KESIMPULAN DAN SARAN Energy Analysis On Coal Steam Power Plant Pt. Energi Alamraya Semesta

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU di PT. Energi Alamraya Semesta merupakan PLTU dengan produksi listrik maksimal 10 MW, sebesar 1.3 MW adalah listrik yang digunakan untuk operasional PLTU sedangkan sisanya dijual ke PLN untuk di distribusikan ke masyarakat pengguna konsumen. Sub sistem atau komponen utama PLTU ini adalah boiler tipe traveling grate, turbin 3 tingkat high pressure, intermediate pressure dan low pressure, dan generator. 2. Bentuk energi yang digunakan pada proses produksi listrik adalah energi uap yang bersumber dari energi bahan bakar berupa batubara jenis bituminus dengan nilai GCV 3575 calg, energi panas hasil ekstraksi turbin, dan energi air umpan ketel boiler. Pengoperasian boiler ini pada beban 10 MW membutuhkan steam 53 ton jam dengan pressure 53.7 bar dan temperature 445 O C. 3. Untuk memproduksi listrik 10 MW per jam, dibutuhkan 11.19 ton batubara, tetapi dalam kondisi aktual batubara yang di supply sebanyak 12 ton per jam pada kadar air 43. Jika kadar air dalam batubara menurun sampai kadar air 15-20 , hanya dibutuhkan 6.20 ton batubara per jam. 4. Pembakaran pada ruang bakar tidak sempurna. Hal ini timbul dari kekurangan udara udara atau kelebihan bahan bakar dan pendistribusian bahan bakar yang kurang efektif. Hal ini dapat terlihat dari warna asap yang bewarna kecoklatan. 5. Rata-rata efisiensi kerja turbin uap selama bulan April 2012 adalah 79.58 , untuk efisiensi kontruksi boiler adalah 84 yang mendekati efisiensi spesifikasi 86, sedangkan untuk tungku atau ruang bakar dengan output steam diperoleh efisiensi sebesar 75 dan untuk efisiensi generator diperoleh sebesar 86 . 6. Secara keseluruhan diperoleh efisiensi total pemanfaatan energi steam untuk PLTU Energi Alamraya Semesta adalah 18. Hal ini terjadi karena energi steam yang dihasilkan hanya digunakan untuk memproduksi listrik saja, karena tidak ada industri yang memanfaatkan steam sehingga steam terkondensasikan kembali menjadi air. Saran yang dapat diberikan berdasarkan kondisi di lapangan adalah : 1. Sistem pembakaran harus diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar. 2. Pemanfaatan panas buang cerobong untuk pengeringan dan pemanasan awal batubara sehingga dapat meningkatkan nilai pembakaran Gross Calorific Value GCV serta dapat mengurangi pemakaian batubara. 3. Melakukan analisis ultimate terhadap batubara sebelum di distribusikan ke ruang bakar oleh coal feeder. 4. Memindahkan ekstraksi 1 ke ekstraksi 2 untuk memudahkan pengontrolan jumlah steam yang masuk ke preheater dan ke daerator. 5. Membuka valve PAF primary fan sebesar 40 dan untuk SAF 26 pada pembakaran 12 ton batubara jam. karena perbandingan PAF dan SAF untuk pembakaran ideal adalah 60 : 40. lampiran 3. 6. Menggunakan oxigen analyzer untuk mengontrol kandungan oksigen di ruang bakar sehingga dapat mencapai pembakaran yang ideal. 47 7. Menggunakan reheater untuk meningkatkan kembali temperature steam yang akan masuk ke intermediate turbine sehingga dapat meningkatkan efisiensi karena menaikkan suhu pada uap hasil ektraksi. 48 DAFTAR PUSTAKA Agriculture and Agri-Food. 2001. Heat recovery for Canadian food and beverage industries, Canada Alamanda, Deni. 2000. Menekan kerusakan lingkungan PLTU Batu bara. Majalah Patra Propen- Pertamina. Jakarta. Arismunandar, Wiranto. 2004. Penggerak Mula Turbin. ITB. Bandung. Book 2, 2004. Bureau of Energy Efficiency. Energy Efficiency in Thermal Utilities. Cengel, Yunus A., dkk. 2002. Thermodynamic Fourth Edition. McGraw-Hill. CIBO. 1997. Energy Efficiency Handbook. Council of Industrial Boiler Owners. Burke. Djokosetyardjo. M.J. 1987. Ketel Uap. PT.Pradnya Paramita. Jakarta. Hartono, Adhi. 2011. Cara kerja PLTU „INDOBANGUN PROJECT .http:www. Cara kerja PLTU „INDOBANGUN PROJECT .html. [2 April 2012] http:www.engineeringtoolbox.com [Senin, 2 April 2012] http:www.scribd.comdoc35222816Efisiensi-Boiler-CRM [Senin, 2 April 2012] http:imambudiraharjo.wordpress.com20090306teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara [Rabu, 4 April 2012] http:digilib.petra.ac.idviewer.php?page=21submit.x=28submit.y=11submit=nextqual=low submitval=nextfname=2Fjiunkpe2Fs12Felkt2F20032Fjiunkpe-ns-s1-2003-23498028- 5268-pltu-chapter2.pdf [Rabu, 4 April 2012] http:www.energyefficiencyasia.org [Rabu, 4 April 2012] Jackson, J. James. 1980. Steam Boiler Operation. Prentice-Hall Inc., New Jersey. Kadir, Abdul. 1995. Energi. UI- Press. Jakarta. Kern, Q. Donald. 1965. Process Heat Transfer. The McGraw-Hill Book Company, Inc. Singapore. Kulshrestha, S. K. 1989. Termodinamika Terpakai, Teknik Uap dan Panas. UI-Press. Jakarta. Kosan Idemitsu. 2003. Material Presentasi. Co., Ltd. Japan. Perry. 1984. Perry’s Chemical Engineers’Handbook sixth Edition. McGraw-Hill International Edition. Kosaido Printing Co.,Ltd. Japan Perusahaan Umum Listrik Negara. 1987. Standar Operasi Pusat Listrik Tenaga Uap Bagian Dua : Faktor-Faktor Pengusahaan, SPLN 62 – 2: 1987. Perusahaan Umum Listrik Negara. 2009. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional RUKN. Polimeros, George. Energy Kogenerasi Handbook, Industrial Press Inc. Pratiwi, Hera. 2009. Audit Energi pada Proses Produksi Pupuk Urea di PT. PUPUK KUJANG Cikampek Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saadat, Basuki. 1991. Power System Analysis. Mc Graw Hill Inc, Singapore. Sewatama. 