Perawatan Rooming-in TINJAUAN PUSTAKA

E. Lebih banyak areola di atas mulut bayi. F. Menghisap pelan dan dalam, diselingi istirahat. G. Melihat atau mendengar bayi menelan. 6. Time Spent Sucking lamanya menghisap Aspek yang dinilai adalah : A. Bayi melepaskan payudara. B. Bayi menghisap selama beberapa menit.

4. Perawatan Rooming-in

4.1. Defenisi Rooming-in Rawat gabung adalah suatu cara perawatan di mana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam sehari Marjono, 1992. 4.2. Proses dan Cara Pelaksanaan Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan. Meskipun demikian penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya rawat gabung sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal Marjono, 1999. Tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat gabung, bayi dan ibu yang dapat segera mengikuti program rawat gabung harus memenuhi beberapa kriteria yaitu lahir spontan baik presentasi kepala maupun bokong, masa kehamilan lebih Universitas Sumatera Utara dari 37 minggu dengan berat lahir lebih dari 2500 gram, bayi tidak mengalami asfiksia nilai APGAR menit ke V lebih dari 7, tidak ada gejala sesak nafas, sianosis, infeksi atau kelainan kongenital berat, bila lahir dengan tindakan vakum atau forceps rawat gabung dapat ditunda sementara sampai bayi kelihatan baik, aktif dan sudah ada refleks menghisap. Bayi yang lahir secara sectio caesarea dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar bayi tidak mengantuk misalnya empat sampai enam jam setelah operasi selesai, ibu sehat dan tidak ada infeksi intrapartum Karkata, dalam Soetjiningsih, 1997 ; Rulina Tobing, 2004; Mappiwali, 2008. Dalam perawatan rooming-in bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan, sehingga ibu dapat melihat dan menjangkau bayinya kapan saja ibu membutuhkannya. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur bersama ibunya, atau dalam boks di samping tempat tidur ibu Marjono, 1999. Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaan-keadaan abnormal, kemudian melaporkannya kepada dokter. Dokter terutama dokter anak dan kebidanan mengadakan kunjungan sekurang-kurangnya sekali dalam sehari. Dokter harus memperhatikan keadaan ibu maupun bayi, terutama yang berhubungan dengan masalah menyusui. Perlu diperhatikan apakah ASI sudah keluar, adakah pembengkakan payudara, keadaan puting, adakah rasa sakit yang mengganggu saat menyusui, dan sebagainya Marjono, 1999. Universitas Sumatera Utara Perawat juga harus membantu ibu untuk merawat payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar. Bila ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang cara merawat bayi, payudara, dan cara menyusui yang benar sehingga ibu akan terampil melakukannya di rumah Marjono, 1999. 4.3. Manfaat Menurut Suradi dan Tobing 2004, Adapun manfaat rawat gabung adalah sebagai berikut : A. Aspek Fisik Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan nir-jadwal. Dengan perawatan sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. B. Aspek Fisiologis Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, dimana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi uterus disamping refleks prolaktin yang memacu produksi ASI. Universitas Sumatera Utara C. Aspek Psikologis Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat early infant-mother bonding akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. D. Aspek Edukatif Dengan rawat gabung, ibu terutama yang baru mempunyai anak pertama akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan bagaimana cara menyusui secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat, dan memandikan bayi. E. Aspek Ekonomi Melalui rawat gabung pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran pengeluaran untuk pembelian susu buatan, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan. Beban perawat mnejadi lebih ringan karena ibu berperan lebih besar dalam merawat bayinya, sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi uterus terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur digunakan untuk pasien lain. Universitas Sumatera Utara F. Aspek Medis Ibu mengamati sendiri bayinya, maka segala perubahan fisik atau perilaku bayi dapat diketahui lebih cepat dan ibu dapat menanyakan kepada petugas kesehatan jika ada hal yang dianggap tidak wajar. Menurut penelitian Procianoy et al. 1983 di Brazil, ibu yang mendapatkan perawatan rooming-in mempunyai minat yang lebih besar untuk menyusui bayinya setelah keluar dari rumah sakit. Penelitian Buranasin 1990 di Thailand, juga menunjukkan bahwa perawatan rooming-in meningkatkan keberhasilan menyusui dan menurunkan angka kematian bayi sedangkan penelitian yang dilakukan Ahn Yoon et al. 2007 di Korea, menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan perawatan rooming-in juga mempunyai stabilitas emosi yang lebih baik daripada bayi yang ditempatkan di ruangan khusus bayi. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN