BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a Dari total 20 pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon, didapatkan pasien
yang dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 9 pasien 45 dan yang perempuan berjumlah 11 pasien 55 .
b Dari total 20 pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon, didapatkan pasien yang berusia 20-44 tahun berjumlah 5 pasien 25, usia 45
–64 tahun berjumlah 12 pasien 60, dan usia 65 tahun berjumlah 3 pasien 15.
c Dari total 20 pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon, didapatkan 18 orang pasien yang pengendalian gula darah puasanya tidak normal
≥ 100 mgdL dan 2 orang pasien yang normal 100 mgdL.
d Dari total 20 pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon, didapatkan sebanyak 8 orang pasien 40 aktivitas fisiknya tergolong dalam
kategori ringan, dan sebanyak 12 orang pasien 60 tergolong kategori sedang.
e Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa, disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Cilegon p=0,495. Namun terlihat adanya pengaruh aktivitas
fisik terhadap GDP yang dinyatakan adanya 2 pasien dengan aktivitas sedang mempunyai GDP dalam kategori normal.
5.2 Saran
a Masyarakat Umum Untuk pengendalian DM tipe 2, disarankan kepada pasien untuk lebih
memperhatikan aspek terapinya baik yang berupa non farmakologis dan farmakologis. Sehingga apabila mendapatkan terapi dari tenaga kesehatan
ataupun rumah sakit setempat dilaksanakan dengan baik.
b Rumah Sakit Memperhatikan target pengelolaan terapi DM, sehingga pasien yang
beobat ke rumah sakit dapat memenuhi kriteria pengelolaan berdasarkan target yang telah dicanangkan oleh PERKENI dalam konsensus 2011. Dari
data yang didapatkan mencapai 90 pasien DM tipe 2 tidak terkontrol, seyogyanya dilakukan evaluasi ulang terhadap terapi baik itu farmakologis
dan non farmakologis yang telah dilaksanakan guna mencapai target pengendalian DM yang tertuang dalam konsensus 2011.
c Peneliti Penelitian tentang hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa
GDP sebaiknya menggunakan studi kohort, karena studi kohort merupakan metode yang paling baik dalam menerangkan dinamika
hubungan antara faktor dependen yang diteliti dengan efek secara temporal.
Daftar Pustaka
1. Purnamasari Dyah. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam . Jilid III. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2009. hal. 1882. 2. Diunduh dari WHO http: www.who.int mediacentre factsheets fs312 en
index.html pada tanggal 17 Desember 2012. 3. PERKENI. Buku Pedoman Konsensus Pengelolahan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI: Indonesia. 2011. 4. Suyono S. Diabetes mlelitus di Indonesia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2009. hal. 1873. 5. Yoga A, Utomo S. Hubungan Antara 4 Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus
Dengan Keberhsilan Pengelolaan Diabetes melitus Tipe 2. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tahun 2011
Diunduh Tanggal 18 Februari 2013. 6. Rachmawati, Syam Aminuddin, Kidayati Healty. Pola Makan Dan Aktivitas
Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO Makassar. Media Gizi
Masyarakat Indonesia. Vol 1. Agustus 2011 : hal. 52-58. 7. Gustaviani Reno. Nefropati Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2009. hal. 1943.
8. Yunir E, Soebardi S. Terapi Non Farmakologis Pada Diabetes Melitus dalam Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2009. hal. 1891. 9. Kee, Joyce Le Fever. Glukosa : Gula Darah Puasa FBS ; Gula Darah
Postprandial PPBS Dalam Buku Pemeriksaan Laboratorium Diagnosistik Dengan Implikasi Keperawatan. Ed 2. Jakarta . EGC. 1997. hal. 106.
10. Molina, Patricia E. Endocrine Pancreas Dalam Buku Endocrine Physiology. Third Edition. Louisiana USA : Mc-Graw-hill Companies. 2010. Chapter 7.