Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Wacana tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility pada saat sekarang menjadi isu sentral yang semakin populer, bahkan ditempatkan pada posisi yang terhormat. Banyak pula kalangan dunia usaha dan pihak-pihak terkait mulai merespon wacana ini, tidak sekedar mengikuti trend tanpa memahami esensi dan manfaatnya. Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan untuk pertumbuhan dan keberlanjutan sustainability perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya cost melainkan sebagai sarana meraih keuntungan profit. Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan sustainable development. Di sisi lain, masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk mendistribusikan keuntungannya melalui pembangunan masyarakat lokal, seiring waktu masyarakat tidak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab sosial. Berdasarkan sensus yang telah dilakukan oleh BPS 2010, penduduk Indonesia masih mengalami kemiskinan yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya walaupun sempat berkurang tetapi secara keseluruhan nilainya tetap bertambah, pada Tabel 1. Tingkat kemiskinan di Indonesia saat ini cukup tinggi, yakni 31,6 juta orang, atau 13,3 dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237,6 juta jiwa. Kendati Indonesia pernah melampaui tingkat kemiskinan 17,7 pada 2005 akibat kenaikan harga bahan bakar minyak BBM, penurunan kemiskinan di Indonesia rata- rata 0,6 per tahun. Artinya, penurunan angka kemiskinan berjalan sangat lambat. Tabel 1. Jumlah penduduk miskin Tahun Jumlah juta 2005 25,1 2006 39,3 2007 37,17 2008 41,5 2009 32,53 2010 31,02 Sumber: BPS dalam Republika Demikian pula berdasarkan rasio Gini Coefficient Indonesia yang diterbitkan Badan Pusat Statistik BPS, yang menyatakan bahwa kesenjangan di Indonesia tak kunjung membaik. Gini Coefficient Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan distribusi, nilai 0 menyatakan kesetaraan total dan nilai 1 ketidaksetaraan maksimaltotal. Sejak 2005, Koefisien Gini RI berturut-turut berada di level tinggi 0,36; 2006 di posisi 0,34; 2007 dan 2008 0,35; 2009 di posisi 0,37 dan 0,33 di 2010, pada Tabel 2. Artinya, pendapatan RI senilai Rp 6 ribu triliun dibagi rata 230 juta penduduk maka didapat masing-masing US3.000 per tahun. Kenyataannya tiap orang tidak mendapatkan US3.000 per kapita, ini berarti masih ada kesenjangan. Tabel 2. Koefisien gini RI Tahun Koefesien Gini 2005 0,36 2006 0,34 2007 0,35 2008 0,35 2009 0,37 2010 0,33 Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat dalam BPS Karena itu CSR juga merupakan suatu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi angka kesenjangan kemiskinan tersebut. Dari 45 perusahaan di Indonesia menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan citra perusahaan 37,38, hubungan baik dengan masyarakat 16,82 dan mendukung operasional perusahaan 10,28. Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Dengan dikukuhkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas PT, kedudukan CSR sebagai salah satu kewajiban perusahaan semakin kuat. Meskipun baru pada tahun 2007 CSR memiliki kedudukan atas dasar hukum, namun kegiatan dan aktivitas CSR telah dilakukan lama oleh sebagian perusahaan di Indonesia. Telah berlangsung sebanyak 279 kegiatan CSR dengan jumlah dana Rp 115,3 M. Informasi tersebut di dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.Oleh karena itu, dimungkinkan terjadi peningkatan kegiatan CSR di Indonesia seiring dengan telah ditetapkannya legalitas kegiatan CSR bagi perusahaan- perusahaan di Indonesia Suharto, 2006. Tabel 3. Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No. Model Jumlah Kegiatan Jumlah Dana Miliar Rupiah 1. Langsung 113 14,2 2. Yayasan Perusahaan 20 20,7 3. Bermitra dengan Lembaga Sosial 114 79 4. Konsorsium 2 1,5 Jumlah Total 279 115,3 Sumber: Suharto, 2006 Tabel 4. Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana No. JenisSektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana Miliar Rupiah 1. Pelayanan Sosial 95 38 2. Pendidikan dan Penelitian 71 66,8 3. Kesehatan 46 4,4 4. Kedaruratan Emergency 30 2,9 5. Lingkungan 15 395 6. Ekonomi Produktif 10 640 7. Seni, Olah Raga, Pariwisata 7 1 8. Pembangunan Prasarana dan Perumahan 5 1,3 Jumlah Total 279 115,3 Sumber: Suharto, 2006 Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance. Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan stakeholders yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Konsep ini mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat di dalam dan di luar perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, meskipun perusahaan hanya memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai bidang. Konsep CSR pun bertujuan untuk menjelaskan bagian tanggung jawab perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga konsep pembangunan berkelanjutan menjadi dasar pijakannya. Konsep ini menegaskan betapa pentingnya peranan CSR sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan pada suatu negara. Agar keberlangsungan pembangunan dapat terjaga maka desain program-program CSR juga harus bersifat berkelanjutan, tidak parsial. Program CSR yang berkelanjutan jelas membutuhkan ketegasan komitmen dari perusahaan serta seluruh pemangku kepentingan stakeholder untuk mengawali perjalanannya. Karena itulah Bank Dunia menyebutkan, CSR sebagai media atau sarana untuk mewujudkan pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat lokal, penanggulangan bencana alam, maupun pelestarian lingkungan yang dapat dilakukan bersama-sama pemerintah. Demikian pada dasarnya setiap perusahaan memiliki kewajiban sosial yang luas dan selalu melekat pada setiap aktivitas bisnisnya. Kesadaran menjadi kondisi ideal dalam konteks pemberdayaan masyarakat yang sering diimplementasikan dalam bentuk program CSR merupakan aktivitas yang lintas sektor dan menjadi modal sosial yang harus dioptimalkan melalui mekanisme kemitraan yang berperan meningkatkan sosio-ekonomi masyarakat dan komunitas lokal yang berada di sekitar perusahaan. Program ini diimplementasikan dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat dalam mencapai sosio-ekonomi yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraannya yang lebih baik dengan tercapainya sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesadaran. Sasaran kapasitas masyarakat harus dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan empowerment agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan equity dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan security, keberlanjutan sustainability dan kerjasama cooperation. PT. Adjie Transindo PT. AT merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang trading barang pertambangan. Pada prakteknya perusahaan yang sudah berjalan dari tahun 2008 ini sering kali mengalami gangguan pada sistem kinerjanya. Permasalahan yang terbesar muncul dari masayarakat sekitar pertambangan yang menuntut kepada perusahaan agar perusahaandapat membangun infrastruktur desa. Mendapat permasalahan tersebut maka perusahaan pun beritikad untuk melaksanakan program CSR Pembangunan Jalan, sebagaimana program CSR tersebut akan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citraserta kepercayaan masyarakat kepada perusahaan agartidak terjadi konflik antara perusahaan dengan masyarakatsekaligus meningkatkan kinerja yang juga menjadi tujuan utama dari perusahaan. Kegiatan CSR sudah dilakukan oleh PT. AT sejak awal perjanjian dengan masyarakat. Perusahaan pun telah melakukan beberapa kegiatan CSRyang bersifat bukan pembangunan seperti bantuan kegiatan sosial, partisipasi kegiatan keagamaan dan memfasilitasi kegiatan usaha lain di sekitar pertambangan. Pada beberapa waktu kemudian maka perusahaan melakukan Pembangunan Jalan yang merupakan suatu program CSR dengan pengeluaran dana terbesar dibandingkan dengan program CSR lain. Tentunya dari dana yang dikeluarkan tersebut, maka perusahaan sangat mengharapkan perolehan angka hasil analisis ilmiah yang baik untuk masukan bagi perusahaan, maka topik inilah yang menjadi dasar dalam pembuatan skripsi ini, yaitu dengan judul Analisis Citra Perusahaan pada Pembangunan Jalan Perusahaan PT. Adjie Transindo di Cianjur, Jabar .

1.2. Rumusan Masalah