Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL ASET TETAP PADA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG

Oleh :

SURYA KENCANA ADISETYO

092102122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : SURYA KENCANA ADISETYO

NIM : 092102122

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG Tanggal Juli 2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak NIP : 19670904 199403 1 004

Tanggal Juli 2013 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

Drs. Rustam, M.Si, Ak NIP : 131 127 370

Tanggal Juli 2013 Dekan Fakultas Ekonomi USU

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak NIP : 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

NAMA : SURYA KENCANA ADISETYO

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 092102122

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL ASET TETAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG

Medan, 28 Juni 2013

(SURYA KENCANA ADISETYO) 092102122


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan, kesempatan serta nikmat pemikiran dalam menyerap ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang” dengan baik, untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Tawarto (Alm) dan Ibunda Ely Suryani Lubis, SKM yang telah mengasuh, mendidik, serta tiada hentinya memberikan doa, bimbingan, nasehat, dukungan dan dorongan moril maupun materil kepada penulis. Juga untuk Kak Nurul, Adek Sigit dan Ragel serta keluarga besar penulis terima kasih semuanya, kiranya Allah SWT membalasnya dengan segala nikmat, berkah, dan karunia-Nya. 2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing, terima kasih telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan.

6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu dr. Hj. Aida Harahap, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang, yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan riset, dan seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Himpunan Mahasiswa Islam yang telah menjadi wadah penulis menjalani proses pembelajaran organisasi di kampus yang telah banyak membentuk karakter dan sikap penulis sebagai modal tambahan untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama perkuliahan ke lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerja. 9. Kawan-kawan HMI Komisariat PAAP USU Budi, Madi, Agus, Febri,

Aulia, Hamzah, Angga, Enni, Tya, Shery, Bg Dipo, Bg Kurnia, Bg Victor, Kak Maya dan lainnya. Terimakasih atas dukungan dan pengalaman yang telah diberikan.

10.Kawan-kawan D3tAk ’09, khususnya di Grup C yang telah banyak membantu penulis dan menjadi teman yang baik selama proses perkuliahan.

11.Rekan magang di KPP Pratama Medan Timur Febri, Aulia, Azmal, dan Darmawan yang telah berjuang bersama – sama untuk memperoleh proses magang yang lebih baik.


(6)

Dengan segala kerendahan penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, 28 Juni 2013

SURYA KENCANA ADISETYO 092102122


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Sistematika Penelitian ... 4

1. Jadwal Penelitian ... 4

2. Laporan Penelitian ... 5

BAB II : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG A. Sejarah Ringkas RSUD Deli Serdang ... 7

B. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 13

C. Struktur Organisasi dan Personalia ... 14

D. Uraian Tugas ... 15

E. Kinerja Usaha Terkini ... 36


(8)

BAB III : TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Aset Tetap ... 39

B. Jenis-jenis Aset Tetap ... 40

C. Cara Perolehan Aset Tetap ... 42

D. Penyusutan Aset Tetap ... 48

E. Penggantian Aset Tetap ... 55

F. Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap pada RSUD Deli Serdang ... 55

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

1.1 Jadwal Penelitian... 5

3.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus ... 52

3.2 Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi ... 53


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor perekonomian suatu Negara mempengaruhi perkembangan Negara tersebut dengan perekonomian yang sehat dan stabil mempermudah masyarakat menuju cita- cita yang diinginkan sebagai masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu perekonomian memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap Negara.

Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Di samping mencari laba tujuan perusahaan mencakup: (1) pertumbuhan yang terus-menerus (Growth), (2) kelangsungan hidup (Survival), dan (3) kesan positif dimata publik (Image).

Setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan industri tentu memiliki aset tetap. Dalam melakukan aktivitasnya perusahaan membutuhkan peralatan, perlengkapan, dan sarana-sarana lainnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengadaan peralatan, perlengkapan, dan sarana-sarana tersebut disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan.

Aset tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan dalam operasi perusahaan yang bersifat tangible yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa pemakainnya lebih dari satu tahun, pada umumnya aset tetap terdiri dari tanah, kendaraan, mesin, gedung dan harta berwujud lainnya.


(11)

Aset tetap sebagai salah satu harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan harus mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan yang baik terhadap aset tetap, karena merupakan faktor penunjang terjaminnya kegiatan operasional perusahaan. Apabila suatu kesalahan atau kerusakan atas aset tetap perusahaan terjadi disebabkan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan atau kurangnya pengawasan terhadap aset tetap akan membawa dampak pada kegiatan operasi perusahaan. Penanganan aset tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamatan terhadap aset tetap sesuai kapasitas dan jangka waktu pemakainnya.

Pengawasan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan, dan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, maka RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG juga memiliki bermacam-macam aset tetap. Perusahaan tidak akan beroperasi tanpa aset tetap tersebut. Fungsi pengawasan terhadap aset tetap harus dapat dijalankan dengan baik, guna menghindari terjadinya penggelapan dan penyelewengan terhadap aset tetap yang akan merugikan perusahaan.

Mengamati begitu besarnya pengaruh aset tetap bagi perusahaan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aset tetap dalam Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang”.


(12)

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam menghadapi kegiatan perusahaannya. Pengelolaan aset tetap seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian perusahaan yang mempunyai aset tetap yang hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan itu berbeda satu dengan lainnya, begitu juga halnya dengan Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang. Dengan demikian penulis ingin membahas permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan mengenai “Apakah Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang sudah dijalankan dengan baik?”

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III FE USU.

b. Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.

c. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan internal aset tetap yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.


(13)

2. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian harus memiliki manfaat yang dapat diambil. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti

Sebagai pembelajaran dan pengalaman tambahan karena telah mengamati secara langsung mengenai sistem pengawasan internal aset tetap yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan untuk memperbaiki sistem pengawasan internal aset tetap pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian di masa mendatang yang dapat dijadikan sumber ataupun referensi.

D. Sistematika Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Jl. Thamrin Lubuk Pakam. Jadwal penelitian ini terdiri dari nomor, kegiatan dan waktu (minggu).


(14)

Tabel 1.1 Jadwal Survei dan Penulisan Laporan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

April Mei

IV I II III IV

1. Pengajuan Judul

2. Pengajuan Dosen Pembimbing

3.

Pengumpulan Data dari Perusahaan

4. Pengolahan dan Analisis Data 5. Penyusunan Tugas Akhir

6.

Bimbingan dan Penyempurnaan Tugas Akhir

7. Pengesahan Tugas Akhir

2. Laporan Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana masing-masing bab dibagi atas sub-sub bab sesuai kebutuhannya agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Secara garis besar Rencana Isi adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.


(15)

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah ringkas RSUD Deli Serdang, jaringan usaha atau kegiatan, struktur organisasi dan personalia, uraian tugas, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan defenisi aset tetap, jenis-jenis aset tetap, dan menganalisa serta mengevaluasi terhadap cara perolehan aset tetap, metode penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap, dan sistem pengawasan internal aset tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan sistem pengawasan internal aset tetap pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli serdang dalam menunjang kemajuan untuk masa yang akan datang.


(16)

BAB II

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG

A. Sejarah Ringkas RSUD Deli Serdang

Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia sehingga mendorong PemKab Deli Serdang untuk segera menyediakan fasilitas kesehatan. Atas kesadaran tersebut didirikan sebuah Rumah Sakit Pembantu yang berlokasi di Jalan Thamrin Lubuk Pakam tahun 1958.

Untuk Mengetauhi lebih luas peranan dan keadaan Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang sejak didirikan hingga saat ini sejenak dilihat perkembangan yang sangat fungsional dalam pelayanan kesahatan masyarakat dalam upaya penyembuhan dan pencegahan terhadap penyakit serta upaya peningkatan penyembuhan terhadap penyakit.

Adapun awal berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Berawal dari pendirian sebuah Puskesmas Pembantu, yaitu sekitar tahun 1950-an dengan sistem pelayanan berobat jalan yang masih sederhana. Kemudian akibat peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, sehingga ditingkatkan menjadi Puskesmas Rawat Inap kemudian meningkat lagi menjadi sebuah klinik dengan fasilitas yang masih sederhana dan alat-alat kedokteran yang belum sepenuhnya memadai.

Agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik maka pada 1958 diresmikan Rumah Sakit Pembantu sebagai salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Deli Serdang, kemudian pada tahun 1979 berkembang menjadi Rumah Sakit


(17)

pada tahun 1987 berkembang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C. Kep.Menkes.RI Nomor: 303/MENKES/SK/IV/1987 tanggal 30 April 1987 (UPT. DINAS KESEHATAN KABUPATEN), kemudian pada tahun 2002 berkembang menjadi Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan berdasarkan Kep.Bupati Deli Serdang Nomor: 264 Tahun 2002 tanggal 15 April 2002 Perda.Kab.Deli Serdang Nomor: 16 Tahun 2002, tanggal 01 Mei 2002 (LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN), serta pada tahun 2008 berkembang menjadi Rumah Sakit Umum Kelas B Non Pendidikan (Kep.Menkes RI Nomor: 405/MENKES/SK/IV/2008) tanggal 25 April 2008 dan memiliki Kedudukan Tetap sebagai Lembaga Teknis Daerah yang siap memberikan pelayanan jasa medis, pelayanan jasa penunjang medis, serta penyediaan fasilitas dan sarana kesehatan yang lebih lengkap. Antara lain berbagai fasilitas yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD), Rawat Inap Intensif /

Intensive Care Unit (ICU, NICU, dan PICU), Instalasi Bedah Central (IBS) /

Central Operation Teatre (COT), Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi Klinik dan Patologi Anatomi (Laboratorium), Instalasi Farmasi / Apotik, Instalasi Gizi, Unit Transfusi Darah (UTD-RS), Instalasi Pengolah Limbah Medis, serta fasilitas pelayanan umum dan sarana prasarana kesehatan lainnya.

Rumah Sakit Umum Daerah “Deli Serdang” Kelas B terletak di kota Lubuk Pakam, Ibukota Kabupaten Deli Serdang, dari Ibukota Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan) hanya berjarak ± 29 Km dengan jarak tempuh 30 menit, memiliki berbagai kelebihan:

1. Tempat nyaman dan ASRI (Apik Serasi Rapi dan Indah). 2. Aman dari berbagai gangguan kamtibmas.


(18)

3. Tersedia pelayanan telekomunikasi berupa wartel 24 jam.

4. Tersedia mini market dan kantin untuk keperluan pasien, penjaga pasien, penjenguk dll.

5. Pelayanan Apotik Pelengkap 24 jam.

6. Sarana tempat ibadah bagi umat muslim (Mushola).

7. Merupakan rumah sakit terdekat dengan rencana pembangunan Bandara di Kuala Namu perpindahan Bandara Polonia Medan (±10 Km).

8. Mudah dalam transportasi keluar dan masuk (Bis Kota, Angkot, dan Becak) baik dalam kota, luar kota kecamatan, maupun ke Ibukota Provinsi / Medan. 9. Dekat dengan sarana prasarana pelayanan umum lainnya (Pasar, Super

Market dll).

10. Luas Areal : ± 2,4 Ha 11. Luas Bangunan : ± 11.698 M² 12. Kapasitas Tempat Tidur : 210 TT

Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah “Deli Serdang” Lubuk Pakam, adalah satu- satunya Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, sebagai Pusat Rujukan Pelayanan, dengan status kelas B Non Pendidikan, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 405/MENKES/SK/IV/2008 tanggal 25 April 2008 dan telah terakreditasi penuh 16 Pelayanan Tahun 2011.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam dipimpin oleh seorang direktur. Memiliki 2 jenis tenaga Sub Spesialis (Gastroenterology, Nefrologi), 16 jenis tenaga spesialis (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Mata, THT, Kulit dan Kelamin,


(19)

Paru, Jiwa, Neurologi, Orthodonti, Orthopedi, Anaestesiologi, Radiologi, Patologi Klinik, dan Patologi Anatomi), tenaga Magister (S2); MARS, MM, M.Com, M.Sc, Dokter Umum, Dokter Gigi, Apoteker, Sarjana Keperawatan/Nurse, Ahli Penata Rontgen, SKM, Sarjana Gizi beserta tenaga Non Medis lainnya (Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Sarjana Pertanian, Sarjana Teknologi Informatika, Sarjana Akuntansi, Sarjana Teknik, Sarjana Komputer) D3, SLTA, dan SLTP dengan total sebanyak 496 orang.

1. Visi Dan Misi Pelayanan RSUD Deli Serdang Visi:

Pelayanan yang unggul dalam mutu, prima, dalam pelayanan dan menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan yang paripurna, serta proaktif untuk terwujudnya masyarakat sehat.

Misi:

a. Memberikan pelayanan yang professional, terjangkau, mudah, serta bertanggung jawab.

b. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM maupun sarana prasarana sesuai kebutuhan secara universal terarah dan berkesinambungan.

c. Mengembangkan sistem administrasi, informasi dan komunikasi serta pengelolaan data dan pelaporan secara cepat dan akurat.

d. Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama sektor pelayanan kesehatan, pendidikan, penelitian, dan lingkungan dengan instansi, perusahaan, lembaga pendidikan, serta lembaga sosial lainnya.


(20)

e. Meningkatkan serta mengembangkan sistem manajemen yang transparan, akomodatif, dan responsif.

2. Semboyan

Sebagai wujud dari pelaksanaan Visi dan Misi RSUD Deli Serdang, manajemen rumah sakit menampilkan berbagai semboyan maupun pembacaan ikrar oleh personil dengan tujuan menggugah para pelaksana pelayanan untuk bersama-sama memberikan yang terbaik kepada masyarakat seperti:

“ABDIKU PELAYANANKU” SEMBOYAN TUGAS

“ANDA PUAS KAMI BANGGA”

3. Motto Pelayanan C e p a t E f i s i e n R a m a h

M e m u a s k a n A m a n dan T e r j a n g k a u 4. Janji Layanan

3S

Sambut dengan senyuman Sapa dengan ramah


(21)

Bekerja secara bijak dan giat 1. Profesionalisme

Berkemampuan memadai untuk melakukan tugas Bermodal ilmu pengetahuan dengan semangat yang kuat dan perhitungan yang matang serta berani mangambil resiko

Dilandasi iman dan taqwa, jujur, ikhlas dan setia, rela berkorban 2.Integritas

Menunjukkan pengabdian, tertib, dan disiplin Tegar dan bertanggung jawab

Lapang hati dan bijaksana

Menghormati dan menghargai pendapat orang lain 3.Kerjasama

Memupuk saling pengertian dengan sesame rekan sekerja Memahami dan menghayati dirinya sebagai bagian dari system

Budaya kerja ditetapkan untuk menyatukan derap langkah dalam melaksanakan tugas serta untuk membangun etos kerja yang tinggi ditampilkan dalam bentuk poster-poster atau plakat yang dapat dibaca oleh seluruh pegawai dan diharapkan bisa menggugah semangat dalam bekerja.


