BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Hama
merupakan salah
satu permasalahan yang dihadapi dunia pertanian
termasuk Indonesia, dimana iklim tropis cocok untuk perkembangan hama. Hama
dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman dan merugikan secara ekonomi. Kerugian
akibat serangan hama dapat menurunkan hasil pertanian secara kuantitatif dan kualitatif.
Padi merupakan salah satu bahan dasar makanan pokok di Indonesia, sehingga
tanaman padi perlu ditingkatkan produksinya di Indonesia. Namun dalam pertumbuhannya,
padi tidak luput dari serangan hama. Salah satu hama yang dapat menurunkan produksi
padi di Indonesia adalah wereng batang coklat Nilaparvata lugens Stal.
Wereng batang coklat atau WBC Nilaparvata lugens Stal sampai saat ini
masih dianggap sebagai hama utama pada pertanaman padi akibat kerusakan yang
diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi setiap musim tanam. Kerusakan tersebut dapat
terjadi
secara langsung
maupun tidak
langsung. Kerusakan
secara langsung
diakibatkan kemampuan wereng batang coklat menghisap cairan sel tanaman sehingga
tanaman menjadi kering dan akhirnya mati, sedangkan kerusakan secara tidak langsung
adalah dengan menularkan penyakit virus kerdil hampa dan kerdil rumput yang dapat
merusak tanaman padi Ditjentan 1986.
Wereng batang
coklat WBC
merupakan hama yang merusak tanaman padi di Indonesia sejak 1930 hingga saat ini. Luas
serangan WBC pada dasawarsa 1960-1970 tercatat sebesar 52 000 ha dan meningkat
tajam hingga 2 510 680 ha pada 1970-1980. Periode tersebut merupakan puncak serangan
WBC di Indonesia. Luas serangan WBC mengalami penurunan pada dasawarsa 1980-
1990, yaitu hanya sebesar 200 000 ha. Hal yang sama terjadi pada 1990-2000, dimana
luas serangan WBC hampir sama dengan serangan WBC pada dasawarsa sebelumnya
BBPTP 2007.
Lahan sawah yang terserang WBC terdapat di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa
Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Aceh.
Sebagian besar daerah endemis WBC tersebar di Pulau Jawa, yaitu Jawa Tengah 32
Kabupaten, Jawa Timur 27 Kabupaten, Jawa Barat 19 Kabupaten, Jawa Timur 19
Kabupaten, dan Banten 6 Kabupaten Jawa
Tengah merupakan
daerah endemis WBC yang luas sebarannya paling
luas di Indonesia. Serangan wereng batang coklat di daerah Jawa Tengah tersebar hampir
diseluruh kabupaten antara lain Kebumen, Kendal, Banyumas, Purworejo, Banjarnegara,
Sragen, Blora, Temanggung, Purworejo, Purbalingga, Pekalongan, Jepara, Cilacap, dan
Tegal BBPTP 2007.
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan serangga, oleh
karena itu diharapkan iklim dapat menjadi indikator dalam pengendalian WBC. Untuk
mengendalikan serangan WBC diperlukan model prediksi serangan WBC, dengan model
prediksi ini persiapan untuk mengantisipasi ledakan outbreaks serangan WBC telah
dipersiapkan dari waktu sebelumnya. Model prediksi
ini dapat
disusun dengan
memanfaatkan analisis regresi antara faktor iklim dengan luas serangan WBC selama
beberapa periode musim tanam. Dengan demikian, kerusakan tanaman padi dan
kehilangan hasil panen akibat WBC dapat diminimalisasi.
1.2 Tujuan Penelitian
Menganalisis hubungan berbagai faktor iklim
dengan tingkat
serangan WBC
Nilaparvata lugens Stal sebagai landasan prediksi
serangan WBC
di beberapa
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1