Pengertian Program Sosial Ekonomi Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai : 1 Tujuan kegiatan yang akan dicapai 2 Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan 3 Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui 4 Perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5 Strategi pelaksanaan Melalui program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan. Suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara integral untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan. Menurut Charles O.Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu 1 Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program. 2 Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang bisa juga diidentifikasikan melalui anggaran. 3 Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik. Program terbaik di dunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik Jones,1996:295.

2.2 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Program Pemberdayaan

Keluarga Miskin di Perkotaan PNPM-P2KP 2.2.1 Latar Belakang Program Penggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara bekelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa “Lembaga Kepimpinan Masyarakat” yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penaggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. Lembaga Kepimpinan Masyarakat yang mengakar, representatif dan dipercaya tersebut secara generik disebut Badan atau Lembaga Keswadayaan Masyarakat atau disingkat BKMLKM dibentuk melalui kesadaran kritis masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai luhur kemnusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan sebagi pondasi modal sosial kehidupan masyarakat. BKMLKM ini diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi motor bagi upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan, mulai dari proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan, proses penyusunan program, pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan pemeliharaan. Tiap BKMLKM bersama masyarakat melakukan proses perencanaan partisipatif dengan menyusun Perencanaan Jangka Menengah dan Rencana Tahunan Program Penanggulangan Kemiskinan yang kemudian lebih dikenal sebagai PJM dan Renta Pronagkis, sebagai prakarsa masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnya secara mandiri. Atas aflisiasi pemerintah dan prakarsa masyarakat, LKM-LKM ini mulai menjalin kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan kelompok peduli setempat. Sejak pelaksanaan P2KP-1 hingga pelaksanaan P2KP-3 tahun 2008 telah terbentuk sekitar 6.405 LKM yang tersebar di 1.125 kecamatan di 235 kotakabupaten, telah memunculkan lebih dari 291.000 relawan-relawan dari masyarakat setempat, serta telah mencakup 18,9 juta orang pemanfaat penduduk miskin melalui 243.838 KSM. Tahun 2008 secara penuh P2KP menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan. Sebagai bagian dari PNPM Mandiri maka tujuan, prinsip dan pendekatan yang ditetapkan dalam PNPM Mandiri juga menjadi tujuan, prinsip dan pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan begitu juga nama generik lembaga kepimpinan masyarakat berubah dari Badan Keswadayaan Masyarakat BKM menjadi Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM.

2.2.2 Tujuan

Tujuan umum PNPM Mandiri Perkotaan yaitu meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, dengan demikian secara khusus tujuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah Masyarakat di kelurahan peserta program menikmati perbaikan sosial ekonomi dan tatapemerintahan lokal.

2.2.3 Sasaran

1 Terbangunnya Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM yang dipercaya, aspiratif, representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian masyarakat. 2 Tersedianya Perencanaan Jangka Menengah PJM Pronangkis sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman yang sehat, serasi, berjati diri dan berkelanjutan. 3 Terbangunnya forum LKM tingkat kecamatan dan kotakabupaten untuk mengawal terwujudnya harmonisasi berbagai program daerah. 4 Terwujudnya kontribusi pendanaan dari Pemerintah KotaKabupaten dalam PNPM-P2KP sesuai dengan kapasitas fiskal daerah.

2.2.4 Prinsip

1 Bertumpu pada pembangunan manusia. 2 Berorientasi pada masyarakat miskin. 3 Partisipasi 4 Otonomi. 5 Desentralisasi. 6 Kesetaraan dan Keadilan Gender 7 Demokratis. 8 Transparansi dan Akuntabel. 9 Prioritas. 10 Kolaborasi. 11 Keberlanjutan. 12 Sederhana.

