RUMUSAN MASALAH Manfaat Penelitian Definisi Cedera Otak Klasifikasi cedera otak

Penelitian terakhir telah mendokumentasikan peningkatan Interleukin-6 IL-6, soluble Interleukin-6 IL-6 reseptor dan TNF- α dalam CSF, plasma atau parenkim pasien cedera kepala sampai tujuh hari setelah trauma. Ekspresi kronis berlebihan dari TNF- α dan IL-6 dapat menyebabkan neurodegeneratif inflamasi encephalopathy dan IL-6 dapat mempromosikan demyelinasi, trombosis, infiltrasi leukosit dan rusaknya sawar darah otak dan dapat mengganggu neurogenesis pada dewasa Marklunda, 2005. Respon neuroinflamsi setelah cedera kepala menyebabkan kematian sel neuron sekunder subakut melalui excitotoxic injury, lipid perosidasi, kerusakan sawar darah otak dan edema cerebri. Pada percobaan preklinis cedera kepala menunjukkan upregulasi dari mediator inflamasi. Lebih-lebih lagi, tumor necrosis faktor TNF- α, interleukinn-6 IL- 6, dan IL-1 β dapat meningkat dan berhubungan dengan hilangnya integritas sawar darah otak yang memberi kontribusi terhadap edema otak. Baik terapi pre injury maupun post injury pada hewan percobaan, statin dapat menurunkan kadar IL-1 β, TNF α , IL- 6 and ICAM-1 pada akut dan subakut setelah cedera otak traumatik. Mikroglia marker mediator inflamasi meningkat setelah percobaan trauma otak mencapai puncak pada 24 jam pascatrauma, dan menetap untuk 7 hari Wible, 2010

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pemberian inhibitor HMG-CoA reduktase Statin dapat memperbaiki hasil akhir klinis penderita kontusio serebri ? 2. Apakah kadar interleukin-6 serum dapat memengaruhi hasil akhir klinis kontusio serebri ? 3. Apakah pemberian inhibitor HMG-CoA reduktase Statin untuk menurunkan kadar interleukin-6IL-6 akan memengaruhi hasil akhir klinis kontusio serebri ? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum :untuk menganalisi apakah perbedaan hasil akhir klinis

dengan pemberian inhibitor HMG-CoA reduktase Statin yang dinilai dengan skala prognosis GOS, Barthel’s, dan MMSE penderita kontusio serebri pada kelompok dengan dan tanpa pemberian neuroprtektive inhibitor HMG-CoA reduktase dibandingkan dengan pengobatan standar

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk menganalisis pemberian inhibitor HMG-CoA reduktase Statin dalam memperbaiki hasil akhir klinis penderita kontusio serebri atau tidak? 2. Untuk menganalisis kadar interleukin-6 serum memengaruhi hasil akhir klinis kontusio serebri atau tidak? 3. Untuk menganalisis pemberian inhibitor HMG-CoA reduktase Statin dalam menurunkan kadar interleukin-6IL-6 akan memengaruhi hasil akhir klinis penderita kontusio serebri atau tidak?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Inhibitor HMG-CoA reduktase Statin yang selama ini dipakai sebagai obat penurun kolesterol ternyata memunyai efek lain sebagai neuroprotektor sehingga dapat dikonfirmasi juga pada kontusio serebri. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pengobatan standar kontusio serebri. 3. Kadar interleukin-6 serum pada penderita kontusio serebri diharapkan menjadi salah satu faktor prognostik. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Cedera Otak

Cedera kepala dapat didefinisikan secara luas yang meliputi setiap hal berikut ini: 1. Bukti riwayat pukulan terhadap kepala 2. Bukti trauma terhadap kulit kepala dalam bentuk bengkak, lecet ataupun memar 3. Bukti patah pada tulang kepala dengan foto schedel atau CT Scan kepala atau bukti cedera otak dengan CT Scan yang dibuat segera setelah trauma. 4. Bukti klinis patah tulang dasar tengkorak 5. Bukti klinis cedera otak hilang atau terganggunya kesadaran, lupa ingatan, defisit neurologis, kejang Selladurai et al, 2007. Definisi cedera otak adalah proses patologis pada jaringan otak yang bukan bersifat degeneratif ataupun kongenital, melainkan akibat kekuatan mekanis dari luar yang menyebabkan gangguan fisik, fungsi kognitif dan psikososial yang sifatnya menetap atau sementara dan disertai dengan hilangnya atau berubahnya tingkat kesadaran Narayan et al, 1996

2.2 Klasifikasi cedera otak

Berat tidaknya cedera otak paling umum digunakan modalitas dari GCS Glasgow Coma Scale post resusitasi, yaitu ringan GCS 13-15, Sedang GCS 9-12 dan Berat GCS ≤8. Bila berdasarkan mekanismenya cedera otak dibagi atas tumpul dan tembustajam penetrating head injury Narayan et al, 1996.

2.3 Patofisiologi cedera otak