42 perbedaan itu dari sisi luarnya, karena masing-masing pribadi mempunyai
pandangan yang berbeda-beda.
69
Ketika seseorang tersebut bersifat inklusif atau mau menerima perbedaan diluar dirinya maka orang tersebut mau membuka diri
terhadap sesuatu yang ada diluar dirinya.
3. Maksud Dan Tujuan Ritual Tilem
Pada umumnya setiap manusia mempunyai tujuan masing-masing dalam melakukan ritual persembahyangan, ritual persembahyangan di dalam umat Hindu
ini bersifat kebersamaan, maksudnya manusia adalah makhluk indiviudu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia
dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Van Gennep menjelaskan bahwa semua kebudayaan memiliki suatu kelompok ritual yang memperingati masa peralihan individu dari suatu status
sosial ke status sosial yang lain. Upacara sebagai kontrol sosial bermaksud mengontrol perilaku dari kesejahteraan individu demi dirinya sendiri sebagai
individu ataupun individu bayangan. Hal itu semua dimaksudkan untuk mengontrol, dengan cara konservatif, perilaku, keadaan hati, perasaan dan nilai-
nilai dalam kelompok demi komunitas secara keseluruhan.
70
Menurut kepercayaan Agama Hindu pada waktu malam hari merupakan waktu yang paling tepat dalam bersembahyang atau berdoa, sedangkan waktu
yang memiliki energi yang baik adalah waktu saat muhurta sekitar pukul 03.30-
69
Bapak Ida Bagus Putu Mambal, Wawancara, Di Seminar Dialog Umat Beragama, Iain Raden Intan Lampung. Tanggal
70
Mariasusai Dhavamony, Op.Cit. h. 179-180
43 04.30 WIB dini hari. Karena pada saat itu adalah waktu yang tenang, bisa lebih
konsentrasi dan fokus pada persembahyangan. Namun yang terjadi di Desa Bali Sadhar Tengah mereka melaksanakan ritual Tilem pada waktu setelah matahari
terbenam, dikarenakan penyesuaian situasi dan kondisi dan kesepakatan masyarakat setempat yang hampir sebagian berprofesi sebagai petani. Jika
dilakukan pada malam hari dikhawatirkan mengganggu waktu istirahat, dengan melihat kondisi tersebut maka pemangku adat memutuskan untuk melaksanakan
ritual Tilem pada pukul 18.30 sampai dengan selesai. Pada ritual Tilem ini, semua umat Hindu yang khususnya di Pura Dalem
ini, melakukan ritual yang bertujuan untuk memohon berkah dan karunia dari Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa agar semua manusia terhindar dari
sifat-sifat tercela atau angkara murka, serta melebur segala perbuatan yang kurang baik yang pernah dilakukan selama masa hidupnya, baik disengaja maupun tidak
disengaja, agar kembali bersih jiwa dan pikiran seperti sediakala. Selain terhindar dari sifat-sifat tercela itu, para umat juga mengakui betapa
pentingnya kebersamaan, menghargai satu dengan umat yang lain serta dengan adanya ritual yang dilakukan secara bersama-sama tersebut maka akan terjalin
sebuah komunikasi dan saling mengenal antar umat yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari umat Hindu di Pura Dalem ini melaksanakan bentuk-bentuk ritual dan
upacara keagamaan yang telah diajarkan oleh para Maha Rsi melalui sabda suci Tuhan yang terhimpun didalam kitab suci Weda, Sruti, Smrti, Menawa
Dharmasastra, Upanisad, Bhagawad Gita dan kepustakaan lainnya.
44 Bulan Tilem juga sering diistilahkan dengan hati atau pikiran manusia
yang sedang menyusut. Melalui siklus purnama dan Tilem ini sesungguhnya alam mengajarkan kepada manusia tentang adanya yang jahat yang baik, yang gelap
dan yang terang. Keduanya berputar mengelilingi kehidupan manusia secara berkala dan tak akan pernah berhenti sampai dunia ini berakhir. Purnama dan
Tilem juga mengajarkan manusia bahwa dalam keadaan senang maka janganlah terlarut dalam kesenangan yang melenakan itu, begitu pula ketika manusia sedang
berada dalam keadaan terpuruk maka harus segera bangkit karena didepan cahaya akan menyambut.
71
Jadi bisa dikatakan bahwa jika pikiran seseorang sedang keruh penyakit hati yang dirasuki oleh angkara murka, maka pikiran tersebut sedang menyusut
menuju pada kegelapan bulan Tilem. Dengan demikian padahari itu upacara persembahyangan dilakukan dengan tujuan untuk menumpas kegelapan yang
dialami manusia dalam tubuhnya. Kegelapan tersebut berupa hawa nafsu jahat yang meliputi: kama hawa nafsu, Krodha kemarahan, Lobha ketamakan,
Moha keterikatan, Mada kesombongan dan Matsarya iri hatikebencian.
72
Adapun tujuan dari ritual Tilem ini adalah sebagai berikut: 1.
Menumbuhkan sikap kebersamaan dan memperkuat tali silaturrahim antar umat Hindu.
2. Memperkuat keimanan dan keyakinan selain lebih mendekatkan diri pada Ida
Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa, rajin berdoa juga mampu meningkatkan keimanan.
71
Aku Orang Bali, Sejarahharirayahindu.On-Line Tersedia Di Artikel Bali Panduwisata.Id, Blokspot.Com. Diakses pada tanggal 15 November 2016
72
Raras, Loc. Cit.
45 3.
Membangun solidaritas umat Hindu diberbagai desa; Ajaran agama sangatpenting untuk membesarkan hati. Agama Hindu mengajarkan, suka,
duka, laradan pati adalah peristiwa biasa. Hal itu bisa terjadi pada siapa saja. Karena ituhal ini tidak perlu disesali. Semua manusia harus bisa membangun
hidupnya,untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. 4.
Menciptakan suasana baru pada setiap perayaan Tilem. Dalam ritual yangsangat berarti itu, tentu saja ada umat yang sudah saling mengenal dan
adapula yang belum saling kenal, seperti pendatang baru yang membutuhkanadaptasi dengan tradisi yang ada di wilayah tersebut. Pendatang
tersebut bisaberkenalan dengan warga yang lainnya dan juga bisa berkonsultasi bertanya-tanya tentang kebiasaan tradisi yang ada di wilayah
baru itu agar merekamenjadi nyaman dan bisa diterima oleh masyarakat yang lainnya.
5. Melahirkan sikap toleransi dengan masyarakat sekitar, dalam menjalani
kehidupan sosialnya, manusia tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan
dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling
menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari.
4. Konsep Dasar Ritual Purnama Tilem