2.2.5 Sasaran Penerima Bantuan PNPM-P2KP

Sasaran penerima bantuan PNPM-P2KP yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang terdiri atas perorangan ataupun keluarga miskin yang tinggal di wilayah perkotaan. Dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatannya, KSM-KSM ini akan mendapatkan pendampingan dari fasilitator kelurahan yang dianggap memenuhi persyaratan akan dibantu melalui : 1 Bantuan kredit modal kerja bergulir bagi upaya peningkatan pendapatan secara berkelanjutan. 2 Bantuan hibah untuk pembangunan maupun perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan. 3 Bantuan penciptaan kesempatan kerja, termasuk pelatihan untuk mencapai kemampuan pengembangan usaha-usahanya. Adapun kriteria bagi peserta calon anggota KSM yang berhak menerima bantuan PNPM-P2KP yaitu : 1 Memiliki Kartu Identitas Penduduk Mereka yang berhak untuk dijadikan peserta PNPM-P2KP adalah semua penduduk yang termasuk dalam golongan ekonomi lemah miskin, yang tinggal di dalam wilayah administratif pemerintah kelurahandesa perkotaan. Hal ini identik dengan kepemilikan KTP, namun demikian bila terdapat anggota masyarakat yang tidak memiliki KTP tetapi keberadaannya benar-benar dapar diterima oleh warga di lingkungannya, maka atas persetujan musyawarah BKM mereka dapat didaftarkan menjadi peserta PNPM-P2KP. 2 Kepada Rumah Tangga Tidak Memiliki Pekerjaan Orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan atau yang bekerja tidak tetap, memiliki peluang yang lebih besar dari pada mereka yang mempunyai pekerjaan tetap, meski penghasilannya tak mencukupi. 3 Isteripendamping Tidak Bekerja Keluarga yang isteripendampingnya tidak mempunyai pekerjaan tetap, lebih berpeluang dibandingkan keluarga dengan isteripendamping yang bekerja tetap. 4 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Banyak Jumlah tanggungan dalam keluarga akan memberikan tingkat kesejahteraan yang berbeda pula. Semakin besar tanggungan keluarga semakin besar pula peluang untuk menjadi peserta PNPM-P2KP. 5 Tidak Memiliki Rumah Sendiri Keluarga yang tidak memiliki rumah sendiri mempunyai peluang yang lebih besar dibandingkan dengan keluarga yang memiliki rumah sendiri. 6 Kondisi Rumah Kondisi tempat tinggal keluarga dilihat dari ukuran fisik suatu keluarga yang tidak mempunyai kesempatan untuk menjadikan kualitas tempat tinggalnya diatas standar umum kehidupan perkotaan merupkan keluarga yang berpeluang untuk mendapatkan bentuan PNPM-P2KP.

