PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESE (1)

TESIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, AKSES PELAYANAN KESEHATAN, JUMLAH SUMBER INFORMASI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS PERSALINAN YANG MEMADAI OLEH IBU BERSALIN DI PUSKESMAS KAWANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR ADRIANA NARA NIM 1292161006 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

  i

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, AKSES PELAYANAN KESEHATAN, JUMLAH SUMBER INFORMASI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS PERSALINAN YANG MEMADAI OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS KAWANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR

  TAHUN 2014

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

  Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

ADRIANA NARA NIM 1292161006 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

  i

  Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 18 JUNI 2014

  Pembimbing I,

  Pembimbing II,

  Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi

  dr. Ni Luh Putu Lila Wulandari, MPH

  Ketua Program Studi Magister

  Program Pascasarjana

  Ilmu Kesehatan Masyarakat

  Universitas Udayana,

  Program Pascasarjana

  Universitas Udayana

  Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH

  Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp. S (K)

  NIP. 194810101977021001

  NIP. 195902151985102001

  ii

  Tesis ini Telah Diuji Pada Tanggal 18 Juni 2014

  Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

  Universitas Udayana, No: 1775UN 14.4HK2014 Tanggal 17 Juni 2014

  Ketua

  : Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi

  Anggota

  1. dr. Ni Luh Putu Lila Wulandari, MPH

  2. Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, M. Sc, Sp. And.

  3. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M. Repro, PA (K)

  4. Dr. I Putu Ganda Wijaya, S. Sos, MM

  iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  Yang bertanda tangan dibawah ini:

  Nama

  : Adriana Nara

  Nim

  Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul Tesis : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan, Jumlah

  Sumber Informasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan Yang Memadai Oleh Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur Tahun 2014.

  Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

  Denpasar, 18 Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan

  ADRIANA NARA NIM: 1292161006

  iv

UCAPAN TERIMA KASIH

  Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke

  hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kasih dan anugrahNya, tesis ini dapat diselesaikan.

  Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

  yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi, sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Ibu dr. Ni Luh Putu Lila Wulandari, MPH, pembimbing kedua yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

  Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana

  Bapak Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, SpPD (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana.

  Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program

  Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Ibu Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp. S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Unuversitas Udayana.

  Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. dr. D. N

  Wirawan, MPH, sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat dan semua dosen-dosen yang mengajar di Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat beserta jajaran birokrasinya.

  v

  Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para penguji tesis, yaitu

  Bapak Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp. And., Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M. Repro, PA (K)., Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, MM, yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

  Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

  Pemerintah Kabupaten Sumba Timur c.q, Bupati Sumba Timur Bapak Drs. Gidion Mbiliyora, M.Si, melalui Tim Diklat yang telah memberikan bantuan finansial dalam bentuk BPPS sehingga meringankan beban penulis dalam menyelesaikan studi ini.

  Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada seluruh keluarga terkasih,

  mendiang (Papa dan Mama), Bunda Kati Hary Radjah, Mertua serta semua saudara- saudara yang dengan sabar dan setia mendukung memberikan semangat dan mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan sampai menyelesaikan tesis ini. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Noplianus Kalendiwaoe, serta anak-anakku Reinhold, Reinhy dan Reinhard tersayang, yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

  Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmatNya kepada

  semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.

  Penulis

  vi

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, AKSES PELAYANAN

  KESEHATAN, SUMBER INFORMASI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS PERSALINAN YANG MEMADAI OLEH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR

  Kebijakan pemerintah dalam MDG’s adalah untuk menurunkan angka kematian ibu. Upaya dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah mencanangkan Program Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Persalinan di fasilitas kesehatan di Kabupaten Sumba Timur tahun 2013 sebesar 86,7 dan non fasilitas kesehatan 13,3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang hubungan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Kawangu tahun 2014.

  Desain penelitian ini cross-sectional, sampel penelitian sebanyak 85 orang, diambil dengan metode Non-Probability Sampling tehnik consecutive sampling. Variabel terikat adalah pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai sedangkan pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan, sumber informasi dan dukungan keluarga sebagai variabel bebas. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner. Analisis data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (regresi logistik).

  Responden penelitian sebagian besar berumur 21-34 tahun (76,5), berpendidikan SD (44,2), bekerja sebagai petani (56,5). Hasil uji bivariat diketahui ada hubungan pengetahuan ibu bersalin (p=0,001), sikap (p<0,001), akses pelayanan kesehatan (p<0,001), jumlah informasi (p=0,039), dukungan keluarga (p<0,001) dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai. Pada analisis multivariat, variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai adalah akses pelayanan kesehatan dengan p=0,018; OR=11,679; CI 95= 1,365-99,891.

  Simpulan ada hubungan yang sangat kuat antara akses pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai. Sehingga perlu dilakukan penjangkauan akses pelayanan kesehatan terutama sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai oleh ibu bersalin serta melakukan penelitian lebih lanjut lagi.

