Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI
SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang dalam rangka meningkatkan ecoliteracy
siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pada penelitian ini berangkat pada observasi awal penelitian
dimana peneliti menemukan adanya permasalahan pada siswa kelas VIII B yaitu rendahnya ecoliteracy. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
perencanaan disusun dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
IPS. Perencanaan-perencanaan
tersebut mencakup
kegiatan mempersiapkan RRP, sumber belajar serta mempersiapkan instrumen
penelitian berupa pedoman observasi, catatan lapangan dan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang menunjukan
sikap ecoliteracy siswa. Dalam penyusunan RPP, peneliti berupaya meningkatkan ecoliteracy siswa yang disesuaikan dengan sumber belajar yang
akan digunakan serta materi pembelajaran yang akan diajarkan pada setiap tindakan. Peneliti merencanakan setiap kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dengan masing-masing siklus kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa bervariasi.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengangkat tema-tema sebagai pembinaan konsep sosial atau masalah sosial yang dikaitkan dengan kehidupan
siswa sehari-hari. Pembelajaran dilakukan agar siswa mendapatkan pemahaman dan pengalaman dalam proses kegiatan belajar mengajar serta
menjadikan siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan lingkungan sekitar. Dengan demikian, melalui kegiatan
pembelajaran tersebut diharapkan dapat menigkatkan ecoliteracy siswa khususnya dalam mejaga kebersihan kelas dan pada umumnya lebih peduli dan
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI
SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berperan aktif menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar sekolah, rumah, maupun di lingkungan masyarakat.
2. Pelaksanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan ecoliteracy siswa
dalam pembelajaran IPS melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS telah dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran berupaya
dilakukan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok, diskusi kelas, pembelajaran di luar kelas, dan
pembuatan produk daur ulang. Guru juga selalu mengarahkan siswa agar berperilaku ecoliteracy, sehingga tindakan tersebut, menjadi pembiasaan yang
selalu ada dalam setiap kegiatan pembelajaran IPS. Tujuan agar siswa dapat selalu mengingat dan menerapkan sikap ecoliteracy baik dalam lingkungan
kelas, sekolah, keluarga maupun masyarakat luas. Selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan pada saat istirahat, peneliti juga melakukan
observasi dengan mengacu pada instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang
berlangsung baik yang tercantum maupun yang tidak tercantum dalam pedoman observasi melalui bentuk foto maupun bentuk catatan sebagai catatan
lapangan. Catatan lapangan ini merupakan data pelengkap dari tindakan- tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklusnya.
3. Klasifikasi peningkatan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang dapat dilihat dari indikator-indikator yang ditunjukkan dengan kriteria
penilaian yang meningkat dari mulai kurang, cukup hingga menjadi baik. Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS, siswa
mampu menerapkan konsep sikap ecoliteracy yang tercermin dalam perilaku yang ditunjukkan siswa seperti mampu menjaga kebersihan kelas dengan
mebuang sampah pada tempatnya, membuang sampah organik dan anorganik sesuai tempatnya, mengingatkan, menegur, dan mengajak orang lain dengan
kata-kata sopan, serta mengurangi jumlah sampah dengan membawa tempat makan atau minum yang bisa digunakan berulang-ulang. Dengan demikian,
siswa tidak hanya memiliki pengetahuan dan wawasan luas, melainkan juga
Rika Raeti, 2015 PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI
SUMBER BELAJAR IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki sikap peduli lingkungan yang pada saat ini mulai luntur dikalangan masyarakat. Secara tidak langsung, dengan pembelajaran ini dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam menjaga lingkungan hidup dimulai sejak dini.
4. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk
meningkatkan ecoliteracy
siswa, menghadapi
kendala di
dalam pelaksanaannya. Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan
ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS diantaranya yaitu dalam melaksanakan penelitian, guru harus memilih sumber belajar memanfaatkan
lingkungan sekitar yang relevan dengan materi yang akan dibahas serta yang dikemas dalam bentuk yang menarik dan tidak monoton, ketika belajar di luar
kelas, seringkali banyak siswa yang malah berpisah dengan kelompoknya sehingga guru harus lebih bekerja keras untuk mengawasi siswa, banyaknya
siswa yang keberatan dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara acak membuat guru harus memberikan motivasi ekstra agar siswa mau mengerjakan
tugas kelompoknya dan tidak saling mengandalkan. Kemudian, peran guru dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya Membuat perencanaan
yang matang agar waktu dapat dimanfaatkan seefektif mungkin dan memilih sumber belajar yang berhubungan langsung dengan siswa sehingga siswa dapat
terlibat aktif didalamnya, guru memberikan arahan dan contoh kontekstual mengenai ecoliteracy yang ada di kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa
lebih mudah memahaminya, minta bantuan kepada siswa dalam setiap kelompok untuk membantu mengawasi siswa yang memisahkan diri dari
kelompoknya, melakukan pendekatan personal dan menciptakan kegiatan pembelajaran di kelas lebih menarik dan meminta saran kepada guru mitra
ketika menghadapi kesulitan-kesulitan lainnya.
B. Saran