Pendidikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan di Institut Pertanian Bogor

(1)

1 SKRIPSI

Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)

Disusun Oleh : SALAPUDDIN NIM : 104025000879

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2009 M


(2)

PENDDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA

BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN

PERPUSTAKAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SKRIPSI

Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)

Disusun Oleh : Salapuddin NIM : 104025000879

Pembimbing

Ulfah Andayani, M. Hum. NIP: 150.289.371

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2009 M


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PENDIDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Desember 2008. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Jakarta, 6 Desember 2008 Sidang Munaqosyah

Ketua Sekretaris

Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 780.005.380 NIP. 150.295.486

Penguji Pembimbing

Pungki Purnomo, MLIS Ulfah Andayani, S. Ag, M. Hum


(4)

ABSTRAK

Judul Skripsi : Pendidikan Pemakai dan Manfaatnya Bagi Mahasiswa dalam Menggunakan Perpustakaan di Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan program pendidikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan serta untuk mengetahui sejauh mana respon dari mahasiswa terhadap perlunya pengembangan program pendidikan pemakai. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan. Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakan instrument (alat ukur) dalam penelitian, alat ukur yang digunakan yaitu : Observasi, kuesioner dan wawancara. Dari hasil penelitian yang dilakukan di peroleh data : dari 97 responden, mayoritas hampir seluruhnya 77 orang (79.3 %) responden menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik. Dari 77 responden yang menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik hampir setengahnya (40.2 %) responden menyatakan program pendidikan pemakai membantu dalam melakukan penelusuran informasi dan yang menyatakan membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaan sebanyak (37.6 %). Hanya sebagian kecil responden menyatakan membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah yaitu sebanyak (15.5 %) dan responden yang menyatakan membantu dalam menemukan koleksi yaitu sebanyak (6.4 %). Selanjutnya dari hasil penelitian juga di peroleh data : dari 97 responden mayoritas sebagian besar 52 orang (53.6 %) responden menyatakan pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup. Kondisi ini mengindikasikan bahwa mayoritas sebagian besar mahasiswa baru merasa bahwa pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan efektif belum cukup.


(5)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ilahi robbi yang telah menganugerahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rosulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan barbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terima kasih tidak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Abdul Chair, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan.

2. Bapak Drs. Rizal Saeful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan Bapak Pungki Purnomo. MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Ulfah Andayani, S.Ag, M. Hum. Sebagai pembimbing yang senan tiasa memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan serta selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

4. Bapak Ir. Toha Nursalam, SIP, MSi selaku Kepala perpustakaan IPB beserta jajarannya khususnya kepada Ibu Ir. Sumarlinah, M.Si selaku sekretaris Perpustakaan IPB yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data yang penulis buituhkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Yang tercinta dan teristimewa untuk bapak dan ibu penulis yang tidak lelah berjuang, memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang kepada penulis. Harapan mereka untuk melihat penulis menyelesaikan studinya dan menjadi orang yang berhasil menjadi motivasi terbesar bagi penulis. 6. Untuk kakak dan teteh tersayang. Nurinayah Sanda Albagiry, S.Pd.I,

Muhibatul Hasanah, S.Ag. dan Agus Faizin, SEI yang memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat luar biasa kepada penulis.


(6)

7. Untuk Adikku Asep, jejen dan Irfan terimakasih untuk do’a dukungan dan bantuan yang telah kalian persembahkan untukku.

8. Teruntuk sahabatku di HIMA-PUI Jakarta Adi, Ade, Bagus, Diah, Fatullah, Hikmah, Lukman, Mi’roji, Mustar, Pipin, Rizki Amali, Sangidun, Setiawan, Sudirman, Syamsul, Suharto, Taupik, Yaser dan Zamroni yang selalu berjuang bersama menegakan nilai-nilai Intisab dan Ishlahuttsamaniyah yang ditorehkan atas nama persahabatan semoga menjadi hal indah untuk dipertahankan dan menjadi kenangan untuk kita selamanya.

9. Teruntuk para ustadz keluarga besar Persatuan Ummat Islam (PUI) khususnya kepada ustadz Wildan Hakim, MA yang memberikan suntikan motivasi bagi penulis untuk bergerak menuju perbaikan dan perubahan. 10. Teman-teman IPI angkatan 2004 Aje, Fuji, Gigih, Gunaevi, Hani, Iin,

Indra, Lesdi, Muji, Mulki, Nurul Afwi, Nursetiyono, Putri, Ratih, Retna, Sahal, Subarna, Tedi dan Yaser yang selalu semangat dalam belajar. Terimakasih, semoga persahabatan ini selalu kukuh dalam naungan Allah SWT.

11. Teruntuk pujaan hatiku Lilis Komariah yang selalu memberikan spirit dalam hidupku.

12. Pengelola Perpustakaan Utama UIN yang banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam mencari referansi. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terealisasikannya skripsi ini. Semoga Allah AWT mambalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.

Jakarta,25 November 2008


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...… 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penyusunan ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pemakai dan Pendidikan Pemakai ... 13

B. Tingkatan Program Pendidkan Pemakai ... 17

C. Metode Pendidikan Pemakai ... 21

D. Keterampilan yang perlu diajarkan dalam Pendidikan Pemakai ………..25

E. Tujuan Pendidikan Pemakai ... 47

F. Manfaat Pendidikan Pemakai ... 48


(8)

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)

A. Sejarah singkat dan Perkembangannya ... 53

B. Visi dan Misi ... 58

C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan ... 59

D. Tata Tertib Perpustakaan ... 60

E. Struktur Organisasi dan Manajemen ... 60

F. Layanan Perpustakaan ... 68

G. Koleksi ... 73

H. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Perpuistakaan IPB...……….. 77

I. Gambaran Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data ... 85

B. Pengolahan Data ... 87

C. Penyajian data dan analisis mengenai : I. Data responden ... 87

II. Frekuensi Kunjungan ke perpustakaan…………... 98

III. Tujuan mengunjungi perpustakaan ... 99

IV. Pengalama responden menggunakan perpustakaan.. 99 V. Saran dan pendapat mengenai pengelolaan


(9)

perpustakaan dan pendidikan pemakai ... 123

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 129 B. Saran ... 130 Daftar Pustaka ...133 Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Pengaturan Sistem Kontrbusi ... 66

2. Tabel 2 Jumlah Pustakawan Menurut Jabatan... 67

3. Tabel 3 Perkembangan Jumlah Pustakawan ... 68

4. Tabel 4 Pengadaan Item Pustaka dari Dana APBN ... 74

5. Tabel 5 Jumlah Item Pustaka yang di terima... 75

6. Tabel 6. Data Buku berdasarkan Profil Koleksi ... 75

7. Tabel 7. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Fakultas ... 76

8. Tabel 8. Perkembangan Koleksi berdasarkan profil ... 76

9. Tabel 9. Daftar Peralatan yang ada di Perpustakaan IPB ... 79

10. Tabel 10. Fakultas Responden... 88

11. Tabel 11. Fakultas Pertanian ... 89

12. Tabel 12 Fakultas Perikanan dan Kelautan ... 90

13. Tabel 13. Fakultas Kehutanan ... 91

14. Tabel 14. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ... 92

15. Tabel 15. Fakultas Teknologi Pertanian... 93

16. Tabel 16. Fakultas Peternakan ... 94

17. Tabel 17. Fakultas Ekonomi dan Manajemen ... 95

18. Tabel 18. Fakultas Ekonomi Manusia ... 96

19. Tabel 19. Fakultas Kedokteran Hewan... 96

20. Tabel 20. Fakultas Ekologi Manusia ... 97

21. Tabel 21. Jenis Kelamin ... 97

22. Tabel 22. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan... 98

23. Tabel 23. Tujuan ke Perpustakaan... 99

24. Tabel 24. Pengalaman Menggunakan Perpustakaan ... 100

25. Tabel 25. Tempat pengalaman menggunakan perpustakaan... 101

26. Tabel 26. Pengalaman menerima pengajaran pendidikan pemakai ... 102

27. Tabel 27. Pengajaran yang di sampaikan dalam pendidikan pemakai .. 103

28. Tabel 28. Bagaimana mencari buku di perpustakaan ... 104 29. Tabel 29. Apakah saudara tahu apa yang di maksud dengan


(11)

sarana penelusuran informasi ... 105

30. Tabel 30. Pengetahuan mengenai sarana penelusuran informasi... 106

31. Tabel 31. Apakah saudara bisa menggunakan katalog online (OPAC). 107 32. Tabel 32. Tanggapan mengenai penggunaan katalog online (OPAC) .. 108