2011. Coal Fired Power Station Course. Jakarta Shields, Carl D. 1961. Boilers. McGraw Hill Book Company. U.S. Smith, J.M., dkk. 1996. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics. McGraw-Hill Chemical Engineering Series. The McGraw-Hill Companies, Inc. Singapore. Tim penyusun, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB. 2010. Modul Praktikum Motor Bakar. Bogor 49 University of Missouri, 2004. Energy Management-Energizing Mizzou. Colombia United Nations Environment Programme UNEP. 2006. Boilers and Thermic Fluid Heaters. Badan Produktivitas Nasional. India Wahyudi. 2002. Bahan Kuliah Termodinamika Dasar. Universitas Muhammadiyah. Yogyakarta Yaws. 1996. Handbook of Thermodynamic Diagrams, Volume 4 : Inorganic Compounds and Elements. Houston, Texas. Zuhal. 1995. Ketenagalistrikan Indonesia. PT. Ganeca Prima. Jakarta. 50 LAMPIRAN 51 Energi air umpan boiler jam x KJjam 3.46 x 10 7 KJjam . Efisiensi = . x KJjam Lampiran 1. Contoh perhitungan efisiensi ketel uap boiler Efisiensi tungku pembakaran berdasarkan input batubara dan output uap steam Batubara Coal flow = 13 tonjam = 28,700.44 lbjam Energi batubara = 7641.60 KJlb x 28,700.44 lbjam =2.19 x 10 8 KJjam. Udara Total flow udara = 22 622 Kgjam T out preheater = 400 K T in = 300 K Entalpi udara = 400.98 – 305.22 KJKg sumber:Cengel, Thermodynamic Fourth Edition, Table A-17 Energi oksigen = 22 622 Kgjam x 95.76 KJKg = 2.16 x 10 6 KJjam. Air umpan ketel Flow air = 56.286 tonjam T = 25 C T 1 = 170 C Entalpi H 2 O = 718.96 – 103.96 KJKg sumber:Cengel, Thermodynamic Fourth Edition, Table A-4 Kg Uap steam Steam flow = 53.1 tonjam Steam pressure = 53.2 bar Steam temperature = 446 o C = 719 K H uap = 3,433 KJKg sumber : Ketel uap, Tabel 2. Uap yang dipanaskan lanjut Energi uap = 53.1 tonjam x 10 3 x 3,433 KJKg = 1.82 x 10 8 KJKg Energi input = energi batubara + energi udara + energi air umpan = 2.19 x 10 8 KJjam + 2.16 x 10 6 KJjam + 3.46 x 10 7 KJjam = 2.55 x 10 8 KJjam. Energi output = energi uap = 1.82 x 10 8 KJjam . x KJjam . 52 = 1.40 + 2.6 x 10 + 4.430 + 0.32 Efisiensi boiler kontruksi Jenis boiler : Berbahan bakar batubara Analisis Ultimate batubara C :38.20 persen GCV batubara :3575 KkalKg H 2 :3.45 persen persentase oksigen :1 persen S :0.13 persen persentase CO 2 :- O 2 :1.8 persen T f suhu gas buang : 120 C T a suhu lingkungan : 27 C RH : 0.018 KgKg dry air Tahap 1. Kebutuhan udara teoritis = [11.43 x 38.20 + 34.5 x 3.45-1.88 + 4.32 x 0.13] 100 = [436.626 + 34.5 x 3.225 + 0.561] 100 = 5.48 Kg udaraKg bahan bakar Tahap 2. Persen udara berlebih yang dipasok EA = 1 x 100 21-1 =5 Tahap 3. Massa udara sebenarnya yang dipasok Kg bahan bakar AAS = [ 1 + 5100] x 5.48 = 5.754 Kg udara Kg batubara Tahap 4. Total kehilangan panas i. Persentase kehilangan panas karena gas kering cerobong m = massa CO 2 + massa SO 2 + massa N 2 + massa O 2 = . . -3 = 6.152 KgKg batubara = . . = 3.68 ii. Persentase kehilangan panas karena penguapan kadar air karena adanya H 2 dalam bahan bakar . . . iii. Persentase kehilangan panas karena kadar air dalam udara = . . . 53 . . . = 0.121 iv. Kehilangan panas akibat radiasi boiler kecil 2 serta kehilangan panas karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang fly ash dan abu bawah bottom ash sekitar 4.81 . Efisiensi = 100 – [ 3.63 + 5.435 + 0.121 + 2 + 4.81] = 84.004 Efisiensi boiler dengan menggunakan metode langsung hanya berdasarkan input bahan bakar dan output steam - Jumlah steam yang dihasilkan 53.1 tonjam - Jumlah bahan bakar yang digunakan 12 tonjam - Tekanan kerja 51 bar - Suhu 445 C - Suhu air umpan 80 C - GCV bahan bakar 3575 KkalKg - Entalpi steam jenuh hg 762.966 KkalKg - Entalpi air umpan hf 80.172 KkalKg 54 Lampiran 2. Contoh perhitungan efisiensi siklus uap dan turbin 819.8 KkalKg Boiler Turbin e 196.60 KkalKg ggg 623.196 KkalKg Condenser 182.21 KkalKg Turbine work = 819.8 – 623.19 = 196.60 KkalKg Mechanical workhour = 57 199 x 196.60 = 11 236 552.6 Kkalhours Electrical output = 11 236 552.6 860 = 13 067.59 = 13.06 MWh Turbine cycle effisiensi = 196.60 637.59 = 30.83 Power eficiency = 9.72 13.06 = 74.42 Heat required lb of steam = 637.59 0.84 = 759.03 Kkal Kg Heat required per hour = 760 x 57 199 = 43 471 240 Kkalhours = 25.84 Efisiensi turbin berdasarkan siklus rankine : Steam inlet h3, T3 = 3432.50, 445 C S3 = 6.97 KJKg. K Steam outlet h4, T4 = 2609, 57 C P4 = 19.946 KPa S3, P4 = 6.97, 19.946 h4” = 2357.9 η . . . = 76 55 , . Lampiran 3. Generator Daya input : , . , , . . Daya output : . Efisiensi generator = . 56 Lampiran 4. Menghitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan Effisiensi boiler 84 Jika batubara dikeringkan : Q low = 30 356 KJKg S = 53.1 tonjam = 53100 Kgjam Q = 53 100 Kgjam x 3316.30-335.72KJKg = 158 268 798 KJjam Be = Q : eff x Q terendah = 158 268 798 KJjam : 0.84 x 30 356 KJKg = 6206 Kgjam = 6.20 tonjam Batubara tidak dikeringkan aktual : Be = Q : eff x Q terendah = 158 268 798 KJjam : 0.84 x 16 831.72 KJKg. Panas yang terkandung Kg batubara. = 11194.05 Kgjam =11.19 tonjam. Kalori yang dibutuhkan untuk menghasikan daya 9.5 MW 9.5 MW = 9500 KW = 12 734.58 Hp = 968 337.463 Kg.ms = 9 499 390.512 Js = 9499.39 KJs = 3.41 x 10 7 KJjam 57 Lampiran 5. Menghitung jumlah udara pembakaran Analisis proximate batubara : 43.15 kadar air , 3.81 abu, 38.20 karbon, 3.45 hidrogen, 1.8 oksigen, 0.13 sulfur. Nilai pembakaran terendah low heating value LHV : = 33 915 x 0.382 + 121423 0.0345 – 0.0188 + 10468 x 1.3x10 -3 – 2512 x 0.431 + 9 x 0.0188 = 16831.72 KilojouleKg Jumlah oksigen yang dibutuhkan = 0.382 x 2.67 + 0.034 x 8 + 1.3 x 10 -3 = 1.293 Kg O2 O2 yang tersedia di bahan bakar = 0.018 Kg O2 Oksigen yang dibutuhkan = 1.293 – 0.018 = 1.275 Kg O2 Dalam 1 Kg udara mengandung 0.231 Kg O2, sehingga jumlah udara teoritis yang dibutuhkan adalah 1.275 0.231 = 5.519 Kg udara Kg bahan bakar. Sehingga untuk 10 MW dengan 12 000 Kg pembakaran batubara, diperlukan 66 228 Kg udara yang sebanding dengan 15 298 Kg O2. Kondisi aktual : Udara luar yang dihisap oleh PF sebanyak 22 000 Kg sebanding dengan 5082 Kg O2 dengan persentase bukaan valve 20. Seharusnya jika bukaan 1 diperoleh 1100 Kg udara. Maka untuk mendapatkan 66 228 Kg udara diperlukan bukaan valve sebesaar 66. 