(22)

B. Jaringan Usaha / Kegiatan

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang mempunyai wilayah kerja efektif di 14 Kecamatan dari 22 Kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang, dengan jumlah penduduk sekitar 1.85 juta jiwa, yaitu:

1. Kec. Lubuk Pakam 2. Kec. Tanjung Morawa 3. Kec. Batang Kuis 4. Kec. Pantai Labu 5. Kec. Galang 6. Kec. Pagar Merbau 7. Kec. Deli Tua

8. Kec. Gunung Meriah 9. Kec. STM Hilir 10. Kec. STM Hulu 11. Kec. Patumbak 12. Kec. Namo Rambe 13. Kec. Kotarih 14. Kec. Bangun Purba

Menghadapi perkembangan serta keadaan yang cepat berubah dalam Era Globalisasi dan Otonomi Daerah maupun kebijakan Desentralisasi khususnya persaingan bidang pelayanan kesehatan, serta menghadapi tuntutan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit sebagai pelaksana pelayanan kesehatan rujukan harus mampu melakukan perkembangan baik perubahan manajemen dan kebijakan, pola pikir, maupun peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan teknologi kedokteran serta pengelolaannya dengan Sistem Pelayanan Terpadu.


(23)

C. Struktur Organisasi dan Personalia

Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan pendelegasian wewenang serta tugas merupakan unsur utama dan merupakan alat untuk mencapai kontrol yang baik. Stuktur organisasi perusahaan merupakan gambaran sistematis dari suatu perusahaan yang menunjukkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab, serta tugas yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi perusahaan mencermikan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan, dan fasilitas lainnya yang terlihat di dalamnya demi tercapainya tujuan. Seorang pimpinan perusahaan harus mempuyai pandangan luas, selain itu pimpinan harus tahu bagaimana mengatur organisasi, menentukan bagian-bagian yang tepat untuk diduduki oleh orang yang tepat. Bentuk organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan juga mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu di dalam menetapkan suatu kebijakan terlebih dahulu harus ditetapkan bentuk organisasi yang akan diterapkan menyesuaikan susunan dan penempatan orang sesuai dengan keahlihannya.

Penetapan struktur organisasi juga berhubungan erat dengan bidang usaha perusahaan dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pemimpin dan bawahannya yang ada dalam perusahaan akan mengetahui dengan jelas sampai dimana kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, batas-batas kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa dia harus bertanggung jawab, dan siapa yang harus bertanggung jawab padanya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya banyak dibantu oleh organisasi yang baik.


(24)

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Struktur organisasi dan pembagian jabatan-jabatan serta wewenang dalam bidang usaha Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang adalah berbentuk garis lurus atau lini (lampiran 1). Dengan demikian terdapat wewenang langsung antara setiap atasan dan bawahan. Ini berarti bahwa setiap manajer mempunyai wewenang sepenuhnya pada bawahannya, yang melapor hanya pada manajer tersebut, atau aliran wewenang langsung dan tidak langsung.

D. Uraian Tugas

Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi RSU Siti Hajar Medan.

1. Direktur

Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.


(25)

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi:

a. Perumusan Kebijakan Teknis dalam bidang Rumah Sakit Umum Daerah. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dalam bidang

Rumah Sakit Umum Daerah.

c. Pembinaan dan melaksanakan tugas dalam bidang Rumah Sakit Umum Daerah.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang Rumah Sakit Umum Daerah.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Melakukan perumusan kebijakan teknis di bidang Rumah Sakit Umum Daerah.

d. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan sesuai dengan bidang Rumah Sakit Umum Daerah.

e. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang Rumah Sakit Umum Daerah.

f. Menyelenggarakan pelayanan Medik, pelayanan penunjang Medik, pelayanan Non Medik, pelayanan dan asuhan perawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta melaksanakan peningkatan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia, serta meningkatkan mutu pelayanan.


(26)

g. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan organisasi, serta kegiatan pengembangan sarana, prasarana di Rumah Sakit Umum Daerah.

h. Menyusun pelaporan sesuai hasil kinerja yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

i. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3.

j. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 2. Kepala Bagian Tata Usaha

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Mengkoordinasikan penyusutan program dan penyelenggaran tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.

d. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum. e. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian. f. Melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan. g. Melaksanakan pengelolaan administrasi program. h. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

i. Merencanakan penyusutan kebutuhan barang dan alat kelengkapan kantor. j. Melaksanakan pengelolaan surat-menyurat, arsip, dan dokumen lainnya.


(27)

k. Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab atas keamanan kantor.

l. Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawai, budaya bersih, budaya kerja, dan budaya tertib.

m.Mempersiapkan penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan Surat Perintah Tugas bagi pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas. n. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas.

o. Memelihara, merawat, dan menjaga, dan mengawasi inventaris kantor. p. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang

langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

q. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.

r. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

s. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. t. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

3. Kepala Sub Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Umum mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan pengelolaan administrasi umum.


(28)

d. Membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

e. Membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan.

f. Menggandakan, menomori, dan mendistribusikan surat masuk dan surat keluar.

g. Memeriksa, meneliti, dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar. h. Melaksanakan kebersihan lingkungan kantor dan bertanggung jawab atas

keamanan kantor.

i. Merencanakan usulan kebutuhan akan alat tulis kantor, dan kebutuhan akan barang lainnya.

j. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, dan merencanakan kegiatan pelaksanaan tugas.

k. Menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

l. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan.

m.Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 4. Kepala Sub Bagian Program

Kepala Sub Bagian Program mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.


(29)

c. Membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan pengelolaan penyusunan administrasi program.

d. Mengumpulkan, mengolah, menganalisa data sebagai bahan acuan dalam penyusunan program kerja.

e. Melakukan observasi lapangan untuk menilai kebenaran dan keakuratan data sebagai bahan dalam penyusunan program kerja.

f. Mempersiapkan daftar usulan kegiatan pelaksanaan tugas.

g. Melakukan evaluasi terhadap program kerja sebagai bahan penyusunan program.

h. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

i. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, dan merencanakan kegiatan pelaksanaan tugas.

j. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban tugas.

k. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan.

l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 5. Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.


(30)

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, dan merencanakan kegiatan pelaksanaan tugas.

d. Membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan pengelolaan penyusunan administrasi keuangan.

e. Menyusun, memeriksa, dan meneliti rencana anggaran.

f. Melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan anggaran. g. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan perbendaharaan. h. Meneliti dokumen dan tanda bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan. i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang

langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

j. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

k. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan.

l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 6. Kepala Bidang Pelayanan Medis

Kepala Bidang Pelayanan Medis mempunyai rincian tugas: a. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan. b. Mendisposisikan surat kepada bawahan.

c. Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan tugas kepada para bawahan. d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pelayanan Medis. e. Memantau, mengawasi, dan mengendalikan atas penggunaan fasilitas


(31)

f. Memonitoring, mengevaluasi, mengendalikan, dan mengawasi atas kegiatan pelayanan medis, penerimaan, pemeriksaan, perawatan, pengobatan, rujukan, dan pemulangan pasien.

g. Menyusun perencanaan kebutuhan, mengatur, memonitoring, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh kebutuhan kegiatan di bidang pelayanan medis, instalasi pelayanan medis, dan instalasi pelayanan penunjang medis, serta kelompok tugas bidang pelayanan medis lainnya. h. Menata dan mengendalikan mutu standar pelayanan medis dan mutu

standar pelayanan penunjang medis.

i. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP), dan Alur Pelayanan, serta Respon Time setiap langkah kegiatan pelayanan yang dilakukan.

j. Mengkordinir dan menyusun Standar Pelayanan Medis serta Standar Pelayanan Minimal di setiap pelayanan medis maupun di setiap layanan penunjang medis.

k. Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan tenaga medis setiap tahun sesuai bobot tugas bidangnya.

l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

m.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

n. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. o. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.


