2.1.2 Karakteristik Koi Herpesvirus
KHV merupakan penyakit viral pada ikan mas dan koi yang sangat menular dan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas antara 80
– 100 dari populasi ikan, dengan masa inkubasi 1
– 14 hari. Individu yang bertahan hidup sekitar 20 pada saat terjadi wabah umumnya akan menjadi tahan resisten
terhadap infeksi berikutnya. Namun ketahanan tersebut tidak menunjukan adanya transfer kepada keturunannya Taukhid et al. 2004.
Waltzek et al. 2005 menyatakan koi herpesvirus KHV merupakan salah satu virus DNA dari famili Herpesviridae, dikenal juga sebagai cyprinid
herpesvirus-3 atau CyHV3. Penelitian yang dilakukan oleh Waltzek et al. 2005 menunjukkan bukti kuat bahwa KHV tergolong virus herpes. Berdasarkan pada
morfologi dan genetikanya, KHV memiliki hubungan yang erat dengan kedua jenis virus herpes lainnya yaitu carp pox virus cyprinid herpesvirus-1 atau Cyhv-
1 dan hematopoietic necrosis herpesvirus gold fish cyprinid herpesvirus-2 atau Cyhv-2.
Virus herpes merupakan virus yang berukuran besar dibandingkan dengan virus lain. Secara morfologik, anggota virus herpes mempunyai arsitektur yang
serupa. Morfologi, sturktur virus herpes dari bagian dalam ke bagian luar terdiri dari genom DNA untai ganda linier berbentuk toroid, kapsid, lapisan tegument
dan selubung. Kapsid terdiri atas protein yang tersusun dalam simetri ikosahedral. Menurut Miwa et al. 2007 inti sel yang terinfeksi KHV mengandung banyak
kapsid KHV dengan diameter 110 nm dan morfologi yang bervariasi. Tegumen yang terdapat diantara kapsid dan selubung merupakan massa fibrous dengan
ketebalan bervariasi dan sering kali asimetrik Daili dan Makes 2002. Selubung, jika dilihat dibawah mikroskop elektron tampak seperti susunan
tiga lapis. Sebagian selubung berasal dari membran sel yang diinfeksinya. Karena dalam selubung terkadung unsur lipid, virus herpes menjadi sensitif terhadap
pengaruh deterjen dan pelarut lipid lainnya. Selubung virion dewasa, memiliki kisaran diameter 170 - 200 nm Miwa et al. 2007. Dari selubung keluar tonjolan-
tonjolan yang disebut spike yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan virus berselubung lainnya. Tonjolan tersebut tersusun atas glikoprotein dengan
panjang tonjolan 8 nm. Jenis dan jumlah glikoprotein selubung virus herpes bervariasi Daili dan Makes 2002.
Kelompok Herpesvirus umumnya memiliki karakter yang unik, yaitu memiliki kemampuan untuk survive latent dalam sel inang untuk jangka waktu
yang lama dan akan menjadi aktif kembali apabila ada pemicu seperti perubahan lingkungan atau stres yang terjadi pada inang Taukhid et al. 2004. Sejumlah
virus herpes tinggal tetap dalam bentuk laten seumur hidup induk semangnya Malole 1988.
Mekanisme penularan KHV umumnya terjadi melalui kontak antar ikan, cairan dari ikan yang terinfeksi, lewat air atau lumpur yang terkontaminasi, serta
peralatan perikanan Sunarto et al. 2005. Hal ini didukung pula oleh pendapat Perelberg et al. 2003 bahwa partikel virus KHV masih dapat bertahan di luar
inang dalam air dan masih infektif sekurang-kurangnya selama 4 jam. Di sisi lain mekanisme infeksi KHV sangat dipengaruhi pula oleh faktor suhu lingkungan
Gilad et al. 2003. Dalam sistem budidaya virus ini dapat menginfeksi ikan pada suhu
lingkungan yang sangat spesifik, yaitu pada suhu air 18-25
o
C Ronen et al. 2003, 18-28
o
C Gilad et al. 2003. Kematian ikan terjadi sangat cepat antara 7 – 12 hari
setelah infeksi, dengan tingkat kematian 80-95 dalam waktu satu minggu sejak gejala klinis pertama muncul Gilad et al. 2003, atau bahkan 1-2 hari setelah
muncul gejala klinis yang pertama Hartman et al. 2004. Namun, kematian ikan akan menurun bahkan berhenti bila suhu berada diatas atau dibawah kisaran
toleransi suhu tersebut Gilad et al. 2003. Kisaran suhu optimal bagi kehidupan replikasi KHV yang diamati pada penelitian secara in vitro yaitu pada kisaran 15
– 25
o
C dan tidak ada atau minimum replikasinya pada suhu 4, 10, 30, 37
o
Gilad et al. 2003.
2.1.3 Gejala Klinis