9 diberikan dapat dikonsumsi bayi secara optimal maka dibutuhkan kerjasama yang
baik keeratan hubungan emosional antara ibu dengan bayinya. Faktor psikologis diantaranya, ibu dengan perasaan resah, gelisah dan
emosi yang labil sering menemui kesukaran dalam menyusui, syok karena berita buruk secara psikologis juga dapat menyebabkan ASI berhenti secara cepat.
Faktor fisiologis yang mempengaruhi volume ASI mencakup kapasitas ibu untuk mensekresi ASI dan kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI frekuensi,
durasi menyusui, berat badan lahir bayi dan kekuatan isapan bayi. Volume ASI yang disekresikan bervariasi terhadap periode laktasi. Volume ASI cenderung
meningkat pada minggu kedua dan ketiga, kemudian berkurang kembali pada minggu keempat. Kapasitas ibu untuk menghasilkan ASI dan kemampuannya
untuk mensekresikan sangat bergantung pada anatomi kelenjar mammae, faktor hormonal dan makanan ibu. Faktor sosiologis mempengaruhi kuantitas ASI
melalui mekanisme psikologis dan fisiologis, misalnya pendapat umum bahwa menyusui adalah hal yang tidak disukai menyebabkan ibu tidak nyaman untuk
menyusui bayinya sehingga menyebabkan penghambatan sekresi ASI. Dalam masyarakat dimana ibu harus bekerja jauh dari rumah, menyebabkan kesempatan
menyusui berkurang dan bayi diberikan pengganti ASI juga akan mempengaruhi kuantitas ASI yang dikonsumsi bayi Soetjinigsih, 1997; Siregar, M.A., 2004 .
2.1.3 Manfaat ASI
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna, memiliki komposisi zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan pencernaan bayi. ASI mengandung zat pelindung antibodi yang dapat melindungi bayi selama 4 - 6 bulan pertama, tidak mengandung beta-
10 lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi, mengandung asam lemak
yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi eksklusif berpotensi lebih pandai, meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, dan menunjang
perkembangan motorik, kepribadian, kecerdasan emosional, spiritual, dan hubungan sosial yang baik Roesli, 2000.
Pemberian ASI juga memberikan manfaat bagi ibu yaitu : terjalin hubungan psikologis dan emosional secara alamiah antara ibu dan anak,
mempercepat pengembalian uterus ke kondisi awal dan penyembuhan paska melahirkan, menghindari kemungkinan menderita kanker payudara pada masa
mendatang dan dengan menyusui kesuburan ibu akan berkurang untuk beberapa bulan kedepan membantu program keluarga berencana, KB Siregar, M.A.,
2004; Soetjiningsih, 1997.
2.1.4 Penyimpanan ASI
ASI yang diperah atau dipompa haruslah disimpan secara benar untuk memaksimalkan kandungan nutrisi dan kualitas yang terkandung di dalamnya.
Pengetahuan tentang peyimpanan ASI sangat diperlukan untuk menjamin kualitas ASI tetap baik. Komponen utama ASI adalah zat gizi makro seperti laktosa,
protein dan lemak. Komponen tersebut memiliki kuantitas yang banyak di dalam ASI dibanding kandungan gizi lainnya, maka perlu diketahui sejauh mana
stabilitas zat gizi makro ASI bertahan selama penyimpanan. Data mengenai tempat penyimpanan, temperatur dan anjuran masa penyimpanan maksimal ASI
dapat dilihat pada tabel 2.2.
11
Tabel 2.2 Tempat penyimpanan, temperatur dan anjuran masa penyimpanan
maksimal ASI
Tempat penyimpanan
Temperatur Anjuran masa penyimpanan maksinal
Suhu ruang 16-29
o
C -
3-4 jam -
6-8 jam dapat diterima pada kondisi yang terjaga
Pendingin ≤ 4
o
C -
72 jam optimal -
5-8 hari dapat diterima pada kondisi yang terjaga
Freezer -4
o
C -
6 bulan -
12 bulan dapat diterima pada kondisi yang terjaga
The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, 2010 Menurut Lawrence 1999 bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada
komposisi ASI dengan perbedaan temperatur, namun terdapat beberapa perubahan pada ASI selama masa penyimpanan. Lamanya waktu penyimpanan pada ASI
dapat menurunkan pH, jumlah sel darah putih dan peningkatan jumlah asam lemak bebas. Komposisi lemak, vitamin, enzim-enzim, pH dan pertumbuhan
bakteri tidak terjadi perubahan pada ASI yang disimpan dan dijaga pada suhu -80
o
C.
2.2 Asam Lemak