PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS : penelitian tindakan kelas di SMP negeri 1 Tanjungsiang kelas VIII B.

(1)

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER

BELAJAR IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Tanjungsiang kelas VIII B)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh: RIKA RAETI

1100147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Tanjungsiang kelas VIII B)

Oleh Rika Raeti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rika Raeti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN RIKA RAETI

1100147

Peningkatan Ecoliteracy Siswa Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1

Tanjungsiang kelas VIII B)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing 1

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2001

Pembimbing II

Drs. Jupri, MT

NIP. 19600615 198803 1003

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M. Ed. NIP. 19611014 1986011 001


(4)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Peningkatan Ecoliteracy Siswamelalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar IPS. Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri

1 Tanjungsiang Kelas VIII B

Penelitian ini dilatabelakangi oleh permasalahanyang ditemukan peneliti pada saat melakukan observasi awal pada tanggal 11Agustus 2015 yaitu rendahnya

ecoliteracy siswa. Hal ini ditunjukan dengan beberapa dimensi permasalahan

diantaranya rendahnya kesadaran siswa untuk membuang sampah pada tempatnya, siswa terbiasa dengan jajanan yang menggunakan tempat yang berbahan dasar styrofoam dan plastik, dansiswa membuang sampah seringkali tidak membuang pada tempat yang seharusnya seperti, membuang sampah organik ke tempat sampah anorganik begitupun sebaliknya. Alternatif pemecahan masalahtersebut dilakukan dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis Mc. Taggart yang dilakukan dalam 3 siklus. Berhasilnya penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan kuantitas dan kualitas ecoliteracy siswa yang ditunjukan melalui peningkatan indikator dari ecoliteracy yaitu mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan (developing empathy

for all forms of life), mempraktikan keberlangsungan hidup sebagai tindakan

kelompok mayarakat (embracing sustainability as a community practice), membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat (making the invisible

visibel), mengantisipasi dampak tidak terduga (anticipating unintended consequences), dan memahami bagaimana kehidupan alam berlangsung

(understanding how nature sustains life). Seluruh aspek dari indikator-indikator

ecoliteracy mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III dari kualitas

kurang, cakup, hingga menjadi baik. Pada siklus I terlihat bahwa aspek-aspek dari indikator membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat (making the

invisible visibel) cukup menonjol ditunjukan oleh siswa dibandingkan dengan

aspek-aspek dari indikator ecoliteracy lainnya, hingga pada siklus II dan siklus III aspek-aspek dari seluruh indikator ecoliteracy termasuk indikator mempraktikan keberlangsungan hidup sebagai tindakan kelompok mayarakat (embracing

sustainability as a community practice) ditunjukan oleh siswa dan mengalami

peningkatan. Hal ini juga dapat dilihat dari perubahan-perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa berkenaan dengan kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Kesimpulannya bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dapat meningkatkan ecoliteracy siswa.

Kata Kunci : Ecoliteracy, Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber


(5)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii ABSTRACT

"The Improvement of Students' Ecoliteracy through the Utilization of Environment as Learning Resource in Social Science (Classroom Action Research in Junior High School 1 of Tanjungsiang grade VIII class B)

This study is motivated by the problems found researcher at the time of initial observations on August 11, 2015, namely the low of students' ecoliteracy. It is shown by some of the dimensions of the problems include low awareness of students to dispose of waste in trash can, students are familiar with snacks that use basic material such as Styrofoam and plastic, and students are often not dispose to the right place like dispose of organic waste in the inorganic trash can and vice versa. Alternative solutions are carried out with the use of the surrounding environment as a learning resource for Social Science. Reviewing the problems which will be researched with regard to the learning process, the researcher chose a Class Action Research with Kemmis & McTaggart which is conducted in three cycles. The success of this research seen from an improvement in the quantity and quality of students' ecoliteracy that is shown through the indicator improvement of ecoliteracy, that is developing an empathy towards all forms of life, practicing the sustainability of life as an act of community group, making invisible thing to be visible, anticipating unexpected impact, and understanding how the natural world goes on. All aspects of the indicators of ecoliteracy met an enhancement from the first cycle to the third cycle, from less, enough, until good quality. In the first cycle is seen that the aspects of indicators "makes the invisible become visible" are quite prominent shown by the students compared with the other ecoliteracy aspects, until the second and third cycle aspects of the whole ecoliteracy indicators, including indicators of "practicing the sustainability of life as an act of community group", shown by students met an enhancement. It can be seen also from the behavioral changes in students regarding awareness of the environment surround them. The conclusion is the use of surrounding environment as learning resources in social science can improve students' ecoliteracy.

Keywords: Ecoliteracy, Utilization of Environment as a Learning Resource for Social Science, Learning Social Science


(6)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Tentang Ecoliteracy ... 7

1. Ekologi ... 7

2. Ecoliteracy ... 9

3. Pengembangan Ecoliteracy dalam Pembelajaran IPS ... 14

B. Tinjauan Tentang Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar IPS ... 15

1. Lingkungan ... 15

2. Sumber Belajar ... 16

3. Lingkungan Sekutar sebagai Sumber Belajar IPS ... 21


(7)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

B. Desain Penelitian ... 28

1. Refleksi Awal ... 29

2. Perencanaan ... 30

3. Pelaksanaan ... 31

4. Pengamatan (Observasi) ... 31

5. Refleksi ... 32

C. Metode Penelitian... 33

D. Fokus Penelitian ... 35

E. Instrumen Penelitian... 36

1. Pedoman Observasi ... 37

2. Pedoman Wawancara ... 40

3. Studi Dokumentasi ... 44

4. Catatan Lapangan ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Observasi ... 46

2. Wawancara ... 46

3. Dokumentasi ... 46

4. Catatan Lapangan ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 47

1. Reduksi Data ... 47

2. Penyajian Data ... 47

3. Verifikasi Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 49

1. Profil SMPN 1 Tanjungsiang ... 49

2. Profil kelas VIII B SMPN 1 Tanjungsiang ... 50


(8)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

1. Kondisi Awal Pembelajaran IPS Pra Penelitian ... 52

2. Analisis Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran ... 54

3. Rencana Umum Tindakan ... 54

C. Deskripsi Hasil Obervasi Pelaksanaan Siklus I ... 55

1. Perencanaan Siklus I ... 55

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 57

3. Observasi Pelaksanaan Siklus I ... 63

4. Refleksi Pelaksanan Siklus I ... 69

D. Deskripsi Hasil Obervasi Pelaksanaan Siklus II ... 72

1. Perencanaan Siklus II ... 72

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 73

3. Observasi Pelaksanaan Siklus II ... 80

4. Refleksi Pelaksanan Siklus II ... 86

E. Deskripsi Hasil Obervasi Pelaksanaan Siklus III ... 90

1. Perencanaan Siklus III ... 90

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 91

3. Observasi Pelaksanaan Siklus III ... 96

4. Refleksi Pelaksanan Siklus III ... 103

F. Pembahasan Hasil Pengolahan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 123

A. Kesimpulan ... 123

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 128 LAMPIRAN


(9)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Ecoliteracy Siswa 37 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pra Penelitian) 40 Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pasca Penelitian) 41 Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Untuk Guru (Pra Penelitian) 42 Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Untuk Guru (Pasca Penelitian) 43

Tabel 3.6 Pedoman Catatan Lapangan 45

Tabel 4.1 Daftar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang 50 Tabel 4.2 Presentase Hasil Observasi Ecoliteracy Siswa Pada Siklus I 64 Tabel 4.3 Hasil Observasi Ecoliteracy Siswa Siklus I 70 Tabel 4.4 Presentase Hasil Observasi Ecoliteracy Siswa Pada Siklus II 80 Tabel 4.5 Hasil Observasi Ecoliteracy Siswa Siklus II 88 Tabel 4.6 Presentase Hasil Observasi Ecoliteracy Siswa Pada Siklus

III

96


(10)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis dan Taggart 29 Gambar 4.1 Diagram Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dengan Fokus Penelitian Ecoliteracy

66

Gambar 4.2 Diagram Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus II dengan Fokus Penelitian Ecoliteracy

83

Gambar 4.3 Diagram Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas Siklus IIi dengan Fokus Penelitian Ecoliteracy

99

Gambar 4.4 Diagram Indikator I mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan (developing empathy for all

forms of life)

113

Gambar 4.5 Diagram Indikator II Mempraktikan Keberlangsungan Hidup sebagai Tindakan Kelompok Mayarakat (Embracing Sustainability As A Community Practice)

115

Gambar 4.6 Diagram Indikator III Membuat Sesuatu yang Tidak Terlihat Menjadi Terlihat (Making The Invisible Visibel)

116

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Diagram Indikator 1V Mengantisipasi Dampak Tidak Terduga (Anticipating Unintended Consequences)

Indikator V Memahami Bagaimana Kehidupan Alam Berlangsung (Understanding How Nature Sustains Life)

118


(11)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

 SK Penelitian dari Fakultas

 SK Penelitian dari Sekolah

 Buku Bimbingan Kegiatan Skripsi

 SK dari Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Lampiran II

 Instrumen Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I-III

Pedoman Observasi Ecoliteracy Siswa

 Pedoman Wawancara Siswa (Pra Penelitian)

 Pedoman Wawancara Siswa (Pasca Penelitian)

 Pedoman Wawancara Guru (Pra Penelitian)

 Pedoman Wawancara Guru (Pasca Penelitian)

 Pedoman Catatan Lapangan

Daftar Cek Ecoliteracy

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran III

 Hasil Penelitian Tidakan Kelas (PTK) siklus I-III

Hasil observasi Ecoliteracy Siswa

 Hasil wawancara Siswa (Pra Penelitian)

 Hasil Wawancara Siswa (Pasca Penelitian)

 Hasil wawancara Guru (Pra Penelitian)

 Hasil wawancara Guru (Pasca Penelitian)

 Catatan Lapangan

Daftar Cek Ecoliteracy Lampiran IV


(12)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanjungsiang tepatnya di kelas VIII B, menunjukan rendahnyanya kesadaran kebersihan lingkungan. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya sampah yang berserakan baik dilantai maupun di kolong meja. Mengingat pada saat ini siswa terbiasa dengan jajanan yang menggunakan tempat yang berbahan dasar

styrofoam dan plastik. Tentu ini sangat disayangkan karena diluar kelas sudah

disediakan tempat sampah untuk setiap kelasnya, yaitu terdapat tempat sampah organik dan tempat sampah anorganik. Permasalahan lainnya adalah siswa yang membuang sampah seringkali tidak membuang pada tempat yang seharusnya seperti, membuang sampah organik ke tempat sampah anorganik begitupun sebaliknya. Hal ini menunjukan bahwa ecoliteracy yang berujung pada kebersihan kelas dalam diri siswa masih rendah. Jika hal tersebut tidak segera ditangani, dikhawatirkan menjadi kebiasaan buruk dan dianggap menjadi hal yang sudah biasa dilakukan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa beranggapan bahwa jika hanya beberapa yang membuang sampah sembarangan tidak akan menjadi suatu permasalahan. Namun demikian, jika kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan oleh banyak siswa dan tidak mendapatkan perhatian dari guru maka akan menjadi suatu permasalahan serius yang perlu diselesaikan. Permasalahan tersebut menyebabkan beberapa dampak diantaranya siswa terserang penyakit karena sampah yang ada di kolom meja dapat menjadi sarang nyamuk, kemudian kebiasaan menggunakan plastik dan styrofoam pada jajanan siswa di sekolah yang dianggap lebih praktis akan sulit diuraikan bakteri yang pada akhirnya akan menyebabkan sampah semakin menumpuk.

Berdasarkan hasil pra penelitian tersebut maka didapatkan data bahwa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) cenderung terpaku pada aspek kognitif siswa, hal tersebut terjadi karena IPS kaya akan konsep-konsep dan materi. Tidak hanya itu dalam proses pembelajaran, siswa kurang


(13)

2

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diarahkan untuk memiliki kesadaran menjaga lingkungan. Pembelajaran IPS seharusnya mampu membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi siswa mengingat bahwa IPS tidak terlepas dari lingkungan.

Menurut Holilah (2014, hlm 31) menyatahan bahwa ecoliteracy merupakan kompetensi untuk memahami sistem alam (natural system) yang memungkinkan kehidupan di muka bumi terus berlangsung (sustainable). Menurut Keraf (2013)

ecoliteracy berarti keadaan dimana orang sudah tercerahkan tentang pentingnya

lingkungan hidup. Sedangkan menurut Capra (dalam Keraf, 2013) ecoliteracy berarti memahami prinsip-prinsip pengorganisasian komunitas ekologis (ekosistem) dan menggunakan prinsip-prinsip ini untuk menciptakan komunitas manusia yang berkelanjutan.

Setelah membaca bebrapa pengertian diatas, diperoleh pemahaman bahwa

ecoliteracy adalah suatu keadaan dimana manusia sudah memahami arti

pentingnya lingkungan hidup, pentingnya menjaga dan pentingnya merawat ekosistem sebagai tempat tinggal dan tempat berlangsungnya kehidupan. Goleman (2012, hlm. 10-11) merumuskan indikator mengenai ecoliteracy diantaranya yaitu, mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan (developing empathy for all forms of life), mempraktikan keberlangsungan hidup sebagai tindakan kelompok mayarakat (embracing sustainability as a community

practice), membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat (making the invisible visibel), mengantisipasi dampak tidak terduga (anticipating unintended consequences), dan memahami bagaimana kehidupan alam berlangsung

(understanding how nature sustains life). Seorang siswa dikatakan mempunyai

ecoliteracy yang baik jika memenuhi indikator-indikator diatas.

Mengingat pentingnya ecoliteracy yang akan bermanfaat bagi kehidupan siswa, maka pembelajaran yang berorientasi pada ecoliteracy sangat penting untuk dilakukan. IPS sebagai bidang pendidikan tidak hanya membentuk siswa dengan sejumlah pengetahuan namun berupaya membentuk karakter ecoliteracy itu sendiri.

Berangkat dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti menawarkan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan pemanfaatan lingkungan


(14)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekitar sebagai sumber belajar IPS. Menurut Sudrajat (dalam Ramawati, 2013, hlm. 13) menyatakan bahwa lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran peserta didik. Sumber belajar dari lingkungan dianggap penting karena lingkungan sangat kaya akan pengetahuan dan dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Lestari (2013, hlm. 27) bahwa proses pembelajaran IPS yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar merupakan suatu media yang menyenangkan dan dapat memberikan pengalaman bagi siswa serta mempunyai nilai yang mampu memperkaya kajian materi secara bervariasi dan menjadi bermakna.

Pembelajaran IPS tidak hanya terbatas pada interaksi antara guru dan siswa ataupun siswa dengan siswa, melainkan ada sumber belajar yang menjadi strategi agar pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna. Selain itu lingkungan sebagai sumber belajar IPS juga diharapkan dapat meningkatkan ecoliteracy siswa untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan, membangun manusia yang peka terhadap permasalahan lingkungan dan mampu mencari solusi terbaik untuk menyelesaikannya.

Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS diantaranya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sampah yang akan di daur ulang menjadi sebuah produk dan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Guru dapat melatih kreativitas siswa untuk mengubah barang bekas menjadi barang yang berguna bahkan mempunyai nilai jual. Selain itu barang bekas juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang dapat manarik minat belajar siswa. Dengan demikian sampah yang ada dapat berkurang sehingga tidak mencemari lingkungan dan menyebabkan penyakit. Namun, guru tetap harus mengingatkan agar siswa sebisa mungkin mengurangi penggunaan barang-barang yang berbahan dasar plastik agar tidak menambah jumlah sampah yang sulit terurai. Hal-hal semacam ini dapat digunakan oleh guru untuk menanamkan

ecoliteracy kepada siswa khususnya dalam bidang kebersihan kelas.

Berkaitan dengan temuan diatas maka dalam kesempatan kali ini peneliti bermaksud memperbaiki situasi dan kondisi dimana masih rendahnya ecoliteracy untuk dirumuskan dalm penelitian yang berjudul “PENINGKATAN


(15)

4

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN

SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Tanjungsiang kelas VIII B)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Cara Meningkatkan

Ecoliteracy siswa melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber

Belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang?”

Secara terperinci permasalahan tersebut dapat dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran dengan memanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan ecoliteracy siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan ecoliteracy siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang?

3. Seberapa besar peningkatan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang?

4. Bagaimana kendala dan solusi yang dilakukan guru dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS terhadap ecoliteracy siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran sejauh mana peningkatkan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS.

2. Tujuan khusus


(16)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan memanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan ecoliteracy siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang.

b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan ecoliteracy siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang.

c. Mengklasifikasi peningkatan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang?

d. Mengkaji kendala dan solusi dalam pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS terhadap peningkatan ecoliteracy siswa di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengharapkan penelitian bermanfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

a. Sebagai tambahan ilmu bagi peneliti, dan para pembaca umumnya.

b. Dapat dijadikan sebagai latihan untuk mengaplikasikan pembelajaran yang baik di kelas oleh peneliti jika kelak telah menjadi pengajar.

2. Bagi Sekolah

a. Sekolah dapat lebih meningkatkan lagi standar yang harus dicapai oleh guru dalam menerapkan pembelajaran yang meaningfull bagi siswa.

b. Sekolah dapat melakukan sosialisasi kepada para guru mengenai pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS.

3. Bagi Guru

a. Guru mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan rendahnya

ecoliteracy pada diri siswa.

b. Guru mendapatkan tambahan pengetahuan tentang pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dan mampu menerapkannya dalam proses belajar mengajar.


(17)

6

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Bagi Siswa

Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS diharapkan siswa bisa lebih meningkatkan ecoliteracy siswa khususnya dalam menjaga kebersihan kelas. Hal ini karena kebersihan kelas tidak hanya tanggung jawab pihak sekolah saja melainkan juga diharapkan semua siswa ikut berpartisipasi dengan tidak membuang sampah sembarangan.

E.Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar peneliti memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang mendukung penelitian yaitu terkait ecoliteracy dan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS yang diambil dari berbagai literatur sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari lokasi dan subjek penelitan, desain penelitian, metode penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yang menunjang.

BAB V KESIMPULAN

Memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti.


(18)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini peneliti akan memaparkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan permasalahan yang ditemukan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk menjawab masalah yang ada di lapangan, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Isi dari bab III ini terdiri dari lokasi dan subyek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Menurut Nasution (dalam Murron, 2013, hlm. 35) lokasi penelitian menunjukan pada tempat atau lokasi sosial dimana penelitian dilakukan, yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang diobservasi. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1 Tanjungsiang yang beralamat di Jl. Raya Tanjungsiang Km. 32, Kabupaten Subang.

Pada penelitian ini yang mejadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B, yang berjumlah 33 orang siswa. Pemilihan siswa kelas VIII B didasarkan pada pertimbangan bahwa di dalam kelas tersebut terdapat masalah yang memerlukan tindakan dan perbaikan. Permasalahan yang terdapat di kelas tersebut adalah rendahnya ecoliteracy ditandai dengan rendahnya kesadaran siswa dalam hal menjaga kebersihan kelas.

B.Desain Penelitian

Dalam penyelesaian masalah rendahnya ecoliteracy melalui pemanfaatan lingkungan sekitar dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tanjungsiang tepatnya kelas VIII B, peneliti menawarkan alternatif pemecahan masalah menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dengan model Spiral yang dikemukakan Kemmis dan Taggart (1998). Kebanyakan penelitian tindakan kelas


(19)

29

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulai dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Langkah selanjutnya adalah perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut adalah gambar desain penelitian model Kemmis dan Taggart sebagai berikut.

Gambar 3.1

Model spiral dari Kemmis dan Taggart Wiriaatmadja (2012, hlm. 66)

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Refleksi awal

Tahap ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi yang relevan dengan tema penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengamatan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.


(20)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya akan dirumuskan menjadi masalah penelitian dan tujuan penelitian.

2. Perencanaan

Penyusunan perencanaan dilakukan berdasarkan refleksi awal yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Arikunto,dkk (2009, hlm. 18) dalam tahap penyusunan rancangan, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

Berdasarkan analisis masalah yang diperoleh ketika melaksanakan observasi awal, peneliti dan guru mitra menyusun serangkaian rencana kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang akan menjadi subjek penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai subjek penelitian

c. Meminta kesediaan guru mitra atau teman sejawat untuk menjadi kolaborator dan observer peneliti.

d. Menentukan waktu penelitian

e. Menyusun RPP yang akan digunakan saat proses pembelajaran dalam kegiatan penelitian.

f. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mengukur peningkatan ecoliteracy melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS.


(21)

31

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Tindakan dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Adapun langkah-langkah pada tahapan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh peneliti dan guru mitra yaitu tindakan yang sesuai dengan RPP yang telah disusun. b. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS yakni melakukan

kegiatan belajar mengajar baik didalam atau diluar kelas, menggunakan media pembelajaran dan pembuatan produk dari daur ulang sampah.

c. Melakukan pengamatan secara teliti baik saat proses pembelajaran ataupun diluar pembelajaran untuk melihat perubahan sikap siswa dalam menjaga kebersihan.

d. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi untuk melihat dan mencatat aktivitas siswa ketika guru memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS.

e. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan. f. Melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil tindakan yang telah

dilakukan.

4. Pengamatan (Observasi)

Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Kegiatan pengamatan ini berfungsi untuk mendokumentasikan implikasi tindakan yang diberikan pada subjek penelitian yakni kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang. Dalam tahapan ini peneliti mencatat kekurangan dalam setiap tindakan yang dilakukan sebelumnya untuk dilakukannya perbaikan pada pertemuan selanjutnya.

Dalam tahapan ini, peneliti akan mengamati semua aktivitas peserta didik baik saat proses pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran


(22)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(istirahat). Pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. lembar observasi tersebut meliputi:

a. Fokus aktivitas peserta didik di kelas yaitu dengan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS

b. Kegiatan siswa pada saat istirahat, bagaimana kesadaran mereka saat membuang sampah dan mengurangi jumlah sampah dengan cara membawa botol minum dan makanan dari rumah.

c. Catatan Lapangan dan wawancara dengan siswa sebelum dan setelah tindakan Lembar observasi berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas maupun diluar kelas (Istirahat) dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa.

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi biasanya dibantu dengan adanya diskulsi antara peneliti dengan patner sehingga membarikan dasar perbaikan rencana pada tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Siklus akan kembali ke tahap perencanaan, jika pada siklus pertama tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Kembali membuat perencanaan ulang untuk menerapkan model pembelajaran, dan hal tersebut terus berlangsung selama belum mencapai hasil yang diinginkan.

Refleksi bertujuan untuk mengetahui perubahan sebagai akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra setelah tindakan dilaksanakan.

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk dilakukan pada siklus selanjutnya. c. Mendiskusikan hasil observasi dengan dosen pembimbing.


(23)

33

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Metode Penelitian

Metode yang dipilih oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2010, hlm. 11) yang mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Dari pernyataan diatas, PTK dilakukan untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Jika ditemukan permasalahan maka PTK ini bertujuan untuk perbaikan atas masalah yang terjadi. Sejalan dengan hal itu, Kemmis (dalam Hopkins, 2011, hlm.87) menyatakan bahwa

Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan reflesksi diri yang dilaksanakan oleh partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam: a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik ini, dan c) situasi yang melingkupi pelaksanaan prkatik-praktik tersebut. Penelitian ini akan benar-benar memberdayakan jika dilaksanakan oleh para partisipan secara kolaboratif meskipun ia tak jarang dilaksanakan oleh individu-individu, dan terkadang bekerjasama

dengan ‘orang luar’. Dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan

sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan rofesional, program-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan dan perencanaan sistem.

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, peneliti memahami bahwa PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti (guru) bersama dengan guru mitra untuk berkolaborasi merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan (tratment) yang dilakukan dalam suatu siklus untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran dan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Adapun tiga prinsip PTK menurut Kunandar (2008, hlm. 44) yakni, (1) adanya partisispasi dari peneliti dan suatu program atau kegiatan; (2) adanya tujuan untuk meningatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut; (3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas


(24)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu program atau kegiatan. Kemudian karakteristik dari PTK menurut Kunandar (2008, hlm. 58-60) diantaranya:

1. On the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah ril atau

nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti)

2. Problem solving oriented (Berorientasi pada pemecahan masalah)

3. Improvement oriented (berorientasi pada peningkatan mutu)

4. Ciclic (siklus). Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan

tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi dan analisis atau refleksi.

5. Action Oriented. Dalam PTK selalu didasarkan pada tindakan (treatment)

tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. 6. Pengkajian terhadap dampak tindakan.

7. Specifics contextual. Aktivitas PTK dipacu oleh ermsalahan-permasalahan

praktis yang dihadpi oleh guru dalam PBM di kelas.

8. Participatory (Collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan

bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK.

9. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dalam beberapa siklus yang terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan

(observation), dan refleksi (refleksion) dan selanjutnya diulang kembali dalam

beberapa siklus.

Untuk itulah metode penelitian tindakan kelas ini dipilih karena dari karakter judul pun menunjukan bahwa kasus yang diangkat bertujuan untuk memperbaiki persoalan nyata dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa. Dengan demikian adanya PTK diharapkan agar meningkatkan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas, dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa serta dan dapat meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga pendidikan.


(25)

35

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun manfaat PTK menurut Kunandar (2008, hlm. 68) dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek akademis dan aspek praktis.

1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.

2. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain:

a. Merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara rutin merupakan wahana pelaksanakan inovasi pembelajaran.Oleh karena itu, guru perlu selalu mecoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas. b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya dengan guru melakukan

PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kratif, efektif, dan menyenangkan.

D.Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir dalam penelitian ini, maka di bawah ini terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci mengenai konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

Holilah (2014, hlm 31) menyatakan bahwa ecoliteracy merupakan kompetensi untuk memahami sistem alam (natural system) yang memungkinkan kehidupan di muka bumi terus berlangsung (sustainable). Dalam hal ini kehidupan manusia di muka bumi akan terus berlangsung jika manusia tersebut bisa memahami sistem alam dengan bekerkasama menjaga kelestarian lingkungan dan dengan cara melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak merusak alam. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Capra (dalam Keraf, 2013) bahwa:

Melek ekologi atau ecoliteracy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan manusia yang sudah mencapai tingkat kesadaran tinggi tentang pentingnya lingkungan hidup. Ecoliteracy adalah singkatan dari


(26)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eco berasal dari kata bahasa Yunani, oikos artinya rumah tangga, atau

dalam pemahaman luas berarti alam semesta, bumi tempat tinggal semua kehidupan, habitat atau rumah tempat tinggal kehidupan. Eco kemudian secara umum dipahami dan digunakan untuk kata lingkungan hidup.

Ecological merupakan kata sifat dalam bahasa Inggris untuk kata ecology. Literacy dalam bahasa Inggris artinya melek huruf. Kata itu

menggambarkan keadaan orang yang tidak lagi buta huruf, orang yang sudah tahu membaca dan menulis. Dalam pengertian luas, istilah tersebut berarti keadaan dimana orang sudah paham atau tahu tentang sesuatu.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, peneliti dapat memperoleh gambaran bahwa ecoliteracy adalah suatu keadaan dimana manusia sudah memahami arti pentingnya lingkungan hidup, pentingnya menjaga dan pentingnya merawat ekosistem sebagai tempat tinggal dan tempat berlangsungnya kehidupan.

Adapun dalam penelitian ini peneliti memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS. Dalam praktiknya penerapan dapat berupa penggunaan barang-barang yang tidak terpakai sebagai media pembelajaran, menggunakan sumber belajar dari lingkungan sekitar, pembelajaran di luar kelas, dan pemberian tugas untuk membuat sebuah karya dari barang-barang daur ulang. Menurut Kurniawati (2010) dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni

learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk

menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan

learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui

pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru. Untuk itu, dengan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebgai sumber belajar IPS diharapkan. mampu menerima informasi dan pengetahuan secara menyeluruh dan bermakna mengenai materi pembelajaran serta dapat meningkatkan motivasi siswa karena pembelajaran dikemas secara menarik. Selain itu tujuan utama dari pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS ini adalah meningkatkan ecoliteracy dalam diri siswa

E.Instrumen Penelitian

Untuk pengumpulan data yang dibuhkan adalah instrumen penelitian. Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:


(27)

37

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam pemanfaatan lingkunan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS. Lembar observasi yang disusun memuat 5 indikator yang telah peneliti kembangkan yaitu mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan (developing empathy

for all forms of life), mempraktikan keberlangsungan hidup sebagai tindakan

kelompok mayarakat (embracing sustainability as a community practice), membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat (making the invisible

visibel), mengantisipasi dampak tidak terduga (anticipating unintended consequences), dan memahami bagaimana kehidupan alam berlangsung

(understanding how nature sustains life). Adapun pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada peningkatan ecoliteracy khususnya dalam menjaga kebersihan kelas. Pengisian setiap lembar observasi dilakukan dengan menggunakan tanda

check list () pada salah satu kolom yang telah disediakan. Kriterianya yaitu baik, cukup, kurang. Selain itu, lembar observasi juga berfungsi untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan keterlaksanaan di dalam kelas dan untuk melihat peningkatan ecoliteracy selama proses pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belaja IPS. Berikut di bawah ini, instrumen observasi siswa:

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Ecoliteracy Siswa

Kelas : Hari/Tanggal :

Siklus ke- :

Indikator Aspek yang Diamati

Skala Nilai

Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Mengembangkan empati terhadap segala bentuk kehidupan (Developing Tidak membuang sampah sembarangan Jika memenuhi seluruh aspek yang diamati Jika memenuhi sekurang-kurangnya dua aspek Jika hanya memenuhi satu aspek yang diamati


(28)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

empathy for all

forms of life) Melaksanakan

piket harian tanpa paksaan yang diamati Membersihkan sepatu ketika masuk ke kelas Mempraktikan Keberlangsungan Hidup Sebagai Tindakan Kelompok Mayarakat (Embracing sustainability as a community practice) Menegur teman yang membuang sampah sembarangan dengan sopan Jika memenuhi seluruh aspek yang diamati Jika memenuhi sekurang-kurangnya dua aspek yang diamati Jika hanya memenuhi satu aspek yang diamati Mengingatkan teman untuk membuang sampah pada tempatnya Mengajak teman membawa tempat makan atau minum agar mengrangi sampah Membuat Sesuatu yang Tidak Terlihat Menjadi Terlihat (Making the invisible visibel) Mengetahui bahaya penggunaan plastik dan

sterofoam memenuhi Jika

seluruh aspek yang diamati Jika memenuhi sekurang-kurangnya dua aspek yang diamati Jika hanya memenuhi satu aspek yang diamati Membuang sampah organik dan anorganik sesuai tempatnya


(29)

39

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui pemanfaatan sampah organik dan anorganik Mengantisipasi Dampak Tidak Terduga (Anticipating unintended consequences) Membawa tempat makan/minum yang bisa digunakan

berulang-ulang Jika

memenuhi seluruh aspek yang diamati Jika memenuhi sekurang-kurangnya dua aspek yang diamati Jika hanya memenuhi satu aspek yang diamati Mendaur ulang sampah Bangga menggunakan barang-barang yang berbahan dasar daur ulang sampah Memahami Bagaimana Kehidupan Alam Berlangsung (Understanding how nature sustains life) Peka terhadap permasalahan alam disekitarnya Jika memenuhi seluruh aspek yang diamati Jika memenuhi sekurang-kurangnya dua aspek yang diamati Jika hanya memenuhi satu aspek yang diamati Mengetahui dampak negatif jika tidak memelihara lingkungan Mampu memberikan solusi untuk permasalahan lingkungan


(30)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keterangan:

B = Baik = 3 C = Cukup = 2 K = Kurang = 1 Total Skor = 12

15-11 = Sudah terbiasa 10-6 = Kadang-kadang 5-1 = Belum terbiasa

2. Pedoman Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran IPS dengan menafaatkan lingkungan sekitar untuk meningkatkan

ecoliteracy. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara

untuk mengetahui pendapat siswa dan guru mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode inkuiri berbasis pengalaman sosial siswa. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pra Penelitian)

Responden :

Tempat :

Hari/Tanggal :

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan? 2. Bagaimana sikap kamu


(31)

41

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu membuang sampah

sembarangan?

3 Apakah jajanan yang

kamu beli

menggunakan plastik atau sterofom?

4 Menurut kamu dengan membawa tempat makan atau minum yang bisa digunakan berulang-ulang dapat mengurangi sampah? 5. Jika sampah berserakan

di kelas apakah guru

menegur untuk

membersihkannya?

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Untuk Siswa (Pasca Penelitian)

Responden :

Tempat :

Hari/Tanggal :

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPS dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?

2 Apakah menurut kamu pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dapat mengembangkan


(32)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sikap ecoliteracy?

3 Pada saat pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS manakah yang membuat sikap ecoliteracy kamu bertambah?

4 Apa perbedaan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dengan pembelajaran yang biasa dilakukan?

5 Kesulitan apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dilaksanakan?

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Untuk Guru (Pra Penelitian)

Responden : Tempat :

Hari/Tanggal :

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Bapak mempersiapkan perencaan pembelajaran (RPP) terlebih dahulu sebelum pelaksanaan pembelajaran ? 2. Apakah Bapak mempersiapkan

metode dan media


(33)

43

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sebelum pelaksanaan

pembelajaran ?

3. Bagaimana sikap Bapak dalam menanggapi siswa yang

membuang sampah

sembarangan?

4. Bagaimana pendapat Bapak menanggapi semakin banyak penggunaan plastik dan sterofom pada jajanan di sekolah?

5. Bagaimana pendapat Bapak apabila kegiatan belajar menggunakan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS?

Tabel 3.5

Pedoman Wawancara Untuk Guru (Pasca Penelitian)

Responden :

Tempat :

Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban

1. Melihat rendahnya ecoliteracy yang dimiliki oleh siswa menurut Bapak apakah pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS tepat untuk digunakan ?


(34)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dalam kegiatan mengajar sesuai

dengan tahapan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS ?

3. Apakah selama kegiatan

pembelajaran berlangsung siswa menunjukkan adanya peningkatan indikator-indikator ecoliteracy? 4. Menurut pendapat Bapak, apa yang

menjadi kekurangan penelitian dalam pemanfatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS dalam rangka meningkatkan ecoliteracy? 5. Bagaiamana komentar Bapak

mengenai penelitian ecoliteracy dengan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS?

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan sejumlah dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa saat pembelajaran serta foto atau rekaman dalam proses belajar pembelajaran. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS berlangsung dan bagaimana cara penerapannya. Alat yang menunjang untuk studi dokumentasi yaitu kamera.

4. Catatan Lapangan

Hasil temuan di lapangan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran, pengelolaan kelas, kegiatan guru dan kegiatan peserta didik semuanya dicatat


(35)

45

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam catatan lapangan yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi dan analisis.

Tabel 3.6

Pedoman Catatan Lapangan

Hari/Tgl/Bulan : Kelas/Sekolah : Mata Pelajaran :

Waktu :


(36)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikuntoro, 1996, hlm. 145). Observasi yang peneliti lakukan ialah mengamati di sekitar lingkungan kelas baik subjek yang akan diteliti maupun keadaan kebersihan di setiap meja siswa . Observasi dilakukan dari mulai peneliti masuk ruangan kelas hingga proses belajar mengajar selesai.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevasi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2008, hlm. 157). Wawancara dilakukan kepada beberapa subjek penelitian dan guru untuk mengetahui adanya peningkatan ecoliteracy melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011, hlm. 326). Misalnya dokumen yang berkaitan dengan siswa, guru maupun sekolah seperti daftar hadir siswa, daftar nilai siswa dan sebagainya. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkap fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan PTK serta mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan solusinya. Dalam catatan lapangan juga dapat mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil-hasil diskusi.


(37)

47

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Teknik Analisis data

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011, hlm. 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data diantaranya:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono, 2011, hlm. 249). Pada tahap ini peneliti menyeleksi beberapa data yang didapatkan dari lapangan kemudian ditulis dalam bentuk deskripsi yang lebih rinci.Data yang sudah direduksi memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil pengamatan di lapangan.

2. Penyajian Data

Untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan dengan mudah maka harus dibuat dalam berbagai bentuk data menjadi sebuah tabel, bagan, diagram, dan charts. Hal ini diperlukan agar mempermudan dan cepat memahami. Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahamiapa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2011, hlm. 249).

3. Verifikasi Data

kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dengan peninjauan kembali sebagai upaya untuk menguji kebenaran, dan kecocokannya. Menurut Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2010, hlm. 168) untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu :

a. Member Chek dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan

atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini peneli menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun peserta didik pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.


(38)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Triangulasi yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain yakni dengan membandingkan kebenaran data dengan sumber lain atau hasil peneliti lain.

c. Audit Trail dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta

prosedur pengumpulannya dengan guru untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi

d. Expert Opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap

kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan-temuannya kepada pembimbing sehingga validasi data temuan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.


(39)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

123 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang dalam rangka meningkatkan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pada penelitian ini berangkat pada observasi awal penelitian dimana peneliti menemukan adanya permasalahan pada siswa kelas VIII B yaitu rendahnya ecoliteracy. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perencanaan disusun dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS. Perencanaan-perencanaan tersebut mencakup kegiatan mempersiapkan RRP, sumber belajar serta mempersiapkan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, catatan lapangan dan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang menunjukan sikap ecoliteracy siswa. Dalam penyusunan RPP, peneliti berupaya meningkatkan ecoliteracy siswa yang disesuaikan dengan sumber belajar yang akan digunakan serta materi pembelajaran yang akan diajarkan pada setiap tindakan. Peneliti merencanakan setiap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS dengan masing-masing siklus kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa bervariasi. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengangkat tema-tema sebagai pembinaan konsep sosial atau masalah sosial yang dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pembelajaran dilakukan agar siswa mendapatkan pemahaman dan pengalaman dalam proses kegiatan belajar mengajar serta menjadikan siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan lingkungan sekitar. Dengan demikian, melalui kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan dapat menigkatkan ecoliteracy siswa khususnya dalam mejaga kebersihan kelas dan pada umumnya lebih peduli dan


(40)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berperan aktif menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar sekolah, rumah, maupun di lingkungan masyarakat.

2. Pelaksanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS telah dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran berupaya dilakukan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan pembelajaran melalui diskusi kelompok, diskusi kelas, pembelajaran di luar kelas, dan pembuatan produk daur ulang. Guru juga selalu mengarahkan siswa agar berperilaku ecoliteracy, sehingga tindakan tersebut, menjadi pembiasaan yang selalu ada dalam setiap kegiatan pembelajaran IPS. Tujuan agar siswa dapat selalu mengingat dan menerapkan sikap ecoliteracy baik dalam lingkungan kelas, sekolah, keluarga maupun masyarakat luas. Selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan pada saat istirahat, peneliti juga melakukan observasi dengan mengacu pada instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung baik yang tercantum maupun yang tidak tercantum dalam pedoman observasi melalui bentuk foto maupun bentuk catatan sebagai catatan lapangan. Catatan lapangan ini merupakan data pelengkap dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklusnya.

3. Klasifikasi peningkatan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang dapat dilihat dari indikator-indikator yang ditunjukkan dengan kriteria penilaian yang meningkat dari mulai kurang, cukup hingga menjadi baik. Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS, siswa mampu menerapkan konsep sikap ecoliteracy yang tercermin dalam perilaku yang ditunjukkan siswa seperti mampu menjaga kebersihan kelas dengan mebuang sampah pada tempatnya, membuang sampah organik dan anorganik sesuai tempatnya, mengingatkan, menegur, dan mengajak orang lain dengan kata-kata sopan, serta mengurangi jumlah sampah dengan membawa tempat makan atau minum yang bisa digunakan berulang-ulang. Dengan demikian, siswa tidak hanya memiliki pengetahuan dan wawasan luas, melainkan juga


(41)

125

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki sikap peduli lingkungan yang pada saat ini mulai luntur dikalangan masyarakat. Secara tidak langsung, dengan pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menjaga lingkungan hidup dimulai sejak dini.

4. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan ecoliteracy siswa, menghadapi kendala di dalam pelaksanaannya. Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan

ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS diantaranya yaitu dalam

melaksanakan penelitian, guru harus memilih sumber belajar memanfaatkan lingkungan sekitar yang relevan dengan materi yang akan dibahas serta yang dikemas dalam bentuk yang menarik dan tidak monoton, ketika belajar di luar kelas, seringkali banyak siswa yang malah berpisah dengan kelompoknya sehingga guru harus lebih bekerja keras untuk mengawasi siswa, banyaknya siswa yang keberatan dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara acak membuat guru harus memberikan motivasi ekstra agar siswa mau mengerjakan tugas kelompoknya dan tidak saling mengandalkan. Kemudian, peran guru dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya Membuat perencanaan yang matang agar waktu dapat dimanfaatkan seefektif mungkin dan memilih sumber belajar yang berhubungan langsung dengan siswa sehingga siswa dapat terlibat aktif didalamnya, guru memberikan arahan dan contoh kontekstual mengenai ecoliteracy yang ada di kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memahaminya, minta bantuan kepada siswa dalam setiap kelompok untuk membantu mengawasi siswa yang memisahkan diri dari kelompoknya, melakukan pendekatan personal dan menciptakan kegiatan pembelajaran di kelas lebih menarik dan meminta saran kepada guru mitra ketika menghadapi kesulitan-kesulitan lainnya.

B.Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan


(42)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang , maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini :

1. Siswa

Siswa diharapkan selalu membiasakan diri untuk menjaga kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya, saling mengingatkan menjaga kebersihan dan mengurangi sampah dengan membawa tempat makan atau minum yang bisa digunakan berulang-ulang.. Melalui hal tersebut siswa akan terbiasa menjaga lingkungan disekitarnya sebagai upaya untuk lebih meningkatkan ecoliteracy hingga menjadi suatu kebiasaan baik demi terciptanya masyarakat peduli lingkungan.

2. Guru

Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran IPS harus lebih kontekstual dan materi pembelajaran harus dikaitkan dengan lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran berbasis lingkungan sangat penting diterapkan dalam pembelajaran IPS, sebagai bekal untuk menghadapi tantangan dari globalisasi, dimana segalanya sesuatu serba instan termasuk penggunaan plastik dan styrofoam untuk pembungkus makanan. Oleh karena itu pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS dilakukan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan

ecoliteracy siswa.

3. Sekolah

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang lebih baik terutama dalam rangka meningkatkan ecoliteracy siswa. Sekolah hendaknya memberikan dorongan dan memperkenalkan strategi pembelajaran berbasis lingkungan sebagai salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada menciptakan output (siswa) yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelekstual semata, melainkan memiliki sikap

ecoliteracy yang mengarah pada pelestarian lingkungan sekitarnya.


(43)

127

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam yang berkaitan dengan ecoliteracy

b. Peneliti berikutnya diharapkan dapat menggunakan metode dan pendekatan penelitian yang berbeda agar dapat memperkaya hasil dari penelitian.


(44)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

128

A.Buku

Arianto, dkk.(1988.). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup untuk

IKIP dam FKIP. Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Arikunto, S. (2009). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Goleman, D. (2010). Ecological Intelligence mengungkap rahasia dibalik

produk-produk yang kita beli. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman D., Bennet L., Barlow Z.. (2012). Eco Literate, How Educators Are

Cultivating Emotional, Social and Ecological Intellegence. San Francisco:

Jossey-Bass.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapriya. (2007). Konsep dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Bandung.

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, H.N. (2000). Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Suryono dan Hariyantono. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Wiriaatmaja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

125

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki sikap peduli lingkungan yang pada saat ini mulai luntur dikalangan masyarakat. Secara tidak langsung, dengan pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menjaga lingkungan hidup dimulai sejak dini.

4. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan ecoliteracy siswa, menghadapi kendala di dalam pelaksanaannya. Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan ecoliteracy siswa dalam pembelajaran IPS diantaranya yaitu dalam melaksanakan penelitian, guru harus memilih sumber belajar memanfaatkan lingkungan sekitar yang relevan dengan materi yang akan dibahas serta yang dikemas dalam bentuk yang menarik dan tidak monoton, ketika belajar di luar kelas, seringkali banyak siswa yang malah berpisah dengan kelompoknya sehingga guru harus lebih bekerja keras untuk mengawasi siswa, banyaknya siswa yang keberatan dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara acak membuat guru harus memberikan motivasi ekstra agar siswa mau mengerjakan tugas kelompoknya dan tidak saling mengandalkan. Kemudian, peran guru dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya Membuat perencanaan yang matang agar waktu dapat dimanfaatkan seefektif mungkin dan memilih sumber belajar yang berhubungan langsung dengan siswa sehingga siswa dapat terlibat aktif didalamnya, guru memberikan arahan dan contoh kontekstual mengenai ecoliteracy yang ada di kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memahaminya, minta bantuan kepada siswa dalam setiap kelompok untuk membantu mengawasi siswa yang memisahkan diri dari kelompoknya, melakukan pendekatan personal dan menciptakan kegiatan pembelajaran di kelas lebih menarik dan meminta saran kepada guru mitra ketika menghadapi kesulitan-kesulitan lainnya.

B.Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan ecoliteracy siswa melalui pemanfaatan


(2)

126

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar IPS di kelas VIII B SMP Negeri 1 Tanjungsiang , maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini :

1. Siswa

Siswa diharapkan selalu membiasakan diri untuk menjaga kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya, saling mengingatkan menjaga kebersihan dan mengurangi sampah dengan membawa tempat makan atau minum yang bisa digunakan berulang-ulang.. Melalui hal tersebut siswa akan terbiasa menjaga lingkungan disekitarnya sebagai upaya untuk lebih meningkatkan ecoliteracy hingga menjadi suatu kebiasaan baik demi terciptanya masyarakat peduli lingkungan.

2. Guru

Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran IPS harus lebih kontekstual dan materi pembelajaran harus dikaitkan dengan lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran berbasis lingkungan sangat penting diterapkan dalam pembelajaran IPS, sebagai bekal untuk menghadapi tantangan dari globalisasi, dimana segalanya sesuatu serba instan termasuk penggunaan plastik dan styrofoam untuk pembungkus makanan. Oleh karena itu pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar IPS dilakukan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan ecoliteracy siswa.

3. Sekolah

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang lebih baik terutama dalam rangka meningkatkan ecoliteracy siswa. Sekolah hendaknya memberikan dorongan dan memperkenalkan strategi pembelajaran berbasis lingkungan sebagai salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada menciptakan output (siswa) yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelekstual semata, melainkan memiliki sikap ecoliteracy yang mengarah pada pelestarian lingkungan sekitarnya.


(3)

127

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam yang berkaitan dengan ecoliteracy

b. Peneliti berikutnya diharapkan dapat menggunakan metode dan pendekatan penelitian yang berbeda agar dapat memperkaya hasil dari penelitian.


(4)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

128

DAFTAR PUSTAKA A.Buku

Arianto, dkk.(1988.). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup untuk IKIP dam FKIP. Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Arikunto, S. (2009). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Goleman, D. (2010). Ecological Intelligence mengungkap rahasia dibalik produk-produk yang kita beli. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman D., Bennet L., Barlow Z.. (2012). Eco Literate, How Educators Are Cultivating Emotional, Social and Ecological Intellegence. San Francisco: Jossey-Bass.

Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapriya. (2007). Konsep dasar IPS. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan PKn FPIPS Bandung.

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, H.N. (2000). Manusia dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Suryono dan Hariyantono. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Wiriaatmaja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(5)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

129 B.Jurnal

Windana, I.G.A.P. (2010). Implementasi Pendekatan Proses Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Siswa Kelas IV SD No 1 Yehembang. Jurnal edisi khusus 1, hlm. 1-10.

Akbar, dkk. (2013). Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya Peningkatan Pembelajaranpkn Siswa Kelas Iv Sd Negeri Madyogondo 3 Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal, hlm. 1-6.

C.Skripsi

Kumala, N.R. (2014). Pengembangan Ecoliteracy Melalui Tugas Pembuatan Puzzel Berbahan Dasar Barang Bekas dalam Pembelajaran IPS. Skripsi Sarjana pada Prodi Pendidikan IPS FPIPS, UPI. Bandung.

Lestari, D.S. (2013). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS. Skripsi Sarjana pada Prodi Pendidikan IPS FPIPS, UPI. Bandung.

Murron, F.S. (2013). penerapan metode permainan simulasi dalam pembelajaran PKn untuk menumbuhkan etika warga negara pada siswa. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

D.Tesis

Holilah, M. (2014). Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Ekologis dalam Budaya Lokal Masyarakat Adat Cigugur Kuningan Sebagai Sumber Belajar IPS. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Ramawati, I. (2013). Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber

pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Santa. (2013). Penerapan Pendekatan SAVI (Somatik, Audio, Visual dan Intelegensi) dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan ecoliteracy Siswa kelas 4 SD. Tesis, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

E.Internet

Keraf, A.S. (2013). Fritjof Capra tentang Melek Ekologi Menuju Masyarakat

Berkelanjutan. [Online]. Diaskes dari

http://www.diskursus.com/index.php/jurnal/71-vol-12-no-1-april-2013/175-


(6)

Rika Raeti, 2015

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130

Kurniawati, i.(2010) Pembelajaran Berbasis Lingkungan Hidup. [online].Diaskes dari: http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/30/pembelajaran-berbasis-lingkungan-273451.html.

Supriatna, N. (2013). Developing Green Behavior Through Ecopedagogy in Social Studies Learning in Elementary Schools in Bandung, Indonesia . [Online]. Diakses dari:(http://pips.upi.edu/artikel-10-developing-green-behavior-through-ecopedagogy.html.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KECERDASAN SOSIAL (SOCIAL INTELLIGENCE) SISWA MELALUI PEMANFAATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C Mts Al-Musyawarah Lembang dalam Pembelajaran IPS.

0 7 50

PENINGKATAN ECOLITERACY SISWA TENTANG SAMPAH DI SEKOLAH MELALUI PENGGUNAAN REKA CERITA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII-J SMP NEGERI 7 BANDUNG).

3 19 32

Peningkatan Ecoliteracy Siswa Dalam Pemanfaatan Kebun Karet Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Saintifik (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 2 Beduai kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat).

0 6 29

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMANFAATAN Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pada Kelas VII F SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011-2012.

0 1 14

PENDAHULUAN Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pada Kelas VII F SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011-2012.

0 2 9

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMANFAATAN Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah Sebagai Sumber Belajar Pada Kelas VII F SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011-2012.

0 3 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA MATERI DAUR HIDUP HEWAN.

0 0 23

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA MATERI DAUR HIDUP HEWAN.

0 0 28

(ABSTRAK) PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI MATERI PROTISTA DI KELAS X SMA NEGERI 1 KRAMAT TEGAL.

0 0 2

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI MATERI PROTISTA DI KELAS X SMA NEGERI 1 KRAMAT TEGAL.

0 2 102