58 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 POWER MW 9,8 9 6.6 9.9 9.6 9.3 9.3 9.7 9 9 9.9 9.9 URBINE SPEED Rpm 3007 3007 3012 3006 3007 3008 3006 3008 3009 3005 3005 3009 P TEMPERATUR C 447 444 443 444 448 447 448 446 443 446 448 444 TEMPERATURE C 247 245 242 243 248 248 249 248 245 247 249 248 XHAUST Temp C 54.9 55.1 59.9 56.6 56.5 56.4 55.7 55.4 54.9 55 56.5 56.3 Press Mpa ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 46.7 46.8 46.4 48.4 48.4 48.4 47.5 47.2 46.6 46.7 48.2 48.1 Flow Th 23.02 24.81 23.92 23.86 23.35 23.14 23.28 23.32 23.28 23.54 23.67 22.78 RACTION I Press Mpa 0.05 0.07 0.06 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.08 0.08 Temp C 225 225 223 220 226 228 228 227 224 226 228 229 Flow Th 2.63 2.91 2.87 2.79 2.67 2.61 2.83 2.79 2.77 2.75 2.77 2.98 ACTION II Press Mpa 0.03 0.06 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 202 206 200 199 202 204 204 204 202 203 204 205 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 POWER MW 9.7 9.6 10.5 9.6 9.8 9.9 9.8 9.5 9.3 8.9 8.8 9.8 URBINE SPEED Rpm 3011 3005 3005 3005 3010 3011 3010 3007 3009 3011 3010 3005 P TEMPERATUR C 447 443 444 442 447 442 441 442 440 441 447 446 TEMPERATURE C 249 244 246 243 248 244 244 244 243 241 247 248 XHAUST Temp C 56.4 55.2 56.7 55.3 55.7 55.6 55.6 55.1 54.6 54.2 53.9 54.8 Press Mpa ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 48.2 47 48.3 47.1 47.6 47.4 47.5 47 46.3 46 45.2 46.4 Flow Th 22.66 22.16 23.69 23.06 23.33 22.74 22.61 23.4 22.25 23.3 22.9 23 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.07224 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 7 0.08 Temp C 229 225 225 2.93 227 227 226 224 224 223 225 227 Flow Th 2.98 2.95 2.89 0.06 2.91 2.95 2.92 2.98 2.95 2.98 2.96 2.98 ACTION II Press Mpa 0.86 0.06 0.06 201 0.06 0.06 0.06 0.006 0.06 6 6 0.06 Temp C 205 202 202 23.9 203 203 202 201 201 200 202 203 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 POWER MW 10.4 9.8 9 7.8 8.3 8.7 9.3 8.9 8.4 8.9 9.5 9.7 TURBINE SPEED Rpm 3005 3009 3010 3012 3007 3005 3005 3012 3010 3007 3008 3006 P TEMPERATUR C 447 447 448 447 448 446 448 447 444 446 449 443 P TEMPERATURE C 251 246 246 245 246 246 249 247 245 246 248 246 EXHAUST Temp C 55.9 55.6 55.3 55.6 55.6 55.2 55.6 55.1 54.1 54.9 56.2 56 Press Mpa ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 47.7 47.4 47.1 47.4 47.5 46.9 47.4 46.9 46 46.6 47.9 47.7 Flow Th 23.2 23.23 23.34 23.29 23.79 25.74 23.92 23.43 22.96 23.45 24 23.08 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.07 0.08 0.08 Temp C 227 227 226 225 225 227 227 227 226 226 228 227 Flow Th 2.96 2.96 2.91 2.87 2.87 2.79 2.77 2.75 2.75 2.73 2.67 2.83 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 203 203 203 202 203 204 204 204 203 203 204 203 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 POWER MW 9.8 10.4 9.9 9.9 9.8 10.1 9.9 9.4 9.1 8.9 9.3 10.2 TURBINE SPEED Rpm 3010 3006 3005 3005 3009 3007 3011 3010 3009 3009 3006 3008 P TEMPERATUR C 450 446 458 446 446 445 446 449 442 449 441 450 P TEMPERATURE C 250 249 251 248 247 246 248 249 244 247 244 250 EXHAUST Temp C 55.3 56.7 55.7 55.7 55.5 56.1 55.6 54.2 54.4 53.8 54.1 55.1 Press Mpa ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 47.1 48.5 47.5 47.5 47.4 47.8 47.5 46.6 46.2 45.6 45.9 46.8 Flow Th 22.9 23.74 23.07 22.29 22.87 23.3 23 22 22.2 22.5 23.06 22.87 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 8 0.08 8 0.08 0.07 0.08 Temp C 229 22.9 229 228 227 225 228 228 226 226 224 229 Flow Th 2.77 2.79 2.91 2.95 2.91 2.91 295 2.93 2.93 2.96 2.98 2.96 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 6 0.06 0.06 6 0.06 0.06 0.06 Temp C 205 204 205 205 204 202 202 204 202 203 202 205 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 POWER MW 9.5 9.8 9.9 8.9 9.8 9.3 8.9 10.1 9.8 9.4 9.8 9.3 TURBINE SPEED Rpm 3010 3004 3008 3007 3006 3007 3014 3004 3009 3007 3010 3010 P TEMPERATUR C 451 441 447 440 445 442 448 443 446 447 448 446 P TEMPERATURE C 250 245 247 242 245 244 247 245 247 247 248 244 EXHAUST Temp C 54.6 55.4 55.5 55.5 56.2 55.5 54.8 55.8 55.6 54.9 55.4 53.8 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 46.4 471 47.3 47.6 47.9 47.4 46.6 47.5 47.4 46.8 47.4 45.5 Flow Th 22.64 23.39 22.86 23.75 23.43 22.84 22.86 23.69 23.23 23.23 22.74 22.96 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 Temp C 229 229 225 222 222 223 226 226 226 227 228 225 Flow Th 2.98 2.95 2.87 2.81 2.77 2.77 2.91 2.87 2.87 2.85 2.81 2.89 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 Temp C 205 205 202 199 200 200 203 202 202 203 204 202 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 POWER MW 9.8 9.8 9.8 9.8 9.5 10 9.7 9.1 8.8 8.7 9.1 9.7 TURBINE SPEED Rpm 3006 3007 3006 3006 3010 3010 3006 3006 3010 3008 3005 3006 P TEMPERATUR C 449 446 446 