  Kata kunci: Akses Pelayanan Kesehatan, Pemanfaatan Fasilitas Persalinan.

  vii

  ABSTRACT THE RELATION BETWEEN THE KNOWLEDGE, ATTITUDE, ACCESS OF HEALTHY SERVICE, INFORMATION SORUCE AND FAMILY SUPPORT WITH THE UTILIZATION OF GOOD BIRTH FACILITY BY PREGNANT MOTHER IN AREA OF PUSKESMAS KAWANGU IN EAST SUMBA REGENCY

  The Goal of government policy in MDG’s is to decrease the number of mother’s death. The program of the NTT government is to make the big revolution of mother’s and a child’s healthy. In 2013, the number of birth that used the healthy facilities in East Sumba is 86,7 and without used the healthy facilties is 13,3 . The aim of this research is to know the factors that relate with the utilization of birth facility in Puskesmas Kwangu in East Sumba during 2014.

  The design of this research is cross sectional, consist of 85 samples that colleted by non probability sampling method or consecutive sampling. The bound variable is the utilization of good birth facility and the free variable are knowledge, attitude, access of healthy service, information source and family support. In thus research, datas were gained by interview in questioner form. The data analysis is processed in some stages; those are univariat analysis, bivariat (chi-square) and multivariat.

  In this research, almost respondents are 21-43 year (76,5), the educated elementary school (44,2), farmers (56,5). The bivariat test showed the relation between the knowledge of mother (p=0.0001), attitude (p<0,001), the access of healthy service (p<0,001), information (p=0,039), family support (p<0,001) with the utilization of the good facility of birth. From the multivariat analysis, the variable that relate with the utilization of the good birth facility are: p=0,018; OR=11,679; CI 95=1,365-99,891.

  The conclusion is there is the close relation between the access of healthy service with the utilization of the good birth facility. So it is important to expand the access of service healthy especially the tools and the infrastructure that support the utilization of the good birth facility and furthermore to make the research for this goal.

  Key words: the access of healthy service, the utilization of birth facility

  viii

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

  Gambar 3.2 Konsep Penelitian…………………………………………………….

  Gambar 4.1 Bagan cross-sectional…………………………………………………

  xiii

DAFTAR TABEL

  Halaman

  Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel……………………………………………

  Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur, Pendidikan dan

  Pekerjaan di Puskesmas Kawangu tahun 2014…………………………..

  Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan, Sikap, Akses

  Pelayanan Kesehatan, Sumber Informasi dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai………………

  Tabel 5.3 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan, Sumber

  Informasi dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai………………………………………………. 50

  Tabel 5.4 Hasil Analisis Regresi Logistik dari Hubungan Pengetahuan, Sikap,

  Akses Pelayanan Kesehatan, Sumber Informasi dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai oleh Ibu Bersalin di Puskesmas Kawangu tahun 2014………………………

  xiv

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I. Kuesioner Penelitian…………………………………………………

  Lampiran II. Etical Clearance Penelitian dari Unit Penelitian dan Pengembangan

  (LITBANG) Fakultas Kedokteran Universitas UdayanaRumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar………………………………

  Lampiran III. Prosedur Penelitian…………………………………………………..

  Lampiran IV. Surat Ijin Penelitian dari Badan Kesbangpol dan Linmas Kabupaten

  Sumba Timur………………………………………………………

  Lampiran V. Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Kawangu……………

  Lampiran VI. Output SPSS uji Univariat, Bivariat dan Multivariat………………... 87

  xv

DAFTAR SINGKATAN

  AKB

  : Angka Kematian Bayi

  AKI

  : Angka Kematian Ibu

  ANC

  : Antenatal Care

  BKKBN

  : Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana

  BPS

  : Badan Pusat Statistik

  CI : Confodent Interval

  D2 : Diploma 2

  D3 : Diploma 3

  Depkes RI

  : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

  Dinkes

  : Dinas Kesehatan

  KB

  : Keluarga Berencana

  KH

  : Kelahiran Hidup

  KIA

  : Kesehatan Ibu dan Anak

  KN

  : Kunjungan Neonatal

  m

  : Meter

  xvi

  NTT

  : Nusa Tenggara Timur

  OR

  : Odd Ratio

  Perbup

  : Peraturan bupati

  Perwalkot

  : Peraturan wali kota

  PNS : Pegawai Negeri Sipil

  PONED

  : Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

  PONEK

  : Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

  Poskesdes

  : Pos Kesehatan Desa

  PPKBD

  : Pos Pelayanan Keluarga Berencana Desa

  PT

  : Perguruan Tinggi

  PUS : Pasangan Usia Subur

  Puskesmas

  : Pusat Kesehatan Masyarakat

  Riskesdas

  : Riset Kesehatan Dasar

  RS

  : Rumah Sakit

  SD

  : Sekolah Dasar

  SDKI

  : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

  xvii

  SLTA

  : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

  SLTP

  : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

  Surkesdas

  : Survei Kesehatan Dasar

  UHH

  : Umur Harapan Hidup

  WHO

  : World Health Organization

  WUS

  : Wanita Usia Subur

  : Kurang dari atau sama dengan

  ≥

  : Lebih dari atau sama dengan

  : AlpaTingkat kesalahan

  xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu penentu indikator pembangunan manusia. Peningkatan status kesehatan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang menjadi tanggung jawab berbagai pihak dan jika ditinjau dari aspek pengguna dan penyedia pelayanan kesehatan maka ada tanggung jawab masyarakat, swasta dan pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan, sistem pembiayaan dan sosial budaya serta perilaku yang berlaku pada masyarakat (Depkes, 2005).