(32)

7. Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis

Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis mempunyai rincian tugas:

a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pelayanan dan Penunjang Medis.

e. Mengkoordinasikan dan menyusun rencana seluruh kebutuhan pelayanan bidang Pelayanan Medis, IGD, Instalasi Bedah Sentral, dan Instalasi Kamar Jenazah, Instalasi Farmasi, Instalasi Patologi Klinik, Laboratorium, Instalasi Gizi, Instalasi Radiologi, Instalasi Rawat Jalan, dan Instalasi Rawat Inap, serta kebutuhan instalasi dan kelompok tugas pelayanan dan penunjang medis lainnya.

f. Melaksanakan pengaturan, monitoring, evaluasi, pengawasan, dan pengendalian seluruh penggunaan kebutuhan pelayanan bidang Pelayanan Medis, IGD, Instalasi Bedah Sentral, dan Instalasi Kamar Jenazah, Instalasi Farmasi, Instalasi Patologi Klinik, Laboratorium, Instalasi Gizi, Instalasi Radiologi, Instalasi Rawat Jalan, dan Instalasi Rawat Inap, serta kebutuhan instalasi dan kelompok tugas pelayanan dan penunjang medis lainnya.


(33)

g. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.

h. Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan tenaga medis setiap tahun sesuai bobot tugas bidangnya.

i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

j. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

k. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

8. Kepala Seksi Pengendalian Pelayanan Medis

Kepala Seksi Pengendalian Pelayanan Medis mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pengendalian Pelayanan Medis.

e. Melakukan pemantauan, pengawasan, dan pengendalian atas penggunaan fasilitas sarana dan prasarana serta kegiatan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan keberadaan tenaga medis serta tenaga kesehatan lainnya.


(34)

f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian, serta pengawasan terhadap kegiatan pelayanan medis dan kegiatan pelayanan penunjang medis yang dilakukan.

g. Melakukan monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pengawasan atas penerimaan, pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan rujukan, serta pemulangan pasien.

h. Melaksanakan penataan dan pengendalian standar mutu pelayanan medis dan standar mutu pelayanan penunjang medis.

i. Melaksanakan dan mengkordinasikan kepaniteraan senior dan Co Asst, praktek kerja lapangan atau sejenisnya untuk tenaga medis dan kesehatan lainnya.

j. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.

k. Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan tenaga medis setiap tahun sesuai bobot tugas bidangnya.

l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

m.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

n. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. o. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.


(35)

9. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan

Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai rincian tugas: a. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan. b. Mendisposisikan surat kepada bawahan.

c. Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan tugas kepada para bawahan. d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pelayanan

Keperawatan.

e. Melaksanakan program orientasi bagi tenaga keperawatan yang baru yang akan bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah.

f. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang prosedur asuhan keperawatan, ketenagaan keperawatan, dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan keperawatan.

g. Memelihara serta mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat, sehingga dapat tercipta informasi yang dapat dipercaya dan akurat.

h. Melaksanakan peran serta dalam kegiatan ilmiah dan penelitian yang diadakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah atau Institusi lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mutu asuhan keperawatan.

i. Mengkoordinasikan baik dengan Instansi Pendidikan Keperawatan untuk menunjang kelancaran program pendidikan, khususnya yang memerlukan sebagai tempat praktek.


(36)

j. Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala atau sewaktu-waktu ke ruang perawatan rawat inap agar tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai tetap terjamin.

k. Melaksanakan, menata, dan meningkatkan mutu keperawatan dan mutu asuahan keperawatan.

l. Menampung dan menanggulangi usul-usul serta keluhan-keluhan baik tentang masalah keperawatan maupun pelayanan keperawatan.

m.Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan.

n. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.

o. Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan tenaga medis setiap tahun sesuai bobot tugas bidangnya.

p. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

q. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

r. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. s. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.


(37)

10.Kepala Seksi Bimbingan dan Pengendalian Asuhan dan Mutu Keperawatan

Kepala Seksi Bimbingan dan Pengendalian Asuhan dan Mutu Keperawatan mempunyai rincian tugas:

a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Bindal Asuhan dan Mutu Keperawatan.

e. Melaksanakan pemantauan, monitoring, evaluasi, pengawasan, dan pembinaan tenaga keperawatan, mutu asuhan keperawatan, dan etika keperawatan.

f. Melaksanakan penataan, peningkatan mutu, pengaturan, dan pengendalian tenaga keperawatan, asuhan keperawatan, dan etika profesi keperawatan. g. Mengumpulkan, mengolah, serta menganalisa data tentang standar

operasional prosedur, prosedur tetap, alur pelayanan asuhan keperawatan, etika profesi keperawatan, dan mutu tenaga keperawatan.

h. Mengkoordinasikan dan membantu pemecahan masalah yang timbul di unit-unit pelayanan perawatan.

i. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.


(38)

j. Menyimpan dan memelihara dokumen kegiatan termasuk kepegawaian dari tenaga perawat di unit perawatan, melaksanakan pengawasan pengendalian dan penilaian.

k. Mengendalikan pelaksanaan peraturan dan tata tertib pelayanan keperawatan yang berlaku, melaksanakan kunjungan keliling, dan mengendalikan pendayagunaan tenaga keperawatan secara efektif dan efisien.

l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

m.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

n. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. o. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

11.Kepala Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Keperawatan

Kepala Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Keperawatan mempunyai rincian tugas:

a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Ketenagaan dan Pengembangan Keperawatan.


(39)

e. Mengkoordinasikan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tugas Sub Bidang Ketenagaan dan Pengembangan Keperawatan.

f. Melaksanakan program orientasi bagi tenaga keperawatan baru yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah.

g. Mempersiapkan kelengkapan peralatan keperawatan sesuai prosedur yang berlaku.

h. Mengkoordinasikan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Kepal Ruang Rawat Inap dan tenaga keperawatan.

i. Mengumpulkan, mengolah, serta menganalisa data tentang ketenagaan dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan keperawtan.

j. Mengendalikan pelaksanaan pengaturan dan tata tertib pelayanan keperawatan yang berlaku.

k. Melaksanakan kunjungan keliling secara berkala.

l. Mengendalikan pendayagunaan tenaga keperawatan secara efektif dan efisien.

m.Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.

n. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

o. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

p. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan.


(40)

q. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. 12.Kepala Bidang Pengembangan

Kepala Bidang Pengembangan mempunyai rincian tugas: a. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan. b. Mendisposisikan surat kepada bawahan.

c. Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan tugas kepada para bawahan. d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pengembangan. e. Mengkoordinasikan dengan bidang lain untuk menyusun rencana kerja,

rencana kebutuhan sarana, prasarana, peralatan, bahan, dan sumber daya manusia kebutuhan kegiatan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan non medis.

f. Melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan non medis, dan pelayanan keperawatan agar tercapai sesuai rencana dan program kerja yang telah ditetapkan.

g. Melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pengawasan atas mutu standar kegiatan yang sedang dilaksanakan agar mencapai standar mutu program yang ditetapkan.

h. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan, menyiapkan bahan presentasi atau expose.

i. Melaksanakan kegiatan surveilance, validasi program, dan produk.

j. Mengkoordinasikan perencanaan pendidikan dan pelatihan tenaga dalam rangka pengembangan sumber daya manusia.


