Analisis Karakteristik Subjek Penelitian

commit to user 4. Proses finishing a. Tenaga kerja terpapar debu kapas. b. Tenaga kerja terpapar panas Selain potensi bahaya dari proses produksi tenaga kerja juga mengalami kelelahan kerja dari rotasi kerja yang telah ditetapkan. Sistem rotasi kerja yang ditetapkan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan. PT. Iskandartex menerapkan sistem rotasi panjang yaitu bergantian shift setelah 6 hari kerja. Menurut aturan yang ada seharusnya shift kerja ada yang metropolitan rota yaitu pekerja bekerja menurut giliran 2 - 2 - 2 2 hari pagi, 2 hari siang, 2 hari libur. Selain itu ada yang continental rota yaitu pekerja bekerja menurut giliran 2 - 2 - 3 2 hari pagi, 2 hari siang, malam, 3 hari malam, 2 hari libur.

B. Analisis Karakteristik Subjek Penelitian

1. Jenis kelamin Subjek penelitian yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis kelamin perempuan, karena menurut Tarwaka 2004 secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 23 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki. 2. Umur Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa umur tenaga kerja di bagian Winding PT Iskandar Indah Printing Textile, pada Shift commit to user pagi yang terbanyak berumur 26 - 30 tahun 29,41, berumur 31 – 35 tahun 23,53, berumur 36 – 40 tahun 23,53, dan berumur 41 - 45 tahun 23,53. Presentasi umur terbanyak untuk Shift sore adalah berumur 36 - 40 tahun 38,09 dan presentasi terbanyak untuk Shift malam adalah berumur 36 – 40 tahun 38,88. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sampel berjumlah 17 orang shift pagi dengan umur termuda 29 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun, 21 orang shift sore dengan umur termuda 27 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun, dan 18 orang shift malam dengan umur termuda 32 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun. Dengan demikian didapatkan umur termuda dalam penelitian ini adalah 27 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun. Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden yang berumur antara 20 – 45 tahun karena menurut Depkes RI 2008 menyebutkan bahwa usia produktif adalah antara 15 – 54 Tahun. Menurut penelitian Oentoro 2004 menyatakan bahwa tenaga kerja yang berusia 40 – 50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan dibandingkan dengan tenaga kerja yang relatif muda. Berdasarkan data yang diperoleh dalam usia produktif terdapat terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal, ringan, sedang, dan berat. Namun dalam penelitian ini tidak berlaku bahwa tenaga kerja yang berumur lebih tua lebih mengalami kelelahan daripada tenaga kerja yang lebih muda, dikarenakan tenaga kerja yang lebih tua lebih lama masa commit to user kerjanya sehingga mereka lebih terampil dalam bekerja. Oleh karena itu kelelahan yang terjadi bukan karena faktor umur melainkan karena shift kerja. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan Setyawati dalam Wignjosoebroto 2000, umur dapat berpengaruh terhadap terjadinya perasaan lelah tenaga kerja, pada umur yang lebih tua terjadi penurunan kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan kestabilan emosi yang lebih baik dibandingkan dengan tenaga kerja yang berumur muda. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,362, sehingga signifikansi 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,374, dimana signifikansi 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan umur yang signifikan antara ketiga shift kerja shift pagi, shift sore, dan shift malam. Berdasarkan hasil uji ANOVA Pos Hoc Tests diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,416, nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,457, dan nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift sore dan shift malam adalah 1,0. Nilai signifikansi perbedaan umur dari ketiga shift tersebut 0,05 sehingga tidak ada perbedaan umur yang signifikan antara commit to user ketiga shift tersebut. Artinya umur dari ketiga kelompok tersebut relatif sama. Oleh karena itu dalam penelitian ini umur dapat dikendalikan. Hal tersebut di atas sesuai dengan penelitian Djati 2010 yang menyatakan bahwa uji korelasi antara umur dengan kelelahan didapatkan nilai p = 0,713 dan p 0,05, menunjukkan hasil tidak signifikan. Jadi tidak ada hubungan antara umur dengan kelelahan. Hal ini berarti kelelahan yang terjadi bukan karena faktor umur. 3. Masa Kerja Masa kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah 3 bulan tahun karena menurut Nitisemito 1996 karyawan yang telah lama bekerja pada perusahaan tertentu telah mempunyai berbagai pengalaman yang berkaitan dengan bidangnya. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,259, sehingga signifikansi 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,01, dimana signifikansi 0,05 sehingga terdapat perbedaan masa kerja yang signifikan antara ketiga shift kerja shift pagi, shift sore, dan shift malam. Berdasarkan hasil uji ANOVA Pos Hoc Tests diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,007 0,01, nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift commit to user pagi dan shift malam adalah 0,296 0,05, dan signifikansi perbedaan umur untuk shift sore dan shift malam adalah 0,236 0,05. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari masa kerja antara shift sore dengan shift malam dan shift pagi dengan shift malam. Namun terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara shift pagi dengan shift sore. Karena range dari data masa kerja yang tinggi dan terdapat perbedaan masa kerja yang signifikan dari ketiga shift kerja maka masa kerja termasuk dalam variabel yang tidak dapat dikendalikan. Menurut Tulus M. A 1992 masa kerja dapat memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. 4. Status Gizi Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan tenaga kerja karena status gizi ini berkaitan dengan kesehatan dan daya kerja Suma’mur, 1994. Dalam penelitian ini mengambil responden dengan status gizi baik yaitu IMT 18,5 - 25. Menurut Cicih 1996 status gizi yang kurang atau berlebihan dan asupan kalori yang tidak sesuai dengan jumlah maupun waktu menyebabkan rendahnya ketahanan kerja ataupun perlambatan gerak sehingga menjadi hambatan bagi tenaga kerja dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = commit to user 0,214, sehingga signifikansi 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,016, dimana signifikansi 0,05 sehingga signifikan. Artinya terdapat perbedaan umur yang signifikan antara ketiga shift kerja shift pagi, shift sore, dan shift malam. Berdasarkan hasil uji ANOVA Pos Hoc Tests diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan IMT untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,028 0,05, nilai signifikansi perbedaan IMT untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,034 0,05, dan signifikansi perbedaan IMT untuk shift sore dan shift malam adalah 1,0 0,05. Terdapat perbedaan IMT yang signifikan antara shift pagi dengan sore dan shift pagi dengan shift malam. Namun tidak terdapat perbedaan IMT yang signifikan antara shift sore dengan shift malam. Dengan adanya perbedaan IMT dari ketiga shift kerja dan range dari data IMT yang tinggi maka IMT merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan

C. Analisa Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PERAWAT ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Perawat Antara Shift Pagi, Sore Dan Malam Di Rsui Yakssi Gemolong.

0 3 16

PERBEDAAN STRESS KERJA PADA TENAGA KERJA Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 1 5

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 1 4

PERBEDAAN STRESS KERJA PADA TENAGA KERJA SHIFT PAGI, Perbedaan Stress Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 0 18

SKRIPSI Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang dan Shift Malam di Bagian Process PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Shift Pagi, Shift Siang dan Shift Malam di Bagian Process PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 4 5

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakart

0 2 13

BAB 1 PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.

0 4 4

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, Dan Shift Malam Di Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah Printing Textile Surakart

0 2 20