  Indikator kesehatan masyarakat dapat dilihat salah satunya dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), indikator tersebut berpengaruh pada indikator lain yaitu Umur Harapan Hidup (UHH). Angka Kematian Ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

  Kebijakan pemerintah dalam MDG’s tentang menurunkan angka kematian ibu, kebijakan yang ditetapkan diantaranya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan pelayanan outreach berbasis fasilitas, peningkatan akses layanan KB terutama bagi ibu pasca melahirkan dan kelompok unmet need melalui pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, dan memperkuat fungsi bidan desa, memperkuat sistem rujukan, dan mengurangi hambatan finansial (Depkes RI, 2008).

  Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307100.000 KH, SDKI 2007 adalah 228100.000 KH dan hasil SDKI 2012 adalah 359100.000 KH. Angka ini masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia 62100.100 KH, Srilangka 58100.000 KH, Philipina 230100.000 KH. Demikian pula Angka Kematian Bayi (AKB), pada tahun 2004, Nasional 521000 KH turun menjadi 341000 KH tahun 2007 dan pada tahun 2012 adalah 321000 KH. Walaupun ada penurunan tapi angka ini masih jauh dibawah target nasional. Target MGD’s tahun 2015 adalah AKI 102100.000 KH (BPS, 2012)

  Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) AKI adalah berjumlah 554100.000 KH. Tahun 2007 berjumlah 306100.000 KH, sedangkan pada tahun 2011 adalah 215100.000 KH (Dinkes Prov. NTT, 2012). Sedangkan untuk AKB dari 621000 KH turun menjadi 571000 KH dan pada tahun 2012 adalah 451000 KH (BPS, 2007).

  Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa di Provinsi NTT sebesar

  77.1 pertolongan persalinan dilakukan di rumah dengan persentase 46.2 ditolong oleh dukun bersalin dan 36.5 ditolong oleh bidan. Cakupan pemeriksaan kehamilan (Ante Natal CareANC) ibu hamil pada fasilitas kesehatan sebesar 87.9, sedangkan prosentasi cakupan pelayanan bayi baru lahir atau Neonatal KN-1 (0-7 hari) adalah

  42.3 dan KN-2 (8-28 hari) sebesar 34.4 (Riskesdas, 2008).

  Di Kabupaten Sumba Timur AKI tahun 2011 adalah sejumlah 20 orang, dengan persalinan di fasilitas kesehatan sejumlah 3619 orang dan di non fasilitas kesehatan sejumlah 1346 orang. Tahun 2012 sejumlah 2 orang dengan persalinan di fasilitas kesehatan sejumlah 4322 orang dan di non fasilitas kesehatan sejumlah 841 orang. Dan AKI tahun 2013 meningkat sejumlah 15 orang, dengan persalinan di fasilitas kesehatan adalah sejumlah 3052 orang dan di non fasilitas kesehatan sejumlah 468 orang (Dinkes Kab. Sumba Timur, 2013).

  Tingginya AKI dan AKB di Provinsi NTT termasuk salah satunya pada Kabupaten Sumba Timur merupakan suatu manifestasi dari akar permasalahan yang kompleks. Pemerintah dalam hal ini jajaran kesehatan di Provinsi NTT telah berupaya selama ini memberikan pelayanan kesehatan melalui berbagai upaya, antara lain dengan penempatan bidan di desa-desa, pembangunan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling, tetapi belum memberikan suatu hasil yang menggembirakan. Persalinan dengan komplikasi perdarahan, retensio plasenta, keracunan kehamilan (eklamsia) dan kehamilan dengan penyulit lainnya tidak dapat ditolong oleh tenaga bidanperawat yang ada di desa karena keterbatasan alat dan ketrampilan, hal-hal seperti itu hanya dapat diatasi bila persalinan tersebut dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai (Prawiroharjo, 2002).

  Dengan belum tercapainya tujuan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi melalui beberapa upaya diatas, maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencanangkan suatu strategi dan kebijakan revolusi dibidang

  pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan kepada setiap ibu yang melahirkan dan bayi baru lahir melalui pendekatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dilatih pada fasilitas kesehatan yang memadai yang dikenal dengan sebutan Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Dinkes Prov. NTT, 2010).

  Revolusi KIA mulai diberlakukan sejak tahun 2005, tetapi efektifnya program ini mulai tahun 2009 setelah dilakukan revisi pada beberapa bagian. Sejak diberlakukan program ini, angka cakupan persalinan di fasilitas kesehatan semakin meningkat dari tahun ke tahun tetapi belum diimbangi dengan menurunnya angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

  Puskesmas Kawangu adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Sumba Timur yang melaksanakan program Revolusi KIA. Puskesmas Kawangu merupakan puskesmas yang mempunyai cakupan wilayah kerja yang sangat besar setelah Puskesmas Waingapu. Puskesmas Kawangu terletak dipinggiran kota kabupaten sehingga ibu hamil yang berada diluar kota lebih mudah mengakses ke puskesmas ini dibandingkan harus ke puskesmas yang berada di pusat kota. AKI di Puskesmas Kawangu tahun 2011 berjumlah 1 orang, dengan jumlah persalinan di fasilitas kesehatan 345 orang dan di non fasilitas kesehatan 67 orang. Tahun 2012 tidak ada kematian ibu dengan persalinan di fasilitas kesehatan sejumlah 362 orang dan di non fasilitas kesehatan sejumlahk 40 orang. Sedangkan tahun 2013 kematian ibu ada 1 orang dengan persalinan di fasilitas kesehatan sejumlah 371 orang dan non fasilitas kesehatan sejumlah 27 orang (Puskesmas Kawangu, 2013).

  Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa ada pengaruh antara faktor pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi, budaya, akses pelayanan kesehatan, sosial ekonomi, sumber informasi, dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, peran petugas kesehatan, saranafasilitas pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

  Merujuk dari permasalahan dan program tersebut diatas bahwa pemanfaatan fasilitas persalinan masih kurang baik, dengan masih adanya persalinan pada non fasilitas kesehatan seperti di rumah serta didukung oleh hasil penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan, sumber informasi dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur tahun 2014.

1.2 Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dari latar belakang di atas seperti di bawah ini.

  1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu?

  2. Apakah ada hubungan antara sikap ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu?

  3. Apakah ada hubungan antara akses pelayanan kesehatan oleh ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu?

  4. Apakah ada hubungan antara jumlah sumber informasi yang didapatkan oleh ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu?

  5. Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

  Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan, jumlah sumber informasi dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas persalinan oleh ibu bersalin.

1.3.2 Tujuan Khusus

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  1. Hubungan antara pengetahuan ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur tahun 2014

  2. Hubungan antara sikap ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur tahun 2014

  3. Hubungan antara akses pelayanan kesehatan oleh ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur tahun 2014

  4. Hubungan antara jumlah sumber informasi yang didapatkan oleh ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur tahun 2014

  5. Hubungan antara dukungan keluarga ibu bersalin dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai di wilayah kerja Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur tahun 2014

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat TeoritisAkademik

  Untuk menambah wawasan keilmuan dalam mengatasi masalah kematian ibu sehubungan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai

1.4.2 Manfaat Praktis

  1. Bagi tempat penelitian, untuk memberikan pelayanan dan informasi tentang pentingnya pemanfaatan fasiltas persalinan yang memadai

  2. Bagi masyarakat, dapat berperan aktif dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak dengan memanfaatkan fasilitas persalinan yang memadai

  3. Bagi ibu hamil, dapat mengetahui dan mau melahirkan di fasilitas persalinan yang memadai yang ada.

  4. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penanganan masalah kesehatan ibu dan anak dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai.

  5. Bagi pengambil kebijakan, untuk dapat menetapkan peraturan untuk melakukan intervensi pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Provinsi NTT

  Revolusi KIA adalah salah satu bentuk upaya percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa melalui persalinan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Program Revolusi Kesehatan Ibu Anak atau KIA merupakan solusi untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Solusi ini dilakukan karena Angka Kematian Ibu dan Bayi masih tergolong sangat tinggi. Kesehatan merupakan investasi dan hak asasi dan semua warga berhak atas kesehatannya termasuk ibu melahirkan dan bayi baru lahir, maka kelalaian yang mengakibatkan kematian merupakan tindakan pelanggaran Hak Asasi dan hilangnya kesempatan investasi (Dinkes Prov. NTT, 2010).

  Terjadinya kasus kematian maternal, merupakan dampak panjang yang bermula dari tidak tepatnya tatanan sosial, kebijakan dan sumber daya potensial lainnya yang berakibat pada minimnya akses dan cakupan pelayanan kesehatan, serta rendahnya mutu pelayanan kesehatan. Pemerintah telah berupaya selama ini memberikan pelayanan kesehatan melalui berbagai upaya, antara lain dengan penempatan bidan di desa-desa, pembangunan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling, tetapi belum memberikan suatu hasil yang menggembirakan, oleh karena persalinan dengan komplikasi perdarahan, retensio plasenta, keracunan kehamilan

  (eklamsia) dan kehamilan dengan penyulit lainnya yang tidak dapat ditolong oleh tenaga bidanperawat yang ada di desa. Hal-hal seperti itu hanya dapat diatasi bila persalinan tersebut dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai (Prawiroharjo, 2002).

  Secara umum Revolusi KIA bertujuan untuk tercapainya percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan kematian bayi baru lahir melalui persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai. Salah satu bentuk Revolusi KIA adalah semua ibu harus melahirkan bayinya pada fasilitas kesehatan yang memadai, agar mendapatkan pertolongan memadai oleh tenaga terlatih. Hal ini penting karena penyebab kematian ibu yang terbesar ialah akibat pendarahan saat melahirkan di rumah.

  Sedangkan tujuan khusus dari Revolusi KIA adalah: Tersedianya data sasaran ibu hamil, melahirkan dan bayi ditiap desa; Tersedianya Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) dan Rumah Sakit PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) di kabupatenkota; Tersusunnya sistem pelayanan dasar, esensial dan emergensi (obstetrik neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan nifas serta bayi baru lahir; Terselenggaranya sistem pelayanan dasar, esensial dan emergensi (obstetrik neonatal) bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas serta bayi baru lahir; Terselenggaranya sistem rujukan obstetrik neonatal yang baik bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan bayi baru lahir; Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu bagi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas serta bayi baru lahir; Terselenggaranya persalinan yang selamat di fasilitas kesehatan yang

  memadai; Menurunnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir setiap tahun (AKI 2010 : 227100.000 KH, target tahun 2013 : 153100.000 KH, dan AKB 2010 : 421000 KH, Tahun 2013: 271000 KH (Dinkes Prov. NTT, 2010).

  Sasaran Revolusi KIA adalah semua ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas serta bayi baru lahir yang ada di wilayah tersebut. Dalam Revolusi ada elemen penting yang harus dipenuhi yaitu: orang yang menolong harus memadai (bidan, perawat, dokter), peralatan kesehatan harus sesuai standar, obat dan bahan yang dibutuhkan tersedia, bangunan yang sesuai dengan standar dan fungsi, sistem pelayanan yang bagus, anggaran yang memadai (Dinkes Prov. NTT, 2010).

  Strategi yang digunakan untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir dibagi 3 bagian yaitu: (1) Peningkatan mutu pelayanan (supply side). Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan jangkauan pelayanan kesehatan dalam upaya pelaksanaan Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir maka diusahakan ibu hamil sedekat mungkin pada sarana pelayanan baik pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan. Untuk itu dikembangkan 3 sistem peningkatan mutu pelayanan dari supply side yaitu: (a) Rumah Tunggu adalah fasilitas tempat tinggal bagi pasien beserta keluarganya selama menunggu pertolongan persalinan yang letaknya dalam kompleks puskesmasrumah sakit yang tujuannya untuk mendekatkan sasaran pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. (b) Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang mampu menyiapkan pelayanan kesehatan yang bermutu di puskesmas pada umumnya dan pelayanan pertolongan persalinan serta

  bayi baru lahir 24 jamhari pada khususnya. (c) Rumah Sakit PONEK adalah menyiapkan pelayanan kesehatan yang bermutu di rumah sakit pada umumnya dan pelayanan kegawatdaruratan kebidanan serta bayi baru lahir 24 jamhari pada khususnya. (d) Sistem rujukan yang memadai adalah memantapkan kualitas rujukan kegawatdaruratan kebidanan serta bayi baru lahir. (2) Pemberdayaan masyarakat.

  Untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat, penggerakanpengorganisasian peran serta aktif masyarakat ditingkat desa, (kader, dukun bayi, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan lainnya) serta dukungan pemangku kepentingan dan aparat pemerintah setempat sesuai dengan peran masing-masing sebagai berikut (a) Memberdayakan keluarga (suami, istri dan anak) untuk memahami kesehatan reproduksi dan sadar, mau serta mampu untuk hidup sehat melalui pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi, temu wicara serta kunjungan rumah. (b) Memberdayakan kader posyandu, kader dasawisma (kader PKK), Sub PPKBD (Pembantu Penyuluh Keluarga Berencana Desa) dan kader lainnya untuk mendata sasaran ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, bayi baru lahir, PUS serta memberdayakan masyarakat untuk menginformasikan keberadaan ibu hamil kepada petugas kesehatan. (c) Memberdayakan Kepala DesaLurah, Badan Pemusyawaratan DesaKelurahan (BPDL), Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk sadar dan mau hidup sehat melalui musyawarah desakelurahan, rapat tim PKK dengan muara pada penetapan peraturan desakelurahan tentang kewajiban semua ibu melahirkan di fasilitas kesehatan

  (Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK). (d) Meningkatkan penggalangan kemitraan dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerja kecamatan oleh Camat dan Tim Penggerak PKK Kecamatan serta memberikan arahan dan supervise ke desakelurahan untuk menjamin terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan desakelurahan. (e) Menjamin agar pelayanan kesehatan di wilayah KabupatenKota terlaksana dengan baik dan bermutu dengan menyediakan alokasi anggaran untuk pelayanan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai melalui perbupperwalkot tentang standar Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK di tingkat kabupatenkota. (f) Pemerintah Provinsi memberikan arahan dan bimbingan serta supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan di kabupatenkota.

  Bappeda provinsi berperan dalam meningkatkan koordinasi perencanaan penganggaran, monitoring dan evaluasi untuk menunjang pelaksanaan program- program SKPD lingkup Provinsi NTT melalui penggalangan kemitraan donor agency, LSM, swasta serta masyarakat. (3) Pemantapan manajemen pelaksanaan revolusi KIA. Manajemen Revolusi KIA dilaksanakan di tingkat provinsi dan kabupaten. (a) Tingkat provinsi, menetapkan strategi Revolusi KIA untuk meningkatkan mutu pelayanan serta akses ibu hamil untuk melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai dalam upaya percepatan penurunan kematian ibu, bayi baru lahir dan bayi. (b) Tingkat kabupaten, menerapkan kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan Revolusi KIA di

  tingkat provinsi agar dapat dijadikan acuan bagi pelaksanaan di tingkat kabupatenkota.

  Dinas Kesehatan Provinsi mengupayakan tersedianya dana operasional, dokter umum, dokter spesialis, bidan terlatih, perawat terlatih, sarana prasarana, obat dan alat kesehatan serta alat kontrasepsi. Melakukan bimbingan pengendalian, supervisi dan monitoring terhadap kegiatan program sejak tahap persiapan, pelaksanaan serta evaluasi. BKKBN Provinsi mengupayakan ketersediaan dana operasional guna menunjang kegiatan program pemetaan sasaran (PUS,WUS, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, bayi baru lahir, bayi dan balita), penyuluhan masyarakat dan penggerakan sasaran ke tempat-tempat pelayanan kesehatan.

  Biro Pemberdayaan Perempuan mengupayakan ketersediaan dana operasioanl guna menunjang kegiatan program sosialisasi dan advokasi ke semua pemangku kepentingan baik di tingkat provinsi, kabupatenkota, kecamatan dan desa. Melakukan monitoring terpadu bersama-sama Dinas Kesehatan serta BKKBN secara rutin dan berkelanjutan. Badan Pembangunan Masyarakat Desa meningkatkan ketersediaan dana operasional di desa guna menunjang kegiatan Survey Mawas Diri, Temu WicaraDiskusi Kampung dan Musyawarah Masyarakat DesaKelurahan dan insentif bagi kader, dukun bersalin terlatih serta dana operasional posyandu. Selanjutnya melakukan bimbingan pengendalian, supervise dan monitoring secara rutin dan berkelanjutan.

  Ada beberapa poin krusial dalam pelaksanaan Revolusi KIA yaitu dari sisi pemberi pelayanan dan dari sisi masyarakat sebagai penerima pelayanan. Dari sisi masyarakat sebagai penerima pelayanan, poin krusial yang perlu dipikirkan adalah mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) Siapa yang hamil dan dimana ibu hamil tersebut berada? (2) Apakah ibu hamil, suami, keluarga atau orang yang berpengaruh mau agar ibu hamil melahirkan di fasilitas kesehatan? (3) Apakah ada kemampuan masyarakat untuk membawa ibu hamil ke fasilitas kesehatan?.

  Pemberipenyedia pelayanan atau dapat juga disebut sebagai fasilitas kesehatan akan ditemui poin-poin krusial sebagai berikut: (1) Apakah fasilitas kesehatan mempunyai kemampuan memberikan pelayanan yang sesuai standar? (2) Apakah fasilitas kesehatan mempunyai kemampuan untuk mengantarkan ibu yang telah melahirkan kembali ke rumahnya? (3) Apakah fasilitas kesehatan mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan ibu pasca persalinan di rumahnya? Revolusi KIA harus dapat menjawab semua poin-poin krusial seperti tersebut di atas agar tujuan yang ingin dicapai dapat terealisasi.

  Alur pelayanan sebagai berikut: pasien (ibu akan melahirkan) dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai di puskesmas rawat inap dan bila memerlukan penanganan lebih lanjut pada tingkat yang lebih tinggi maka dirujuk ke rumah sakit. Untuk mendukung pelayanan di fasilitas kesehatan yang memadai pada ke dua level tersebut di atas, akan disediakam rumah tunggu yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara bagi ibu yang akan melahirkan dan bagi keluarga

  yang mendampingi. Upaya ini harus dilakukan oleh semua pihak pada masing-masing leveltingkatan mulai dari pusat, provinsi, kabupatenkota, kecamatan dan desakelurahan. Mekanisme rujukannya antara lain: (1) Masyarakat dapat langsung ke Puskesmas PONED atau Rumah Sakit PONEK. (2) Bidan di desa yang merujuk ibu hamil wajib mendampingi dengan membawa persiapan pertolongan yang memadai. (3) Rumah Sakit memberikan pelayanan kepada ibu hamilbersalinnifas yang datang sendiri ataupun yang dirujuk oleh kaderdukun, Puskesmas dan Puskesmas Mampu PONED. (4) Untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas pasien yang akan dirujuk agar menginformasikan secepatnya kepada Puskesmas PONED ataupun Rumah Sakit PONEK agar persiapan penanganan disiapkan lebih awal dengan menggunakan alat komunikasi seperti telepon, SMS, SSB, dll. (5) Rujukan ilmu pengetahuan secara berkala, berkesinambungan dan terus menerus dilaksanakan oleh SpOGSpA kepada puskesmas

  Kegiatan pelaksanaan adalah setiap ibu hamil yang telah didata dilakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulan dan Perencanaan Persalinan (P4K) oleh bidan desa bermitra dengan dukun bayi; Setiap ibu hamil dengan resiko tinggi dilakukan kunjungan rumah oleh bidan desa secara rutin setiap bulan bermitra dengan dukun bayi; Semua ibu hamil dipersiapkan untuk bersalin di fasilitas kesehatan yang memadai (Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK); Suami dan keluarga ibu hamil dipersiapkan secara mental dan finansial untuk mengantar dan mendampingi ibu

  hamil yang akan bersalin ke fasilitas kesehatan yang memadai (Puskesmas PONED dan RS PONEK), termasuk bila menunggu di Rumah Tunggu.

  Setiap ibu hamil dengan kondisi normal, pada hari H-1 sudah berada di Puskesmas PONED terdekat dan pulang ke rumah pada hari H+3; Setiap ibu hamil dengan resiko tinggi, pada hari H-7 sudah berada di Rumah Tunggu Puskesmas PONED terdekat dan pulang ke rumah pada hari H+7; Semua ibu hamil yang akan melahirkan harus diantar dan didampingi oleh Bidan DesaPerawat PustuDukun Bayi pada saat melahirkan ke Puskesmas PONED dan pada saat di rujuk ke RS PONEK.

  Semua ibu nifas harus dikunjungi ke rumah oleh Bidan DesaPerawat Pustu secara teratur hingga 42 hari setelah melahirkan; Semua biaya persalinan yang termasuk dalam kriteria miskin ditanggung oleh pemerintah; Biaya transport ibu yang akan melahirkan dan dua orang pendamping (satu bidan dan satu orang keluarga pendamping ibu melahirkan) dari Desa ke Puskesmas PONED ditanggung pemerintah; Bidan DesaPerawat PustuDukun Bayi yang membawa dan mendampingi ibu hamil yang akan melahirkan, ke Puskesmas PONED diberikan uang insentif sebesar jasa pertolongan persalinan yang seharusnya mereka terima bila mereka menolong persalinan di desa; Setiap kunjungan rumah ibu nifas diberikan insentif sebagai pengganti transport sesuai peraturan yang berlaku; Semua kelahiran dan kematian harus dicatat dan dilaporkan oleh Bidan Desa atau Perawat Pustu setiap bulan ke Puslesmas dengan tembusan kepada camat; Semua perhitungan pembiayaan di klaim

  ke Puskesmas oleh Bidan DesaPerawat Pustu, setiap bulannya dengan dilampirkan dengan laporan kelahiran, akseptor KB, kesakitan dan kematian di desa.

  Dana untuk pelayanan pertolongan persalinan serta penanganan komplikasi baik obstetrik maupun neonatal serta rujukan ke Rumah Sakit PONEK bersumber dari: APBN (Dekon, DAK, TP),APBD Provinsi, APBD KabupatenKota, External Agency, Dana Masyarakat, Swasta termasuk CSR (Corporate Social Responsibility), Askes, Jamkesmas, Bantuan kerjasama dengan pihak lain resmi yang tidak mengikat.

  Alokasi dana untuk persalinan di Puskesmas PONED maupun di Rumah Sakit PONEK ditetapkan dengan keputusan bupati yang disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas dan rumah sakit dalam pemberian pelayanan terhadap ibu melahirkan antara lain: seluruh biaya persalinan dibebankan kepada pemerintah atau pemerintah daerah serta anggaran lain yang tidak mengikat; Seluruh biaya persalinan dengan komplikasi dibebankan kepada anggaran pemerintah atau pemerintah daerah atau anggaran lain yang tidak mengikat; Biaya rujukan ibu hamil dari rumah ke Puskesmas PONED maupun ke Rumah Sakit PONEK beserta pengantar kesehatan dan keluarga pasien pergi-pulang ditanggung oleh pemerintah atau pemerintah daerah serta anggaran lain yang tidak mengikat; Bagi ibu hamil yang akan melahirkan dan jauh dari fasilitas kesehatan disiapkan rumah tunggu, dan ibu hamil normal beserta 1 orang keluarganya dan 1 bidan ditanggung 2 hari sebelum melahirkan dan 2 hari sesudah melahirkan; Biaya komsumsi dibebankan kepada keluarga pasien.

  Khusus bagi ibu hamil dengan komplikasi ditetapkan 2 minggu sebelum melahirkan sudah datang ke rumah tunggu dan 1 minggu sesudah melahirkan; Biaya Operasional dan Manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit termasuk pembelian bahan habis pakai merupakan dana pendukung untuk pengelolaan pelayanan kesehatan dalam mendukung persalinan selamat di fasilitas kesehatan dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi; Biaya untuk transportasi donor darah dibebankan kepada pemerintah atau pemerintah daerah serta anggaran lain yang tidak mengikat.

2.2 Fasilitas KesehatanPersalinan Yang Memadai

  Fasilitas Kesehatan yang memadai adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang siap memberikan pelayanan 24 jam serta memenuhi standar dari keenam elemen Revolusi KIA. Fasilitas kesehatanpersalinan yang memadai adalah: (a) Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas PONED yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas PONED harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan dengan tempat perawatanpuskesmas rawat inap dan siap 24 jam. (2) Mempunyai fungsi sebagai pusat rujukan antara bagi penduduk yang tercakup oleh puskesmas termasuk penduduk di luar wilayah Puskesmas PONED. (3) Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama satu jam dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya dua jam untuk kasus perdarahan. (4) Jumlah dan tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kebidanan dan neonatal yang telah dilatih PONED minimal tiga orang yang tinggal sekitar lokasi puskesmas

  PONED terdiri dari seorang dokter umum, seorang bidan, seorang perawat. (5) Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia minimal. (6) Mampu memberikan pelayanan: preeklamsia, eklamsia, perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang, hipoglikemia, hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir, berat badan lahir rendah, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll. (b) Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit PONEK adalah rumah sakit yang ditunjang dengan ketersediaan alat dan tenaga sesuai dengan ketentuan yang mampu memberikan pelayanan komprehensif kegawatdaruratan kebidanan dan bayi neonatus.

  Kriteria Rumah Sakit PONEK yaitu: mempunyai tim PONEK, mempunyai prosedur tetap pelayanan penerimaan dan penanganan pasien kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal, mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu, mempunyai standar waktu tanggap (Standard Respon Time), UGD= 10 menit, kamar bersalin= 30 menit, pelayanan darah= 1 jam, operasi= 30 menit, mempunyai kamar operasi siaga 24 jam, mempunyai Unit Transfusi Darah siaga 24 jam, tersedia pelayanan penunjang siaga 24 jam seperti: laboratorium, radiologi, ruang pemulihan, obat dan alat penunjang, perlengkapan dan bahan harus berkualitas tinggi dan berfungsi dengan baik serta mengutamakan sterilitas.

2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai oleh Ibu Hamil

  Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Kuantitas dan kualitas akses terhadap pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap AKI. Menurut Model McGarthy dalam Saifudin (2005), akses terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh lokasi dan kondisi geografis, jenis pelayanan yang tersedia, kualitas pelayanan, transportasi, dan akses terhadap informasi.

  Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, akses pelayanan kesehatan, sumber informasi dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas persalinan oleh ibu hamil telah banyak dilakukan penelitian baik di dalam maupun di luar negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam memanfaatkan fasilitas persalinan yang memadai adalah seperti, pengetahuan, sikap, akses pelayanan, jangkauan tempat pelayanan, dukungan dari keluarga.

  Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sugiharty dan Lestary (2011), tentang faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandupolindes oleh ibu hamil, yang salah satunya dipengaruhi oleh akses terhadap pelayanan kesehatan yang dilihat dari segi jarak rumah dengan posyandupolindes. Penelitian ini menemukan ibu yang jarak rumahnya ≤ 247 m mempunyai kecenderungan memanfaatkan posyandupolindes 1,147 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang jarak ke posyandupolindes > 247 m.

  Penelitian lain juga mengatakan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi seseorang untuk dapat memberikan pilihan atau keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, seperti yang didukung oleh Bungsu (2001), bahwa ibu dengan pengetahuan kurang 94,81 akan memilih dukun bayi untuk menolong persalinannya, dibandingkan ibu dengan pengetahuan tinggi 5,19. Sejalan juga menurut Nilasari (2013), tentang pemanfaatan tenaga profesional (bidan) di masyarakat masih sangat rendah dibanding indikator yang diharapkan.

  Hal ini disebabkan oleh faktor dari ibu yaitu pengetahuan dan sikap terhadap keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli dalam pertolongan persalinan. Menurut Juliwanto (2008), tidak jarang ibu hamil yang kritis meninggal sesampai di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya, dan tidak jarang juga sering terjadi kematian akibat pertolongan persalinan yang tidak ditangani oleh tenaga yang ahli dan berlatar belakang kesehatan seperti dukun bayi. Dalam upaya memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, walaupun pengetahuan dan sikap ibu baik, tetapi jika tidak ada dukungan dari keluarga maka pemanfaatan fasilitas kesehatan tidak tercapai seperti yang diharapkan.

  Hasil penelitian di atas sejalan juga dengan yang dikatakan oleh More (2011), tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh ibu hamil saat melahirkan di Nigeria, bahwa dari faktor jarak dari rumah ke puskesmas, sarana transportasi, biaya transportasi, pelayanan di fasilitas kesehatan, sikap petugas dan ketersediaan tenaga yang memberi pelayanan, faktor yang sangat berpengaruh adalah faktor jarak dan biaya (ekonomi). Begitu pula yang dikemukakan oleh Aviyanti (2005), tentang

  analisis minat ibu hamil ANC poliklinik kebidanan terhadap penggunaan pelayanan persalinan, mendapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi yang terkuat adalah sarana persalinan.

  Menurut Sarwono (2003), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Suami yang memberikan dukungan pada istri dalam pemeriksaan kehamilan, akan lebih banyak memanfaatkan pelayanan antenatal, hal ini bahwa ibu yang memiliki dukungan suami akan lebih mau dan bersemangat untuk memanfaatkan pelayanan antenatal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilasari (2013), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu hamil memanfaatkan pelayanan antenatal, salah satunya karena faktor psikologis, dimana dukungan moral dari suami memiliki andil yang besar.

  Hal tersebut sejalan juga dengan penelitian dari Burhaeny, faktor determinan pemanfaatan pelayanan antenatal, didapatkan dari 48 responden yang memanfaatkan pelayanan antenatal terdapat 67,4 responden yang mendapat dukungan dari keluarga, sedangkan dari 39 responden yang kurang memanfaatkan pelayanan antenatal terdapat 56,8 yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Ini berarti masih ada hubungan yang erat antara dukungan keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Selain dukungan keluarga, hal yang sangat berpengaruh juga adalah dukungan dari tokoh-tokoh atau pemimpin masyarakat baik tokoh formal

  maupun tokoh informal, seperti yang didukung oleh Sopacua (2005), penurunan AKI dengan memakai metode pendekatan rembug (musyawarah) melalui strategi segitiga pengaman, yaitu dengan melibatkan tiga komponen penting bidan desa, pamong, dan ibu hamil dan keluarga. Dimana ketiga komponen ini saling bekerjasama dalam menangani semua ibu hamil yang ada dalam wilayah kerjanya, bidan melakukan pendataan pada semua ibu hamil yang ada, Pamong melakukan pengkajian apakah ibu hamil tersebut sudah masuk dalam anggota Tabulin atau belum dan memastikan semua persiapan untuk merujuk jika diperlukan dalam keadaan siap siaga, dari ibu hamil dan keluarga harus aktif untuk melaporkan keadaan ibu hamil tersebut setiap waktu.

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22