1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah pajak daerah dan retribusi
daerah berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap belanja modal pada pemkabpemkot di provinsi Sumatera Utara?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui pengaruh pajak daerah dan retribusi
terhadap belanja modal pada pemkabpemkot di provinsi Sumatera Utara.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan
mengenai pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal pada pemkabpemko di provinsi Sumatera Utara.
2. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah, untuk memberikan sumbangan informasi tentang pengelolaan keuangan daerah sehingga dapat
mengoptimalkan potensi daerah. 3. Bagi Calon Peneliti, diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi untuk penelitian lebih lanjut, khususnya mahasiswa yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap pada pemkabpemkot di provinsi Sumatera Utara sehingga hasilnya dapat lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pendapatan Asli Daerah PAD
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber- sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung
pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap
APBD. Semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD berarti semakin kecil ketergantungan Pemerintah daerah
terhadap bantuan Pemerintah pusat. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 pasal 1, ”Pendapatan Asli
Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang asli digali di daerah yang digunakan
untuk modal dasar Pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha- usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat.
Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 pasal 6, ”Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari : 1 pajak daerah, 2 retribusi daerah, 3 hasil
Universitas Sumatera Utara
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, 4 lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah”.
Menurut Mardiasmo 2002 : 132, ”Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah”. Menurut Halim 2004 : 67 “Pendapatan Asli
Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis
pendapatan, yaitu : pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang
sah”. Menurut Halim 2007 : 96, kelompok Pendapatan Asli Daerah dipisahkan
menjadi empat pendapatan yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
1 Pajak daerah Sesuai Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, jenis pendapatan pajak untuk
kabupatenkota terdiri dari: a pajak hotel, b pajak restoran, c pajak hiburan, d pajak reklame, e pajak penerangan jalan, f pajak pengambilan
bahan galian golongan C, dan g pajak parkir,
2 Retribusi daerah Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi,
3 Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan
penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang
mencakup: a bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD, b bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan
milik negaraBUMN, c bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat,
4 Lain-lain PAD yang sah Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain
milik Pemda. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan penerimaan daerah selain yang disebut di atas. Jenis pendapatan ini
meliputi objek pendapatan sebagai berikut: a hasil penjualan aset daerah
Universitas Sumatera Utara
yang tidak dapat dipisahkan, b jasa giro, c pendapatan bunga, d penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, e penerimaan komisi,
potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan pengadaan barang dan jasa oleh daerah, f penerimaan keuangan dari selisih nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing, g pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, h pendapatan denda pajak, i
pendapatan denda retribusi, j pendapatan eksekusi atas jaminan, k pendapatan dari pengembalian, l fasilitas sosial dan umum, m
pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, n pendapatan dari angsurancicilan penjualan.
Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa
sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
PAD yang sah. 2.1.2
Pajak Daerah 2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah
Menurut Siahaan 2005:7 Pajak daerah adalah: pungutan dari masyarakat oleh negara pemerintah berdasarkan undang-
undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali kontra
prestasibalas jasa secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerinthan dan
pembangunan.
Sedangkan menurut UU No. 34 tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No. 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud pajak
daerah adalah : pajak daerah ialah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dipaksakan berdasarkan perundangundangan yang berlaku yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur dalam
undang-undang tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu sendiri. Sementara itu ada
beberapa hal yang dianggap sebagai kriteria yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat dianggap sebagai pajak yaitu ;
1 bersifat pajak dan bukan retribusi, 2 objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah Kab Kota yang
bersangkutan dam mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah Daerah Kab Kota yang bersangkutan,
3 obyek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum,
4 obyek pajak bukan merupakan obyek pajak Propinsi dan atau obyek pajak Pusat,
5 potensinya memadai serta tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif,
6 Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan.
2.1.2.2 Jenis – Jenis Pajak Daerah
1 Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel, yaitu bangunan yang
khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan, danatau yang fasilitas lainnya dengan
dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola
Universitas Sumatera Utara
dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
2 Pajak Restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan dengan
pembayaran di Restoran, yaitu adalah tempat yang disediakan untuk menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk
kedai nasi, kedai mie, kedai kopi, warung tempat jual makanan minuman, tempat berdiscotiq dan berkaroke usaha jasa katering dan
usaha jasa boga. 3
Pajak hiburan, adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, yaitu semua jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, danatau
keramaian dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk
penggunaan fasilitas untuk berolahraga. 4
Pajak reklame, adalah pajak atas penyelenggaraan reklame, yaitu benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susuanan dan
corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa
atau orang, atuapun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dilihat, dibaca,
dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.
5 Pajak penerangan jalan, adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik,
dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan
Universitas Sumatera Utara
6 Pajak mineral bukan logam dan batuan, adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7 Pajak parkir, adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan
tempat parkir di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garansi kendaraan bermotor yang memungut
bayaran. 8
Pajak air tanah, adalah pajak yang dikenakan atas pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.
9 Pajak sarang burung walet, pajak yang dikenakan atas pengambilan
dan atau pengusahaan sarang burung walet. 10 Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan, adalah bumi dan
atau bangunan yang dimiliki,dikuasai, dan atau dimanfaatkanoleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. 11 Pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, adalah pajak yang
dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa
pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur dalam undang-undang tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan hasilnya
digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.3 Subjek Pajak
1 Subjek pajak hotel adalah orang atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan . 2
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran.
3 Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton
dan atau menikmati hiburan. 4
Subjek Pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelengarakan atau memesan reklame.
5 Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik dari PLN atau tenaga listrik bukan PLN. 6
Subjek pajak mineral bukan logam dan batuan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil mineral bukan logam dan batuan.
7 Subjek pajak parkir adalah orang pribadi atau badan melakukan
pembayaran atas tempat parkir. 8
Subjek pajak air tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.
9 Subjek sarang burung walet adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan dan atau mengusahakan sarang burung walet. 10 Subjek pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah
orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki,
menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Universitas Sumatera Utara
11 Subjek pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau
bangunan.
2.1.2.4 Wajib Pajak Daerah
1 Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel. 2
Wajib pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.
3 Wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati
hiburan. 4
Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.
5 Wajib pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang
meenggunakan tenaga listrik. 6
Wajib pajak mineral bukan logam dan batuan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil mineral bukan logam dan batuan.
7 Wajib pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan tempat parkir. 8
Wajib pajak air tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan danatau pemanfaatan air tanah.
9 Wajib sarang burung walet adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan danatau mengusahakan sarang burung walet. 10 Wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah
orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
Universitas Sumatera Utara
bumi danatau memperoleh manfat atas bumi, danatau memiliki, menguasai, danatau memperoleh mafaat atas bangunan.
11 Wajib pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah danatau
bangunan.
2.1.2.5 Objek Pajak Daerah
1 Objek pajak hotel adalah pembayaran yang disediakan hotel dengan pembayaran termasuk :
a Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek.
b Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan
atau tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
c Fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk
tamu hotel, bukan untuk umum, dan d
Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di Hotel.
2 Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran
dengan pembayaran. 3
Objek pajak hiburan yakni penyelenggara hiburan yang dipungut bayaran.
4 Objek pajak reklame yakni semua penyelenggara reklame.
5 Objek pajak penerangan jalan yakni penggunaan dibayar oleh
pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
6 Objek pajak mineral bukan logam dan batuan yakni kegiatan
pengambilan bahan golongan C. 7
Objek pajak parkir yakni penyelenggara tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan okok usaha maupun
yang disediakan sebagai usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut
bayaran. 8
Objek pajak air tanah yakni pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.
9 Objek pajak sarang burung walet yakni pengambilan dan atau
pengusahaan sarang burung walet. 10 Objek pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yakni bumi
dan atau bangunan yang dimiliki,dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. 11 Objek pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan yakni
perolehan atas hak tanah dan atau bangunan.
2.1.2.6 Tarif Pajak Daerah
Menurut pasal 3 UU 34 tahun 2000, tarif untuk tiap jenis pajak daerah ditetapkan paling tinggi sebesar :
1 Pajak Hotel 10
2 Pajak Restoran 10
3 Pajak Hiburan 35
Universitas Sumatera Utara
4 Pajak Reklame 25
5 Pajak Penerangan Jalan 10
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 25
7 Pajak Parkir 30
8 Pajak air tanah 20
9 Pajak sarang burung walet 10
10 Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan 0,3 11 Pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan 5
Tarif tersebut merupakan tarif tertinggi atau tarif maksimal yang dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota dalam melakukan
pemungutan pajak daerah untuk kabupaten kota di wilayah masing-masing.
2.1.3 Retribusi Daerah 2.1.3.1 Pengertian Retribusi Daerah
Definisi retribusi daerah menurut Kurniawan 2005:5 yang juga diambil berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yaitu “Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.”