453 450 449 446 445 448 447 452 447 P TEMPERATURE C 250 248 248 251 250 249 247 245 248 246 250 247 EXHAUST Temp C 55.7 55.7 55.8 55.4 55.2 55.8 55.2 54.3 53.6 53.9 54.2 54.8 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 47.4 47.6 47.7 47.3 47.1 47.7 47 46 45.4 45.6 46 46.6 Flow Th 23.24 23.31 22.27 22.44 22.3 22.9 22.6 22.64 22.29 22.24 22.92 23.24 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 Temp C 227 228 228 228 228 227 227 227 227 225 228 229 Flow Th 2.87 2.87 2.89 2.89 2.91 2.87 2.87 2.91 2.87 2.91 2.93 2.95 RACTION II Press Mpa 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 0.06 0.06 0.06 Temp C 204 204 204 205 204 204 203 204 204 202 205 205 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 10.1 9.9 9.6 9.4 9.8 10 10.4 10.2 9.8 2.3 9.6 URBINE SPEED Rpm 3006 3007 3007 3009 3007 3007 3006 3009 3005 3014 3016 P TEMPERATUR C 446 444 449 443 448 447 448 444 449 427 446 TEMPERATURE C 249 247 249 244 248 249 250 248 250 235 247 XHAUST Temp C 54.8 55.2 55.4 55.9 56.2 56.7 57 57 56.4 73 55.1 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 46.6 47 47.3 47.7 47.9 48.5 48.7 48.7 48.2 39.9 46.8 Flow Th 23.11 23.4 22.91 22.88 23.03 22.93 23.25 23.15 22.52 24.57 22.73 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.09 0.08 0.03 0.08 Temp C 228 229 227 227 227 229 229 229 228 210 223 Flow Th 3 2.96 2.91 2.83 2.75 2.71 2.71 2.67 2.65 2.71 2.55 ACTION II Press Mpa 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.06 0.03 0.06 Temp C 204 205 204 203 204 204 205 205 204 177 201 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 9.6 9.7 9.9 9.9 9.5 9.4 9.7 9.9 9.5 9.2 9.6 URBINE SPEED Rpm 3008 3009 3007 3007 3010 3006 3007 3004 3005 3006 3008 P TEMPERATUR C 446 448 446 444 448 446 447 447 446 448 440 TEMPERATURE C 249 248 248 250 250 246 248 247 247 251 245 XHAUST Temp C 55.7 56 56.2 56.2 55.6 55 55.5 55.9 55.1 54.4 55.1 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 47.7 47.8 48 48.1 47.5 46.7 47.2 47.7 47 46.3 46.8 Flow Th 22.7 22.5 22.6 22.5 22.3 22.69 23.14 23.54 22.9 23.27 23.74 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 Temp C 227 227 229 299 229 226 226 226 227 229 230 Flow Th 2.55 2.65 2.63 2.63 2.71 2.73 2.71 2.75 2.75 2.77 2.79 ACTION II Press Mpa 0.06 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 203 207 205 205 205 203 203 203 203 205 206 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 POWER MW 9.9 10 10 9.5 9.8 10.1 10.1 9.8 9.7 10.1 9.9 9.5 TURBINE SPEED Rpm 3011 3007 3007 3009 3006 3007 3005 3010 3004 3003 3005 3005 P TEMPERATUR C 443 443 442 442 440 445 438 442 445 446 444 443 P TEMPERATURE C 246 244 245 244 243 247 246 248 249 250 246 246 EXHAUST Temp C 55.3 55.6 56.3 56 56.6 57.5 57.6 57.3 56.9 56.9 55.5 54.5 Press Mpa ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 47.1 47.3 48.1 47.9 48.4 49.4 49.6 49.2 48.8 48.7 47.2 46.2 Flow Th 22.98 23.08 23.23 22.86 23.25 23.59 22.77 22.6 22.61 23.01 22.93 23.69 RACTION I Press Mpa 0.09 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08 0.07 Temp C 225 224 225 225 225 225 227 227 229 228 227 225 Flow Th 2.85 2.81 2.75 2.67 2.65 2.61 2.59 2.61 2.65 2.67 2.83 2.79 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.06 0.06 0.06 Temp C 201 200 201 201 201 201 203 203 205 204 203 202 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 POWER MW 9 9.9 10.5 8.7 9.7 9.8 9.8 9.6 9.3 9.3 9.7 10.5 TURBINE SPEED Rpm 3006 3007 3005 3009 3007 3009 3010 3010 3009 3007 3005 3004 P TEMPERATUR C 447 446 447 446 447 446 447 447 448 444 445 447 P TEMPERATURE C 248 248 248 246 247 247 247 247 248 246 247 248 EXHAUST Temp C 54.3 55.3 56.5 53.6 55.1 55.3 55.2 54.8 54.1 54 54.7 56.3 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 46.1 46.9 48.1 45.4 46.8 47.1 46.9 46.5 45.9 46.3 47.9 46.4 Flow Th 22.2 22.5 23.39 22.9 22.3 22.72 23.04 23.09 22.64 0.08 23.81 23 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 227 227 0.08 Temp C 229 227 227 227 226 226 226 226 226 2.85 2.87 227 Flow Th 2.81 2.81 2.83 2.83 2.83 2.83 2.83 2.87 2.85 0.06 0.06 2.98 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 203 203 0.06 Temp C 204 203 203 203 202 202 202 203 203 203 202 203 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 POWER MW 10.2 9.8 10.3 10 10.2 10.1 9.2 9.9 4 10 9.1 TURBINE SPEED Rpm 3006 3006 3005 3005 3009 3007 3005 3006 3020 3014 3009 3005 P TEMPERATUR C 448 441 439 443 446 449 445 451 431 429 450 447 P TEMPERATURE C 251 244 245 243 247 250 246 251 261 230 250 248 EXHAUST Temp C 5539 55.3 56.7 56.8 57 57 55.6 56.9 53.5 63.7 56 54.7 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 47.8 47 48.4 48.6 48.9 49 47.5 48.6 35 40.8 47.9 46.5 Flow Th 23.24 22.48 23.11 22.29 22.36 22.82 23.15 22.84 26.13 24.8 23.12 23.52 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.03 0.04 0.08 0.07 Temp C 230 225 225 225 226 229 226 226 213 192 224 227 Flow Th 2.87 2.83 2.75 2.67 2.63 2.63 2.61 2.59 2.67 2.71 2.65 0.06 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.03 0.03 0.06 203 Temp C 205 202 201 201 202 204 202 203 181 182 201 205 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 POWER MW 8.8 10.2 10.4 10.5 10 10.8 10.4 10.5 10.1 10 9.8 10.5 TURBINE SPEED Rpm 3010 3007 3007 3007 3012 3005 3007 3007 3011 3005 3007 3005 P TEMPERATUR C 448 446 444 444 450 448 445 446 449 447 444 445 P TEMPERATURE C 248 248 247 246 251 250 248 248 250 249 247 248 EXHAUST Temp C 54.2 55.7 56 56.3 56.3 56.4 56 56.1 55.3 55.2 54.7 55.8 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 46.2 47.6 47.8 48.1 48.2 48.1 47.8 47.8 47.2 47 46.5 47.2 Flow Th 22.6 22.88 23.07 23.1 22.9 24.05 22.95 22.86 23.08 23.29 22.16 22.81 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 227 228 226 226 230 228 228 227 229 229 229 228 Flow Th 2.77 2.81 2.79 2.85 2.81 2.83 2.85 2.83 2.83 2.87 2.85 2.85 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 204 204 203 203 205 204 204 203 205 205 204 204 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 POWER MW 9.5 9.7 9.7 9.4 9.6 10.1 9.4 9.4 9 7.5 10.66 10.6 TURBINE SPEED Rpm 3016 3009 3012 3009 3010 3007 3009 3010 3011 3007 3005 3005 P TEMPERATUR C 443 443 450 444 450 449 447 442 443 444 441 441 P TEMPERATURE C 246 246 251 247 250 251 246 245 243 243 244 248 EXHAUST Temp C 54.7 54.9 55.2 55.2 55.7 57.1 56.1 56.5 55.4 52.8 57.5 57.6 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 46.6 46.5 46.9 47 47.4 48.9 48.1 48.4 47.2 44.7 49.2 49.3 Flow Th 24.41 23.13 22.82 22.59 22.66 23.44 22.63 22.64 22.63 23.2 23.42 23.4 RACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 227 225 230 226 227 231 225 225 224 223 223 226 Flow Th 2.85 2.79 2.75 2.69 2.65 2.69 2.59 2.61 2.61 2.65 2.69 2.71 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 203 203 205 203 204 206 202 201 201 201 200 202 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 POWER MW 9 10.1 10.3 10.3 10 10.1 9.8 9.9 9.4 9.3 9.5 10.2 TURBINE SPEED Rpm 3010 3009 3005 3007 3009 3007 3009 3010 3010 3012 3008 3012 P TEMPERATUR C 443 446 446 445 445 448 450 450 446 447 445 445 P TEMPERATURE C 245 248 248 247 248 250 251 252 248 248 247 248 EXHAUST Temp C 54.9 56.5 56.5 56.4 56 53.9 55.4 55.5 54.8 54.4 54.8 56.1 Press Mpa ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 NDENSER Temp C 46.6 48.4 48.1 48 47.9 46.3 47.2 47.4 46.7 46.3 46.5 47.9 Flow Th 22.92 22.97 23.3 23.22 22.84 23.05 22.79 23.1 22.81 22.54 23.72 23.28 RACTION I Press Mpa 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.08 0.06 0.08 0.08 0.08 0.09 Temp C 226 226 227 227 228 230 230 231 228 228 226 227 Flow Th 2.73 2.75 2.73 2.93 2.93 2.95 2.93 2.93 2.93 2.95 2.95 2.96 RACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.07 Temp C 202 203 203 203 204 206 206 206 204 204 203 203 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 9.9 10.3 9.5 10.1 9.7 9.8 10 9.9 9.7 9.7 10.2 URBINE SPEED Rpm 3012 3010 3010 3003 3005 3011 3011 3010 3014 3012 3004 P TEMPERATUR C 449 452 444 442 446 448 443 447 446 448 449 TEMPERATURE C 250 251 245 243 247 251 247 249 250 250 252 XHAUST Temp C 55.5 56 55.4 56.7 57.2 26.7 57.3 57.1 56.9 56.9 57.4 Press Mpa ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 47.4 47.8 47.5 48.6 49 48.6 49.1 49.1 48.9 48.8 49.1 Flow Th 23.28 23.1 22.77 22.56 22.54 23.26 23.46 22.27 22.9 229 23.5 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 229 228 227 226 225 229 228 227 229 229 231 Flow Th 2.96 2.95 2.89 2.83 2.79 2.75 2.71 2.69 2.71 2.71 2.73 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 205 204 203 202 201 204 204 203 205 206 206 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 10.2 10 10.1 8.4 10.2 9.7 9.8 9.3 9 8.9 9.5 URBINE SPEED Rpm 3005 3008 3009 3014 3007 3009 3009 3010 3009 3011 3007 P TEMPERATUR C 445 447 444 445 444 447 449 443 450 447 449 TEMPERATURE C 248 249 247 247 248 248 250 247 249 247 249 XHAUST Temp C 56.9 56.1 56.2 53.5 56.3 55.7 55.6 54.7 54.3 53.8 54.4 Press Mpa ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 48.6 48.1 48.1 48.1 48.1 47.6 47.4 46.6 46.2 45.7 46.1 Flow Th 23.55 22.94 23.08 23.08 23.89 22.82 23.37 23.18 23.1 22.75 23.16 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 Temp C 228 228 227 227 227 228 229 228 228 227 228 Flow Th 2.83 2.87 2.89 2.89 2.87 2.95 2.93 2.93 2.93 2.95 2.93 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 204 205 204 204 204 204 205 204 204 204 204 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 9.7 9.4 10.1 9.9 9.8 10.1 10.2 8.9 8.6 8.7 9.3 URBINE SPEED Rpm 3017 3006 3014 3009 3005 3005 3005 3002 3009 3006 3007 P TEMPERATUR C 448 448 456 450 447 453 449 445 446 445 449 TEMPERATURE C 250 250 256 262 251 256 253 245 249 248 252 XHAUST Temp C 55.4 54.9 56.3 56.4 56.5 57.2 57.6 55.7 54.6 55.1 56.1 Press Mpa ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 47.3 46.5 48.1 48.1 48.4 49 49.5 47.6 46.5 47 47.9 Flow Th 22.89 22.8 23.28 23.18 23.29 23.5 23.6 23.7 22.1 23.08 23.3 ACTION I Press Mpa 0.08 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 230 229 233 232 234 235 233 228 227 227 229 Flow Th 2.89 2.89 2.87 2.83 2.79 2.73 2.71 2.67 2.65 2.65 2.67 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 205 205 208 207 209 210 208 206 204 206 206 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 9 9.9 10 10.2 10 9.4 7.9 8.7 9.2 9.1 9.6 URBINE SPEED Rpm 3011 3007 3007 3005 3011 3014 3007 3012 3007 3012 3007 P TEMPERATUR C 444 448 446 440 450 447 441 446 445 451 449 TEMPERATURE C 248 250 249 245 251 249 244 247 246 252 250 XHAUST Temp C 54.8 56 56.3 56.7 55.9 55 52.2 53.3 54.2 53.9 54.4 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 46.5 47.9 48.1 48.5 47.6 47 44.4 45.2 46 45.7 46.1 Flow Th 22.34 23.34 23.66 23.96 23.54 22.23 23.1 22.89 23.8 22.05 22.18 ACTION I Press Mpa 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 0.08 0.07 0.08 Temp C 229 228 229 228 229 229 226 227 226 231 230 Flow Th 2.79 2.83 2.83 2.87 2.87 2.91 2.87 2.91 2.95 2.95 2.95 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 206 205 205 204 205 206 203 204 203 207 206 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 9.5 9.5 9.6 9.8 9.4 9.6 9.9 9.8 8.8 9 10 URBINE SPEED Rpm 3014 3013 3009 3006 3009 3006 3006 3005 3012 3007 3007 P TEMPERATUR C 449 447 447 448 446 445 445 451 445 442 449 TEMPERATURE C 249 249 249 250 248 248 251 254 247 244 250 XHAUST Temp C 55.1 54.6 55.1 56 55.7 56.3 56.7 57 55.3 55.1 56.7 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 NDENSER Temp C 47 46.4 46.8 47.8 47.6 48.2 48.5 48.9 47.5 47 46.54 Flow Th 22.27 23.7 23.7 23.36 22.94 23.1 23.4 23.4 22 21.91 22.97 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 229 229 228 228 229 228 229 232 228 226 228 Flow Th 2.91 2.91 2.87 2.81 2.75 2.69 2.67 2.63 2.63 2.65 2.67 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.07 Temp C 206 205 205 205 205 205 205 207 204 203 205 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 10 9.7 9.8 10 9.9 8.6 10.1 9.7 9 8.1 9.3 URBINE SPEED Rpm 3014 3009 3008 3006 3007 3014 3005 3008 3010 3007 3010 P TEMPERATUR C 451 443 443 442 445 449 447 445 443 447 448 TEMPERATURE C 252 246 246 245 248 249 247 248 246 247 248 XHAUST Temp C 57 56 55.9 56.2 56.2 53.8 55.7 55.7 54.4 52.3 54.3 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 48.9 48.1 47.8 47.9 48.1 45.8 47.2 47.5 46.2 44.1 46.1 Flow Th 23.24 22.58 22.53 23.39 23.46 23.05 23.62 22.77 22.97 23.57 23.6 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.07 0.08 0.07 0.07 0.08 0.08 0.07 0.07 Temp C 229 327 226 226 228 229 225 227 226 227 227 Flow Th 2.67 2.65 2.65 2.69 2.75 2.79 2.77 2.75 2.75 2.83 2.83 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 0.06 0.05 0.05 Temp C 205 203 203 202 204 206 203 203 202 204 204 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 9.8 9.89 9.4 10.09 9.99 10.1 9.6 9.2 9.3 6.5 10.2 URBINE SPEED Rpm 3008 3011 3008 3005 3005 3005 3007 3006 3009 3008 3006 P TEMPERATUR C 447 448 444 447 446 444 442 446 446 446 447 TEMPERATURE C 249 250 250 250 249 249 246 249 249 248 249 XHAUST Temp C 55.7 55.4 55.1 56.5 56.6 57.1 56.1 55.7 55.9 52.3 56.9 Press Mpa ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 47.6 47.2 47 48.3 48.4 48.8 47.7 47.6 47.9 44.3 48.6 Flow Th 22.9 229 22.6 23.2 23.3 23.4 22.53 22.6 22.67 23.48 23.91 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.08 Temp C 229 229 228 229 229 230 227 227 229 228 227 Flow Th 2.75 2.79 2.75 2.71 2.67 2.65 2.63 2.69 2.69 2.73 2.77 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 0.06 Temp C 204 206 204 205 205 206 204 204 205 205 204 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 9.3 10 9.8 9.8 10.1 9.9 10 10 9.8 9.6 10.4 URBINE SPEED Rpm 3012 3005 3009 3012 3007 3011 3013 3013 3015 3010 3006 P TEMPERATUR C 447 447 444 449 450 445 446 442 447 446 447 TEMPERATURE C 248 250 248 251 253 250 248 245 250 249 250 XHAUST Temp C 54.9 55.9 55.3 55.3 55.6 55.5 55.7 555.6 55.1 54.9 55.6 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 NDENSER Temp C 46.9 47.8 46.9 47.1 47.4 47.3 47.6 47.4 46.9 46.6 47.1 Flow Th 23.22 23.6 22.41 22.05 22.78 22.48 22.43 24.27 21.92 22.64 23.64 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 229 229 229 229 231 230 229 226 229 227 228 Flow Th 2.81 2.83 2.87 2.87 2.91 2.93 2.89 2.91 2.91 2.95 2.91 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.86 0.06 Temp C 206 206 205 206 207 206 205 203 205 205 205 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 9.8 9.7 9.5 9.4 10 10.1 10.3 9.9 9.7 9.8 9.8 URBINE SPEED Rpm 3008 3005 3010 3010 3009 3005 3004 3006 3007 3009 3008 P TEMPERATUR C 447 448 446 446 448 449 447 445 443 447 448 TEMPERATURE C 250 250 249 249 248 252 251 250 249 250 251 XHAUST Temp C 55.7 54.1 55 55.1 57 56.7 57.1 57.4 56.6 56.5 56.7 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 NDENSER Temp C 47.6 45.9 46.9 46.9 48.8 48.3 48.9 49.5 48.4 48.3 48.6 Flow Th 22.8 21.9 22.4 22.3 23.8 22.91 22.95 22.41 23.51 23.32 23.74 ACTION I Press Mpa 0.08 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 230 229 228 228 227 231 230 230 230 230 230 Flow Th 2.91 2.89 2.81 2.77 2.71 2.67 2.63 2.63 2.65 2.67 2.67 ACTION II Press Mpa 0.06 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 205 206 205 205 204 207 206 206 207 206 207 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 10.2 10.2 10.5 10 10.6 9.9 10.1 10.3 10 9.9 10.2 URBINE SPEED Rpm 3006 3005 3006 3007 3007 3010 3014 3011 3014 3010 3005 P TEMPERATUR C 443 445 448 448 447 443 448 449 446 449 446 TEMPERATURE C 245 249 252 251 250 249 250 251 250 250 249 XHAUST Temp C 57.4 57.4 57.8 57 57.5 56.2 56.4 56.6 56.2 56.5 55.9 Press Mpa ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 49 49.5 49.7 49.1 49.3 48 48.2 48.5 47.9 47.5 47.7 Flow Th 22.88 22.51 22.94 22.38 23.78 22.19 22.31 22.44 22.12 22.77 22.64 ACTION I Press Mpa 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 227 229 230 231 230 230 229 229 231 229 230 Flow Th 2.71 2.77 2.79 2.83 2.81 2.85 2.81 2.81 2.83 2.87 2.85 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 204 205 206 207 206 206 206 205 207 205 206 Description Unit 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 POWER MW 9.8 9.5 10 10.1 9.9 10.3 9.4 10.1 9.4 9.5 10.1 URBINE SPEED Rpm 3007 3005 3005 3006 3005 3006 3009 3005 3010 3009 3006 P TEMPERATUR C 444 449 448 448 448 446 446 445 446 443 445 TEMPERATURE C 247 250 250 250 251 250 249 249 250 247 249 XHAUST Temp C 55.5 54.7 55.9 56.5 56.3 57.7 55.9 57.2 56.2 56.1 57.1 Press Mpa ‐0.08 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 46.8 46.5 47.8 48.2 48 49.5 47.8 49.1 48.2 48 48.9 Flow Th 22.69 22.32 23.2 23.45 23.03 23.66 22.28 22.96 23.32 23.71 23.77 ACTION I Press Mpa 0.08 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 Temp C 227 229 299 229 230 231 229 229 230 228 228 Flow Th 2.89 2.91 2.83 2.79 2.79 2.77 2.73 2.71 2.71 2.81 2.81 ACTION II Press Mpa 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 Temp C 204 206 206 205 206 206 205 205 206 205 205 Description Unit 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 POWER MW 9.5 10.3 10.3 9.9 9.9 10.5 9.5 9 8.6 8.5 9.2 URBINE SPEED Rpm 3006 3006 3005 3006 3006 3009 3005 3005 3006 3006 3004 P TEMPERATUR C 443 440 444 448 442 454 445 446 447 446 448 TEMPERATURE C 245 245 247 251 246 254 248 247 249 247 250 XHAUST Temp C 54.4 55.6 55.8 55.1 54.9 55.6 54.3 53.3 52.8 52 53.4 Press Mpa ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.09 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 ‐0.08 NDENSER Temp C 46.2 47 47.4 47.1 46.6 47.3 46 45 44.6 44.3 44.9 Flow Th 21.66 23.74 22.71 22.14 22.18 22.64 23.66 22.7 22.86 23.21 23.26 ACTION I Press Mpa 0.07 0.07 0.08 0.08 0.08 0.08 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 Temp C 226 227 227 229 226 232 229 227 228 227 229 Flow Th 2.89 2.87 2.91 2.89 2.87 2.87 2.91 2.95 2.95 2.91 2.93 ACTION II Press Mpa 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Temp C 204 204 204 205 203 207 205 205 205 205 206 ENERGY ANALYSIS ON COAL STEAM POWER PLANT PT. ENERGI ALAMRAYA SEMESTA Nurmalita and Sri Endah Agustina Departement of Mechanical And Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia. e-mail : nurmalitamuchtaryahoo.co.id ABSTRACT Coal fired power plant system is the most type of power plant which has been used by national electric company PLN to fulfilled national electricity supply and also to reduce the dependency on diesel power plant system. The aim of this study is to knows energy efficiency on coal steam power plant in PT. Energy Alamraya Semesta and to analize factors which has been influenced the main equipment on coal steam power plant. The result shows that the capacity of power plant is 15 MW by using bituminous coal with Gross Calorific Value GCV 3575 calg, but daily acctual production only 10 MW. Total energy needed by equipments to support the production system is 1.3 MW. The average efficiency of coal steam power plant in PT. Energi Alamraya Semesta during the month of April 2012 was 87 and total power plant efficiency is 18 . Key words : power plant, coal fired, efficiency ii NURMALITA. F14080108. Analisis Efisiensi Energi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU PT. Energi Alamraya Semesta di Kabupaten Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam. Di bawah bimbingan Ir. Sri Endah Agustina, M. S. 2012 RINGKASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU batu bara merupakan jenis pembangkit terbesar yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik dan untuk mengurangi ketergantungan BBM pada PLTD Diesel. Jika dilihat dari bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan uap, maka PLTU bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku air, karena untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin, tentu diperlukan air. Batubara yang dibakar di sub sistem boiler menghasilkan panas yang digunakan untuk mengubah air dalam pipa yang dilewatkan ke boiler tersebut menjadi uap, yang selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin dan memutar generator. Kinerja pembangkitan listrik pada PLTU sangat ditentukan oleh efisiensi proses pembakaran batubara tersebut, karena selain berpengaruh pada efisiensi pembangkitan, juga mempengaruhi biaya pembangkitan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efisiensi energi pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU di PT. Energi Alamraya Semesta dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja masing-masing unit komponen pada sistem PLTU tersebut. Analisa efisiensi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Energi Alam Raya Semesta dengan bahan bakar batubara ini dibatasi hanya pada peralatan utama seperti boiler, turbin dan generator . Peralatan pendukung tidak dihitung karena menurut pengamatan di lapangan, peralatan pendukung tidak terlalu mempengaruhi nilai efisiensi suatu sistem PLTU. Sehingga, sub sistem yang dihitung dalam penelitian ini adalah sistem pembakaran pada boiler yang dilengkapi dengan tungku bahan bakar tipe travelling grate, serta turbin tipe extraction-condensing, dan generator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU PT. Energi Alamraya Semesta merupakan pembangkit dengan kapasitas 15 MW, tetapi dikarenakan alasan umur ekonomis mesin, daya aktual yang dibangkitkan maksimal hanya 10 MW dengan menggunakan 12-13 ton batubara KA 43, tetapi berdasarkan teoritis, daya sampai 10 MW hanya membutuhkan 11.19 ton batubara per jam. sistem atau komponen utama PLTU ini adalah boiler tipe traveling grate, turbin 3 tingkat high pressure, intermediate pressure dan low pressure, dan generator. Bentuk energi yang digunakan pada proses produksi listrik adalah energi uap yang bersumber dari energi bahan bakar berupa batubara jenis bituminus dengan nilai GCV 3575 calg, energi panas hasil ekstraksi turbin, dan energi air umpan ketel boiler. Pengoperasian boiler ini pada beban 10 MW membutuhkan steam 53 ton jam dengan pressure 53.7 bar dan temperature 445 O C. Rata-rata efisiensi kerja