21
BAB II Sejarah Komunitas Rohingya dan Gambaran Umum
Konflik Etnis-Sektarian di Rakhine
A.
Sejarah Komunitas Rohingya
Satu versi mengatakan bahwa catatan sejarah mengatakan bahwa bangsa Arakan Rohingya adalah bagian darinya berbicara dengan dialek Burma dengan pengucapan klasik
dengan konsonan R yang dilemahkan ke suara pengucapan Y seperti akhiran ang, ak, dan lain-lain yang dilembutkan menjadi in, ek dan lain-lain. Dengan perjalanan waktu berabad-
abad lamanya, dialek penduduk Arakan dimodifikasi dengan tambahan kata-kata yang berasal dari India. Begitu juga ras yang berpadu dengan darah India melalui cara S.W. Cocks
1919: 146-147. Menurut prof. Kei Nemoto dalam salah satu seminar yang diadakan di Jepang sepakat dengan para ahli sejarah Rohingya bahwa komunitas ini sudah mendiami
kawasan Arakan sejak abad ke-8 A.D Aye chan 2005:396. Ibukota Arakan pertama adalah Ramawadi yang dibangun oleh suku Kanran dari
kawasan Burma bagian atas. Raja pertamanya bernama Kanrazagyi dengan ibukota dekat Kyaukpadaung. Seribu tahun berikutnya, pada abad ke-2 sebelum Masehi, Chanda Suriya
diangkat menjadi raja S.W. Cocks : 1919Enam puluh tahun sebelum dinobatkannya raja Chanda, para pengungsi Burma berusaha menginvasi Arakan. Namun upaya ini mampu
digagalkan bangsa Arakan dan mereka justru dapat menduduki Prome dan Tharekhettara. Dengan demikian, sampai kejatuhan raja Chanda pada tahun 976 A.D. tidak ada catatan
sejarah penting yang tercatatS.W. Cocks : 1919. Pada tahun kejatuhan Chanda, kaum Shan dari Burma menginvasi Arakan dan
berhasil menduduki kawasan ini selama 18 tahun dengan merampas seluruh kekayaan penduduk termasuk arca-arca Budha yang dimiliki mereka. Setelah itu Anawrahta yang
22
berkuasa di Burma pun menginvasi Arakan demikian juga setelah itu dan seterusnya.Arakan pada tahun 1389 terlibat pertempuran saat perang terjadi antara Burma dan Pegu dengan
berpihak kepada Talaings S.W. Cocks : 1919. Raja Burma Min Khaung menginvasi Arakan pada tahun 1404-1406 yang
menyebabkan raja Arakan meminta suaka ke Bengal selama 20 tahun. Saat kekosongan ini, Arakan menjadi medan pertempuran antara Pegu dan Burma. Kedua raja penguasa Pegu dan
Burma silih berganti menduduki Arakan, dan Talaings merupakan raja terakhir mereka. Pada tahun 1430, Nazir Shah raja Bengal yang beragama Muslim bergerak merestorasi Min Saw
Mun sebagai raja Arakan dengan mendirikan ibukota baru bernama Myauk-u atau disebut dengan kota Arakan Myohaung. Ia berkuasa dengan perlindungan dari penguasa
BengalS.W. Cocks : 1919. Menurut penulis, pada periode ini penting untuk dianalisa sebab pada masa ini
pertemuan dan interaksi bangsa yang terjadi di kawasan ini dapa tmelahirkan perbauran dan arus perpindahan penduduk antara Arakan dan Bengal yang menjadi fase penting akan
kehadiran asal muasal etnis Rohingya. Hal itu bukan tanpa alasan, sebab wilayah lembah dan pegunungan yang ada sangat subur yang tentu menarik orang untuk bertani dengan baik.
Interaksi, akulturasi dan bahkan asimilasi terjadi sehingga antara penduduk asli Arakan dan Bengal yang hampir tidak berjarak hanya dibatasi hutan dan sungai bercampur baur menyatu
menjadi ras tersendiri. Realitas ini membuat kita tidak bisa memisahkan antara penduduk Arakan yang beragama Islam dengan Arakan yang beragama Budha.
Kondisi seperti ini tidak berhenti disini, ketika pertempuran terus terjadi antara Burma, Arakan dan Pegu, Bengal seringkali menjadi pihak yang dimintai bantuan oleh salah
satu dari pihak yang bertikai S.W. Cocks : 1919.Catatan sejarawan mengatakan bahwa Muslim telah mendiami kawasan Rohang atau Arakan sejak abad ke-15 seperti itu juga
terjadi dengan Indonesia, Malaysia dan wilayah sekitar http:www.irrawaddy.orgarchive
23
irrawaddy merupakan majalah berita yang memuat berita sekitar Myanmar dan Asia Tenggara, dan bahkan ada yang mengatakan komunitas ini telah berada di sana sejak abad
ke-7 A.D http:www.rohingya.org. Peta Myanmar
Sumber : google.co.id Menurut catatan sejarah, ada beberapa versi asal muasal bangsa Rohingya di sini.
Pertama, ada yang mengatakan bahwa mereka bukanlah keturunan Arab tetapi generasi Muslim Chittagonian yang berimigrasi dari Bengal saat Burma dijajah oleh Inggris Maug tha
Hla 2009: 20-21. Kedua, terminologi Rohingya mulai dikenal untuk penamaan sebuah komunitas oleh sebagian kecil kaum intelektual Muslim Bengal yang mendiami bagian
tenggara Arakan di awal 1950-an. Mereka adalah keturunan para imigran berasal dari Chittagong Timur Bengal baca : Bangladesh sekarang dengan perjanjian Yandabo saat
perang Inggris –Burma 1 berakhir 1824-1826 Aye Chan 2005: 396-420. Ketiga, dalam
skrip Ananda Chandra dikatakan pada tahun 957 AD, terjadi migrasi populasi Tibeto-Burman Theraveda Buddhist ke kawasan Arakan.
Dengan mengalahkan balatentara Chandra mereka menguasai Arakan dan orang- orang yang berparas seperti India kembali mendiami wilayah bagian utara Arakan atau balik
ke Bengal. Ini merupakan exodus orang berparas India pertama ke Bengal www.rohangpress.com. Keempat, Rohingya adalah masyarakat mayoritas Muslim dan
minoritas Hindu yang secara rasial berasal dari Indo-Semitic. Mereka bukanlah kelompok
ArakanRakhine