Teori-Teori yang Mendukung Perilaku Pemanfaatan Fasilitas Persalinan
2.4 Teori-Teori yang Mendukung Perilaku Pemanfaatan Fasilitas Persalinan
Teori Green (1994), kesehatan individu dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor dari luar perilaku. Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor yang meliputi faktor predisposisi mencakup pengetahuan, persepsi, sikap, keyakinan, tradisi, norma sosial dan sebagainya, faktor pemungkin atau pendukung adalah tersedianya sarana dan prasarana, obat-obatan dan kemudahan dalam mencapai pelayanan kesehatan dan faktor penguat yaitu sikap dan
perilaku petugas kesehatan, keluarga, tokoh masyarakat yang berpengaruh di lingkungan masyarakat tersebut.
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors) Bila dikaitkan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai sehubungan dengan Revolusi KIA, maka pengetahuan yang dimaksud adalah sejauh mana ibu hamil mengetahui program Revolusi KIA. Sedangkan sikap adalah tanggapan masyarakat khususnya ibu hamil tentang Revolusi KIA dalam pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai. Kepercayaan merupakan tahap selanjutnya dari perilaku, jika persepsi, pengetahuan dan sikap sudah diwujudkan dalam bentuk kepercayaan maka biasanya perilaku sangat sulit untuk berubah. Sedangkan tradisi yang dimaksud adalah apakah ada tradisi yang ada di masyarakat lebih memungkinkan seseorang berperilaku tidak sehat. Nilai-nilai dan norma sosial budaya dalam hal ini dapat berupa sejauh mana aktivitas atau kebiasaan masyarakat dalam perawatan kehamilan serta kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
2. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor pemungkin disini berupa sarana dan prasarana kesehatan, obat-obatan dan akses pelayanan kesehatan. Sarana dan prasarana kesehatan meliputi fasilitas kesehatan. Obat-obatan meliputi persediaan obat-obatan yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, sedangkan akses pelayanan berupa biaya, jarak ke fasilitas kesehatan dan hambatan yang ditemukan.
3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors )
Faktor Penguat disini meliputi perilaku atau sikap petugas kesehatan, perilaku guru, dukungan keluarga, sumber informasi dan tokoh masyarakat. Sikap petugas kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, sementara dukungan keluarga juga merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam perubahan perilaku.
Lawrence Green juga mengatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap kesehatan pada umumnya.
Teori lain yang berkaitan dengan teori Lawrence Green, yaitu tentang Perilaku Pemanfaatan Pelayanan. Menurut Aswar (2005), perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Skiner dalam Saifudin (2005), seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Menurut Anderson (1995) yang, menjelaskan bahwa ada beberapa model kepercayaan kesehatan dimana ketika setiap individu memanfaatkan pelayanan kesehatan tergantung tiga kategori utama diantaranya:
1. Karakteristik Predisposisi (Presdiposing Characteristics)
Karateristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda- beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri–ciri individu yang digolongkan kedalam
tiga kelompok yaitu (a) Ciri–ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur. (b)
Struktur sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras dan sebagainya. (c) Manfaat-manfaat kesehatan seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit.
Selanjutnya Anderson percaya bahwa: (1) Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan karateristik, mempunyai perbedaan tipe dan frekuensi penyakit dan mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan. (2) Setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial, mempunyai perbedaan gaya hidup, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan. (3) Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan kesehatan . Karateristik
pendukung (enabling characteristics). Karakteristik ini mencerminkan bahwa
meskipun mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak
akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar. Karakteristik kebutuhan (need characteristics ). Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujud didalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dengan kata lain kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan (need) dibagi dalam dua kategori yaitu perceived need dan evaluated need.
WHO mengemukakan beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, yakni (1) Pemikiran dan perasaan (throughts and feeling), dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan- kepercayaan dan perilaku seseorang terhadap pelayanan kesehatan. (2) Orang penting sebagai referensi (personal reference), perilaku seseorang itu lebih
banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap pentingberpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan. (3) Sumber daya (resources), mencakup
fasilitas, uang, waktu, tenaga, semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang baik positif maupun negatif. (4) Kebudayaan (culture), norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan konsep sehat sakit.