Kerangka Berpikir
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan antara variabel independen dan dependen . (Sugiyono,2013:91)
Pendidikan umum dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, dengan demikian keluarga merupakan salah satu lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan
umum (Sochib, 2010:2).. Keluarga merupakan sumber pertama pendidikan yang diperoleh anak khususnya dari orang tua. Orang tua mengajarkan bagaimana menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab. Dalam hal pengetahuan, orang tua juga yang pertama mengenalkan huruf abjad, angka, mengajarkan membaca, menulis dan bertutur kata dengan sopan. Penerapan pola asuh akan berdampak pada tumbuh kembang anak baik perilaku, kepribadian maupun hasil belajar yang diperoleh anak saat proses belajar. Pengertian pola asuh sendiri adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk sukses (Tridhonanto, 2014:5). Setiap orang tua mempunyai pola asuh yang berbeda-beda antara orang tua satu dengan lainnya. Penerapan pola asuh yang tepat akan menghasilkan pendidikan dan hasil belajar pada anak yang maksimal pula, begitupun sebaliknya. Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Rifa’i dan Anni (2012:69) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, ketrampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan. Keberhasilan dalam proses belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya, ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru, tetapi bukan hanya guru saja yang mempengaruhi umum (Sochib, 2010:2).. Keluarga merupakan sumber pertama pendidikan yang diperoleh anak khususnya dari orang tua. Orang tua mengajarkan bagaimana menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab. Dalam hal pengetahuan, orang tua juga yang pertama mengenalkan huruf abjad, angka, mengajarkan membaca, menulis dan bertutur kata dengan sopan. Penerapan pola asuh akan berdampak pada tumbuh kembang anak baik perilaku, kepribadian maupun hasil belajar yang diperoleh anak saat proses belajar. Pengertian pola asuh sendiri adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk sukses (Tridhonanto, 2014:5). Setiap orang tua mempunyai pola asuh yang berbeda-beda antara orang tua satu dengan lainnya. Penerapan pola asuh yang tepat akan menghasilkan pendidikan dan hasil belajar pada anak yang maksimal pula, begitupun sebaliknya. Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Rifa’i dan Anni (2012:69) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, ketrampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan. Keberhasilan dalam proses belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya, ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru, tetapi bukan hanya guru saja yang mempengaruhi
Penelitian ini meneliti siswa kelas IV yang dianggap membutuhkan pola asuh orang yang tepat dikarenakan pada usia ini siswa beralih dari kelas rendah ke kelas tinggi, dimana pola pikir anak juga mulai berkembang Untuk itu orang tua hendaknya dapat membangkitkan kemauan belajar anak dan menerapkan pola asuh yang mendorong anak demi keberhasilan dalam belajar. Penerapan pola asuh yang tepat dapat terlihat dari indikator pola asuh yaitu terdapat lima (5) kategori yaitu: bagaimana orang tua mengkontrol, memeberi dukungan, berkomunikasi , kedekatan antara orang tua dan anak, serta cara orang tua mendisiplinkan anak. Kerangka berpikir dapat dilihat pada bagan berikut :
Pendidikan umum dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Sochib, 2010:2)
Orang tua sumber pertama pendidikan
Penerapan pola asuh orang tua Pendidikan dalam bidang akademik
Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan hasil belajar merupakan perubahan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua
perilaku yang diperoleh peserta didik yang memberikan dorongan bagi anak dengan