Daerah propinsi, kabupatenkota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis retribusi selain yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat Ahmad Yani:2002:55.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Jenis-jenis Retribusi Daerah
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 pasal 18 ayat 2 retribusi daerah dibagi atas 3 golongan, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa
usaha, dan retribusi perizinan tertentu. 1
Retribusi Jasa Umum, meliputi : a. Retribusi pelayanan kesehatan
b. Retribusi pelayanan persampahankebersihan c. Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta
catatan sipil d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
e. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum f.
Retribusi pelayanan pasar g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor
h. Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran i.
Retribusi penggantian biaya cetak peta j.
Retribusi penyediaan danatau penyedotan kakus k. Retribusi pengelolaan limbah cair
l. Retribusi pelayanan teratera ulang
m. Retribusi pelayanan pendidikan n. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi
2 Retribusi Jasa Usaha, meliputi :
a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah b. Retribusi pasar grosir danatau pertokoan
c. Retribusi tempat pelelangan
Universitas Sumatera Utara
d. Retribusi terminal e. Retribusi tempat khusus parkir
f. Retribusi tempat penginapanpesanggrahanvilla g. Retribusi rumah pototng hewan
h. Retribusi pelayanan kepelabuhan i. Retribusi tempat rekreasi dan olah raga
j. Retribusi penyeberangan air k. Retribusi penjualan produk usaha daerah
3 Retribusi Perizinan Tertentu, meliputi:
a. Retribusi izin mendirikan bangunan b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
c. Retribusi izin gangguan d. Retribusi izin trayek
e. Retribusi izin usaha perikanan
2.1.3.3 Objek Retribusi Daerah
1 Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
a. Objek retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesms pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum
daerah.
Universitas Sumatera Utara
b. Objek retribusi pelayanan persampahankebersihan adalah pelayanan persampahankebersihan yang diselenggarakan
pemerintah. c. Objek retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan
akta catatan sipil adalah pelayanan kartu tanda penduduk, katu keterangan bertempat tinggal, kartu identitas kerja, kartu tanda
penduduk sementara, kartu identitas penduduk musiman, kartu keluarga, dan akta catatan sipil.
d. Objek retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat adalah pelayanan penguburanpemakaman termasuk pengglian
dan pengerukan, pembakaranpengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola
pemerintah daerah. e. Objek retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah
penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. f.
Objek retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana berupa pelataran, los, kios yang dikelola
pemerintah daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. g. Objek retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah pelayanan
pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, yang
diselenggarakan pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
h. Objek retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan danatau pengujian alat pemadam
kebkaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh pemerintah daerah terhadap alat-alat pemadam
kebakaran , dan alat penyelamatan jiwa yang dimiliki danatau dipergunakan oleh masyarakat.
i. Objek retribusi penggantian biaya cetak peta adalah penyediaan
peta yang dibuat oleh pemerintah daerah. j.
Objek retribusi penyediaan danatau penyedotan kakus adalah pelayanan penyediaan danatau penyedotan kakus yang dilakukan
oleh pemerintah daerah. k. Objek retribusi pengelolaan limbah cair adalah pelayanan
pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola secara khusus oleh
pemerintah daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair. l.
Objek retribusi pelayanan teratera ulang adalah pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya,
dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
m. Objek retribusi pelayanan pendidikan adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah
daerah. n. Objek retribusi pengendalian menara telekomunikasi adalah
pemanfatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.
Selain jenis retribusi yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 sebagaimana disebutkan di atas, dengan peraturan daerah dapat
ditetapkan jenis retribusi lainnya sesuai kriteria yang ditetapkan dalam Undang- Undang Jenis retribusi lainnya misalnya adalah penerimaan negara bukan pajak
yang telah diserahkan kepada daerah. 2
Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.
a. Objek retribusi pemakaian kekayaan daerah adalah pemakaian kekayaan daerah.
b. Objek retribusi pasar grosir danatau pertokoan adalah penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas
pasarpertokoan yang dikontrakan, yang disediakandiselenggarakan oleh pemerintah daerah.
c. Objek retribusi tempat pelelangan adalah penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh pemerintah daerah
untuk melakukan pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang
disediakan di tempat pelelangan. d. Objek retribusi terminal adalah pelayanan penyediaan tempat
parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang
disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
e. Objek retribusi tempat khusus parkir adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh
pemerintah daerah f.