33. Tabel 33. Akses yang digunakan ketika menggunakan OPAC ... 109

34. Tabel 34 Sumber-sumber referensi yang diketahui dan dapat digunakan ………. 110

35. Tabel 35. Pengetahuan mengenai layanan yang ada di perpustakaan IPB ... 111

36. Tabel 36. Apa saudara mengenal layanan SAC(Self Access Center)... 112

37. Tabel 37. Pengetahuan tentang layanan SAC ... 112

38. Tabel 38. Apa saudara mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library)114 39. Tabel 39. Pengetahuan tentang layanan IEL ... 114

40. Tabel 40. Apakah anda mengenal layanan Cafe HKI ... 116

41. Tabel 41. Pendapat mengenai layanan Cafe HKI ... 117

42. Tabel 42. Apakah anda mengenal Proquest ... 118

43. Tabel 43. Pendapat mengenai manfaat dari Proquest ... 119

44. Tabel 44. Tanggapan mengenai nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak ... 120

45. Tabel 45.Apakah program pendidikan pemakai membantu anda dalam menggunakan perpustakaan dengan baik... 121

46. Tabel 46. bagaimana program tersebut dapat membantu saudara... 122

47. Tabel 47. Perpustakaan yang pernah di kunjungi responden ... 123

48. Tabel 48. Pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan IPB ... 125

49. Tabel 49. Pertanyaan mengenai kemampuan dalam menggunakan perpustakaan yang efektif ... 126


(12)

Daftar Gambar


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kegiatan pokok perpustakaan adalah dibidang pendidikan. Kita menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung sepanjang masa (life long education). Perpustakaan merupakan tempat yang tepat untuk melaksanakan pendidikan sepanjang masa, karena perpustakaan dapat dikunjungi oleh siapa saja, baik itu pegawai, pelajar, mahasiswa, peneliti, anak-anak, remaja, orang tua, ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Semua elemen masyarakat dapat mengunjungi dan belajar diperpustakaan kapan saja mereka menginginkannya. Sehingga merekapun dapat meningkatkan ilmu pengetahuan , kemampuan dan keterampilan mereka. Untuk itu pembangunan perpustakaan merupakan keharusan yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan karena keberadaan perpustakaan untuk mendukung dan memfasilitasi dilaksanakannya pendidikan seumur hidup tersebut, baik secara formal maupun nonformal.

Ketika pembangunan perpustakaan sudah dilaksanakan maka kegiatan selanjutnya adalah mendayagunakan. Konsep pendayagunaan dalam hal ini diartikan sebagai upaya mendayagunakan dan menggunakan. Ini berarti setelah perpustakaan berhasil dibangun hendaknya selalu dilanjutkan dengan kegiatan mendayakan atau membuat perpustakaan selalu berdaya dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Selain itu perpustakaan harus selalu digunakan, baik oleh pemakai maupun oleh pihak perpustakaan sendiri untuk


(14)

memberikan pelayanan informasi. Tapi masalahnya, terkadang para pemakai tidak mampu menggunakan perpustakaan dengan baik. Hal itu dikarenakan tidak menguasai berbagai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dengan baik, untuk itu perpustakaan harus memberikan bimbingan pendidikan pemakai kepada para pengguna perpustakaan bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah sumber pusat informasi dan ilmu pengetahuan sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perumpamaan perpustakaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan mutlak sangat diperlukan dan sangat penting dan berperan sekali untuk menunjang proses pendidikan dan belajar mengajar. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penunjang Tri Dharma perguruan tinggi yaitu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian dan informasi.

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat belajar, pusat informasi dan pusat ilmu pengetahuan keberadaanya mutlak sangat diperlukan. Hal ini diperkuat dengan adanya undang-undang melalui peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional yang menyebutkan sebagai berikut :”setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang memiliki lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel, yang diperlukan untuk penunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.1

1

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan (Jakarta : LekDis, 2005), h. 11


(15)

Sebagai pusat belajar, perpustakaan harus menyediakan koleksi yang menunjang proses belajar mahasiswa dan dosen. Koleksi perpustakaan harus berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran, agar dapat memenuhi kebutuhan sivitas akademiknya yaitu mahasiswa, dosen, karyawan dan peneliti. Koleksi perpustakaan adalah semua koleksi yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri dari buku, majalah, Koran, skripsi, tesis, disertasi, dan audio visual seperti CD-ROM.2 Tetapi masalahnya seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, terkadang pemakai dalam hal ini mahasiswa tidak mampu menemukan sumber informasi yang dibutuhkannya, baik itu cetak maupun noncetak. Padahal sumber tersebut sudah disediakan oleh pustakawan yang sudah bekerjasama dengan staf pengajar dalam pengadaan koleksi. Hal ini karena tidak menguasai berbagai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas atau bahan pustaka yang ada diperpustakaan dengan sebaik-baiknya. Kerjasama antara perpustakaan dalam hal ini pustakawan sebagai penyedia informasi dengan pemakai dalam hal ini mahasiswa perlu terjalin agar koleksi yang ada diperpustakaan benar-benar bermanfaat. Oleh karena itu, para pemakai perpustakaan dalam hal ini mahasiswa dituntut agar menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas perpustakaan dengan efektif.

2

Tati Ridowati, “Pustakawan Perlu Terus Belajar,” artikel di akses 4 April 2007 dari


(16)

Untuk itu seorang pustakawan yang baik akan membantu pemakainya dari A sampai Z untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Pustakawan akan membimbing dan mengajarkan bagaimana mendapatkan informasi tersebut dengan cepat, tepat dan akurat. Sebagai contoh, setiap tahun perpustakaan berpartisipasi untuk membimbing mahasiswa baru dalam bentuk pendidikan pemakai. Pustakawan juga mengajarkan bagaimana cara menggunakan OPAC (Online Public Acces Catalog) yaitu sarana temu kembali informasi yang disediakan dalam bentuk pangkalan data, sehingga informasi yang mereka butuhkan bisa dengan mudah mereka dapatkan dan pustakawan melayani pemakai dengan semaksimal mungkin.3

Di era informasi sekarang ini merupakan tantangan yang mau tidak mau menuntut kita untuk memiliki berbagai keterampilan dalam mengakses informasi secara efektif dan efisien. Kemampuan tersebut diperlukan agar kita dapat hidup dan bekerja secara mandiri ditengah masyarakat yang lebih bertumpu pada jasa informasi. Penerapan program intruksional (pengajaran) berbasis perpustakaan pada perguruan tinggi, adalah untuk bertujuan agar berbagai komponen keterampilan informasi dari program yang disiapkan tersebut menjadikan para mahasiswanya dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar dan melaksanakan tugas-tugas akademiknya. Ini berarti bahwa keahlian mencari informasi sama pentingnya, jika tidak lebih penting dari informasi itu sendiri. Dan tidak ada informasi yang tidak dapat ditemukan, semua informasi yang kita butuhkan akan dapat kita temukan apabila kita

3


(17)

mempunyai keterampilan bagaimana cara mengakses informasi secara cepat dan tepat serta efektif dan efisien.

Lebih jauh lagi Rice berpendapat bahwa suatu lembaga pendidikan seharusnya mempunyai komitmen untuk memperkuat koleksi perpustakaannya dan memberikan pendidikan pemakai untuk dapat menggunakannya, karena kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan terkini sudah menjadi kebutuhan setiap manusia pembelajar. Akibatnya bagi para mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menggunakan perpustakaan akan gagal dalam mencapai pendidikan seumur hidupnya.4 Artinya terampil menggunakan perpustakaan merupakan suatu hal yang perlu dipelajari.

Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan merupakan suatu dasar yang amat penting dalam proses pendidikan. Kemampuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Dengan demikian pendidikan pemakai ini, diharapkan mahasiswa aktif dan mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkannya.

Institut Pertanian Bogor atau yang dikenal dengan IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka Indonesia yang mempunyai perpustakaan dengan koleksi yang sangat beragam dan fasilitas yang sudah otomasisasi adalah salah satu perguruan tinggi yang telah mengadakan program pendidikan pemakai terhadap mahasiswanya. Dengan diadakannya program pendidikan pemakai tersebut mahasiswa diharapkan memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan mandiri.

4

James Rice. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction (London : Greenwood Press, 1981), h. 3


(18)

Oleh karena itu berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat tentang pendidikan pemakai (User Education) dan untuk meneliti seberapa besar manfaat pendidikan pemakai khususnya oleh mahasiswa dalam menemukan bahan pustaka. Dengan demikian penulis memilih judul “ PENDIDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah yang telah diungkapkan pada latar belakang maka masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah :

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan pada pendidikan pemakai dan manfaatnya dalam kemampuan menggunakan perpustakaan di Institut Pertanian Bogor.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini yaitu :

Bagaimana manfaat pendidikan pemakai bagi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan.

C. Tujuan Penelitian

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini adalah sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :


(19)

1. Untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan program pendidikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana respon dari mahasiswa terhadap perlunya pengembangan program pendidikan pemakai.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi Institut Pertanian Bogor agar menjadi dasar untuk meningkatkan program pendidikan pemakai.

2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang mengangkat topic yang serupa dalam penelitiannya.

3. Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan lainnya terhadap pentingnya program pendidikan pemakai agar mencapai beberapa manfaat dan tujuannya.

4. Melengkapi penelitian sebelumnya yang mengangkat topik yang serupa dalam penelitiannya.

5. Memperkaya khazanah pembahasan dalam ilmu perpustakaan khususnya mengenai pendidikan pemakai.

E. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini adalah penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :


(20)

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang di teliti.5 2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yaitu terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

b. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui langsung dilapangan (lokasi penelitian) yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor program S1 dan yang sudah mengikuti program pendidikan pemakai.

4. Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Acak, yaitu sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada di Asrama Mahasiswa IPB yang secara kebetulan semua penghuni Asrama Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa baru yang pernah mengikuti program pendidikan pemakai. Sampel ini di

5

Ronny Kountur. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis(Jakarta : PPM, 2005), h. 53


(21)

peroleh dari bagian layanan Perpustakaan IPB yang menyimpan data mahasiswa baru yang telah mengikuti program pendidikan pemakai. 5. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini adalah :

a. Studi Kepustakaan

Dalam riset ini peneliti melakukannya dengan mempelajari dokumen-dokumen, buku-buku, literature-literatur, artikel-artikel atau catatan-catatan yang menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

b. Field Research(Penelitian Lapangan)

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakan instrument (alat ukur) dalam penelitian. Alat ukur yang digunakan yaitu :

1) Observasi : Yaitu melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data dari obyek penelitian yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Penulis melakukan pengamatan terhadap mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan. Hasil dari pengamatan itu ialah bagaimana mahasiswa menelusur informasi dan


(22)

menggunakan layanan-layanan serta fasilitas yang ada di perpustakaan IPB.

2) Kuesioner : Yaitu dengan menyebarkan formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan tanggapan atau jawaban dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

3) Wawancara : dilakukan dengan kontak langsung dengan pihak yang ada kaitannya dengan subyek penelitian ini. Yaitu dengan Ibu Yanti selaku kepala bagian pelayanan perpustakaan IPB.

6. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, sebab pada bagian inilah diungkapkan hasil penelitian. Hasil tersebut merupakan pengungkapan hasil survei yang digali dari pertanyaan dan kuesioner. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif untuk menghitung persentase hasil penelitian. Data penelitian yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk tabel. Hasil jawaban dari responden ditabulasikan sesuai dengan jumlah responden kemudian dihitung presentasenya. Hasil tabulasi data kemudian di analisis dalam bentuk penelitian juga. Analisis data dimulai dengan analisis data kelompok. Setiap analisis data diikuti dengan pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil perbandingan


(23)

antara data yang diperoleh dengan presentasenya. Selanjutnya diikuti dengan analisis data secara keseluruhan.

Teknik penulisan ini, penulis berpedoman kepada buku : Pedoaman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini penulis akan menguraikan secara sistematis. Skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penyusuanan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai definisi pemakai, pengertian pendidikan pemakai dan istilah-istilahnya, tingkatan program pendidkan pemakai, metode pendidikan pemakai, keterampilan yang perlu diajarkan dalam pendidikan pemakai, tujuan pendidikan pemakai, manfaat pendidikan pemakai dan evaluasi program pendidikan pemakai.


(24)

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR.

Bab ini merupakan bab mengenai sejarah singkat dan perkembangannya, visi dan misinya, tugas dan fungsi, tata tertib perpustakaan, struktur organisasi dan manajemen, sarana dan prasarana serta fasilitas yang dimiliki, gambaran umum program pendidikan pemakai perpustakaan IPB.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diterangkan tentang hasil penelitian tentang teknik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian dan dan analisis mengenai : Data responden, frekuensi dan tujuan mengunjungi perpustakaan, prilaku penelusuran dan pemanfaatan bahan pustaka, saran dan pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan dan pendidikan pemakai.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari pembahasan skripsi ini. Selain itu dalam bab ini penulis akan mengungkapkan beberapa saran berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini yang diharapkan menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran penulis yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.


(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Pemakai dan Pendidikan Pemakai 1. Pengertian Pemakai

Pemakai menurut Whitaker yaitu, “ as a person who use or more of libraries services at last once a year”.6 Menurut badawi, pemakai jasa

perpustakaan ialah pengunjung perpustakaan yang bertujuan untuk menggunakan fasilitas perpustakaan dalam mencari informasi guna memperoleh bahan pengetahuan.7

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemakai perpustakaan adalah orang yang mengunjungi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang diperlukan.

2. Pengertian Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai atau seringkali disebut user education adalah suatu proses di mana pemakai perpustakaan pertama-tama disadarkan oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi yang tersedia bagi pemakai, dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta

6

Kennet Whittaker.The Basic of Library Used Services(London : Library Association Publishing Ltd., 1993). Cet.1, h. 21

7

Ahmad Badawi, ”Bimbingan Terhadap Pemakai Jasa Perpustakaan”, Buletin Bina Pustaka, (September, 1981), h. 12


(26)

mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia.8Adapun pendidikan pemakai menurut Sutarno NS yaitu :

“Kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan tentang seluk -beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat dalam perpustakaan, dan lain sebagainya. Semua itu dikerjakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa banyak kesulitan.”9

Dalam perpustakaan perguruan tinggi Black seperti yang dikutip oleh Seandy Irawan mengemukakan beberapa kendala dalam program pendidikan pemakai, yaitu :

1) Pengajar kurang menaruh perhatian terhadap perpustakaan dan tidak mengetahui apakah informasi yang tersedia di perpustakaan perguruan tinggi bermanfaat bagi dukungan kuliahnya.

2) Pengajar dan mahasiswa mempunyai koleksi sendiri yang di anggap cukup memberi informasi. Perpustakaan di anggap berisi buku lama dan tidak relevan dengan program kebutuhan mereka.

3) Lokasi perpustakan terlalu jauh dan belum tahu peran jaringan informasi.10

8

Ian Malley,The basic of information skills teaching (London : Bingley, 1984), h. 14

9

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 102

10

Seandy Irawan, “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran

Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah JakartNa,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri


(27)

Sedangkan Agha seperti yang dikutip oleh Seandy Irawan menyimpulkan beberapa faktor penyebab rendahnya penggunaan perpustakaan, antara lain :

1) Kekurangan motivasi dari pemakai 2) Sistem perpustakaan semakin rumit

3) Kurang keakraban pihak pemakai dengan sumber daya informasi yang tersedia.

4) Kurang petunjuk untuk memperoleh dan memanfaatkan layanan yang ada.11

Anne F. Roberts dan Susan G. Blandy mendefinisikan pendidikan pemakai sebagai instruksi perpustakaan yang mengacu kepada penggunaan gedung-gedung, tempat-tempat, fasilitas-fasilitas dan bahan-bahan dalam mengajarkan pemakai bagaimana cara menggunakan perpustakaan dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi.12

Selain dari dua istilah di atas Barbara H. Phipps memberikan definisi untuk kedua istilah tersebut yaitu pendidikan pemakai adalah sebuah usaha yang di buat untuk menentukan atau mengatasi masalah-masalah di perpustakaan bagi pemakai.13

Pendidikan pemakai dikenal dengan berbagai nama seperti : orientasi perpustakaan (Library Orientation) merupakan istilah yang banyak digunakan di Inggris, instruksi bibliografi (Bibliografi Instruction),

11

Ibid.,

12

Anne F. Roberts & Susan G. Blandy,Library Instruction for Librarians(Englewood : Libraries Unlimited, 1989), ed. 2, h. 28

13

Barbara H. Phipps,Library Instruction for Undergraduete, (Chicago : College and Research Libraries, 1968), h. 324


(28)

pengajaran pemakai perpustakaan (Library User Instruction) dan panduan pemakai (User Guidance)14

Orientasi Perpustakaan yaitu orientasi yang diberikan kepada pemakai, biasanya dalam bentuk kunjungan dan penjelasan singkat tentang jasa, koleksi, jam buka dan fasilitas lain. Bantuan pemakai ialah bantuan yang diberikan pustakawan kepada pemakai dalam menelusur dan menggunakan sumber informasi. Sedangkan instruksi bibliografi menurut Leonard Montagueyaitu “... is the proses where by library staf help user to gain access to information, both by formal instructional methods and training on the spot. A variety of techniques will be used, including multimedia and interactive systems...”15 Yaitu proses dimana pemakai memperoleh bantuan untuk mengakses informasi dari staf perpustakaan, kedua dengan metode-metode instruksi formal dan pelatihan di tempat perpustakaan dengan menggunakan berbagai macam tehnik yaitu sistem multimedia dan sistem interaktif’,

Kemudian istilah pendidikan pemakai juga ada yang disebut dengan pengajaran pemakai perpustakaan. Masih menurut Leonard Montague ia berpendapat pengajaran pemakai perpustakaan yaitu “...is a program of information provided by libraries to users, to enable them to make more efficient, independent use of the library’s stock and services. A program of user education might include tours, lectures, exercises and the provision of

14

Sulistyo Basuki, ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, Makalah dalam Pelatihan Pendidikan Pemakai Jaringan Perpustakaan” (Januari, 1999), h. 20

15

Leonard Montague,“Harrod. Harrod’s Librarians Glossary : 9000 Terms Used in Information Management Library Science Publishing The book Trades And Archive Management“, (England : Gower Publishing Company Limited., 1995), h. 61


(29)

support materials...”16 Yaitu program informasi yang diberikan oleh pustakawan kepada pemakai yang memungkinkan mereka dapat menggunakan perpustakaan lebih efisien, bebas menggunakan layanan yang tersedia di perpustakaan. Program pendidikan pemakai juga termasuk wisata perpustakaan, ceramah, latihan dan menggunakan bantuan bahan-bahan. Sedangkan panduan pemakai (User Guidance) menurut Sutarno NS yaitu “...bantuan yang diberikan pustakawan kepada pemakai untuk menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi, dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain...”17

B. Tingkatan Program Pendidkan Pemakai

Tingkatan program pendidkan pemakai menurut Rice : 1. Orientasi Perpustakaan.

Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika mahasiswa baru masuk Perguruan Tinggi, materi yang diberikan dalam orientasi perpustakaan menurut James Rice antara lain :

a. Pengenalan Gedung Perpustakaan.

b. Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran Lainnya.

16

Ibid., h. 665

17


(30)

c. Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar.18

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut James Rice yaitu: a. Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri. b. Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara staf. c. Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui

komputer, layanan peminjaman, dan lain-lain.

d. Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dan lain-lain.

e. Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungnan pemakai dalam mencari bahan-bahn yang dibutuhkan. f. Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber

yang ada di perpustakaan.

g. Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan.19

Orientasi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki bertujuan untuk memperkenalkan :

a. Aspek fisik perpustakaan seperti lokasi, jam buka, koleksi.

b. Bagian-bagian perpustakaan seperti bagian pengolahan teknis, sirkulasi rujukan serta jasa yang ditawarkan seperti pemecahan informasi terpilih, informasi kilat.

18

James Rice. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction (London : Greenwood Press, 1981) h. 26

19


(31)

c. Jasa khusus seperti penelusuran berbantuan computer, koleksi microfilm.

d. Organisasi koleksi yang digunakan seperti system catalog, Dewey Decimal Classification, kartu katalog.

e. Menumbuhkan motivasi di kalangan pemakai untuk mau kembali ke perpustakaan guna memanfaatkan koleksinya.20

2. Pengajaran Perpustakaan.

Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik. Ini berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan. Menurut Nancy Fjallbrant “...Pengajaran perpustakaan ini berhubungan dengan temu kembali informasi...”21 sedangkan materi yang diajarkan dalam pengajaran perpustakaan menurut James Rice antara lain :

a) Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi.

b) Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan subyek atau jurusan.

c) Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.22

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut James Rice yaitu:

20

Sulistyo Basuki, ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen”, h. 4

21

Nancy Fjallbrant,User education in libraries, (London : Bingley,1984), h.43

22


(32)

a) Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan-bahan artikel.

b) Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus melalui katalog.

c) Dapat menggunakan bentuk micro dan alat-alat baca lainnya secara tepat.

d) Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak dan Biliografi.

e) Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya.

f) Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat melakukan permintaaan peminjaman.

g) Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan dan menggunakan hasil-hasil sitasi.23

3. Pengajaran Bibliografi

Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui Mata kuliah sebagai bagian dari kurikulum Perguruan Tinggi. Masih menurut James Rice materi yang ingin dicapai antara lain :

a) Informasi dan pengorganisasiannya.

23


(33)

b) Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan definisi suatu topik karya ilmiah.

c) Macam-macam sumber untuk penelitian.

d) Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah. e) Teknik-teknik membuat catatan dalam karya ilmiah.

f) Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.

g) Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan.

h) Membuat /menulis karya ilmiah.24

C. Metode Pendidikan Pemakai.

Agar program pendidikan pemakai perpustakaan berjalan dengan baik, maka perlu menentukan terlebih dahulu metode apa yang sesuai dan efektif untuk digunakan.

Kosterman seperti yang di kutip oleh Pungki Purnomo menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Dapat mengkomunikasikakan tujuan-tujuan yang telah dibuat.

b. Dapat membuat seseorang tertarik untuk perhatian dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan

c. Dapat mendorong seseorang untuk ambil bagian dengan menolongnya untuk mempersiapkan pelajaran-pelajaran.

d. Dapat ditindak lanjuti.

24


(34)

e. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektifitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.25

Menurut Nusharee Trelowjorg seperti yang dikutip oleh Sandy Irawan pada dasarnya metode pengajaran pendidikan pemakai terbagi 2 (dua) macam, yaitu metode pengajaran langsung dan metode pengajaran tidak langsung. a. Pengajaran langsung adalah pelajaran yang diberikan melalui hubungan

langsung antara pengajar dengan mahasiswa. Metode dapat bersifat resmi dan tidak resmi.

a) Pengajaran langsung bersifat resmi, yaitu pengajaran yang merupakan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, dan memperoleh bonbot kredit semester.

b) Pengajaran langsung bersifat tidak resmi, yaitu pengajaran tersebut bukan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi dan tidak memperoleh bobot kredit semester.

b. Pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu.26

Ada beberpa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai dilingkungan sivitas Perguruan Tinggi, antara lain : Presentasi atau kuliah dikelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggnaan Buku Pedoman atau Pamflet.

25

PungkiPurnomo, “Pembekalan “Life Long Learning”di Madrasah Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan,” dalam Sudarnoto Abdul Halim, ed.Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society : Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah.Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 119

26

Sandy Irawan, “PentingnyaPendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN Syarif


(35)

a. Lectures atau Ceramah di kelas

Yaitu memberikan ceramah secara umum.27 Isi ceramah mengajarkan pemakai dalam hal ini mahasiswa bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi.

b. The tour of the library atau Wisata Perpustakaan

Yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan sekaligus memperkenalkan perpustakaan secara umum.28 Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada masa orientasi mahasiswa. Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan , antara lain :

a) Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

b) Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.

c) Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal : penggunaan katalog.

d) Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

e) Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.

f) Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.29

27

Nancy Fjallbrant,User education in libraries, h. 43

28

Ibid.,

29


(36)

c. Penggunaan Audio Visual/ Audio Visual methods

Metode ini merupakan pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu. Media yang digunakan di antaranya adalah kaset, televisi, slide, CD-ROM, dan lain-lain.30

Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset.

Orientasi perpustakaan dapat juga dikakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti : fasilitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.

Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

d. Printed guides /Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet.

Metode ini juga merupakan pengajaran tidak langsung. Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet.31 Biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan ketika

30

Ibid.,

31


(37)

membuat buku pedoman atau pamflet untuk keperluan pendidikan pemakai ini, antara lain :

a) Buatlah buku panduan tersebut sesingkat mungkin.

b) Harus membuat pemakai jelas dalam melakukan hal yang berkenaan dengan penggunaan perpustakaan.

c) Membuat pemakai kreatif.

d) Membuat langkah yang sedernhana, dengan demikian pemakai dapat selangkah demi selangkah mencoba untuk mempraktekannya di perpustakaan.32

D. Keterampilan Yang Perlu Diajarkan Dalam Pendidikan Pemakai

Dalam program pendidikan pemakai, pustakawan dituntut untuk mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan-keterampilan yang dapat membantu mahasiswa menggunakan perpustakaan dengan baik. Keterampilan-keterampilan itu diantaranya :

1. Library skills (Keahlian Perpustakaan)

Keahlian perpustakaan diartikan sebagai suatu keahlian, keterampilan dan atau kemampuan untuk menggunakan perpustakaan.33

Menurut Malley yang dikutip Wiranto informasi yang diberikan dalam library skill sangat praktis, yaitu keberadaan perpustakaan di dalam lembaga, fungsi perpustakaan, jam buka, persyaratan menjadi anggota,

32

Ibid., 33

Jonner Hasugian,”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan”,(Universitas Sumatera Utara, 2002) artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari: ttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7 670&task=view


(38)

pengenalan petugas, koleksi dan ruang yang ada, cara meminjam buku dan sebagainya.34 Chall dan Tan (1997) mengemukakan ada 6 (lima)

komponen yang perlu diperhatikan untuk mengetahui keahlian perpustakaan mahasiswa sebagai pengguna utama perpustakaan perguruan tinggi yaitu: previous library use and library instruction, basic information retrieval skills, knowledge of basic reference sources, basic bibliographic knowledge, proficiency in English dan Computer literacy.35

a) Previous library use and library instruction.

Previous library use diartikan sebagai pengalaman seseorang menggunakan perpustakaan sebelum diterima sebagai mahasiswa. Maksudnya, apakah mahasiswa baru itu telah pernah memanfaatkan jasa layanan perpustakaan di sekolahnya atau di perpustakaan lain, sebelum diterima menjadi mahasiswa. Sedangkan library instruction diartikan sebagai pengajaran atau pelatihan menggunakan perpustakaan yang diberikan oleh guru atau pustakawan kepada mereka di sekolah asalnya.

b) Basic information retrieval skills diartikan sebagai keahlian atau kemampuan dasar yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan penelusuran dan temu balik informasi. Untuk menemu-balikkan informasi di Perpustakaan, ataupun dari berbagai media seperti database CD-ROM, dan dari berbagai situs di internet, diperlukan keterampilan dasar yang lajim disebut sebagai retrieval skills. Indikator

34

Wiranto, Tetap Perlu Program bimbingan Pembaca, (Pustakom, 1998), h. 16

35

Devindar Kaur Chall, ”A Survey of Library Skills and Computer Literacy. Kekal Abadi:Berita Perpustakaan Universiti Malaya, no. 4 (Disember 1997): h.14


(39)

yang digunakan untuk mengetahui hal ini adalah kemampuan menggunakan katalog perpustakaan untuk melakukan pencarian dokumen berdasarkan titik akses judul, pengarang, subyek, nomor panggil (call number), dan melalui kata kunci (keyword) tertentu, serta kemampuan melakukan pencarian informasi pada sejumlah situs web di internet dengan menggunakan search engine tertentu. Kemampuan lain yang perlu dimiliki dalam rangka temu balik informasi ialah, kemampuan menelusur dengan menggunakan operator Boolean, menelusur dengan menggunakan teknik pemenggalan kata/istilah (truncation), dengan menggunakan teknik kedekatan kata/istilah (proximity), dan sebagainya.

c) Knowledge of basic reference sources diartikan sebagai pengetahuan untuk mengenal sumber-sumber referensi dasar. Kemampuan untuk mengenal sumbersumber referensi atau koleksi rujukan sangat diperlukan untuk menjawab atau menyelesaikan sejumlah masalah, khususnya masalah ilmiah.

d) Basic bibliographic knowledge adalah menyangkut pengetahuan tentang dasar-dasar bibliografi. Termasuk dalam hal ini, kemampuan mengenal format dasar bibliografi atau daftar kepustakaan, dan membedakan format penulisan daftar suatu buku dengan jurnal/majalah yang dikutip (disitir) dalam suatu karya ilmiah. Ketidakmampuan untuk mengenal penulisan bibliografi yang dikutip/disitir dalam suatu karya ilmiah, akan menyulitkan untuk


(40)

mencari sumber utama yang digunakan oleh pengarang, dan juga akan mengalami kesulitan untuk membedakan judul artikel dengan judul buku.

e) Proficiency in English diartikan sebagai tingkat kemakhiran berbahasa Inggris. Kemampuan ini sangat diperlukan, mengingat koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi umumnya kebanyakan berbahasa Inggris. Hal itu berarti bila seorang mahasiswa yang kurang atau tidak makhir berbahasa Inggris akan mengalami kesulitan dalam mengakses informasi yang dibutuhkannya baik melalui buku teks, maupun melalui sumber lainnya.

f) Computer literacy. Lebih jauh Chall dan Tan (1997) menjelaskan bahwa computer literacy diartikan sebagai tingkat melek komputer. Melek komputer mencakup kemampuan untuk bisa menggunakan komputer terutama untuk melakukan pencarian informasi di perpustakaan. Kemampuan ini mutlak diperlukan karena umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menyediakan sumber-sumber informasi yang berbasis digital dan atau elektronik, yang mengaksesnya mutlak menggunakan komputer.36

2. Learning skills (Keterampilan Belajar)

Keterampilan Belajar adalah keterampilan yang digunakan agar kita selalu dapat mengembangkan diri melalui proses belajar yang

36

Jonner Hasugian,”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan”,(Universitas Sumatera Utara, 2002) artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari: ttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7 670&task=view


(41)

berkelanjutan.37 Dengan pengenalan dan penguasaan katerampilan belajar

yang tepat, kita dapat melakukan aktifitas belajar atau bahkan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Paling tidak ada empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan belajar, yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Hal ini sejalan dengan penegasan UNESCO dalam konferensi tahunannya di Melbourne Australia tahun 1998 yang menekankan perlunya Masyarakat Belajar yang berbasis pada empat kemampuan yakni: (1) belajar untuk mengetahui, (2) belajar untuk dapat melakukan, (3) belajar untuk dapat mandiri, dan (4) belajar untuk dapat bekerjasama.38

Empat kemampuan tersebut di atas merupakan pilar-pilar belajar yang akan menjadi acuan bagi Perguruan Tinggi dalam menyelenggarakan kegiatan belajar-membelajarkan yang akan bermuara pada hasil belajar aktual yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Hasil belajar aktual merupakan akumulasi kemampuan konkrit dan abstrak untuk memecahkan persoalan hidup

Belajar untuktahumenjadi basis bagi belajar untukdapatmelakukan; belajar untuk dapat melakukan merupakan basis bagi belajar untuk mandiri; belajar untuk mandiri merupakan basis bagi belajar untuk bekerjasama. Tahu, dapat, mandiri, dan kemampuan bekerjasama

37

Dwi Nugroho Hidayanto, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus 2008

dari http://keyshani.wordpress.com/category/education/

38Sujarwo, ”

Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global”,artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://pakguruonline.pendidikan.net


(42)

merupakan kesatuan dan prasyarat bagi individu untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

Bahwa tidak semua mahasiswa yang tahu dapat melakukan dalam arti memiliki keterampilan; tetapi yang dapat melakukan pasti memiliki pengetahuan sebagai dasar teoretik. Tidak semua yang dapat melakukan dapat memiliki kemandirian, karena untuk menjadi mandiri memerlukan syarat-syarat lain; tetapi yang memiliki kemandirian pasti memiliki keterampilan khusus sebagai basisnnya.

Tidak semua yang mandiri mampu bekerjasama dengan orang lain, karena kemampuan bekerjasama menuntut syarat-syarat lain yang lebih terkait dengan aspek psikologis; dan yang mampu bekerjasama pasti telah memiliki basis kemandiran, keterampilan, dan pengetahuan yang cukup memadai. Oleh karena itu, pengetahuan menjadi basis dan awal dari proses pemilikan keterampilan; pengetahuan dan keterampilan menjadi basis dan awal dari kemandirian; dan pengetahuan, keterampilan dan kemandirian menjadi basis dan awal dari kemampuan melakukan kerjasama dengan orang lain. Akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kemampuan bekerjasama tersebut merupakan modalitas bagi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving).

Harefa mengatakan “...seorang yang terampil belajar ia akan menjadi pembelajar bagi dirinya yang berbasis pada kesadaran bahwa kita adalah ciptaan yang dicipta oleh Sang Pencipta dan dianugerahi daya cipta untuk


(43)

mencipta...”39 bila seseorang telah menjadi manusia pembelajar, ia akan dapat menciptakan organisasi pembelajar, yakni organisasi yang terus menerus memperluas kapasitas menciptakan masa depan. Seorang pembelajar akan lebih memiliki tanggung jawab baik kepada Tuhan, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia

Seorang pembelajar akan memperoleh keterampilan belajar dan akhirnya akan lebih manusiawi, sebagaimana penegasan Senge yang dikutip oleh Harefa bahwa “...dari belajar individu akan: (1) menciptakan kembali kepribadiannya, (2) melakukan sesuatu yang baru, (3) merasakan hubungan yang lebih dalam dengan dunia, (4) dapat memperluas kapasitas proses pembentukan kehidupan...”40

Keterampilan belajar sangat penting diajarkan oleh pustakawan pada saat program pendidikan pemakai yaitu dengan mengajarkan mahasiswa empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan belajar, yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama yang merupakan modalitas bagi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving). Semua ini dilakukan agar mahasiswa selalu dapat mengembangkan diri melalui proses belajar yang berkelanjutan dan dapat melakukan aktifitas belajar serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Tujuan akhir dari keterampilan belajar ialah dimilikinya kemampuan memecahkan masalah secara bertanggung jawab. Tanggung jawab ini

39

Andreas Harefa. Menjadi Manusia Pembelajar(Jakarta: Kompas,2000), h. 119

40


(44)

memiliki makna yang sangat dalam, melampaui kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh dari belajar. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut, harus dilampuai dua tujuan antara, yakni: (1) mampu mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dan (2) dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya-seutuhnya dengan cara menjadi diri sendiri.41

3. Media skills (Keterampilan Media)

Media Skills bisa disebut juga denganMedia Literacy. Ofcom seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita mengatakan literasi adalah keterampilan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi dan sekaligus mengkomunikasikannya dalam berbagai macam format.42Lebih dari pada itu adalah mampu mengenali dan mengerti informasi secara komprehensif untuk mewujudkan cara berpikir kritis, seperti tanya jawab, menganalisa dan mengevaluasi informasi itu.

Media Literacy di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Melek Media. James Potter dalam bukunya yang berjudul “Media Literacy” (Potter, dalam Kidia) seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita mengatakan bahwamedia Literacy adalah sebuah perspekif yang digunakan secara aktif ketika, individu mengakses media dengan tujuan

41

Ibid., h. 136

42

Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi (Media And Information Literacy),” artikel di akses pada 20 Agustus 2008


(45)

untuk memaknai pesan yang disampaikan oleh media.43 Jane Tallim seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita juga menyatakan bahwamedia literacyadalah kemampuan untuk menganalisis pesan media yang menerpanya, baik yang bersifat informatif maupun yang menghibur44

Allan Rubin seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menawarkan tiga definisi mengenai media literacy. Yang pertama dariNational Leadership Conference on Media Literacy(Baran and Davis, 2003) yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan.45 Yang kedua dari ahli media, Paul Messaris seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, yaitu pengetahuan tentang bagaimana fungsi media dalam masyarakat.46 Yang ketiga dari peneliti komunikasi massa, Justin Lewis dan Shut Jally seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, yaitu pemahaman akan batasan-batasan budaya, ekonomi, politik dan teknologi terhadap kreasi, produksi dan transmisi pesan.47Rubin seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menambahkan bahwa definisi-definisi tersebut menekankan pada pengetahuan spesifik, kesadaran dan rasionalitas, yaitu proses kognitif terhadap informasi. Fokus utamanya adalah evaluasi kritis terhadap pesan. Media literasi merupakan sebuah pemahaman akan sumber-sumber dan teknologi komunikasi, kode-kode

43

Ibid.,

44

Ibid.,

45

Ibid.,

46Ibid., 47


(46)

yang digunakan, pesan-pesan yang dihasilkan serta seleksi, interpretasi dan dampak dari pesan-pesan tersebut.

1. Elemen-Elemen Literasi Media

Terdapat dua pandangan mengenai media literacy yaitu dari Art Silverblatt dan James Potter (Potter dalam Kidia). Silverblatt seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menyatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi media apabila dirinya memuat faktor-faktor sebagai berikut :

1) Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat

2) Sebuah pemahaman akan proses komunikasi massa

3) Pengembangan strategi-strategi yang digunakan untuk menganalisis dan membahas pesan-pesan media

4) Sebuah kesadaran akan isi media sebagai ‘teks’ yang memberikan wawasan dan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan diri manusia sendiri

5) Peningkatan kesenangan, pemahaman dan apresiasi terhadap isi media.48

Di sisi lain, Potter (Baran and Davis, 2003 dalam Kidia) seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita memberikan pendekatan

48


(47)

yang agak berbeda dalam menjelaskan ide-ide mendasar dari media literacy, yaitu:49

1) Sebuah rangkaian kesatuan, yang bukan merupakan kondisi kategorikal

2) Media literacy perlu dikembangkan dengan melihat tingkat kedewasaan seseorang

3) Media literacy bersifat multidimensi, yaitu domain kognitif yang mengacu pada proses mental dan proses berpikir, domain emosi yaitu dimensi perasaan, domain estetis yang mengacu pada kemampuan untuk menikmati, memahami dan mengapresiasi isi media dari sudut pandang artistik, dan domain moral yang mengacu pada kemampuan untuk menangkap nilai-nilai yang mendasari sebuah pesan

4) Tujuan darimedia literacyadalah untuk memberi kita kontrol yang lebih untuk menginterpretasi pesan.50

4. Information Technology skills (Keahlian Teknologi Informasi)

Secara sederhana, definisi Teknologi Informasi menurut Abdul Main dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Definisi tersebut

49

Ibid.,

50


(48)

menganggap bahwa Teknologi Informasi tergantung pada kombinasi komputasi dan teknologi telekomunikasi berbasis mikroelektronik.51

Berdasarkan pada pengertian di atas maka yang dimaksud dengan keahlian teknologi informasi adalah keterampilan dalam menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi dengan bantuan teknologi informasi dan telekomunikasi berbasis mikroelektronik.

Menurut G. Widiadnyana Merati dengan adanya perkembangan teknologi dan jaringan informasi global maka :

a) Perpustakaan harus memperluas layanannya dalam menyediakan informasi.

b) Tidak lagi terbatas pada aktifitas lokal.

c) Terbuka untuk nasional, regional & internasional.52

Selain itu masih menurut G. Widiadnyana Merati, secara sepintas teknologi Informasi adalah :

a) Wahana Transportasi Informasi.

b) Tidak terikat pada dimensi ruang / jarak & waktu. c) Di dorong oleh perkembangan PC & telekomunikasi.

d) Kombinasi Teknologi Informasi & SDM untuk menjadi produsen informasi.53

51

Abdul Main, ”Teknologi Informasi Dalam Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan

Tinggi,”di akses pada 21 Agustus 2008 dari http://arjunaganteng.blogspot.com/2007/11/teknologi-informasi-dalam-sistem.html

52

G. Widiadnyana Merati, ”Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi,”artikel ini

di akses pada 22 Agustus 2008 dari http://ppt-perpustakaan-dalam-era-teknologi-informasi-03-1998.ppt

53


(49)

Masih menurut G. Widiadnyana Merati , setidaknya ada 3 point penting jika perpustakaan ingin dikatakan sebagai perpustakaan dalam era teknologi informasi, diantaranya :

a) Perubahan konsep perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan berbasis teknologi informasi.

b) Akses informasi perpustakaan dapat dilakukan secara virtual tanpa perlu datang ke perpustakaan.

c) Perpustakaan menjadi pusat informasi & lebih proaktif mencari pembacanya.54

Untuk menuju perpustakaan dalam era teknologi informasi ada 4 hal yang perlu dilakukan:

a) Peningkatan pengetahuan & keterampilan.

b) Peningkatkan jiwa kepeloporan & adaptability terhadap perkembangan baru.

c) terus menerus melakukan pelatihan. d) penyediaan alat & infrastruktur.55

5. Information Seeking skills (Keterampilan Mencari Informasi)

Keahlian dalam mencari informasi bisa juga di sebut dengan Literasi informasi. Literasi Informasi terdiri dari dua kata, yakni literasi dan informasi. Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan

54

Ibid.,

55


(50)

membaca dan menulis atau dengan kata lain melek aksara.56 Dari kedua macam definisi sederhana tadi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa literasi informasi adalah kemampuan untuk mencari, mempelajari, dan memanfaatkan berbagai sumber informasi dalam berbagai bentuk. Istilah literasi informasi juga dapat disamakan dengan istilah ’melek informasi’.

Dalam CILIP seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita dikemukan bahwa literasi informasi adalah keterampilan untuk mengetahui kapan dan mengapa kita membutuhkan sebuah informasi, dimana mendapatkannya, bagaimana cara mengevaluasinya, menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan tata cara yang benar.57

Sedangkan menurut APISI seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada58. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi tadi.

1. Keterampilan Literasi Informasi

Seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi informasi jika memiliki keterampilan sebagai berikut :

56

Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi”.artikel di akses pada 24 Agustus 2008 dari:http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:replies= threaded.

57

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69

58


(51)

a. Mengetahui kebutuhan akan informasi

a) Mengetahui bahwa sebuah informasi diperlukan b) Kenapa informasi tersebut diperlukan,

c) Apa yang diperlukan dari sebuah informasi (berapa banyak; seperti apa) dihubungkan dengan batasan-batasan yang ada (seperti waktu, bentuk, finansial, akses)

d) Mengenali bahwa informasi itu tersedia di suatu cakupan luas dari bentuk-bentuk dalam berbagai lokasi-lokasi maya dan geografis.59

Informasi bisa tersedia secara tertulis (buku, acuan bekerja, jurnal-jurnal, surat kabar, surat kabar, dll), secara digital (CD-ROMs, internet atau World Wide Web, DVDs, komputer, website pribadi, dll), melalui media yang lain seperti siaran atau film, atau dari seorang rekan kerja atau teman.

Intinya dalam tahap ini mahasiswa sudah dapat mengambil keputusan yang tepat saat dia membutuhkan informasi, dengan cara mencari informasi dari tempat terdekat, cepat, dan mudah.

b. Mengetahui dimana sumber informasi Dalam tahap ini :

a) Sudah dapat mengidentifikasi apakah sumber dari informasi tersebut dapat dieksploitasi/digunakan,

b) Mengetahui dimana informasi tersebut tersedia,

59


(52)

c) Mengetahui bagaimana cara mengaksesnya

d) Mengetahui baik buruk individu yang menjadi nara sumbernya. e) Kapan informasi tersebut sesuai digunakan, dan

f) Mengetahui apa yang menjadi perbedaan diantaranya seperti : artikel jurnal ada yang tersedia dalam bentuk tercetak, elektronik, dan ataupun sebagai database saja.60

c. Memahami bagaimana memperoleh informasi Dalam tahap ini :

a) Sudah memiliki keterampilan untuk dapat mencari informasi secara cepat dari berbagai sumber yang terkait dengan pencarian.

b) Sudah memiliki strategi kapan dia harus mulai dan mengakhiri pencarian informasi hanya dengan membaca sekilas sebuah sumber informasi.61

Intinya dalam tahap ini seseorang sudah memiliki keterampilan ”purposive searching”

d. Memahami bagaimana melokasi dan mengumpulkan informasi Melokasi dan mengumpulkan informasi merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai para mahasiswa agar mereka mampu menelusur/mencari informasi di perpustakaan sebagai pembelajar mandiri. Keterampilan ini mencakup :

a. Pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor

60

Ibid.,

61


(53)

b. Pemahaman menggunakan berbagai jenis alat untuk penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan Internet.

Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhan dan dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek. Latihan untuk keterampilan ini hendaknya mencakup penggunaan majalah indeks, berbagai sumber rujukan dan jangkauan penuh teknologi informasi. Mahasiswa yang kompeten yang menguasai keterampilan ini akan mampu mengintegrasikan semua hasil informasi tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang berbeda-beda seperti survei, wawancara, eksperimen, observasi dan kajian sumber.62

Pustakawan hendaknya mendisain pelatihan keterampilan melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain tersebut hendaknya dikerjakan bersama guru.

Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan. e. Memiliki pemahaman tentang memilih dan mengevaluasi hasil

temuan informasi

62

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Sekolah”, artkel di akses tanggal 25


(54)

Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini, hendaknya mencakup latihan berikut ini:

a) Membentuk pertanyaan yang tepat

b) Mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat digunakan

c) Menggunakan bermacam-macam strategi d) Menentukan perkiraan kesesuaian waktu e) Membuat berbagai etika.63

Pustakawan hendaknya secara khusus memfokuskan dalam membimbing mahasiswa dalam hal bagaimana mencari informasi otoritatif, terkini dan relevan serta bagaimana mendeteksi setiap bias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber informasi perlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan terbentuk berdasarkan landasan pengetahuan yang luas. Mahasiswa yang kompeten hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan, format dan relevansi, sudut pandang, keandalan dan kesesuaian waktu.

Dalam tahap ini : Sudah mempunyai kesadaran untuk mengecek keakuratan, keaslian, ataupun apakah isi dari informasi

63

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69


(55)

tersebut dapat dipertanggungjawabkan (dengan kata lain tidak menyesatkan).

f. Mengetahui bagaimana cara untuk bekerja dengannya atau mengolah informasi yang didapat. Dalam tahap ini :

a) Mengetahui bahwa untuk memahami sebuah informasi, maka terlebih dahulu harus memaknai dan mengolah informasi yang didapatnya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan membandingkan, mengkombinasikan, menambah catatan, dan menerapkan (penggunaan) informasi ditemukan.

b) Membuat keputusan apakah perlu mencari informasi tambahan atau tidak.64

g. Memiliki etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya

Dalam tahap ini : seseorang sudah memiliki etika dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam setiap menggunakan informasi yang diperolehnya. Salah satu caranya, yaitu dengan mencantumkan sumber asal informasi tersebut diperoleh. Hal ini untuk menjauhkan plagiat dan ketidakadilan dalam menggunakan informasi.65

h. Memiliki pemahaman tentang bagaimana caranya mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan. Dalam tahap ini :

64

Ibid.,

65


(56)

a) Seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya mengkomunikasi informasi yang dia dapatkan secara benar.

b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar analisa) dan selanjutnya

c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang sesuai.66

i. Memiliki pemahaman tentang bagaimana mengorganisasi, mencatat dan memenej sebuah temuan informasi

Pustakawan hendaknya membantu mahasiswa dalam pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek dan tugas lain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknya seorang pakar dalam kaidah struktural laporan proyek dan membantu mahasiswa mengenai bagaimana menulis tajuk, bab dan daftar pustaka. Di samping itu, keterampilan mahasiswa meringkas, mengutip dan menulis daftar bacaan secara lengkap dan akurat, hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu oleh pustakawan. Mahasiswa yang kompeten hendaknya sanggup membuat catatan, menyimpan informasi dan menjadikannya siap untuk digunakan.67

66

Ibid.,

67

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di akses


(57)

Dalam tahap ini : seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya menyimpan dan mengatur informasi yang sudah diperolehnya dengan menggunakan metode-metode yang paling efektif. Hasil temuannya tersebut dapat mencerminkan proses berpikir kritisnya dalam mengolah dan meramu kembali semua informasi yang telah diperolehnya.

Jadi, seseorang yang memiliki tingkat literasi informasi yang tinggi mengetahui lebih dari hanya sekedar bagaimana memperoleh informasi. Mereka juga memahami batasan-batasan dan kebutuhan untuk menguji bagaimana mereka menggunakan informasi, dan mereka memahami bagaimana caranya mengatur dan mengkomunikasikan informasi. Informasi melek huruf adalah satu keterampilan terpisah dan sangat penting bagi setiap orang yang setiap harinya selalu bergulat dengan informasi

6. Keterampilan Berkomunikasi dan Realisasi

Mentransformasikan informasi yang telah terkumpul agar benar-benar dipahami orang lain merupakan aktivitas penuh tantangan. Mahasiswa yang kompeten hendaknya sanggup memproses informasi sesuai urutan berikut :

a) Mengintegrasikan informasi yang berasal dari bermacam-macam sumber

b) Membuat hubungan berbagai informasi yang terkumpul c) Membuat kesimpulan


(58)

d) Membentuk makna

e) Membentuk keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.68

Lebih lagi, mahasiswa yang kompeten hendaknya dapat melakukan hal berikut:69

a) Berkomunikasi secara jelas

b) Menyatakan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan c) Mendemonstrasikan presentasi secara efektif.

Selain itu juga mahasiswa harus memiliki pemahaman tentang bagaimana caranya mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan. Dalam tahap ini :

a) Seseorang mahasiswa sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya mengkomunikasikan informasi yang dia dapatkan secara benar.

b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar analisa) dan selanjutnya

c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang sesuai.70

D. Tujuan Pendidikan Pemakai

Perpustakaan perguruan tinggi harus memberikan memberikan suatu bimbingan kepada pemakainya dalam hal ini mahasiswa sebagaimana

68

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di akses

tanggal 25 Agustus 2008 dari :http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

69

Ibid

70

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69


(59)

dikatakan bahwa pendidikan pemakai adalah pusat dari segala tujuan perpustakaan yang efektif dan sumber daya informasi.

Tujuan pendidikan pemakai adalah membimbing mahasiswa untuk mengenal lembaga perpustakaan dan menggunakan sumbr daya informasi yang terkandung di dalamnya.71 Menurut Nancy Fjallbrant dan Ian Malley,

mengapa pendidikan pemakai penting dilaksanakan :

“karena berdasarkan pada kepercayaan bahwa untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan perpustakaan adalah bagian yang terpenting dari pendidikan seumur hidup atau education for life, yaitu untuk mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa untuk nantinya melakukan proses berkelanjutan untuk pendidikan mandiri dalam mengikuti pendidikan formal.72

Menurut Rikarda Ratih Saptaastuti bimbingan pendidikan pemakai bertujuan memberikan keterampilan kepada civitas akademika untuk dapat memanfaatkan layanan perpustakaan secara mandiri dan membuka wawasan pengetahuan jenis informasi dan fasilitas belajar diperpustakaan serta menjalin komunikasi73

Tujuan program pendidikan pemakai di sekolah yaitu :

a) Memperkenalkan siswa kepada perpustakaan sebagai sumber pendukung belajar.

b) Memberi penjelasan akan konsep perpustakaan. c) Menjelaskan cara menggunakan perpustakaan. d) Menjelaskan layanan yang disediakan perpustakaan

71

Nancy Fjallbrant and Ian Malley, User Education in Libraries, (London : Clive Bingley, 1984).Ed. 2.h. 7

72

Ibid., h. 10.

73

Rikarda Ratih Saptaastuti, ”Jurus Menggaet Peminat Perpustakaan,” Kronik Unika


(60)

e) Menjelaskan sistem dan peran staff perpustakaan dalam membantu mereka mengadakan penelusuran.74

Penulis berpendapat bahwa tujuan dari program pendidikan pemakai di sekolah yang di sebutkan di atas bisa di terapkan di Perguruan Tinggi. Karena tujuan dari program pendidikan pemakai yang di adakan perguruan tinggi juga yaitu memperkenalkan siswa kepada perpustakaan sebagai sumber pendukung belajar, memberi penjelasan akan konsep perpustakaan,.menjelaskan cara menggunakan perpustakaan, menjelaskan layanan yang disediakan perpustakaan dan menjelaskan sistem dan peran staff perpustakaan dalam membantu mereka mengadakan penelusuran.

E. Manfaat Pendidikan Pemakai

Seorang ilmuwan, Howard W. Dillon, menyatakan betapa vitalnya pendidikan pemakai karena :

a) Bahwa sumber-sumber yang ada di perpustakaan merupakan komponen penting dalam proses pendidikan, karena itu koleksi yang memadai penting guna menunjang kurikulum resmi.

b) Bahwa sumber-sumber di perpustakaan harus merefleksikan suatu pendekatan meltimedia terhadapa pengajaran, mencakup materi tercetak dan materi tidak tercetak.

74

,”Mengajarkan Library skills di sekolah” , artikel di akses25 Agustus dari : http:// teacherlibrarian. wordpress.com/ 2007/05/10/mengajarkan-library-skills-di- sekolah/


(1)

b. Agar mahasiswa bisa lebih paham tentang layanan-layanan perpustakaan IPB, sebaiknya pengenalan pelayanan perpustakaan ketika program pendidikan pemakai di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide. c. Agar program pendidikan pemakai tidak membosankan, harap penjelasan

materi pendidikan pemakai di buat lebih menarik dan jelas yaitu diselingi dengan permainan-permainan dan agar lebih jelas disertai dengan Wisata Perpustakaan, khususnya mengenai fasilitas dan layanan perpustakaan. d. Sebaiknya buat informasi tentang tata cara menggunakan perpustakaan

yang benar di setiap tempat yang strategis agar di baca oleh mahasiswa. e. Harap diberitahukan lagi tentang layanan Cafe HKI dan layanan Proquest

karena hampir seluruh mahasiswa baru tidak mengenal layanan Cafe HKI dan layanan Proquest.

f. Sebaiknya jumlah peserta program pendidikan pemakai untuk setiap kelompok tidak terlalu banyak (100 orang), hal ini akan membuat materi yang di sampaikan tidak efektif di karenakan terlalu banyaknya jumlah orang yang berada di ruangan.

g. Sebaiknya dalam penyampaian materi program pendidikan pemakai yang menggunakan metode Lectures/ceramah di barengi dengan wisata perpustakaan Yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan sekaligus memperkenalkan perpustakaan secara umum. Hal ini agar membantu mahasiswa lebih mengenal dan paham mengenai perpustakaan secara keseluruhan.


(2)

h. Harap program pendidikan pemakai yang di adakan oleh perpustakaan IPB terus di tingkatkan lagi. Agar bisa lebih banyak lagi mahasiswa/mahasiswi IPB yang bisa menggunakan perpustakaan dengan baik.


(3)

Daftar Pustaka

Agha, Syed Salim, ” Influence of User Education and Evolving Professional Attitudes Toward Enhancing Library Benefits ”, Proceeding of the vith worlds congress of the international Association of Agricultiral Librarian and Documentalist, Maret 1980.

Badawi, Ahmad, ” Bimbingan Terhadap Pemakai Jasa Perpustakaan”, Buletin Bina Pustaka (September 1981): h. 12

Basuki, Sulistyoi. ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, Makalah dalam Pelatihan Pendidikan Pemakai Jaringan Perpustakaan” (Januari, 1999)., h.20

Beaubean, Anne.Learning the library. New York : Bowker, 1982

Black, J.E. The Library, Teaching Material, Research Information Challenge.Yogyakarta : Fisipol UGM, 1983

Bodi, Sonia.Relevance in Library Instruction: The Pursuit. Chicago: College and Research Libraries. 1984.

Chall, Devindar Kaur, ”A Survey of Library Skills and Computer Literacy. Kekal Abadi: Berita Perpustakaan Universiti Malaya, no. 4 (Disember 1997): h.14

Davies. R.H. and Stimberling. Life Long Educatian and the School. Hamburg : UNISCO Institute for Edicatioan, 1973

Dilion,Howard W. “Organizing the Academic Library for Instruction.”The Jornal of Academic Librarianship. 1975: h. 4

Fjallbrant, Nancy.User education in libraries. London : Bingley,1984 Harefa, Andreas.Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas, 2000

Harrod, Leonard Montague.Harrod’s Librarians Glossary : 9000 Terms Used in Information Management Library Science Publishing The book Trades And Archive Managemen ,Ed. 8. England : Gower Publishing Company Limited., 1995: h. 61

Hasugian, Jonner. ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2002/2003,“ artikel di akses pada 21 Agustus 2008 dari


(4)

:http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option =com_journal_review&id=7670&task=view

Hidayanto, Dwi Nugroho, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://keyshani.wordpress.com/category/education/

IFLA/UNESCO. ”Pedoman Perpustakaan Sekolah.” Artikel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

Irawan, Seandy. “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah JakartNa.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005.

Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi.”Artikel di akses tanggal 24

Agustus 2008 dari:

http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:re plies=threaded

Katz, William. Introduction to Reference Work: Basic Information Source. New York, 1987.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM, 2005

Laporan Tahunan 2007 Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor, 2008.

Main, Abdul. “Teknologi Informasi Dalam Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi.”Artikel di akses pada 21 Agustus 2008 dari http://arjunaganteng.blogspot.com/2007/11/teknologi-informasi-dalam-sistem.html

Malley, Ian. 1984. The basic of information skills teaching. London : Bingley, 1984

Mardalis. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara, 1995


(5)

”Mengajarkan Library skills di sekolah.”Artikel di akses tanggal 25 Agustus dari : http://teacherlibrarian.wordpress.com/2007/05/10/mengajarkan-library-skills-di-sekolah/

Merati, Widiadnyana. ”Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi.” Artikel di akses pada 22 Agustus 2008 dari http://ppt-perpustakaan-dalam-era-teknologi-informasi-03-1998.ppt

Mews, Hazel Mews. Readers Instruction in College and Universitas: An Introductury Handbook. London : Clive Bingley, 1972

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan . Jakarta : LekDis, 2005

Perpustakaan IPB Memasuki Era Digital dan Virtual: Sejarah Singkat 40 Tahun Perpustakaan IPB (IPB Electronic Library)

Phipps, Barbara H.Library Instruction for Undergraduete. Chicago : College and Research Libraries, 1968.

Purnomo, Pungki, “Pembekalan “Life Long Learning”di Madrasah Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan,” dalam Sudarnoto Abdul Halim, ed. Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society : Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006 : h.119 Rice, James. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction. London :

Greenwood Press, 1981

Ridowati, Tati.“Pustakawan Perlu Terus Belajar,” Artikel di akses 4 April 2007 dari http: //www.lib.ui.ac.id/readarticle.php?article id =3

Roberts, Anne F dan Blandy Susan G. Library Instruction for Librarians. Englewood : Libraries Unlimited, 1989.

Saptaastuti, Rikarda Ratih. ”Jurus Menggaet Peminat Perpustakaan.” Kronik Unika Soegijapranata, Ed. 8 (Juni 2005):h. 1.

Sudijodo, Anas.Pengantar StatistikaPendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997

Sujarwo.”Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global.”artikel di akses pada 20 Agustus 2008 darihttp://pakguruonline.pendidikan.net


(6)

Wahyuni, Lussy Dwiutami dan Evita. ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi (Media And Information Literacy).” Artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69

Warsito, Hermawan. Pengantar Metedologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta : Gramedia, 1992.

Wering, Heri van. ”Strategi Pelaksanaan Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan.” Makalah dalam Kursus Penyegaran dan Penambahan ilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi.Depok, Februari 1992. h.5

Whittaker, Kennet. The Basic of Library Used Services. London : Library Association Publishing Ltd, 1993.