan hidup ibu apabila kehamilan membahayakan kesehatannya 5. Niat menggugurkan janin pada kandungan kehamilan yang tidak disyariatkan akibat perzinahan

4. Teori Sebab-sebab Kejahatan

28

A. Mazhab Antropologi

Lambroso berpendapat, bahwa kejahatan adalah bawaan sejak lahir. Namun pada suatu masa tertentu pandangan terhadap orang-orang buas, jahatbukanlah suatu pengecualian, tetapi suatu aturan hukum karena itu pula tidak ada yang memandangnya sebagai kejahatan dan perbuatan demikian disamakan dengan tindakan-tindakan yang sama sekali tidak dapat dicegah. Lambroso mencoba membuktikan rumus ini tanpa kritikan, dan sering dicari dari sumber 27 Abbas Syauman,Hukum Aborsi dalam Islam,Jakarta:Cendekia Sentra Muslim,2004, hal 60 28 Ediwarman,Op.cit, hal 31-52 Universitas Sumatera Utara yang paling buruk, bahan-bahan untuk membuktikan, bahwa orang lelaki yangperadabannya penjahat dari sejak lahirnya pencuri, suka memperkosa dan membunuh dan kalau perempuan adalah pelacur. Sebagai contoh: Pembunuhan anak Pengguguran Kandungan atau pembunuhan terhadap anak yang baru lahir banyak sekali terjadi dikalangan orang yang masih sederhana peradabannya yang hidupnya masih menggembara dan oleh mereka sendiri tidak dipandang sebagai perbuatan jahat. Keterangan mengapa mereka berbuat demikian adalah berhubungan dengan sulitnya penghidupan, yang memaksa mereka berbuat demikian, jika tidak berbuat demikian, seluruh kelompok akan musnah. Ini semua bukan karena kebengisan atau kurang cinta terhadap anaknya. Berdasarkan pandangan ini, Lambroso mengadakan penyelidikan secara antropologi mengenai penjahat-penjahat yang terdapat di dalam rumah penjara dan terutama mengenai tengkoraknya. Kesimpulan dari penyelidikan tersebut adalah bahwa para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda- tanda tertentu umpamanya pencuri isi tengkoraknya kurang dari pada yang lain, terdapt kelainan dari pada tengkoraknya. Juga dalam otaknya terdapat keganjilan yang seakan-akan memperingatkan pada otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkan adanya kelainan-kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain dari pada orang biasa, seperti tulang rahang lebar, muka menceng, tulang dahi melengkung ke belakang, dan lain-lain. Kesimpulannya adalah penjahat umumnya dipandang dari sudut antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri, seperti halnya dengan Universitas Sumatera Utara bangsa Negro yang dilahirkan sedemikan rupa tidak mempunyai predisposisi untuk kejahatan, tetapi suatu predistinansi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubah bentuk rupa. Sifat sejak lahir ini juga dikenal dari adanya stigma-stigma lahir, jadi terdapat suatu Negro yang dapat dikenal, demikian juga halnya dengan penjahat. Selama beberapa waktu Lambroso dengan penganut-penganutnya menyatakn bahwa penjahat adalah seorang penderita penyakit epilepsi. Winkler dalam pernyataannya lebih berhati-hati dari pada Lmbroso dan tidak menyebutkan adanya type penjahat, tetapi menyatakan bahwa dengan tidak insyaf hakim memilih orang-orang yang dahinya sempit dan tulang rahangnya lebar, dikategorikan sebagai penjahat. Bahwa ajaran Lambroso pada umumnya tidak dapat hasil yang baik, baik teorinya mengenai penjahat sejak lahir maupun type penjahat tidak dipertahankan

B. Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan