memenuhi tuntutan dari peran pekerjaan-keluarga atau sebaliknya, dimana pemenuhan  tuntutan  peran  dalam  keluarga  dipengaruhi  oleh  kemampuan
orang  tersebut  dalam  memenuhi  tuntutan  pekerjaannya  Frone,  2000. Work-family  conflict  berhubungan  juga  dengan  peran  tradisional  wanita
yang  hingga  saat  ini  tidak  bisa  dihindari,  yaitu  tanggung  jawab  dalam mengatur rumah tangga  dan membesarkan  anak  Frone, 2000. Meskipun
work-family  conflict  disadari  merupakan  masalah  bagi  para  pria  maupun wanita, masalah tersebut tetap saja memberikan tanggung jawab tambahan
bagi  wanita  yang  memiliki  keluarga  dan  bekerja  Abbott,  Cieri,  dan Iverson dalam Romaniali, 2007. Sumber utama work-family conflict yang
dihadapi  oleh  wanita  bekerja  pada  umumnya  adalah  usahanya  dalam membagi  waktu  atau  menyeimbangkan  tuntutan  pekerjaan  dan  tuntutan
keluarganya Vinokur, Pierce, dan Buck dalam Romaniali, 2007. Usaha untuk memenuhi tuntutan tersebut sangat dipengaruhi oleh
kemampuan  orang  yang  bersangkutan  untuk  memenuhi  tuntutan keluarganya.  Atau  sebaliknya  dimana  pemenuhan  tuntutan  peran  dalam
keluarga  dipengaruhi  oleh  kemampuan  orang  tersebut  dalam  memenuhi tuntutan pekerjaan.
2. Tipe-tipe Work-Family Conflict
Menurut  Greenhaus  dan  Beutell  dalam  Romaniali  2007  ada tiga tipe jenis work-family conflict, yaitu :
a.  Time-based conflict konflik berdasar waktu Yaitu  konflik  yang  terjadi  karena  waktu  yang  dibutuhkan
untuk menjalankan salah satu tuntutan pekerjaan-keluarga dapat
mengurangi  waktu  untuk  menjalankan  tuntutan  yang  lainnya keluarga atau pekerjaan. Menurut Greenhaus dan Beutell dalam
Romaniali 2007 berbagai macam peran yang dimiliki seseorang kemungkinan akan menghabiskan waktu seseorang, dalam hal ini
waktu yang dicurahkan pada kinerja salah satu domain seringkali mengurangi waktu dalam domain lain. Konflik berdasar waktu ini
sangat  menghabiskan  energi  dan  membangkitkan  ketegangan, akibatnya  karyawan  yang  mempunyai  peran  pekerjaan  yang
mengganggu peran keluarga tidak mendapatkan kepuasan.
b.  Strain-based conflict konflik berdasar ketegangan Terjadi  pada  saat  tekanan  dari  salah  satu  peran
mempengaruhi  kinerja  peran  yang  lain.  Seseorang  yang  sangat menekankan  pada  pekerjaan  dapat  menghasilkan  ketegangan-
ketegangan  seperti  tensi  menjadi  tinggi,  lekas  marah,  keletihan, depresi  dan  apatis.  Keadaan  seperti  ini  akan  menimbulkan
kesulitan  bagi  sesorang  untuk  bersikap  penuh  perhatian  atau orang  yang  penyayang  pada  saat  orang  tersebut  sedang  muram
atau  ingin  marah.  Sangatlah  sulit  mengharapkan  seseorang  bisa bekerja  sepenuh  hati  jika  orang  tersebut  masih  dilingkupi  oleh
situasi keluarga yang menekan.
c.  Behavior-based conflict konflik berdasar perilaku Berhubung  dengan  ketidaksesuaian  antara  pola  perilaku
dengan  yang  diinginkan  oleh  kedua  bagian  pekerjaan  atau
keluarga.  Misalnya  seseorang  yang  berprofesi  sebagai  manajer diharuskan  untuk  mandiri,  objektif  dan  tidak  memihak  secara
agresif.  Tetapi  para  anggota  keluarga  mengharapkan  untuk bersikap  lembut,  hangat,  tidak  emosional  dan  manusiawi  dalam
berhubungan dengan mereka. Jika seseorang tidak bisa mengubah sikap  saat  memasuki  peran  yang  berbeda  maka  kemungkinan
mereka akan mengalami konflik berdasar perilaku.
C. Networks