1. Hukum Gadai Pandrecht
Gadai adalah suatu bentuk lembaga jaminan atas benda bergerak. Pengertian gadai menurut Pasal 1150 KUHPerdata :
Suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu
hutang dan memberikan kewenangan kepada kreditr untuk mendapat pelunasan dari barang tersebut terlebih dahulu dari kreditur-kreditur lainnya,
kecuali biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara barang itu setelah digadaikan, biaya-biaya mana yang harus
didahulukan.
22
Dalam hukum perdata dikenal pembagian benda bergerak berwujud dan benda tak berwujud. Benda bergerak berwujud misalnya kendaraan bermotor, perabotan
perkantoran, perhiasan dan sebagainya sedangkan benda bergerak tak berwujud antara lain surat piutang atas nama op name piutang atas tunduk an order, piutang
atas bawa an toonder. Berdasarkan perbedaan objek gadai tersebut maka cara mengadakan gadai
untuk masing-masing jenis objek tersebut harus pula melalui formalitas yang berbeda. Untuk benda bergerak berwujud gadai baru dapat terjadi dengan adanya
perjanjian gadai yang diikuti dengan penyerahan nyata barang yang digadaikan dari si pemberi gadai kepada si pemegang gadai Pasal 1152 KUH Perdata untuk
mengadakan gadai atas surat piutang atas bawa aan order ditempuh cara-cara sebagaimana halnya gadai atas benda bergerak berwujud Pasal 1153. Untuk
membebankan hak gadai atas surat order atas tunjuk maka setelah pembuatan akte
22
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.Cit, hal. 270.
perjanjian gadai antara nasabah dengan bank juga harus dilakukandiikuti endosemen oleh yang berhak kepada bank atas surat order tersebut dan selanjutnya dilakukan
penyerahan surat tersebut oleh yang berhak kepada bank Pasal 613 ayat KUH Perdata.
Dalam hal pemberi gadai wanprestasi, pemegang gadai berhak melakukan penagihan kepada pemberi gadai yang berhutang, dengan catatan jika gadai
berjalan, pemberi gadai tidak berhak atastagihan yang digadaikan, sehingga pemberi gadai menerima tagihan, ia berkewajiban membayarkannya kepada pemegang gadai.
23
Dalam membahas masalah gadai ini yang penting adalah masalah inbezitstelling berada dalam kekuasaan sebagaimana yang telah disingung dalam hal
gadai benda bergerak berwujud. Berdasarkan Pasal 1152 KUH Perdata disebutkan bahwa benda yang digadaikan harus dimaksudkan dalam bezitnya si penerima gadai
dan dalam ayat 2 pasal tersebut menyatakan bahwa batal dalam suatu gadai yang mana bendanya tetap berada di bawah kekuasaan si pemberi gadai.
Sehubungan dengan hak yang diberikan undang-undang kepada si penerima gadai untuk dapat menjual di bawah tangan barang-barang yang digadaikan, maka
haruslah dicantumkan secara tegas didalam perjanjian gadai antara pemberi gadai dengan si penerima gadai.
Di dalam praktek sehari-hari syarat inbezitstelling ini menimbulkan kesulitan bila yang digadaikan itu adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menjalankan
kegiatan si pemberi gadai umpamanya alat-alat inventaris kantorperusahaan. Untuk mengatasi hal itu maka ditempuh cara lain, yang dewasa ini dikenal dengan istilah
Fiducia Eigendoms Overdracht.