2.2.6 Pelaksanaan PNPM-P2KP

Dalam penyelenggaraan PNPM-P2KP senua pihak harus menjunjung tinggi dan berpedoman pada asas-asas : Keadilan, Kejujuran, Kesetaraan kaum laki-laki dan perempuan, Kemitraan, Kesederhanaan. Setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM-P2KP harus pula bertindak dengan mengingat prinsip- prinsip : Demokrasi, Partisipasi, Tranparransi, Akuntabilitas, Desentralisasi. Komponen-komponen proyek dan sub proyek yang didanai PNPM-P2KP dapat dikelompokkan atas : 1 Komponen Fisik Komponen fisik ini meliputi pemeliharaan, perbaikan, maupun pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan yang dibutuhkan oleh masyarakat kelurahan setempat. Beberapa jenis komponen fisik prasarana dan sarana yang dapat diusulkan, misalnya : a Prasarana dan sarana yang biasanya ditangani dalam proyek KIP, seperti jalan dan lingkungan. b Ruang terbuka hijau dan taman. c Prasarana dan sarana bagi peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. d Komponen-komponen lain yang disepakati bersama, kecuali pembangunan dan perbaikan rumah ibadah. 2 Komponen Kegiatan Ekonomi Skala Kecil Kegiatan ekonomi yang dimaksud disini meliputi kegiatan industri rumah tangga atau kegiatan usaha kecil lainnya yang dilakukan perseorangankeluarga miskin yang menghimpun diri dalam KSM. 3 Komponen pelatihan Kegiatan pelatihan dapat diadakan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan warga di kelurahan sasaran. Pelatihan untuk meningkatkan ketermapilan teknis dan managerial ini dimaksudkan untuk mendukung upaya penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Termasuk disini adalah magang kredit mikro dapat diminta untuk membayar sebagian upah, dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mengelola lembaga. PNPM-P2KP dalam pelaksanaannya dibentuk suatu tim koordinasi pada beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut : 1 Di tingkat pusat dibentuk tim koordinasi PNPM-P2KP yang terdiri atas unsur-unsur Bappenas, Depkeu, Depdagri, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, dan departemen lain yang terkait. 2 Untuk keperluan operasional dan administrasi, tim koordinasi PNPM- P2KP Pusat membawahi sekretariat PNPM-P2KP pusat yang terdiri atas unsur-unsur departemen. 3 Pengelolaan proyek dilakukan oleh Projek Manajement Unit PMU, yang dibentuk di instansi pelaksana, yaitu Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah untuk administrasi proyek, untuk membantu koordinasi dan pengelolaan PNPM-P2KP pada tingkat pusat, dipilih lembaga konsultan melalui suatu lelang terbuka, yang disebut sebagai Konsultan Manajement Pusat KMP. 4 Pada tingkat wilayah, ditempatkan KMP yang masing-masing menangani satu SWK. KMW direkrut melalui suatu lelang pusat terbuka. KMP dan KMW terikat secara kontraktual dengan pemimpin proyek. 5 Pada tingkat kelurahan, dikembangkan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang merupakan kelembagaan masyarakat, perwakilan KSM, dan warga kelurahan. BKM selanjutnya membentuk UPK Unit Pengeloalaan Keuangan yang diketuai oleh bendahara BKM. Sangat dianjurkan bahwa ketua UPK adalah seorang perempuan yang dipilih dari Organisasi Kerja Efektif seperti kelompok PKK. 6 Penerima bantuan adalah Kelompok Swadaya Masyarakat KSM atau Kelompok Usaha Bersama Kube yang terdiri atas perorangan dan atau keluarga miskin. 7 Untuk membantu, mendorong, dan mengarahkan kegiatan KSM di keluarahan sasaran, disiapkan sejumlah pendamping yang disebut sebagai fasilitator kelurahan. Fasilitator kelurahan adalah perangkat KMW yang melakukan pendampingan baik kepada KSM muapun pada institusi setempat seperti LKM. Keputusan, kebijakan, dan tindakan dari pengelolaan program dan pemimpin masyarakat yang selama ini cenderung tidak berorientasi pada masyarakat miskin di berbagai program kemiskinan menyebabkan terjadinya kondisi yang kurang menyenangkan, misalnya salah sasaran, menumbuhkan ketergantungan masyarakat, dan lain-lain. Sehingga gambaran lembaga masyarakat tersebut perlu diubah yang pada akhirnya mampu memfasilitasi masyarakat untuk mampu mengangani akar persoalan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Melalui lembaga masyarakat tersebut diharapkan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang masih terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang pada gilirannya dapat tercipta lingkungan perkotaan dengan perumahan yang lebih layak huni dan dengan sistem sosial masyarakat yang lebih mandiri melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Tanggung jawab pengelolaan dana PNPM-P2KP dibagi dalam tiga tingkatan yaitu sebagai berikut : 1 Pengelolaan dana di tingkat pusat. Semua dana bantuan dan pinjaman bank dunia untuk keperluan PNPM- P2KP ditransfer ke rekening bantuan PNPM-P2KP di Bank Indonesia. 2 Pengelolaan dana di tingkat kelurahan Pengelola dana di tingkat kelurahan dilakukan dibawah koordinasi Unit Pengelola Keuangan UPK sebagai gugus tugas LKM. Fungsinya adalah mengawasi dan mengadministrasi penyaluran serta penggunaan dana bantuan ke KSM-KSM. Semua proses dilaksanakan secara transparan, sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh KMW yang disetujui oleh LKM dan KSM yang terkait. Semua informasi mengenai penyaluran dan penggunaan dana harus tersedia dan dimengerti oleh semua warga di kelurahan penerima bantuan. 3 Pengelola Dana di Tingkat KSM Pengelola dana di tingkat KSM dilakukan oleh bagian keuangan KSM. Untuk organisasi KSM yang sederhana, pengelolaan dana dapat dilakukan sendiri oleh ketua KSM. Fungsinya adalah membelanjakan dan untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan kesepakatandalam proposal yang diajukan. Kegiatan usaha yang didanai bantuan PNPM-P2KP diharapkan mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Ini berarti perlu adanya pertumbuhan akumulasi modal di tingkat KSM, dan adanya perputaran keuangan di kelurahan melalui LKM. Prosesnya harus sesuai dengan ketentuan LKM yang telah desepakati bersama. Perguliran dana bantuan PNPM-P2KP yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan usaha harus terus dijalankan agar tidak ada dana yang mengendap. Setiap ada pengembalian pinjaman dari KSM, maka dana itu dapat segera digulirkan pada KSM-KSM berikutnya tampa perlu menunggu sampai semua pinjaman lunas. Angsuran dana bergulir yang dibayarkan kembali ke BKM harus disimpan dalam rekening khusus atas nama LKM, yang terpisah dari rekening penerimaan bantuan awal. Pemisahan rekening ini dilakukan agar kedua jenis dana tersebut tidak tercampur. Warga dan masyarakat akan diminta untuk ikut memilih KSM yang kinerjanya baik untuk dicalonkan mendapat penghargaan dari instansi pemerintah terkait. Penilaian KSM yang baik dan pemberian penghargaan dilakukan secara terbuka dan dipublikasikan. Dengan demikian, masyarakat akan tertantang untuk memberdayakan dirinya dan mau melakukan pemantauan, serta menerapkan ketentuan proyek sebagaimana mestinya. Sebaliknya, dikembangkan pula sistem pemantauan yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan pengawasan dan pemberian sanksi sosial kepada KSM yang melanggar ketentuan misalnya: tidak menepati jadwal pengembalian kredit. Bentuk sanksi dapat dikembangkan sendiri secara berbeda- beda di setiap daerah, sesuai dengan kesepakatan masyarakat dibawah koordinasi LKM. Bentuk sanksi ini, misalnya adalah tidak diperkenankan lagi untuk meminjam dana bergulir. Pada dasarnya, seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan LKM bekerja atas dasar prinsip-prinsip kesukarelaan, namun ada imbalan bagi fasilitator kelurahan, kader masyarakat, dan tenaga pembantu kelompok, sebagai berikut : 1 Fasilitator kelurahan dipekerjakan oleh KMW untuk jangka waktu 24 bulan. Ia dibayar Rp 500.000,00 per bulan, di tambah 2 dari nilai proyek binaanya yang telah disetujui LKM. Pembayaran uang perangsang 2 ini dilakukan bersamaan dengan penyaluran dana kepada BKM. 2 Kader masyarakat dipekerjakan oleh KMW dan merupakan tenaga sukarela yang dipilih dan dilatih oleh fasilitator kelurahan. Ia dibayar Rp 100.000,00 per bulan untuk jangka waktu enam bulan. Kegiatan utamanya adalah membantu fasilitator kelurahan dalam mengembangkan LKM dan mepersiapkan agar kelembagaan tersebut dapat berfungsi. 3 Tenaga Pembantu Kelompok TPK dapat diangkat menjadi anggota KSM jika dianggap perlu, untuk membantu persiapan dan pelaksanaan subproyek maksimal jumlah TPK ini adalah sepertiga jumlah anggota KSM. Pengadaaan TPK diutamakan bagi KSM berukuran besaranggotanya banyak.

2.2.7 Lembaga Keswadayaan Masyarakat

Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM adalah lembaga yang dirancang untuk membangun kembali kehidupan masyarakat mandiri yang mampu mengatasi kemiskinannya dan mengemban misi untuk menumbuhkan kembali ikatan-ikatan sosial dan menggalang solidaritas sosial sesama warga agar saling bekerja sama demi kebaikan bersama. LKM beranggotakan warga komunitas yang diakui komitmennya, seperti perwakilan warga RTRW, perwakilan organisasi sosial dan kemasyarakatan, kelompok perempuan PKK, tokoh masyarakat, atau tokoh agama. Unsur aparatur daerah, misalnya anggota LKMD, dapat berpartisipasi dalam LKM dalam kapasitas pribadi. Peran pokok LKM adalah menilai dan memberikan persetujuan, serta mengkoordinasikan rencana-rencana kegiatan KSM, baik yang berupa kelompok- kelompok usaha bersama Kube, maupun kelompok pembangunan prasarana dasar lingkungan. LKM mempunyai tanggung jawab untuk merealisasikan pengelolaan dana bergulir di masyarakat wilayah penerima bantuan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, LKM didampingi dan dibantu oleh KMW dan fasilitator kelurahan yang bertugas di lapangan. LKM bertanggung jawab atas hal- hal sebagai berikut : 1 Melakukan koordinasi dan pemantauan kegiatan dan organisasi kerja KSM dalam pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan dan kegiatan pengembangan usaha. 2 Menyusun dan menetapkan kegiatan-kegiatan KSM yang diprioritaskan pendanaannya, dan mengajukan kepada PJOK sebagai lampiran SPPB yang ditandatangani bersama oleh LKM dan PJOK. 3 Mengkaji dan menyetujui permintaan pencairan dana bantuan pembangunan prasarana dan sarana dasar atau pengembangan usaha, sesuai dengan tahapan-tahapan pengerjaannya di lapangan atas rekomendasi KMW. 4 Mengelola dana Mandiri Perkotaan melalui UPK sebagai unsur pelaksana pengelolaan LKM. 5 Menjamin keterbukaan dalam penggunaan dana serta meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan. 6 Menyadarkan dan meyakinkan kaum perempuan dan generasi muda akan hak yang sama untuk berperan serta. 7 Menyediakan papan informasi di tempat yang mudah dijangkau dan mengumumkan daftar usulan KSM, laporan kemajuan fisik dan keuangan KSM dan laporan keuangan LKM. 8 Menyediakan kotak saran dan keluhan yang menyangkut pelaksanaan Mandiri Perkotaan kemudian menindaklanjuti setiap saran dan keluhan yang dimasukkan ke dalam kotak saran tersebut. 9 Memberikan penghargaan terhadap usulan proyek yang baik sesuai dengan kriteria yang disepakati bersama KSM-KSM sebelum suatu kegiatan dilaksanakan. Pada dasarnya, seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan LKM bekerja atas dasar prinsip-prinsip kesukarelaan. Meskipun demikian beberapa orang yang megurus kegiatan-kegiatan penting tertentu yang membutuhkan waktu perhatian, seperti ketua LKM, bendahara, penagih, dan kader masyarakat, dapat diberikan imbalan dengan catatan tugasnya telah dikerjakan dengan baik.

2.2.8 Kelompok Swadaya Masyarakat

Kelompok Swadaya Masyarakat KSM merupakan target penerima bantuan PNPM-P2KP yang sesungguhnya. KSM penerima bantuan PNPM-P2KP harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut : 1 Beranggotakan minimal tiga orang dari rumah tangga yang berbeda. 2 Anggota berasal dari keluarga berpenghasilan rendah berdasarkan kesepakatan antara Lurah. Kepala Desa, tokoh masyarakat, pengurus RTRW, dan warga masyarakat lainnya. 3 Jumlah anggota yang tidak berasal dari keluarga miskin namun diajak bergabung karena memiliki keterampilan tertentu yang dibutuhkan, dibatasi tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota KSM. Tiap KSM mendapatkan dana hanya sekali setidak-tidaknya sampai tidak ada lagi usulan KSM lain yang dinilai layak namun belum pernah mendapatkan bantuan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi sebanyak mungkin KSM. Kaum perempuan sangat dianjurkan untuk terlibat aktif dalam KSM dan akan mendapatkan perlakuan serta kesempatan yang sama. KSM diperkenankan untuk menambah jumlah anggotanya dengan aturan main internal yang nereka susun sendiri. Namun demikian, yang harus bertanggung jawab atas pembayaran dana pinjaman PNPM-P2KP sampai lunas adalah para anggota yang terdaftar pada saat pinjaman diberikandisetujui. Jumlah dan penentuan dana yang didapat KSM penerima bantuan harus berdasarkan kelayakan usulan kegiatan. KSM tidak dianjurkan membuka warung baru, terutama bagi kawasan yang keadaan pasarnya telah mencapai titik jenuh. Ketentuan mengenai pinjaman adalah sebagai berikut : 1 Pinjaman harus dikembalikan dalam waktu 12 bulan. 2 Tingkat bunga pinjaman adalah minimal 0,5 per tahun. 3 Jadwal pembayaran kembali ditentukan atas dasar kesepakatan antara KSM peminjam dan LKM. 4 Dana pembayaran kembali harus dimasukkan kedalam rekening LKM di bank pemerintah yang ditunjuknya, kemudian digulirkan kembali dengan mengutamakan prinsip yang sama.

2.2.9 Pinjaman Dana Bergulir

Program Pinjaman Dana Bergulir PDB adalah bantuan perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau barang modal yang disalurkan kepada Koperasi, Usaha Kecil Menengah KUMK dan lain-lain. Dana tersebut disalurkan melalui pola bergulir. Pola bergulir adalah cara memanfaatkan bantuan kepada KUMK. Secara umum program dana bergulir bertujuan adalah : 1 Meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan 2 Meningkatkan volume usaha koperasi dan UKM. 3 Meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 4 Meningkatkan semangat berkoperasi. 5 Meningkatkan pendapatan anggota. 6 Membangkitkan etos kerja www.danabergulir.com. Pinjaman dana bergulir dalam PNPM-P2KP merupakan bantuan untuk modal usaha bagi para warga miskin yang memiliki usaha namun mengalami keterbatasan modal. Menurut Syarif Hidayat 2007:52 maksud bantuan modal usaha kepada para binaan dalam program pemberdayaan bukanlah pemberian cuma-cuma, melainkan dalam arti pinjaman atau penyertaan modal. Jika pemberian bantuan modal dalam arti pinjaman tentu hasil dari pinjaman adalah bunga, sedangkan bila penyertaan modal hasil yang diterima adalah keuntungan. Sedangkan bentuk bantuan modal usaha sebagian besar berbentuk uang tunai, tetapi ada juga yang berbentuk seperangkat peralatan usaha dan sarana penunjang lainnya. Alasan utama dipilihnya bentuk bantuan beupa seperangkat peralatan usaha antara lain untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam penggunaan bantuan modal usaha yang diberikan. Kelemahan dari bentuk bantuan ini adalah relatif tidak memberikan kebebasan kepada para binaan untuk malakukan pilihan dalam membelanjakan dana yang diberikan. Sedangkan jika bantuan berbentuk uang tunai kebebasan untuk membelanjakannya lebih besar. Pengelolaan dana bergulir dalam PNPM-P2KP pada hakekatnya dipengaruhi oleh 3 tiga hal yaitu Unit Pengelola Kegiatan UPK sebagai pengelola dan penyalur seluruh dana bergulir tingkat kecamatan, kelompok peminjam sebagai pengelola dan dan penyalur dana bergulir kepada anggotanya sebagai pemanfaat langsung serta aturan dan prosedurmakanisme perguliran. Ketentuan umum Pinjaman Dana Bergulir dalam PNPM-P2KP dilaksanakan BKM Sehati di Kelurahan Sidikalang, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi berdasarkan musyawarah dan sosialisasi tahun 2008, antara lain : 1 Dana PNPM-P2KP yang dipergunakan untuk kegiatan ekonomi simpan pinjam kelompok wajib dikembalikan ke UPK disertai Jasa Pinjaman sebesar 5 per tahun dengan Sisa Jasa Pinjaman Tetap. 2 Perolehan pinjaman sebesar Rp. 500.000,00 anggota sesuai dana yang telah dikucurkan untuk kegiatan PDB sebesar Rp.41.000.000,00. 3 Pinjaman wajib dikembalikan ke kelompok dari anggota. 4 Jangka waktu pinjaman tidak boleh lebih dari 12 bulan 1 tahun dengan frekuensi angsuran maksimal 1satu bulanan. Dengan klasifikasi sebagai berikut : a Penerimaan pinjaman dana bergulir sebesar Rp.500.000,00 tersebut hanya dapat diberikan sebesar Rp. 450.000,00 dikarenakan Rp. 50.000,00 dijadikan tabungan awal anggota. b Cicilan pembayaran setiap bulan sampai bulan ke-10 sebesar Rp. 60.000,00 dan dari dana tersebut otomatis tersimpan tabungan cicilan anggota untuk bulan yang ke-11 dan 12 sebesar Rp. 25.000,00. c Untuk 2 bulan yang terakhir yaitu bulan 11-12 anggota hanya membayar cicilan pembayaran Rp. 45.000,00 dikarenakan beda bulan pertama anggota sudah mempunyai tabungan awal sebesar Rp. 50.000,00 dan ditambah setiap bulan seperti keterangan diatas potongan cicilan sebesar Rp. 25.000,00. Syarat-syarat pengajuan Pinjaman Dana Bergulir Kelurahan Sidikalang, Kecamatan Sidikalang antara lain : 1 Membentuk kelompok terdiri dari 5 orang. 2 Ada kepengurusan dan memiliki anggota. 3 Memiliki perlengkapan administrasi sebagai berikut : a Kartu tanda penduduk KTP. b Kartu Keluarga KK. 4 Mempunyai kegiatan. 5 Mempunyai usaha baik kolektif maupun individu. 6 Ada ikatan pemersatu yang jelas. 7 Sanggup untuk melaksanakan Sanksi Tanggung Rentang. Upaya pelestarian dan pengembangan dana bergulir yaitu dengan membuat aturan dan prosedur perguliran. Pembuatan aturan dan prosedur perguliran tersebut perlu meperhatikan beberapa hal yang menjadi ketentuan dasar pengelolaan dana bergulir dan aturan pokok perguliran.

2.2.9.1 Dasar-dasar Pengelolaan Pinjaman Dana Bergulir

Dasar-dasar pengelolaan dana bergulit antara lain : 1 Pelestarian kegiatan pinjaman a Tersedianya dana pinjaman produktif dan bertambah jumlahnya. b Tersedianya dana pinjaman sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin yang produktif. c Pembagian surplus dilakukan setelah menghitung resiko pinjaman. d Surplus UPK diutamakan untuk menambah modal UPK. 2 Pelestarian prinsip PNPM-P2KP Prinsip-prinsip PNPM-P2KP selalu menjadi acuan dalam mekanisme pengelolaan dana bergulir terutama: tranparansi, partisipasi, dan keterpihakan kepada orang miskin. Misalnya : calon pemanfaat yang ada di kelompok peminjam merupakan masyarakat miskin pada peta sosial. 3 Pelestarian Kelembagaan Pengelolaan dana bergulir harus tetap menggunakan ketentuan kelembagaan yang ada di PNPM-P2KP, seperti: UPK, kelompok pemimjam bukan peminjam secara individu, musyawarah kelurahan, tim verifikasi,dsb. 4 Pengembangan kelompok Dalam pengelolaan dana bergulir harus memperhatikan pengembangan kelompok bahkan pengembangan usaha pemanfaat, Misalnya memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menambah permodalan melalui pembagian keuntungan www.p2kp.org.

2.2.9.2 Aturan Pokok Perguliran

Aturan pokok perguliran minimal harus memenuhi hal-hal berikut : 1 Dana perguliran dapat digunakan untuk pendanaan kegiatan usaha ekonomi produktif UEP dan pinjaman dana bergulir PDB. Sedangkan dana perguliran PDB hanya digunakan untuk pendanaan kegiatan PDB. 2 Tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu. 3 Kelompok yang didanai meliputi: Kelompok Simpan Pinjam dan Kelompok Usaha Bersama. 4 Kegiatan verifikasi dilakukan sesuai dengan jenis kelompok. 5 Adanya perjanjian antara UPK dan kelompok. 6 Jadwal angsuran disesuaikan dengan fungsi kelompok kelompok penyalur atau kelompok pengelola dan siklus usahanya. 7 Pembebanan jasa pinjaman sesuai dengan bunga pasar. 8 Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu IPTW sebagai stimulan. 9 Tidak dipebolehkan melakukan pembagian jasa pinjamanpendapatan sebelum dikurangi biaya operasional dan resiko pinjaman.

2.2.9.3 Mekanisme Perguliran

Mekanisme perguliran harus memenuhi ketentuan berikut : 1 Mengacu pada dasar-dasar pengelolaan dana bergulir. 2 Memenuhi aturan pokok perguliran. 3 Proses verifikasi dilakukan oleh Tim Verifikasi bersama UPK. 4 Kelompok penerima pinjaman telah diverifikasi dan diputuskan oleh musyawarah antar kelurahan MAK baik secara langsung atau dengan menggunakan pola daftar tunggu. 5 Penyaluran pinjaman langsung dari UPK ke kelompok dan pengembalian pinjaman secara langsung dari kelompok ke UPK. 6 Tidak disalurkan ke kelompok yang mempunyai reputasi jelek dalam meminjam. 7 Jika disalurkan ke kelompok dengan pola executing harus memenuhi persyaratan sebagi Lembaga Pengelola Pinjaman. Pinjaman dana bergulir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pinjaman dana yang diberikan oleh pemerintah melalui PNPM-P2KP kepada kelompok warga yang mengajukan pinjaman dengan memenuhi syarat-syarat tertentu dalam jangka waktu yang disepakati bersama yang disertai dengan tingkat bunga tertentu dalam pengembaliannya, kemudian dana tersebut digulirkan dari satu kelompok ke kelompok lain.

2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sipembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor nonekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi. Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, kerumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial, yaitu satu ke seluruh bagian-bagian atau unsure-unsur yang saling berhubungan dalam satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang yang hidup di perkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status, jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat Parsidu, 1985:175. Keberadaan seperti hal diatas mempengaruhi gaya hidup seseorang, tentu saja termasuk dalam berperilaku dan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti yang dikatakan oleh beberapa ahli mengenai konsumsi dan gaya hidup. Konsumsi terhadap suatu barang menurut Weber meupakan gambaran hidup dari kelompok atas atau tertentu Damsari, 1997:137. Melly G.Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarakan ini masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi seperti di bawah ini : 1 Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain. 2 Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung. 3 Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain.Tan dalam Koentjaraningrat,1981 : 35. Adapun maksud dari pengertian sosial ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah tingkat perubahan kemajuan atau peningkatan hasil pendapatan masyarakat penerima Program PNPM-P2KP.

2.4 Masyarakat

Dokumen yang terkait

Pengalihan Saham Dalam Perjanjian Jual Beli Saham Melalui Internet Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 30 104

Pencemaran Nama Baik Melalui Situs Jejaring Sosial Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 35 128

FORMULASI KETENTUAN PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI INTERNET DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ( STUDI KASUS PRITA MULYASARI)

0 3 4

Tinjauan Hukum Mengenai Rekayasa Foto yang Mengandung Unsur Pencemaran Nama Baik yang Ditampilkan Pada Media Internet Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 31 1

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA ELEKTRONIK DALAM UNDANG -UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

4 5 20

TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK DI MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 12

ASPEK HUKUM DARI REKAYASA FOTO FIGUR PUBLIK YANG MENGANDUNG UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA INTERNET BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 0 2

SITUS LAYANAN PEMBUNUH BAYARAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

0 0 16

TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI MEDIA INSTAGRAM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 1 9

PENERAPAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MELALUI MEDIA ELEKTRONIK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR: 390Pid.B2014PN.Mks.)

0 0 14