Gambaran Umum Interleukin-6 Interleukin

2.11.1 Gambaran Umum Interleukin-6

Interleukin-6 IL-6 adalah glikoprotein dengan berat molekul 20-30 kDa, dan tergantung pada sumber sel. Interleukin-6 juga adalah suatu cytokine dengan daya pleiotropic dan memainkan peran utama dalam mempertahankan host. Tergantung pada target sel, Interleukin-6 IL-6 dapat menginduksi pertumbuhan dapat menghambat pertumbuhan, dan juga efek menginduksi differensiasi. Interleukin-6 IL-6 dihasilkan oleh banyak tipe sel meliputi monosit, makrophage, fibroblas, keratinosit, sel endotelial, sel mesangial, khondrosit, osteoblas, sel otot polos, T sel, B sel, granulosit, mast sel, dan sel tumor tertentu. Sejumlah sel kultur telah dijumpai melepaskan interleukin-6 IL-6 dalam jumlah kecil, dan menjadi sangat tinggi setelah stimulasi Suzuki, 2009. Sitokin dihasilkan juga oleh susunan saraf pusat SSP dan terlibat dalam patogenesis banyak penyakit SSP, seperti peradangan, autoimun dan penyakit degeneratif, infeksi, neoplasma, dan stroke. Pada hewan percobaan dijumpai peningkatan akibat iskemik stroke. Walaupun Suzuki dkk; menjumpai peningkatan tidak hanya oleh inflamasi tetapi juga efek neutrophil pada iskemik otak, peran sebenarnya dari Interleukin-6 IL-6 pada patofisiologi iskemik otak belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Dengan kata lain apakah Interleukin-6 IL-6 berkerja sebagai mediator peradangan cedera atau zat neuroprotektif pada iskemik otak belum dapat ditentukan. Interleukin-6 IL-6 adalah satu dari cytokine inflamsi SSP dan telah berakibat pada respon seluler. Sitokin ini atau chestrate adalah suatu respon inflamsi antara sel darah, endotelium vaskuler, dan sel penghuni parenkhim otak dan dapat menginduksi beberapa chemokine dan sel adhesion molekul, bersama dengan kebocoran sawar darah otak dapat menyebabkan infiltrasi leukosit Suzuki, 2009. Baik penelitian klinis dan exsperimental bahwa iskemik otak meningkatkan exspresi Interleukin-6 IL-6 pada otak dan serum. Secara keseluruhan Interleukin-6 IL- 6 memainkan peran ambivalen, tergantung pada fase iskemik otak. Selama fase akut Interleukin-6 IL-6 bekerja sebagai cytokine inflamasi dan memberi kontribusi terhadap cedera iskemik. Walaupun Interleukin-6 IL-6 mungkin mempunyai efek penting pada perbaikan dan regenerasi hanya berhasil sangat kecil jika peran sel inflamsi mengambil Universitas Sumatera Utara porsi yang lebih besar. Selanjutnya, selama fase subakut Interleukin-6 IL-6 bekerja sebagai mediator neuroprotektif bersama dengan leukemia inhibitory factor LIF dan ciliaryneurotrophic factor CNTF Suzuki, 2009. Peningkatan serum interleukin-6IL-6 dimulai dalam 24 jam dan mencapai puncak 2-4 hari setelah serangan stroke. Kadar tinggi menetap sampai 90 hari stroke. Biomarker inflamasi meningkat paralel dengan C-reaktif protein, fibrinogen, reseptor antagonis IL-1 dan tumor nekrosis faktorTNF- α. Beberapa percobaan independent dilaporkan bahwa tingginya serum interleukin-6IL-6 berhubungan dengan volume infark, perburukan neurologis dini, suhu tubuh dan hasil akhir yang buruk dalam jangka lama. Interleukin-6IL-6 meningkat dalam CSF pada pasien stroke akut. Secara sistemik produksi interleukin-6IL-6 dapat potensial secara pasif masuk ke CSF melalui sawar darah otak yang rusak. Akan tetapi penelitian lain melaporkan interleukin-6IL-6 dalam serum secara signifikan lebih rendah dari pada CSF selama minggu pertama setelah serangan stroke. Penemuan ini sangat kuat sebagai bukti bahwa bukan produksi primer IL-6 disistemik yang masuk ke CSF setelah iskemik otak Suzuki, 2009.

2.11.2 Interleukin-6IL-6 pada Cedera Otak Akibat Trauma