Konsepsi Kerangka Teori Dan Konsepsi a. Kerangka Teori

Nasional Nomor 21 Tahun 1994, yaitu perolehan tanah dengan cara pemindahan hak atas tanah dan cara penyerahan atau pelepasan hak atas tanah.

b. Konsepsi

Dengan selalu berpijak pada peraturan dasar Undang-Undang Dasar 1945, sebagai rakyat Indonesia selalu dapat mengklaim akan fungsi, kegunaan dan manfaat tanah dalam wilayah Indonesia sebagai sesuatu yang dapat diperjuangkan untuk dapat menikmatinya bahwa tanah dalam wilayah negara Republik Indonesia adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk itulah bahwa pasal 33 khususnya ayat 3 yang mengemukakan bahwa yang terdapat pada bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dijadikan dasar bagi pembangunan Indonesia. Namun demikian sebagai warga negara yang patuh akan hukum tidak dapat berlaku seolah-olah tidak ada kepentingan bersama dan kepentingan yang lebih tinggi didalam hidup bernegara. Bahwa pembangunan harus dilakukan sebagai wujud dari keberadaan manusia yang berakal dan berkembang. Untuk itu hal yang mengarah pada pembangunan harus didukung. Namun sebaliknya pembangunan yang dilaksanakan jangan menyeret jauh hak-hak rakyat kearah ketidakadilan. Nani Rosita Saragih: Kajian Yuridis Perolehan Tanah Bagi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri Di Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Pelaksanaan pembangunan sangat membutuhkan modal yang cukup besar, yang dapat disediakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya dunia usaha swasta. Keadaan yang ideal dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri. 25 Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara secara tegas disebutkan bahwa kebijaksanaan dan pengelolaan penanaman modal ditetapkan dan dilakukan oleh Pemerintah yang diwujudkan dalam suatu instrumen kebijaksanaan berupa peraturan perundang-undangan seperti melalui peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri serta keputusan ketua BKPM. 26 Salah satu kebijaksanaan pemerintah dikeluarkan melalui Undang-Undang Penanaman Modal, baik menurut UU PMDN Nomor 6 tahun 1968 maupun dalam UU Penanaman Modal Nomor 25 tahun 2007 yang memberikan berbagai kebijaksanaan dan fasilitas-fasilitas bagi penanaman modal. Salah satunya dalam pasal 21 dari UUPM Nomor 25 tahun 2007 adalah berupa 25 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Prenada Media Cet.ke-1, Jakarta, 2004, hal.1-2 26 Ibid hal. 36 Nani Rosita Saragih: Kajian Yuridis Perolehan Tanah Bagi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri Di Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 fasilitas dengan memberikan kemudahan pelayanan dan atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas tanah. Dengan mengikuti prosedur yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun 1993 dengan pelaksanaannya dalam Keputusan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 21 tahun 1994, bahwa perolehan tanah menurut pasal 3 ayat 1 dapat dilakukan melalui cara pemindahan hak atas tanah atau melalui penyerahan atau pelepasan hak atas tanah yang diikuti dengan pemberian hak. Dan kini tata cara pemberian hak tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999.

G. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian