Telaah Penelitian Terdahulu Teknik Penulisan Skripsi

5. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, disertasi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Telaah Penelitian Terdahulu

Penulis menemukan beberapa judul yang pernah ditulis oleh mahasiwa-mahasiwi sebelumnya yang berkaitan dengan judul skripsi yang diteliti oleh penulis. Akan tetapi, setelah membaca beberapa skripsi tersebut ada perbedaan yang cukup signifikan dalam penulisan skripsi ini nantinya tidak ada timbul kecurigaan plagiasi. Untuk itu di bawah ini akan penulis kemukakan skripsi yang pernah ditulis oleh mereka, diantarannya sebagai berikut: Jaenal Abidin, dalam skripsinya yang berjudul “Islam Politik Dalam Realitas: Studi Partisipasi Politik Masyarakat Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang 2009”, meneliti tentang Agama sebagai sebuah sistem ini dapat dipahami sebagai “fenomena mental” dan “fenomena sosial” fenomena mental berhubungan dengan masalah keyakinan dan yang kedua dengan masalah kepemelukan. Sedangkan sebagai fenomena sosial, agama berisi keyakinan dasar, ide, norma, dan simbol yang berhubungan dengan tradisi agama termasuk apa yang disebut dengan teologi atau sistem keyakinan. Unsur agama Islam berkolerasi positif dan signifikan dengan hampir semua dimensi partisipasi politik. Bentuk partisipasi politik antara lain sinisme, alienasi, anomie, pemain gladiators, penonton spectatours. Para ahli partisipasi politik tidak sepakat mengenai ukuran, item, dan unsur aktivitas politik antara lain: petisi, protes, minat, atau ketertarikan pada politik, informasi politik, kedekatan dengan partai tertentu. 12 Burhan Bagin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004, Cet. Ke-3, h. 101 Hulwatul Fauziyah, meneliti tentang “Respon Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera PKS Terhadap Perda Kota Bandar Lampung No. 15 tahun 2002 Tentang Larangan Prostitusi dan Perbuatan Tuna Susila, 2009. Secara global Golkar dan PKS merespon positif keberadaan perda ini, tetapi dalam tataran implementasi kedua partai ini terkesan kurang serius dalam menindak lanjuti perda ini, hal ini dapat dilihat dari tidak pernahnya mereka melakukan sosialisasi perda ini, yang mereka lakukan hanyalah bersifat penyuluhan yang itu pun tidak spesifik tentang perda ini, tetapi lebih kepada masalah-masalah moral yang berkembang di masyarakat. Pada dasarnya perda ini berpotensi mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat sehingga dipandang sejalan dan tidak bertentangan dengan syari’ah. Namun di sisi lain pembuatan perda ini tidak dapat terlepas dari segi moral politis karena tujuan perda ini masih sebatas untuk menarik simpati dan dukungan masyarakat sebanyak-banyaknya, misalnya saja pada waktu pilkada, partai-partai ini mengharapkan dapat memperoleh suara yang sebanyak-banyaknya. Burhanuddin, meneliti tentang “Kedudukan Partai Politik Islam Dalam Undang-Undang No. 2 tahun 2008 Tinjauan Terhadap Eksistensi Partai Keadilan Sejahtera PKS, 2008. Pasca disahkannya UU No. 2 tahun 2008 tentang partai politik, tidak ada lagi dikotomi antara parpol beraliran nasional ideologis ataupun agamis. Kedudukan parpol Islam justru bisa dilihat sebagai suatu respon positif bagi demokratisasi yang tengah berlangsung. Fraksi PKS sejak awal menyerukan dan memperjuagkan pentingnya perwujudan partai kader di negeri ini, guna mengimplementasi fungsi parpol dalam hal pendidikan politik, rekrutmen pemimpin, manajemen konflik, dan agregasi kepentingan. Fungsi-fungsi itu harus dijalankan sepanjang waktu. Parpol harus hadir sepanjang waktu melakukan pendidikan politik, menyerap aspirasi, melakukan rekrutmen pemimpin dan yang tak kalah penting, tentunya saja turut mengentaskna berbagai persoalan-persoalan yang menghimpit masyarakat. Ria Rizki Amalia, meneliti tentang “ Konsep Demokrasi Dalam Perspektif PKS dan PDI Perjuangan Kajian Perbandingan”, 2009. Perbedaan konsep demokrasi antara PKS dan PDI perjuangan, bahwa PKS melihat demokrasi sebagiannya bisa dimanfaatakan untuk dakwah. Akan tetapi tentunya bukan demokrasi dalam arti menghalalkan segala cara yang tidak ada rambu-rambu syari’atnya, dan PDI Perjuangan permusyawaratan yang memberi hidup, yaitu politiek economische demokratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial, demokrasi menurut PDI Perjuangan pun harus sesuai yang dalam sila-sila pancasila. Persamaan konsep demokrasi antar PKS dan PDI Perjuanga sangat mencolok dimana PKS tidak berpandangan bahwa apa pun yang baerbau demokrasi adalah jahiliyah karena demokrasi yang bermakna mendengarkan, menghargai pendapat orang, serta kebebasan menyampaikan pendapat adalah tidak bertentangan dengan Islam. Adapun PDI Perjuangan demokrasi merupakan hak masyarakat yang harus di dengarkan aspirasi rakyat. PKS dan PDI Perjuangan berjuang mendapatkan kekuasaan politik secara konstitusional guna mewujudkan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia serta menghimpun dan membangun kekuatan politik rakyat. Muhammad Faiz Bin Awang, meneliti tentang “ Nasionalisme Dalam Pandangan Partai Islam Se-Malaysia PAS”, 2010. Pandngan partai Islam se-malaysia PAS yang berbasiskan Islam terhadap ideologi atau gagasan nasionalisme ini tampak sedikit berbeda dengan para tokoh, menurut pandangan PAS, Islam tidak membenarkan dan menerima nasionalisme ini sebagai pegangan hidup tetapi juga semangat perjuangan kebangsaan ini diniatkan karena Allah SWT, PAS menerimanya hanya sebagai suatu alat dan bukan tujuan. Nasionalisme hanya mengambil tempat yang sederhana dan bukan sebagai suatu lambang yang boleh menarik dan menyatakan suatu bagian tenaga untuk mancapai cita-cita mulia yang benar-benar abadi menegaskan agama yaitu, Islam, sebagaimana Islam memandnag dunia bukan tujuan tetapi hanya satu alat atau tanggungan yang menyiapkan ke akhirat. Adapun jika nasionalisme ini nasionalisme sekuler atau bersifat ashabiyah PAS menentang dan menolaknya dengan tegas yang diterima PAS sebagai alatnya ialah nasionalisme yang berdasarkan Islam.

G. Sistematika Penulisan