Objek retribusi tempat penginapanpesanggrahanvilla adalah pelayanan tempat penginapanpesanggrahanvilla yang
disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah daerah. g. Objek retribusi rumah pemotong hewan adalah pelayanan
penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah
dipotong, yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah daerah.
h. Objek retribusi pelayanan kepelabuhan adalah pelayanan jasa kepelabuhan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan
yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah daerah.
i. Objek retribusi tempat rekreasi dan olahraga adalah pelayanan
tempat pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah daerah.
j. Objek retribusi
penyeberangan air adalah pelayanan
penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah
daerah. k. Objek retribusi penjualan produk usaha daerah adalah penjualan
hasil produk usha pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
3 Objek retribusi perizinan tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu
oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga lingkungan. a. Objek retribusi izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin
untuk mendirikan bangunan. b. Objek retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol
adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di
suatu tempat tertentu. c. Objek retribusi izin gangguan
adalah pemberian izin tempat usahakegiatan kepada orang pribadi atau badan yang dapat
menimbulkan ancaman bahaya, kerugian danatau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara
terus menerus untuk mencagah terjadinya gangguan ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan
kerja. d. Objek retribusi izin trayek
adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan
penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. e. Objek retribusi izin usaha perikanan
adalah pemberin izin kepada orang pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan usaha
penangkapan atau pembuddayaan ikan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.4 Besarnya Retribusi Yang Terutang dan Tarif Retribusi Daerah
Besarnya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa atau perizinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan tarif
retribusi dengan tingkat penggunaan jasa. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi jasa umum didasarkan pada kebijaksanaan daerah dengan
memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. Dengan demikian daerah mempunyai
kewenangan untuk menetapkan prinsip dan sasaran yang akan dicapai dalam menetapkan tarif retribusi jasa umum, seperti untuk menutup sebagian atau sama
dengan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan dan membantu golongan masyarakat kurang mampu sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Jadi,
prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi jasa umum dapat berbeda menurut jenis pelayanan dalam jasa yang bersangkutan dan golongan pengguna jasa.
Sebagai contoh : 1 Tarif retribusi persampahan untuk golongan masyarakat yang mampu
dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup biaya pengumpulan, transportasi dan pembuangan sampah, sedangkan untuk
golongan masyarakat kurang mampu ditetapkan tarif lebih rendah. 2 Tarif rawat inap kelas tinggi bagi retribusi pelayanan rumah sakit
umum daerah dapat ditetapkan lebih besar daripada biaya pelayanannya, sehingga memungkinkan adanya subsidi silang bagi tarif
rawat inap kelas yang lebih rendah. 3 Tarif retribusi parkir di tepi jalan umum yang rawan kemacetan dapat
ditetapkan lebih tinggi daripada di tepi jalan umum yang kurang rawan
Universitas Sumatera Utara
kemacetan dengan sasaran mengendalikan tingkat penggunaan jasa parkir sehingga tidak menghalangi kelancaran lalu lintas.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retriusi jasa usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan
yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi perizinan tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruhnya biaya
penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Biaya penyelenggaraan izin ini meliputi penertiban dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan
hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut. Tarif retribusi di atas ditinjau paling lama 5 tahun sekali.
Secara umum, upaya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah melalui optimalisasi intensifikasi
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a Memperluas basis penerimaan Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan yang dapat dipungut oleh daerah, yang
dalam perhitungan ekonomi dianggap potensial, antara lain yaitu mengidentifikasi pembayar pajak barupotensial dan jumlah pembayar
pajak, memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas penerimaan dari setiap jenis pungutan.
b Memperkuat proses pemungutan Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain mempercepat
Universitas Sumatera Utara
penyusunan Perda, mengubah tarif, khususnya tariff retribusi dan peningkatan SDM.
c Meningkatkan pengawasan Hal ini dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara dadakan dan berkala,
memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak fiskus, serta meningkatkan
pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan oleh daerah. d Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
Tindakan yang dilakukan oleh daerah yaitu antara lain memperbaiki prosedur administrasi pajak melalui penyederhanaan admnistrasi pajak,
meningkatkan efisiensi pemungutan dari setiap jenis pemungutan. e Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih
baik Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di daerah.
Selanjutnya ekstensifikasi perpajakan juga dapat dilakukan, yaitu melalui kebijaksanaan Pemerintah untuk memberikan kewenangan perpajakan yang lebih
besar kepada daerah pada masa mendatang. Untuk itu, perlu adanya perubahan dalam sistem perpajakan Indonesia sendiri melalui sistem pembagian langsung
atau beberapa basis pajak Pemerintah Pusat yang lebih tepat dipungut oleh daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Belanja Modal 2.1.4.1 Pengertian Belanja Modal
Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, “Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi belanj modal untuk perolehan tanah dan aset tak berwujud dan pembangunan, serta perbaikan
sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah.
