Pelat Satu Arah Pelat Dua Arah

15

A. Pelat Satu Arah

Pelat dengan tulangan pokok satu arah dijumpai jika beton lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja, contohnya adalah pelat kantilever dan pelat yang ditumpu oleh dua tumpuan sejajar Asroni 2010. Tebal minimum pelat satu arah bila lendutan tidak dihitung, menurut SK – SNI -03 – 2847 – 2002 dapat ditentukan dari Tabel 4. Tabel 4. Tebal Minimum Pelat Satu Arah komponen Struktur Dua tumpuan Satu ujung Kedua ujung Kantilever Sederhana Menerus menerus Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin rusak oleh lendutan yang besar Pelat masif satu arah L20 L24 L28 L10 Balok atau pelat rusuk satu arah L16 L18,5 L21 L8 Syarat yang ditentukan oleh SK – SNI -03 – 2847 – 2002 pasal 9.12 pada pelat struktural dimana tulangan lenturnya dipasang satu arah adalah : 1. Harus disediakan tulangan susut dan suhu yang arahnya tegak lurus terhadap tulangan lentur tersebut. 2. Tulangan susut dan tulangan suhu harus memiliki rasio tulangan terhadap luas bruto penampang terhadap beton sebagai berikut, namun rasio tulangan tidak kurang dari 0,0014 : a. Pelat yang menggunakan tulangan ulir mutu 300 MPa = 0,002. b. Pelat yang menggunakan tulangan ulir mutu 400 MPa = 0,0018. c. Pelat yang menggunakan tulangan ulir mutu 400 MPa = 0,001 x 400fy. 3. Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima kali tebal pelat atau 450 mm.

B. Pelat Dua Arah

Pelat dengan tulangan pokok dua arah dijumpai jika beton menahan beban berupa momen lentur pada bentang dua arah, contohnya adalah pelat yang ditumpu oleh empat sisi saling sejajar Asroni 2010. Perencanaan pelat dua arah. Perencanaan pelat dua arah dapat direncanakan dengan metode koefisien momen dimanasetiap panel pelat dianalisis sendiri – sendiri. Momen lentur pada masing – masing bentang dapat dihitung dengan persamaan 2.2.40 : Mi = 0,001.Ci.q.li2 2.2.40 Koefisien momen sesuai arah bentang i Ci dapat dilihat pada Tabel 6. Rasio tulangan untuk menahan lentur pelat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2.43 : K = 2 2.2.41 m = 0,85. 2.2.42 16 ρ perlu = 1 1- 1 − 2 . � 2.2.43 ρ min = 1,4 = fy 31,36 MPa bandingkan nilai ρ perlu dengan ρ min dan gunakan ρ yang lebih besar lalu hitung nilai luas tulangan yang diperlukan menggunakan persamaan 2.2.44 : Ast = ρ perlu . b.d 2.2.44 n = � � 2.2.45 Rasio tulangan maksimum dapat dicari dengan Tabel 5. Tabel 5. Rasio Tulangan Maksimum Mutu Beton Mutu baja tulangan MPa MPa 240 300 350 400 450 500 15 2,419 1,805 1,467 1,219 1,032 0,8871 20 3,225 2,408 1,956 1,626 1,376 1,182 25 4,032 3,01 2,445 2,032 1,72 1,478 30 4,838 3,616 2,933 2,438 2,064 1,773 35 5,405 4,036 3,277 2,724 2,306 1,981 40 5,912 4,414 3,585 2,98 2,522 2,167 45 6,344 4,737 3,846 3,197 2,707 2,325 50 6,707 5,008 4,067 3,38 2,862 2,458 55 7,002 5,228 4,245 3,529 2,988 2,567 60 7,4 5,525 4,486 3,729 3,157 2,712 Luas tulangan yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2.46 : A = .b.d 2.2.46 Dari nilai As akan didapatkan nilai Momen Nominal menggunakan persamaan 2.2.47 : Mn = As.fy.d – a2 2.2.47 Dimana nilai Mn Mu untuk memenuhi kondisi aman

2.2.4. Pondasi