terbaik untuk investasi jika ekonomi di suatu negara trennya sedang menanjak.
5. Manajemen sosial
Tujuan dari public relation adalah untuk memberikan kesan keluar yang baik dari perusahaan. Hubungan baik antara pemilik dan penyewa akan
menghasilkan banyak keuntungan didalam manajemen properti.
2.1.1.6 Properti sebagai Sumber Investasi
Tanah dan bangunan adalah salah satu bidang investasi yang paling popular saat ini danggap sebagai salah satu bidang investasi yang paling mantap karena
cirinya yang dapat melawan inflasi. Dengan kata lain seorang investor yang menginvestasikan uangnya dalam bentuk tanah dan atau bangunan tidak perlu
bimbang dengan keselamatan modalnya, malahan presentasi kenaikan nilai tanah telah menarik minat investor menginvestasikan modalnya. Dari segi pendapatan
pula kebanyakan investasi dalam bentuk tanah dan bangunan tidak mengalami banyak masalah. Kareteristik yang terdapat dalam bidang investasi properti tanah
dan bangunan: 1.
Investasi adalah bersifat jangka panjang 2.
Biaya untuk membeli dan menjualnya relatif tinggi 3.
Waktu yang diperlukan untuk membeli dan menjualnya adalah panjang 4.
Bukti kepemilikan kadangkala dapat menjadi masalah yang menyulitkan 5.
Jumlah modal yang diperlukan untuk membeli tanah dan bangunan adalah relatif lebih tinggi dan tak dapat dibeli sebagian dari sahamnya.
6. Mungkin terdapat banyak masalah dalam hal pemilikannya
Universitas Sumatera Utara
7. Tanah adalah terbuka pengaruh undang-undang dan kebijaksanaan serta
politik Negara, dimana hal ini mungkin akan mempunyai pengaruh negatif terhadap suatu kepentingan atas tanah tersebut.
8. Terdapat unsur “kemegahan” seseorang yang menjadi tuan tanah dalam
arti lain pemilikan tanah melupakan lambang “status sosial” seseorang 9.
Nilai tanah senantiasa naik seiring dengan waktu merupakan satu kontrol yang baik terhadap inflasi.
10. Hasil dari investasi di dibidang properti secara umumnya jauh lebih tinggi
daripada hasil dari jumlah yang sama diinvetasikan dalam bentuk investasi lain.
2.1.1.7 Faktor-faktor Penentuan Lokasi Perumahan
Penentuan lokasi perumahan dapat didasarkan pada beberapa pertimbangan. Karsten 1920 mengajukan gagasan bahwa lokasi perumahan didasarkan pada
tingkat ekonomi bukan dipisahkan atas dasar etnis. Watts 1950, menerapkan prinsip zoning dan sejak itu pengertian kota lebih ditekankan pada land use
planning. Ide dasar pembangunan perumahan adalah menciptakan kreasi suatu lingkungan pemukiman kota yang terpadu dan harmonis sebagai suatu kesatuan
fungsi tersendiri Djoyodipuro, 1992. Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan lokasi perumahan adalah sebagai berikut: 1 fisik dasar : topografi,
iklim, kondisi tanah, dan drainase; 2 fisik geografis: lokasi geografis yang strategis; 3 prasarana dan sarana : jaringan jalan dan utilitas umum; 4 fasilitas
kebutuhan: pasarpertokoan, pendidikan, peribadatan, kesehatan, hiburan, pemerintahan; dan 5 lingkungan: pencemaran air, pencemaran udara,
pencemaran suara, kenyamanan lingkungan, kebersihan dan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan, kepadatan bangunan dan penduduk, dan krisis bencana alam. Kualitas lokasi perumahan yang baik dapat terwujud apabila didukung dan
ditunjang oleh faktor daya dukung lingkungan, fungsi lingkungan, estetika lingkungan, dan penataan lingkungan yang berkelanjutan. Berdasarkan kajian
teoritis, faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi perumahan adalah: 1.
Kelayakan fisik Lokasi kawasan perumahan harus mempunyai kondisi geologi dan topografi
yang dapat menjamin keamanan. Kawasan perumahan harus mempunyai tingkat kemantapan dan kestabilan yang tinggi serta mempunyai tingkat
kelerengan yang rendah Departemen P U, 1981. Sementara itu, Kepmen PU Nomor 378KPTS1987 menyebutkan bahwa lokasi perumahan harus
memenuhi persyaratan antara lain: tidak berada di bawah permukaan air setempat, mempunyai kemiringan lahan yang relatif datar, dan aman dari
bencana geologi. Djayadinata 1999 menyatakan bahwa untuk kawasan perumahan, kemiringan lereng yang diijinkan adalah 15. Keadaan tanah,
topografi, drainase mempengaruhi penataan lokasi dan desain bangunan. 2.
Ketersediaan air bersih Lokasi perumahan harus memenuhi persyaratan antara lain tersedianya air
bersih. Beberapa kemungkinan air bersih dapat diperoleh melalui saluran PDAM, sumur artesis, sumur pantek, mata air, penjernihan air sungai dan
sebagainya Kepmen PU Nomor 378KPTS1987. 3.
Aksesibilitas Aksesibilitas yang baik diperlukan untuk kriteria penentuan lokasi perumahan
sebagai pelayanan kota terhadap kemudahan berhubungan dengan tempat
Universitas Sumatera Utara
kerja, sekolah-sekolah, pusat perbelanjaan, pusat pemerintahan, kepolisian, dinas pemadam kebakaran, pengangkutan sampah dan sebagainya. Hal
tersebut sejalan dengan hasil penelitian Firmansyah 1991 yang mengungkapkan pentingnya ketersediaan angkutan umum dalam penentuan
lokasi perumahan
2.1.1.8 Penilaian Properti Real Estate Perumahan