Pengaruh dukungan keluarga pada keberadaan glass ceiling. Pengaruh dukungan mentor pada keberadaan glass ceiling.

merupakan prediktor penting kedua keberadaan glass ceiling. Penelitian tersebut menyatakan bahwa kurangnya akses pada suatu jaringan dapat menyebabkan terbatasnya kesempatan untuk bersosialisasi dengan para eksekutif biasanya laki-laki yang dapat membantu perkembangan karir mereka. Networking muncul karena kurangnya kemampuan disebabkan sebagian sikap sosial dan minimnya peluang pelatihan, penghindaran dan pengeluaran yang di sengaja oleh rekan kerja dan atasan laki-laki Davidson dalam Gardiner dan Tiggemann, 1999. Akibatnya, ketiadaan networking dapat menyebabkan para wanita menjadi kurang efektif dalam mengelola konsultasi politik yang efektif Davidson dalam Gardiner dan Tiggemann, 1999. Menurut Kattara 2005, membuktikan bahwa networks tidak berpengaruh secara signifikan dengan keberadaan glass ceiling. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa para wanita menyebutkan mereka terbatas pada akses jaringan external dan internal, seperti jaringan pemerintahan, bisnis, profesional, dan sosial. H 2 : networks berpengaruh pada keberadaan glass ceiling

3. Pengaruh dukungan keluarga pada keberadaan glass ceiling.

Li dan Leung 2001 membuktikan bahwa dukungan keluarga berpengaruh secara signifikan pada keberadaan glass ceiling. Dukungan keluarga merupakan prediktor penting ketiga keberadaan glass ceiling. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Li dan Leung 2001 yang menyatakan bahwa sikap yang dimiliki wanita terhadap keluarga dan pekerjaan berkontribusi bagi penyebab kurangnya dukungan pasangan H 3 : dukungan keluarga berpengaruh pada keberadaan glass ceiling

4. Pengaruh dukungan mentor pada keberadaan glass ceiling.

Menurut Kattara 2005, dukungan mentor berpengaruh secara signifikan pada keberadaan glass ceiling. Dukungan mentor merupakan prediktor penting ketiga keberadaan glass ceiling. Dukungan mentor muncul karena kebanyakan pria menduduki posisi manajemen senior, sehingga wanita manajer kalah karena kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi dengan mentoring dan pengembangan hubungan dengan mereka. Akibatnya, ketiadaan dukungan mentor membatasi kesempatan dalam bisnis yang ditawarkan kepada para wanita Li dan Leung, 2001. Penelitian lain yang dilakukan oleh Akande 1994 menyatakan bahwa seseorang yang mengikuti program mentoring menerima lebih banyak promosi dan memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Seseorang yang mempunyai mentor memiliki karir yang lebih menguntungkan dari pada seseorang yang tidak memiliki mentor, tanpa memandang jenis kelamin atau tingkatan Fragenson dalam Davidson dan Cooper, 1992. Penelitian Aryee dan Kang dalam Sulistyowati 2006 juga menyatakan bahwa mentoring berpengaruh positif terhadap promosi yang diterima dan kepuasan kerja. H 4 : dukungan mentor berpengaruh pada keberadaan glass ceiling

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain survei yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data Singarimbun, 1995. Adapun tipe dari desain survei yang dipilih adalah explanatory, yaitu menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa yang berdasarkan pada pengembangan konsep dan penghimpunan data Singarimbun, 1995. Penelitian ini merupakan pengembangan konsep dan pengumpulan data untuk menguji hubungan work-family conflict, networks, dukungan keluarga, dan dukungan mentor pada keberadaan glass ceiling. Survei dilakukan di Departemen Pekerjaan Umum Jakarta.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Djarwanto 2000, populasi adalah objek penelitian dengan batas-batas persoalan yang sudah cukup jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat struktural wanita Departemen Pekerjaan Umum Jakarta. Jumlah seluruh pejabat wanita adalah 218 orang.

Dokumen yang terkait

Efektivitas Solution Focused Family Therapi Untuk Meningkatkan Dukungan Sosial Keluarga Pada Ibu Yang Memiliki Anak Down Syndrome (Application of Solution Focused Family Therapy To Improve Social Support On Mother In Child Minding Down Syndrome )

10 77 127

PENGARUH FAKTOR PEKERJAAN, KELUARGA, DAN INDIVIDUTERHADAP TIMBULNYA WORK-FAMILY CONFLICT (WFC) DAN PENGARUH FAKTOR PEKERJAAN, KELUARGA, DAN INDIVIDU TERHADAP TIMBULNYA WORK-FAMILY CONFLICT (WFC) DAN FAMILY-WORK CONFLICT (FWC) PADA GIANT SUPERDOME DI SEMAR

0 2 12

BAB 1PENDAHULUAN PENGARUH FAKTOR PEKERJAAN, KELUARGA, DAN INDIVIDU TERHADAP TIMBULNYA WORK-FAMILY CONFLICT (WFC) DAN FAMILY-WORK CONFLICT (FWC) PADA GIANT SUPERDOME DI SEMARANG.

0 3 13

LANDASAN TEORI PENGARUH FAKTOR PEKERJAAN, KELUARGA, DAN INDIVIDU TERHADAP TIMBULNYA WORK-FAMILY CONFLICT (WFC) DAN FAMILY-WORK CONFLICT (FWC) PADA GIANT SUPERDOME DI SEMARANG.

0 2 15

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH FAKTOR PEKERJAAN, KELUARGA, DAN INDIVIDU TERHADAP TIMBULNYA WORK-FAMILY CONFLICT (WFC) DAN FAMILY-WORK CONFLICT (FWC) PADA GIANT SUPERDOME DI SEMARANG.

0 2 8

PENGARUH DUKUNGAN DI TEMPAT KERJA DAN RUMAH PADA WORK FAMILY CONFLICT DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 7 115

ANALISIS STRESOR KERJA, DUKUNGAN ORGANISASIONAL PERSEPSIAN, DAN JENDER TERHADAP WORK-FAMILY CONFLICT DAN FAMILY-WORK CONFLICT

0 0 12

WORK-FAMILY CONFLICT vs FAMILY-WORK CONFLICT

0 1 41

Pengaruh Dukungan Supervisor Terhadap Work Family Conflict

0 0 5

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN WORK-FAMILY CONFLICT PADA ANGGOTA IKATAN WANITA PENGUSAHA INDONESIA (IWAPI) JAWA TENGAH - Unika Repository

0 0 15