Komunikasi Antarpribadi Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya informasi tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun. b. Mendidik to educate Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan kreativitas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberikan pendidikan untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal disekolah maupun untuk di luar sekolah, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang. c. Menghibur to entertain Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa. d. Mempengaruhi to influence Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku kea rah yang baik dan moderniasasi.

2.2.2 Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi didefenisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “ The Interpersonal Communication Book” sebagai : “ Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika “ The process of sending and receiving messages between two person, or among a small groups of persons, with some effect and some immediate feedback Devito, 2007 : 4. Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk lain dari komunikasi seperti komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Istilah lain dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi antarpribadi merupakan pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan feedback yang langsung. Menurut Barnlund 1968, komunikasi antarpribadi merupakan pertemuan antara dua orang atau mungkin empat orang yang terjadi spontan dan tidak berstruktur dalam Hidayat,2012:41. Sedangkan menurut Kathleen S. Verderber et.al 2007 komunikasi antapribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna dalam Budyatna dan Ganiem ,2011:14. Universitas Sumatera Utara Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi adalah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing- masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama mutual understanding dan empati Effendy,2007:60. Secara teoritis komunikasi antarpribadi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi diadik dyadic communication yang berlangsung antara dua orang dan komunikasi triadik triadic communication yang berlangsung dengan tiga orang pelaku. Komunikasi diadik lebih efektif dari pada komunikasi triadik, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada satu komunikan, sehingga komunikator dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya. Selain itu, umpan balik yang diharapkan juga terjadi karena proses komunikasi yang berlangsung efektif Mulyana,2005:80. Komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan accurancy yang paling tinggi derajatnya dalam setiap situasi. Untuk kesamaan dan ktidaksamaan dalam derajat pasangan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi, Everet M. Rogers mengetengahkan istilah homophily dan heterophily yang dapat memperjelas hubungan komunikator dan komunikan dalam komunikasi antarpribadi. Homophily adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya, seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial dan sebagainya. Sedangkan heterophily sebagai kebalikan dari homophily, didefenisikan sebagai derajat pasangan orang- orang yang berinteraksi yang berada dalam sifat-sifat tertentu Effendy,2007:64. Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antarpribadi dan bukan komunikasi lainnya yang terangkum dari pendapat-pendapat Reardon 1987, Effendy 1986, Porter dan Samovar 1982. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah Liliweri, 1991:31 : 1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal 2. Melibatkan pernyataanungkapan yang spontan, scripted, contrived 3. Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan dinamis 4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang sebelumnya 5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik Universitas Sumatera Utara 6. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan 7. Melibatkan didalamnya bidang persuasif Komunikasi antarpribadi merupakan suatu action oriented, tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi antarpribadi ini bermacam-macam Suranto,2011:19 : 1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi antarpribadi hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan cuek. Apabila diamati lebih serius, orang yang berkomunikasi dengan tujuan sekedar mengungkapkan perhatian kepada orang lain, bahkan terkesan “hanya basa-basi”. Meskipun bertanya, tetapi sebenarnya tidak terlalu berharap akan jawaban atas pertanyaan itu. 2. Menemukan diri sendiri. Seseorang melakukan komunikasi antarpribadi karena ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi antarpribadi dengan orang lain, maka terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri sendiri maupun orang lain. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang dibenci. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka seseorang memperoleh informasi berharga untuk mengenal jati diri atau dengan kata lain menemukan diri sendiri. 3. Menemukan dunia luar. Dengan komunikasi antarpribadi diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual. Dengan adanya informasi ini maka dapat dikenali dan ditemukan keadaan dunia luar yang sebelumnya tidak diketahui. Jadi komunikasi merupakan “jendela dunia”, karena dengan berkomunikasi dapat mengetahui berbagai kejadian di dunia luar. 4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis. Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu bekerja sama dengan orang lain. Semakin banyak teman yang diajak bekerja sama maka semakin lancarlah pelaksanaan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi antarpribadi yang diabdikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. 5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya, komunikasi adalah sebuah fenomena, sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap. 6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu. Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi antarpribadi sekedar untuk mencari kesenangan atau hiburan. Berbicara dengan teman mengenai acara perayaan ulang tahun, berdiskusi mengenai olahraga, bertukar cerita-cerita lucu adalah pembicaraan untuk mengisi dan menghabiskan waktu. Disamping itu juga dapat mendatangkan kesenangan, karena Universitas Sumatera Utara komunikasi antarpribadi semacam ini dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan suasana rileks, ringan dan menghibur dari semua keseriusan berbagai kegiatan sehari-hari. 7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi. Komunikasi antarpribadi dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi dan salah interpretasi yang terjadi antara sumber dan penerima pesan karena dengan komunikasi antarpribadi dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan interpretasi. 8. Memberikan bantuan konseling. Dalam kehidupan sehari-hari, dikalangan masyarakat pun dapat dengan mudah diperoleh contoh yang menunjukkan fakta bahwa komunikasi antarpribadi dapat dipakai sebagai pemberian bantuan konseling bagi orang lain yang memerlukannya. Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak sebagai konselor maupun konseling dalam interaksi antarpribadi sehari-hari. Misalnya seorang remaja “curhat” kepada sahabatnya mengenai putus cinta. Tujuan melakukan “curhat” tersebut adalah untuk mendapatkan bantuan pemikiran sehingga didapat solusi yang baik. Dilihat dari sudut pandang humanistik, komunikasi antarpribadi memiliki lima karakteristik yaitu keterbukaan openness, empati empathy, sikap mendukung supportiveness, sikap positif possitiveness, dan kesetaraan equality dalam Devito,1997:259 : 1. Opennes keterbukaan maksudnya adalah bahwa komunikasi antarpribadi akan efektif apabila terdapat keinginan untuk membuka diri terhadap lawan bicara kita, keinginan untuk bereaksi dengan jujur pada pesan yang disampaikan oleh lawan bicara kita, keinginan untuk bereaksi dengan jujur pada pesan yang disampaikan oleh lawan bicara kita, keinginan untuk menghargai bahwa perasaan dan pemikiran yang disampaikan oleh lawan bicara kita, keinginan untuk menghargai bahwa perasaan dan pemikiran yang disampaikan selama proses komunikasi berlangsung adalah kepunyaan kita sendiri owning of feels and thought. Dalam situasi seperti ini diantara pelaku komunikasi akan tercipta keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta masing-masing pihak bertanggungjawab atas apa yang disampaikannya. 2. Empathy empati, yaitu ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan identitas diri sendiri. Melalui empati kita bisa memahami baik secara emosi maupun secara intelektual apa yang pernah dialami oleh orang lain. Empati harus diekspresikan sehingga lawan bicara kita mengetahui bahwa kita berempati padanya, sehingga dapat meningkatkan efektivitas komunikasi. 3. Supportiveness mendukung maksudnya adalah komunikasi interpersonal akan efektif apabila tercipta suasana yang mendukung. Nuansa dukungan akan tercipta apabila proses komunikasi Universitas Sumatera Utara bersifat deskriptif dan tidak evaluative, serta lebih fleksibel dan tidak kaku. Jadi dalam proses penyampaian pesan gunakanlah kata-kata atau kalimat yang deskriptif dan tidak memberikan penilaian, kemudian tunjukkan bahwa masing-masing pelaku komunikasi bersedia mendengarkan pendapat lawan bicara dan bahkan mengubah pendapat kalau memang diperlukan. 4. Positiveness sikap positif maksudnya adalah dalam komunikasi antarpribadi yang efektif para pelaku komunikasi harus menunjukkan sikap yang positif dan menghargai keberadaan orang lain sebagai seseorang yang penting stroking. 5. Equality kesetaraan maksudnya adalah penerimaan dan persetujuan terhadap orang lain yang menjadi lawan bicara. Harus disadari bahwa semua orang bernilai dan memiliki sesuatu yang penting yang bisa diberikan pada orang lain. Kesetaraan dalam komunikasi antarpribadi harus ditunjukkan dalam proses pergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Evert M. Rogers dalam Hidayat,2012:43 menyebutkan beberapa karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu arus pesan cenderung dua arah, konteks komunikasi adalah tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi, kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi, kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban dan efek yang terjadi antara lain perubahan sikap. Namun demikian, dari sekian pendapat tentang karakteristik komunikasi antarpribadi tersebut, belum ada secara simplisit para pakar menyebutkan bahwa komunikasi antarpribadi juga melibatkan media. Selama ini yang diketahui atau yang disampaikan adalah komunikasi antarpribadi itu terjadi secara langsung dan tatap muka face to face. Tetapi, tidak pernah terpikirkan bahwa komunikasi antarpribadi juga melibatkan media sebagai saluran komunikasi. Kebanyakan hubungan atau mungkin semua, berkembang melalui tahap-tahap. Kita tidak menjadi kawan akrab segera setelah pertemuan terjadi. Keakraban tumbuh secara bertahap melalui serangkaian langkah atau tahap. Adapun tahap-tahap dalam pengembangan hubungan yaitu kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan, dan pemutusan Devito,1997:233. Tahap- tahap ini menggambarkan hubungan seperti apa adanya. Tahap-tahap ini tidak mengevaluasi atau menguraikan bagaimana seharusnya hubungan itu berlangsung. Berikut ini adalah uraian dari tahap-tahap pengembangan hubungan, yaitu : 1. Kontak. Pada tahap pertama kita membuat kontak, ada beberapa macam persepsi alat indera. Menurut beberapa periset, selama tahap inilah dalam empat menit pertama interaksi anda Universitas Sumatera Utara memutuskan apakah anda ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap ini penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Namun, kualitas-kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga terungkap pada tahap ini. 2. Keterlibatan. Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. 3. Keakraban. Pada tahap keakraban, anda mengikat diri anda lebih jauh pada orang ini. Anda mungkin membina hubungan primer, dimana orang ini menjadi sahabat baik atau kekasih anda. 4. Perusakan. Pada tahap perusakan anda mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang anda pikirkan sebelumnya. Pada tahap ini tidak lagi banyak pengungkapan diri yang terjadi. Jika tahap perusakan ini berlanjut, anda memasuki tahap pemutusan. 5. Pemutusan. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. Hubungan antarpribadi dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan antarpribadi yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung diantara peserta komunikasi. Miler dalam Hidayat, 2012:56 menyatakan bahwa : “ Memahami proses komunikasi antarpribadi menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan pada gilirannya secara serentak, perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut”. Rakhmat dalam Hidayat,2012:56 memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan relasi antarpribadi yang baik, yaitu : percaya, sikap suportif, dan sifat terbuka. Berikut ini uraiannya : 1. Percaya trust secara ilmiah didefenisikan sebagai upaya mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Adapun faktor utama yang menumbuhkan sikap percaya yaitu menerima, empati dan kejujuran. 2. Suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang bersikap defensif apabila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empati. Dengan sikap defensif, komunikasi antarpribadi akan gagal karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah dan pengalaman defensif. 3. Sikap terbuka, yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Teori Penetrasi Sosial