turbin uap selama bulan April 2012 adalah 79.58 , untuk efisiensi kontruksi boiler adalah 84 yang mendekati efisiensi spesifikasi 86, sedangkan untuk tungku atau ruang bakar dengan output steam dan panas ekstraksi diperoleh efisiensi sebesar 75 dan untuk efisiensi generator diperoleh sebesar 86 . Secara keseluruhan diperoleh efisiensi total pemanfaatan energi steam untuk PLTU Energi Alamraya Semesta adalah 18. Hal ini terjadi karena energi steam yang dihasilkan hanya digunakan untuk memproduksi listrik saja, karena tidak ada industri yang memanfaatkan steam sehingga steam terkondensasikan kembali menjadi air. iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Outlook Energi Nasional 2011 Standar Operasi Pusat Listrik Tenaga Uap Bagian Dua, Perusahaan Umum Listrik Negara, pada kurun waktu 2000-2009 konsumsi energi Indonesia meningkat dari 709.1 juta SBM Setara Barel MinyakBOE ke 865.4 juta SBM atau meningkat rata- rata sebesar 2.2 pertahun. Konsumsi energi ini sampai akhir tahun 2011, terbesar masih diikuti oleh sektor industri, lalu diikuti oleh sektor rumah tangga dan sektor transportasi. Dari sektor ketenagalistrikan, saat ini pembangkit listrik di Indonesia masih di dominasi oleh penggunaan bahan bakar fosil, khususnya batubara. Saat ini, selain meningkatkan rasio elektrifikasi Indonesia, pengurangan pemakaian BBM untuk pembangkitan listrik juga menjadi tujuan utama pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berusaha mengurangi pemakaian BBM dengan cara mempercepat pembangunan PLTU batubara dan gas bumi. Menurut Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional RUKN 2010-2030, dalam kurun waktu 20 tahun kedepan Indonesia memerlukan tambahan tenaga listrik kumulatif sebesar 172 GW. Tambahan kapasitas PLTU batubara mencapai sekitar 79. Gambar 1. Rencana tambahan kapasitas listrik Indonesia dalam rentang waktu 2010-2030 sumber : Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, 2012 Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU batu bara merupakan jenis pembangkit terbesar yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik dan untuk mengurangi ketergantungan BBM pada PLTD Diesel. Jika dilihat dari bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan uap , maka PLTU bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku air, karena untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk memutar turbin, tentu diperlukan air. Dalam PLTU terdapat proses yang terus-menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya adalah air menjadi uap, kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan proses PLTU. Prinsip kerja PLTU adalah air yang dipanaskan di dalam boiler sehingga menghasilkan steam yang digunakan untuk memutar turbin, karena turbin dikopel satu poros dengan generator 1 sehingga perputaran rotor turbin menyebabkan berputarnya rotor generator sehingga menghasilkan listrik. Energi panas yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar sehingga pada PLTU batubara, sumber energi primer nya untuk pengoperasian sistem PLTU adalah batubara, sedangkan sumber energi sekunder pada sistem pembangkit listrik tersebut adalah uap karena untuk memproduksi uap dibutuhkan sumber energi panas yang diperoleh dari pembakaran batubara. PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 derajat C, tekanan 65 Kgcm 2 , boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya harus dilengkapi superheater , ekonomizer dan tungku tekanan. Kemudian turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap dihasilkan mempunyai tekanan 131,5 Kgcm 2 dan suhu 540 derajat C dan bahan bakarnya masih menggunakan minyak bumi. Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya KcalKg, artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1 persen pertahun. Sedang nilai panas ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih tinggi sampai 20 persen dari pada PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx dengan demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembankit ini adalah bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah besar serta tersebar di seluruh Indonesia. Air yang digunakan dalam siklus PLTU disebut dengan air demin demineralized, yaitu air yang mempunyai kadar conductivity sebesar 0.2 us mikro siemen. Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity sekitar 100-200 us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan desalination plant dan demineralization plant yang berfungsi untuk memproduksi yang air demin. Secara sederhana siklus PLTU bia dilihat ketika proses memasak air. Mula-mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut sehingga mengakibatkan air mengalami kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap inilah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang akan digunakan untuk memutar turbin dan generator yang akan menghasilkan energi listrik. Siklus PLTU merupakan siklus tertutup close cycle yang idealnya tidak memerlukan lagi air jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran air maupun uap di dalam sebuah PLTU. Untuk menjaga agar siklus tetap berjalan, maka untuk menutupi kekurangan air dalam siklus akibat kebocoran, hotwell selalu ditambah air sesuai kebutuhannya dari air yang berasal dari demineralized tank . Berdasarkan hal diatas, maka dilakukan suatu penelitian yaitu analisis efisiensi energi pada Pembangkit Listrik tenaga Uap PLTU untuk mengetahui efisiensi pemakaian bahan baku yang berupa air dan batubara. 2