(41)

k. Menyusun laporan hasil kinerja yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas tahunan.

l. Menyusun rencana kerja dan rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia dalam jangka pendek tahunan, menengah, dan jangka panjang.

m.Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

n. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

o. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. p. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

13.Kepala Seksi Rekam Medis

Kepala Seksi Rekam Medis mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Rekam Medis. e. Melaksanakan kegiatan pengelolaan rekam medis, menghimpun, mengolah

data penyajian rekam medis, serta data rekam medis secara cepat dan akurat.


(42)

g. Melaksanakan pelaporan rekam medis secara rutin, berkala, dan tahunan. h. Menyusun data informasi rekam medis secara rinci dan terurai.

i. Menyimpan, menyusun dan menata, memelihara dan menjaga rekam medis, serta menjaga kerahasiaan rekam medis pasien sesuai ketentuan yang berlaku.

j. Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.

k. Menyusun dan mengusulkan rencana kebutuhan sarana, prasarana, dan tenaga medis setiap tahun sesuai bobot tugas bidangnya.

l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

m.Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

n. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. o. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

14.Kepala Seksi Rekam Medis

Kepala Seksi Rekam Medis mempunyai rincian tugas: a. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan.

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib.

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencanakan kegiatan, dan membuat laporan pelaksanaan tugas.


(43)

d. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pelatihan dan Pendidikan.

e. Mengkoordinir seluruh kegiatan pelaksanaan, pelatihan formal, pendidikan dan pelatihan, kegiatan kepaniteraan klinik senior, Co Asst, praktek dinas, kerja lapangan, atau kegiatan sejenis lainnya.

f. Mengkoordinir seluruh pegawai yang akan mengikuti pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan, seminar, simposium, kursus, atau kegiatan sejenis lainnya yang dilaksanakan di luar rumah sakit.

g. Menyusun perencanaan program kerja dan perencanaan kebutuhan, sarana, prasarana, bahan, peralatan, obat, dan kebutuhan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas disusun dalam daftar rincian dan uraian untuk jangka pendek, tahunan, menengah, dan jangka panjang.

h. Melakukan monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan yang akan, sedang, atau telah dilakukan pada pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan non medis, dan pelayanan keperawatan agar sesuai rencana dan program kerja yang telah ditetapkan semula.

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pengendalian, serta pelaporan hasil kegiatan pelatihan formal, pendidikan dan pelatihan, praktek dinas, kerja lapangan, dan pengembangan jumlah kebutuhan, dan mutu tenaga medis, tenaga keperawatan, dan tenaga non medis.

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan standar mutu program pelayanan yang sedang atau telah dilakukan untuk mencapai standar mutu program yang telah ditetapkan.


(44)

k. Melaksanakan kegiatan surveilance, validasi program, dan produk.

l. Menyusun laporan hasil kinerja yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas tahunan.

m.Menyusun, menata, dan membuat Prosedur Tetap (PROTAP), Standar Operasi Prosedur (SOP) setiap langkah kegiatan yang dilakukan.

n. Membuat expose dan presentasi yang diperlukan pimpinan.

o. Menyusun laporan kegiatan perencanaan, pendidikan, pelatihan, praktek dinas kerja lapangan, dan kegiatan lainnya sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

p. Menghimpun, merekapitulasi, dan menyusun seluruh rencana kerja dan rencana kebutuhan rumah sakit, sarana, prasarana, dan sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas secara rinci dan terurai.

q. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

r. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

s. Menilai prestasi kerja bawahan dengan membuat catatan dalam buku penilaian sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan DP-3 bawahan. t. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.


(45)

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang. RSUD Deli Serdang terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Untuk mendorong pencapaian hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi sebagai pelaksana pelayanan kesehatan rujukan, kinerja usaha terkini yang dijalankan RSUD Deli Serdang seperti dalam tujuannya yaitu “meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup masyarakat, meningkatkan angka kesembuhan, menurunkan angka kecacatan dan kematian”.

Melalui peningkatan mutu pelayanan, cakupan dan peningkatan jangkauan pelayanan baik promotif, preventif, curatif, maupun rehabilitatif, serta meningkatkan performance rumah sakit melalui peningkatan fasilitas pelayanan, baik secara fisik maupun peralatan medis dan peralatan non medis serta peningkatan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia, maka secara konsisten diharapkan RSUD Deli Serdang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya lebih berhasil guna dan berdaya guna.


(46)

F. Rencana Kegiatan

Pencapain Visi dan Misi serta Tujuan secara bertahap dan konsisten, disusun dalam program-program kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra, diharapkan dapat dicapai secara maksimal. Untuk itu telah diambil suatu kebijakan prioritas yaitu:

1. Peningkatan Mutu Pelayanan Medis dan Mutu Pelayanan Keperawatan. 2. Peningkatan kualitas tenaga dalam bentuk pemberian peluang dan

kemudahan untuk mengikuti Diklat, Seminar, Pelatihan, Simposium, dan lainnya maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

3. Peningkatan dan pemantapan Sistem Pengelolaan Administrasi & Management melalui Penerapan Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

4. Peningkatan kesejahteraan pegawai melalui pemberian jasa medic (jasa pelayanan) dan memberikan Reward bagi pegawai yang berprestasi.

5. Peningkatan keberhasilan Gerakan Rumah Sakit Bersih dan Tertib (GRSBT).

6. Peningkatan Penyuluhan Kesehatan dan Informasi kepada Masyarakat (PKMRS).

7. Peningkatan keberhasilan Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Sayang Bayi (GRS2IB).

8. Mensukseskan Program Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Secara Terpadu (KtP/A).


(47)

10. Peningkatan dan pengembangan Sarana dan Prasarana Pelayanan (Penyusunan Master Plan dan Detail Engineering Design).

11. Peningkatan Pendapatan RS melalui penyesuaian Perda Retribusi pelayanan Kesehatan.

12. Peningkatan Kerja Sama Operasional dengan Institusi Pendidikan Kesehatan (FK: USU, UISU, UMI Medan, AKPER/AKBID/STIKES: Medistra, Harapan Mama, Darmo Medan, dan Analisis Kesehatan Medan, Akademi Kesehatan Lingkungan Kabanjahe, Poltekes Gizi Lubuk Pakam, Akademi Teknik Elektro Medik, Akademi Fisioterapi, dll).

13. Peningkatan Kerja Sama pelayanan kesehatan dengan PT. Jamsostek, PT Askes/Askes Plus, beberapa Perusahaan Perkebunan, Kontraktor, serta Industri Swasta Pengerah tenaga kerja, PT. Jasa Raharja serta Kerja sama dengan Polres Deli Serdang khususnya Pelayanan Terpadu korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A), Korban Kecelakaan lalu Lintas tanpa dipungut biaya awal dari Pasien.

14. Peningkatan Penilaian Akreditasi Rumah Sakit 16 Pelayanan dengan standar mutu ISO (International Standard Organization).

15. Penerapan Standarisasi Pelayanan RS (SPM).

16. Penetapan dan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).


(48)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

Dalam Bab III ini penulis akan membuat pembahasan mengenai sistem pengawasan internal aset tetap yang dilakukan dengan cara membandingkan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan dengan pelaksanaannya yang diperoleh dari hasil tinjauan penulis ke Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.

A. Pengertian Aset Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aset tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.

Untuk memahami pengertian aset tetap perlu dikemukakan defenisi mengenai aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 (2009: 22) adalah “Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.


(49)

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu:

1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung.

2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengawasi manfaat tersebut.

3. Transaksi-transaksi menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aset yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milik perusahaan dinamakan aset berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan kantor, kendaraan, dan lainnya. Aset tetap mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih dari satu tahun atau jangka waktu relatif lama, nilainya besar, dan tidak untuk dijual.

B. Jenis-Jenis Aset Tetap

Aset tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Substansi

Yaitu aset yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aset tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

Tangible fixed asset (Aset berwujud)

Contohnya: lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. • Intangible fixed asset (Aset tidak berwujud)


(50)

2. Umur

Pengkategorian aset tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Berdasarkan umurnya aset tetap terdiri dari:

• Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti: tanah

• Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan jenis aset sejenis.

Contohnya: bangunan, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.

• Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset lain yang sejenis. Contohnya: sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.

Menurut Soemarso (2005 : 62) aset tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut:

a. Tanah dan pematangan tanah (land and land improvement). b. Gedung dan perbaikan gedung.

c. Mesin. d. Meubel.

e. Kendaraan-kendaraan.

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang mengkategorikan jenis aset tetapnya ke dalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16, yaitu:


(51)

1. Tanah.

2. Bangunan / gedung. 3. Kendaraan.

4. Peralatan.

5. Inventaris Kantor, seperti : komputer, meja.

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 di atas terkait ciri-ciri aset tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang telah disesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 di mana aset tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aset yang berwujud, dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. C. Cara Perolehan Aset Tetap

Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aset tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 (2009: 23) berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian.


(52)

Menurut Kusnadi, et al (2004: 169) Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yaitu:

1. Pembelian tunai

Aset yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya - biaya sehubungan dengan pembelian aset itu, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

2. Pembelian secara kredit jangka panjang

Apabila aset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga perolehan tidak boleh termasuk bunga, dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga. Pembayaran bunga atas kredit ada dua kemungkinan :

a) Secara flat adalah biaya bunga sama untuk pembayaran angsuran semester, b) Berdasarkan sisa hutang adalah biaya bunga dihitung.

3. Aset tetap yang diperoleh secara pertukaran

Aset tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aset tetap yang kita miliki dengan aset tetap lainnya yang dimiliki pihak lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan-tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya, misalnya kas.

4. Pembelian dengan surat berharga

Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak


(53)

diketahui, harga perolehan aset tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut. Harga pasar surat berharga dan aset tetap yang ditukar tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

5. Aset tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi

Jika aset tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut

nonreciprocal transfer (transfer yang tidak memerlukan umpan balik). Aset ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent.

6. Aset tetap yang dibangun sendiri

Dalam pembuatan aset, semua biaya yang langsung (biaya variabel), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunkan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.

Menurut Dykman, et al (2003: 281), setelah memperoleh aset tetap, perusahaan juga harus menyediakan pengeluaran yang signifikan untuk aset tetap tersebut yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu:

1. Pemeliharaan dan reparasi biasa (rutin)

Pengeluaran pemeliharaan meliputi lubrikasi, kebersihan, penyesuaian, dan pengecatan yang berlangsung secara terus-menerus untuk memelihara aset tetap agar selalu berada dalam kondisi siap pakai. Biaya reparasi biasa seperti pengeluaran untuk suku cadang, tenaga kerja, dan perlengkapan yang berhubungan sangat dibutuhkan untuk menjaga aset tetap tersebut dalam kondisi operasi tetap, secara material tidak menambah nilai kegunaan dan juga tidak memperpanjang umur manfaat aset tetap tersebut secara signifikan.


(54)

Reparasi rutin biasanya hanya melibatkan pengeluaran dalam jumlah yang kecil.

Ada 2 pendekatan yang digunakan untuk menghitung pengeluaran pemeliharaan dan reparasi biasa (rutin):

a. Pendekatan atas dasar terjadinya (Incurred Approach)

Pendekatan ini mencatat pengeluaran pemeliharaan dan reparasi aktual sebagai beban pada saat terjadinya dan menganggap bahwa pengeluaran itu didistribusikan sepanjang waktu.

b. Pendekatan alokasi (Allocation Approach)

Pendekatan ini didasarkan pada estimasi jumlah reparasi dan pemeliharaan. Hal ini khususnya berguna ketika reparasi tersebut bersifat musiman dan jumlahnya material. Total biaya reparasi dan pemeliharaan yang diharapkan diestimasi dan dialokasikan atas dasar waktu atau produksi, tergantung situasinya.

2. Peningkatan (perbaikan), penggantian, dan reparasi tidak biasa (non rutin) Suatu peningkatan (perbaikan) merupakan penggantian komponen utama aset tetap dengan komponen lainnya yang mampu mamberikan kinerja yang lebih signifikan. Contohnya mencakup penggantian atap sirap yang sudah tua dengan atap genteng yang modern, instalasi (pemasangan) mesin kapal yang lebih bertenaga, dan peningkatan yang signifikan atas sistem listrik gedung. Penggantian adalah substitusi komponen utama aset tetap dengan komponen lainnya yang kualitasnya sama. Penggantian mesin truk dengan mesin yang sama merupakan salah satu contoh penggantian.


(55)

Reparasi yang tidak biasa atau pembaharuan membutuhkan pengeluaran besar yang sifatnya tidak sering terjadi, dan biasanya meningkatkan utilitas atau umur pelayanan aset tetap di atas ukuran awalnya. Contohnya adalah pemeriksaan yang teliti atas peralatan dan penguatan pondasi gedung.

Semua kategori pengeluaran ini meningkatkan umur manfaat atau produktivitas awal aset tetap. 3 pendekatan yang berbeda telah dikembangkan untuk menghitung pengeluaran ini, ketiganya mengakibatkan naiknya nilai buku awal aset tetap:

a. Substitusi

Pendekatan ini menghilangkan biaya komponen lama dan akumulasi penyusutan yang berkaitan, mengakui kerugian yang sama dengan nilai buku tersisa dan menaikkan akun awal aset tetap sebesar jumlah pengeluaran. Pendekatan ini tidak cocok digunakan untuk reparasi tidak biasa, karena reparasi tersebut tidak melibatkan penggantian komponen. b. Meningkatkan akun aset

Pendekatan ini digunakan pada saat biaya dan jumlah penyusutan komponen lama tidak diketahui dan apabila pengaruh utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi daripada umur ekonomis aset tetap dasar. Salah satu hasil perlakuan ini adalah penilaian yang terlalu tinggi terhadap nilai buku aset dan penyusutan selanjutnya, walaupun nilai ini biasanya relatif kecil pada saat penggantian. Pendekatan ini cocok untuk reparasi tidak biasa.


(56)

c. Mengurangi akumulasi penyusutan

Ini merupakan pendekatan tradisional yang digunakan apabila pengaruh utamanya adalah untuk memperpanjang umur aset tetap yang masih tersisa. Pengeluaran itu didebet ke akun akumulasi penyusutan yang relevan, dengan alasan bahwa umur manfaat aset tetap yang sudah berkurang dipulihkan kembali. Biaya atas unit yang diganti tidak dihapus/dikeluarkan dari akun. Seringkali tingkat penyusutan (depreciaton rate) harus direvisi.

3. Penambahan

Penambahan merupakan perluasan, pelebaran, atau ekspansi dari aset tetap yang ada. Sisi bangunan ekstra atau ruangan yang ditambahkan pada gedung adalah salah satu contohnya. Penambahan mempresentasikan pengeluaran modal dan dicatat dalam akun aset tetap pada biaya perolehannya. Pekerjaan yang berhubungan dengan struktur yang telah ada, seperti memperkuat pondasi atau jalan pintas yang harus dibuat melewati tembok yang sudah berdiri, adalah bagian dari biaya penambahan dan harus dikapitalisasikan. Jika penambahan merupakan biaya integral dari aset tetap lama, maka biayanya dikurangi estimasi nilai residu, biasanya disusutkan sepanjang umur pelayanan atau umur yang tersisa dari aset tetap awal, mana yang lebih pendek. Jika penambahan bukan merupakan bagian integral dari aset tetap lama, maka penambahan itu disusutkan sepanjang umur manfaat itu.


(57)

4. Pengaturan kembali atau penyesuaian lainnya

Biaya pemasangan kembali, melakukan rute ulang, atau pengaturan kembali mesin-mesin pabrik untuk meningkatkan efisiensi merupakan pengeluaran modal jika manfaat yang diberikan melampaui periode akuntansi berjalan. Biaya-biaya seperti ini dikapitalisasikan sebagai aset tetap lainnya, beban yang ditangguhkan, atau aset tetap spesifik dan diamortisasikan sepanjang periode di mana pengaturan kembali itu memberikan manfaatnya.

D. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 (2009: 25) penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aset tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aset tetap. Menurut Harahap (2002: 53) yang dimaksud dengan penyusutan adalah “Pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa penggunaannya”.


(58)

Beberapa istilah-istilah khusus di dalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aset terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aset tetap, antara lain:

a. Depresiasi

Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aset tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

b. Deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c. Amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aset tetap tidak berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah :

1. Harga perolehan aset

Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aset sampai keadaan siap pakai.

2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat (nilai residu),

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aset tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban penyusutan.


(59)

3. Masa Manfaat,

Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life) atas aset tetap juga harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan.

Menurut Warren, et al (2005 : 395) beberapa faktor yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu: a. Faktor Fisik

Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deteroralitation and deacay), dan kerusakan merupakan faktor fisik yang dapat mengurangi fungsi aset tetap.

b. Faktor Fungsional

Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai.

4. Pola Pemakaian

Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi.

Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aset tetap. Tiga metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun berganda.


(60)

Metode Garis Lurus

Metode garis lurus (straight line method) menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut (Harahap, 2002):

Keterangan :

D = Beban Penyusutan (Depresiasi) C = Harga Pokok Aset (cost) S = Salvage Value (nilai residu) N = Useful Life (umur teknis) Contoh :

Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp 20.000.000 nilai residu ditaksir Rp 2.000.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:

000 . 600 . 3 5 000 . 000 . 2 000 . 000 . 20 Rp = −

D = C ̶ S n


(61)

Tabel. 3.1

Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus Akhir

Tahun

Harga Pokok Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 0 1 2 3 4 5 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 - 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 - 3.600.000 7.200.000 10.800.000 14.400.000 18.000.000 18.000.000 20.000.000 16.400.000 12.800.000 9.200.000 5.600.000 2.000.000

Sumber : Data diolah (2012)

Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodik jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode. Metode Unit Produksi

Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus. Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.

Metode unit produksi (Unit-of-Production Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan untuk setiap


(62)

periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut:

Contoh:

Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aset tetap dimisalkan 75.000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut:

perjam 240 000 . 75 000 . 000 . 2 000 . 000 .

20 − =

Dengan mengasumsikan bahwa aset tetap dioperasikan 15.000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 15.000 × 240 = Rp 3.600.000

Tabel. 3.2

Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi No Jam Kerja Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 4 5 15.000 13.000 10.000 17.000 20.000 75.000 000 . 600 . 3 240 000 .

15 × =

000 . 120 . 3 240 000 .

13 × =

000 . 400 . 2 240 000 .

10 × =

000 . 080 . 4 240 000 .

17 × =

000 . 800 . 4 240 000 .

20 × =

000 . 000 . 18 240 000 .

75 × =

3.600.000 6.720.000 9.120.000 13.200.000 18.000.000 20.000.000 16.400.000 13.280.000 10.880.000 6.800.000 2.000.000


(63)

Metode Saldo Menurun Berganda

Metode saldo menurun berganda (double declining balance method) menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun terlebih dahulu harus digandakan.

Contoh:

Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan saldo menurun adalah :

= 100% / 5 tahun = 20%

Digandakan menjadi 20% × 2 = 40 %

Tabel. 3.3

Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Berganda Tahun Beban Penyusutan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 4 5

40% × 20.000.000 = 8.000.000 40% × 12.000.000 = 4.800.000 40% × 7.200.000 = 2.880.000 40% × 4.320.000 = 1.728.000 40% × 2.592.000 = 1.036.800

8.000.000 12.800.000 15.680.000 17.408.000 18.444.800 20.000.000 12.000.000 7.200.000 4.320.000 2.592.000 1.555.200 Sumber : Data diolah (2012)


(64)

E. Penggantian Aset Tetap

Menurut Stice, et al (2004: 141) Cara penggantian aset tetap terbagi atas tiga yaitu:

1. Dengan cara dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan dinonaktifkan. Hal ini dikarenakan aset tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar.

2. Dengan cara dijual

Penjualan aset tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

3. Dengan cara ditukar dengan aset lain

Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Begitupun sebaliknya, jika nilai tukar lebih kecil dari pada nilai buku, maka diperoleh kerugian dari pertukaran tersebut.

F. Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap pada RSUD Deli Serdang

Berdasarkan riset yang telah penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang, penulis mendapat gambaran mengenai pengelolaan aset tetap yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang, yaitu:


(65)

1. Cara Perolehan Aset Tetap di RSUD Deli Serdang

Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang yang merupakan bagian dari PemKab Deli Serdang dalam penyusunan anggarannya pun sama seperti halnya PemKab Deli Serdang, yaitu dengan merancang anggaran pengeluaran APBD (Belanja Tidak Langsung):

a. Belanja Pegawai (511)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayarkan gaji PNS yang bekerja di RSUD Deli Serdang tersebut. b. Honorarium (521)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayarkan honor pegawai non PNS (honorer) yang bekerja di RSUD Deli Serdang tersebut.

c. Barang dan Jasa (522)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakukan oleh RSUD Deli Serdang, seperti perlengkapan kantor, serta biaya air, listrik,dan telepon.

d. Belanja Modal (523)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh RSUD Deli Serdang, seperti pembelian aset tetap, perlengkapan medis, dan lain sebagainya.


(66)

Prosedur perealisasian aset tetap di RSUD Deli Serdang:

1. Penyusunan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) oleh RSUD Deli Serdang.

RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) ini merupakan kebutuhan-kebutuhan yang diminta setiap unit untuk digunakan dalam kegiatan rumah sakit. 2. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) disahkan oleh pejabat yang

berwenang.

DPA yang disahkan ini terdiri dari anggaran pengeluaran yang telah disusun oleh RSUD Deli Serdang:

a. Belanja Pegawai (511)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayarkan gaji PNS yang bekerja di RSUD Deli Serdang tersebut.

b. Honorarium (521)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayarkan honor pegawai non PNS (honorer) yang bekerja di RSUD Deli Serdang tersebut.

c. Barang dan Jasa (522)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakukan oleh RSUD Deli Serdang, seperti perlengkapan kantor, serta biaya air, listrik,dan telepon.


(67)

d. Belanja Modal (523)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh RSUD Deli Serdang untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh RSUD Deli Serdang, seperti pembelian aset tetap, perlengkapan medis, dan lain sebagainya.

3. RSUD Deli Serdang mengajukan SPD (Surat Pengesahan Dana).

4. RSUD Deli Serdang mengajukan SPP (Surat Perintah Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar) sesuai dengan SPD yang telah disahkan ke PemKab Deli Serdang.

5. PemKab Deli Serdang mengeluarkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kepada RSUD Deli Serdang untuk perealisasian kegiatan dari SPP yang telah diajukan (diantaranya pengadaan inventaris).

Pada tahap ini dana dicairkan untuk pembiayaan pengeluaran RSUD Deli Serdang, yaitu diantaranya Belanja Modal, yang merupakan pengeluaran untuk pembelian aset tetap, perlengkapan medis, dan lain sebagainya. 6. Barang / inventaris yang baru dibeli diterima oleh Bendahara Material

RSUD Deli Serdang.

7. Pemberian nomor inventaris oleh Bendahara Material RSUD Deli Serdang.

8. Inventaris tersebut diserahkan ke setiap unit yang bersangkutan (membutuhkan).


(68)

Sementara itu, untuk memperoleh aset tetapnya, RSUD Deli Serdang melakukannya dengan 2 cara, yaitu:

a. Pembelian secara tunai.

Aset yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-biaya sehubungan dengan pembelian aset itu, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

b. Bekerjasama dengan pihak ketiga (Pemborong).

Cara ini hampir sama dengan cara perolehan aset tetap dengan dibangun sendiri, hanya saja untuk cara ini proses pembuatan aset tetap tersebut dikerjakan oleh pihak ketiga (pemborong).

2. Penyusutan Aset Tetap RSUD Deli Serdang

RSUD Deli Serdang tidak melakukan proses penghitungan beban penyusutan untuk setiap aset tetapnya, karena sistem di pemerintahan PemDa / PemKab belum ada peraturan yang mengatur mengenai penghitungan biaya penyusutan setiap aset tetap dan juga tidak pernah dilakukan pelelangan aset tetap yang telah habis masa manfaatnya, seperti halnya perusahaan swasta ataupu BUMN. Untuk itu, RSUD Deli Serdang menyiasatinya dengan cara mengalokasikan biaya pemeliharaan ataupun biaya perbaikan untuk setiap aset tetap sebesar ± 5% dari harga perolehannya (sesuai kebutuhan), untuk menjaga kondisi setiap aset tetap tersebut tetap baik dan siap pakai.


(1)

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang, maka pada Bab IV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang penulis anggap penting bagi pihak rumah sakit, yaitu :

1. RSUD Deli Serdang memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai, dan bekerjasama dengan pihak ketiga (pemborong).

2. RSUD Deli Serdang tidak melakukan proses penghitungan beban penyusutan untuk setiap aset tetapnya, karena sistem di pemerintahan PemDa / PemKab belum ada peraturan yang mengatur mengenai penghitungan biaya penyusutan setiap aset tetap dan juga tidak pernah dilakukan pelelangan aset tetap yang telah habis masa manfaatnya, seperti halnya perusahaan swasta ataupu BUMN. Untuk itu, RSUD Deli Serdang menyiasatinya dengan cara mengalokasikan biaya pemeliharaan ataupun biaya perbaikan untuk setiap aset tetap sebesar ± 5% dari harga perolehannya (sesuai kebutuhan), untuk menjaga kondisi setiap aset tetap tersebut tetap baik dan siap pakai.

3. Penggantian aset tetap di RSUD Deli Serdang tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aset lain, karena aset tetap tersebut merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan, meskipun aset tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional lagi.


(2)

Sementara untuk mekanisme penghapusan aset tetap RSUD Deli Serdang yang sudah rusak dapat dilakukan setelah dikeluarkan Surat Keputusan penghapusan aset dari Kepala Daerah (dalam hal ini Bupati Deli Serdang). Sistem pengeluaran Surat Keputusan penghapusan asset tersebut harus melalui SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) yang diusulkan kepada Kepala Daerah (Bupati), dan setelah keluar Surat Keputusan perihal penghapusan aset-aset yang telah rusak tersebut, SKPD akan mengalami perubahan dengan menghilangkan aset-aset yang telah dihapus dari daftar asset SKPD, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No: 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

4. Sistem pengawasan internal aset tetap di RSUD Deli Serdang sudah dijalankan dengan cukup baik, tetapi masalah penyusutan aset tetap masih menjadi kendala karena belum ada peraturan pemerintah yang mengatur mengenai masalah ini.

2. Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan di atas sebagai penutup Tugas Akhir ini penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur perealisasian aset tetap yang dijalankan RSUD Deli Serdang sebaiknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan pemerintah. Bila perlu, dibuat prosedur-prosedur yang lebih efektif dan efisien untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan terhadap aset tetap rumah sakit.


(3)

2. RSUD Deli Serdang seharusnya mendorong PemKab Deli Serdang untuk segera merumuskan peraturan mengenai penyusutan aset tetap RSUD Deli Serdang, sehingga aset tetap yang dimiliki oleh RSUD Deli Serdang dapat dihitung seberapa lama estimasi masa manfaatnya, supaya tercapai keseimbangan antara kondisi aset tetap dengan nilai akuntansi yang ada di laporan keuangannya.

3. Kebijakan RSUD Deli Serdang untuk mengalokasikan biaya pemeliharaan ataupun biaya perbaikan untuk setiap aset tetap sebesar ± 5% dari harga perolehannya (sesuai kebutuhan) sebaiknya terus dipertahankan, supaya kondisi setiap aset tetap tersebut tetap baik dan siap pakai dalam waktu yang relatif lama.

4. Sistem pengawasan internal aset tetap tersebut harus lebih ditingkatkan lagi, misalnya dengan cara membentuk bagian khusus yang menangani seluruh aset tetap seperti melakukan pemeriksaan fisik secara periodik terhadap aset tetap tersebut kemudian membandingkan dengan catatan akuntansinya. Hal ini sangat penting karena aset tetap merupakan harta perusahaan yang jumlahnya besar. Tanpa keberadaan aset tetap tersebut, perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

S.R, Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 2. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kertahadi, et al. 2004. Teori Akuntansi. Malang: Universitas Brawijaya.

Dyckman, Tomas R, et al. 2003. Akuntansi Intermediate. Jilid 3. Edisi 2. diterjemahkan oleh Herman Wibowo. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi 1. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Warren, Carl S, et al. 2006. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi 21. diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendarwan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Stice, Eral K, et al. 2005. Intermediate Accounting. Buku 1. Edisi 15. diterjemahkan oleh Polopi Wariati, Yati Sumiharti. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.


(5)

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DELI SERDANG

BAGIAN TATA USAHA

BIDANG PELAYANAN MEDIS SEKSI PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIS SEKSI PENGENDALIAN PELAYANAN MEDIS BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN SEKSI

BINDAL ASUHAN DAN MUTU KEPERAWATAN SEKSI KETENAGAAN DAN PENGEMBANGAN SEKSI REKAM MEDIS BIDANG PENGEMBANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKSI PELATIHAN DAN PENDIDIKAN SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PROGRAM SUBBAG UMUM Lampiran 1


(6)

Sumber : RSUD Deli Serdang

Lampiran 2