Sedangkan menurut Permendagri 2006, belanja modal adalah “Pengeluaran yang dianggarkan untuk pembelianpengadaan aset tetap dan
aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki kriteria masa manfaatnya lebih dari dua belas bulan, merupakan objek
pemeliharaan dan jumlah nilai rupiah materialnya sesuai dengan kebijakan akuntansi”.
2.1.4.2 Jenis-jenis Belanja Modal
Berdasarkan Permendagri 2006, jenis belanj modal terdiri dari : 1.
Belanja Modal Tanah, adalah pengeluaran yag digunakan untuk pengadaan pembelianpembebasanpenyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
pengosongan, pengurunga, pematangn tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak asasi tanah dan
sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. 2.
Belanja Modal Peralatan Mesin, adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpergantian dan peningkatan kapasitas peralatan dan
mesin serta investasi kantor yang memberikan manfaat lebih dari dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
Universitas Sumatera Utara
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan, adalah pengeluaran yang digunakan
untuk pengadaanpenambahanpergantian dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, pengelolaan, pembangunan gedung dan
bangunan yang menambah kapasitas gedung sampai gedung dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan, adalah pengeluaran yang
digunakan untuk pengadaanpenambahanpergantianpeningkatan pembangunanpembuatan serta perawatan dantermasuk pengeluran untuk
perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan jalan, irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jala, irigasi, dan jaringan dalam kondisi siap
pakai. 5.
Belanja Modal Fisik Lainnya, adalah pengeluaran yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpergantianpeningkatanpembangunanpembuatan
serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan, mesin, gedung dan bangunan,
dan jalan irigasi dan jaringan. Yang termasuk dalam belanja modal ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian,
barang purbakala, dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelititan Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Novianinta Mindasari
2008 Pengaruh Pajak
Daerah dan Retribusi
Daerah terhadap APBD
pada Pemerintahaan
Kabupaten Pemerintahan
Kota di Sumatera Utara
Variabel Dependen : APBD
Variabel Independen :
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Secara Parsial Pajak Daerah mempunyai
pengaruh signifikan positif terhadap APBD
sedangkan Retribusi Daerah
berpengaruh tetapi tidak signifikan.
Secara simultan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap APBD
Anton Dwi Handoko
2009 Pengaruh
Pertumbuhan Pendapatan
Asli Daerah terhadap
Peningkatan Belanja Modal
pada Pemerintahaan
Kabupaten Pemerintahan
Kota di Sumatera Utara
Variabel Dependen : Belanja Modal
Variabel Independen :
APBD Secara simultan
pertumbuhan PAD
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan belanja modal.
Nur Indah Rahmawati
2010 Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah
dan Dana Alokasi Umum
terhadap Alokasi
Belanja Daerah pada
Pemerintahan KabupatenPe
merintahan Kota di Jawa
Tengah. Variabel Dependen :
Belanja Daerah Variabel
Independen : PAD, DAU
Secara simultan PAD dan DAU
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap alokasi belanja daerah
Universitas Sumatera Utara
1. Novianinta Mindasari 2008 Judul penelitiannya adalah Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
terhadap APBD PemkabPemko di Sumatera Utara. Penelitian dilakukan selama periode 2004-2006. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikan simultan
uji-F dan uji parsial uji-t. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh signifikan
positif terhadap APBD pada PemkabPemko di Sumatera Utara. Secara parsial, variabel Pajak Daerah berpengaruh signifikan positif terhadap APBD pada
PemkabPemko di Sumatera Utara sedangka variabel Retribusi Daerah berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap APBD.
a. Anton Dwi Handoko 2009
Judul penelitiannya adalah Pengaruh Pertumbuhan PAD terhadap Peningkatan Belanja Modal pada Pemerintahaan Kabupaten Pemerintahan Kota
di Sumatera Utara. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel PAD berpengaruh signifikan positif terhadap peningkatan belanja modal.
b. Nur Indah Rahmawati 2010
Judul penelitiannya adalah Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah pada Pemerintahaan Kabupaten
Pemerintahan Kota di Jawa Tengah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel PAD dan DAU berpengaruh signifikan positif terhadap
alokasi belanja daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual