Kerangka Teoritis TINJAUAN PUSTAKA

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Lembaga Keuangan Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 71992 tentang perbankan di Indonesia bahwa lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat. Sedangkan dalam SK Menkeu RI no. 792 Tahun 1990 dinyatakan bahwa lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dana, penyaluran dana kepada masyarakat terutama dalam membiayai investasi perusahaan. Menurut Sadono 2004:273 yang dimaksudkan dengan lembaga keuangan atau instansi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya meminjamkan uang yang disimpankan kepada mereka. Lembaga-lembaga ini mendorong masyarakat untuk membuat tabungan kepada mereka, dan sebagai “balas jasanya” para penabung akan diberi “pendapatan” berupa bunga ke atas tabungan yang mereka buat. Sedangkan menurut Rodoni 2007:2 lembaga keuangan financial institution merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan financial assets maupun non- financial asset atau asset riil. 14 Dapat disimpulkan yang di maksud lembaga keuangan adalah badan usaha atau institusi yang memiliki kekayaan berupa aset-aset keuangan dan aset-aset non keuangan yang dalam kegiatanya di dalam bidang keuangan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dengan imbalan berupa bunga dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan tujuan membiayai investasi perusahaan. Jenis-jenis lembaga keuangan yang lazim terdapat di suatu Negara dapat dibedakan menjadi bank umumbank perdagangan, bank tabungan, perusahaan peminjaman, pasaran saham, dan perusahaan asuransi. 2. Bank a. Pengertian Bank Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan, bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan financial intermediary antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana surplus unit dengan pihak-pihak yang memerlukan dana deficit unit. Serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar pembayaran. Dan falsafah yang mendasari kegiatan usaha adalah 15 kepercayaan masyarakat. Menurut Mishkin 2007:9 bank banks adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa bank adalah badan usaha atau lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan yang menghimpun dana dari msyarakat dalam benruk simpanan dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada pihak-pihak yang memerlukan dana dalam bentuk kredit serta memberikan jasa- jasa lainnya dalam rangka memperlancar lalu lintas pembayaran. b. Jenis-jenis Bank. Adapun menurut Totok 2006:84, bank dan digolongkan berdasarkan: 1 Jenis Bank Menurut Kegaitan Usaha a Bank Umum b Bank Perkreditan Rakyat 2 Jenis Bank Menurut Bentuk Badan Usaha a Bank Umum : Perseroan Terbatas, Koperasi, atau Perusahaan Daerah. b Bank Perkreditan Rakyat : Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas atau bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 16 3 Jenis Bank Menurut Target Pasar a Retail Bank b Corporate Bank c Retail-Corporate Bank c. Fungsi Bank. Menurut Totok 2006:9 dalam bukunya, fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut: 1 Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan berminat menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik kembali simpanan dananya di bank. Pihak bank juga akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dananya dengan baik, debitur akan mampu membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 17 2 Agent of Development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak bisa dipisahkan dan saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan uang, sehingga dapat membangun perekonomian masyarakat. 3 Agent of Service Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Dengan demikian secara umum, fungsi utama bank meningkatkan taraf hidup rakyat banyak melalui kegiatannya yaitu 18 menghimpun dana dari masyarakat luas funding dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit lending untuk berbagai tujuan.Dan secara garis besar bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa adanya simpanan dana dari masyarakat maka bank tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. 3. LDR Loan to Deposit Ratio Menurut Slamet 2006:165 LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total DPK dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh bank. LDR juga akan menunjukan tingkat kemampuan bank dalam menyaluran dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang di perkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110. Rumus Loan to Deposit Ratio adalah: Sebelum terjadi krisis moneter, jika menggunakan rumus seperti diatas banyak bank yang LDR-nya mencapai diatas 110, hal ini berakibat pada penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan menjadi tidak sehat. Untuk itu Bank Indonesia membuat kebijakan bahwa dalam penghitungan LDR Extended LDR yang diperluas, dengan rumus: LDR = X100 DPK Total berikan di yang Kredit Total LDR = X100 inti modal n diterbitka yang Obligasi DPK Total diberikan yang Kredit Total + + 19 Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai sejauh mana bank memiliki kondisi “sehat” dalam menjalankan fungsi bank sebagai lembaga intermediary. Menurut Slamet 2006:166 LDR dapat dijadikan tolak ukur kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi, yaiutu lembaga yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana Unit Surplus of Funds dengan pihak yang membutuhkan dana Unit Deficit of Funds. Oleh karena itu, rasio ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami ekspansi atau sebaliknya dibatasi. Jika bank mempunyai LDR yang terlalu kecil maka bank akan kesulitan untuk menutup simpanan nasabah dengan jumlah kredit yang ada, sehingga bank akan dibebani dengan bunga simpanan yang besar sementara bunga yang diterima oleh bank terlalu sedikit. Jika bank mempunyai LDR yang sangat tinggi, maka bank akan mempunyai risiko kredit macet yang tinggi pada titik tertentu bank akan mengalami kerugian dan juga dapat berpengaruh terhadap likuiditas bank. 4. Kredit Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi 20 utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit berasal dari bahasa latin “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjamanan tersebut sesuai dengan jangka waktunya Kasmir, 2003:101. Berdasarkan pengertian di atas kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajibannya dalam bentuk pokok pinjman, bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan atas dasar kepercayaan sesuai dengan jangka waktunya. 5. DPK Dana Pihak Ketiga Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 disebutkan bahwa, simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. a. Rekening giro atau checking account adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek 21 untuk penarikan tunai atau bilyet giro untuk pemindah bukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Untuk itu, pemegang rekening giro memperoleh buku cek dan bilyet giro Totok, 2006:97. b. Deposito Berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank Totok, 2006:97. c. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang telah disepakati, dan tidak menggunakan cek atau bilyet giro atau alat lain yang dapat dipersamakan oleh hal itu. Cara penarikan rekening tabungan ini biasanya menggunakan cash card atau kartu ATM, dan kartu debet Totok, 2006:98. d. Menurut Totok 2006:98 terdapat cara lain penghimpunan dana dari deposan, antara lain : 1 Sertifikat Deposito merupakan hasil pengembangan dari deposito berjangka. Yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan, proses penarikan dapat dilakukan atas unjuk siapapun yang memegang bukti simpanan. Bunga sertifikat deposito dibayarkan di muka yaitu saat nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito. 2 Deposit on call adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan lebih dahulu dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. Tingkat bunga yang ditetapkan biasanya lebih rendah 22 daripada tingkat bunga deposito berjangka dan lebih tinggi daripada jasa giro. 3 Rekening giro terkait tabungan. Fasilitas ini memungkinkan nasabah menikmati bunga yang lebih tinggi, yaitu bunga tabungan, namun tetap dapat menikmati kelebihan fasiitas rekening gironya Penyetoran oleh nasabah selalu dimasukkan ke rekening tabungan, sementara jika penarikan cek atau bilyet giro dan ternyata saldo rekening giro tidak mencukupi, maka pihak bank akan melakukan pemindah bukuan dari tabungan ke rekening giro. 6. CAR Capital Adequaacy Ratio Banks have to make decisions about the amount of capital they need to hold for three reasons. First, bank capital helps prevents bank failure, a situation in which the bank cannot satisfy its obligations to pay its depositors and other creditors and so goes out of business. Second, the amount of capital affects returns for the owners equity holders of the bank. Third, a minimum amount of bank capital bank capital requirement is required by regulatory authorities Mishkin, 2007:231. Sedangkan menurut Slamet 2006:161, Capital Adequacy Ratio CAR yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8 dari aktiva tertimbang. Menurut Resiko ATMR, atau ditambah dengan dengan risiko pasar atau risiko opeasional, ini tergantung pada kondisi yang 23 bersangkutan. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mangacu pada ketentuanstandar internasional yang dikeluarkan oleh Banking for Internastional Settelment BIS. CAR dirumuskan sebagai berikut: CAR = X100 ATMR Pelengkap Modal Inti Modal + 7. Suku Bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia a. Suku Bunga Menurut Samuelson dan Nordhaus 2005:505, interest rate is the price paid for borrowing money for a priod of time, usually expressed as a percentage of the principal per year. Bunga bagi bank berdasarkan prinsip konvensional dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayarkan kepada nasabah yang memiliki simpanan dan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman Kasmir, 2003:37. Menurut Mishkin 2007:4, interest rate is the cost of borrowing or the price paid for the rental of funds usually expressed as a percentage of the rental of 100 per year. b. Sertifikat Bank Indonesia SBI Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.813DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat 24 Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer uang kartal + uang giral di Bank Indonesia yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut. SBI merupakan simpanan bank-bank komersial di bank sentral. Bunga SBI adalah premi yang dibayar bank sentral atas deposito bank-bank tersebut. SBI digunakan sebagai alat penyedot rupiah yang beredar. Jika rupiah dinilai sudah terlalu banyak sehingga bisa menurunkan nilai tukar rupiah atau mempercepat laju inflasi, bank sentral akan memperkuat alat sedotnya. Oleh karena itu, suku bunga SBI bisa menjadi semacam patokan. Suku bunga SBI akan menentukan tingkat suku bunga yang lain: bunga deposito, kredit, dan akhirnya bunga pinjaman antarbank atau interbank call-money http:majalah.tempointeraktif.com. 25

B. Penelitian Sebelumnya

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Pengaruh DPK, CAR, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Komposisi Pembiayaan Mudharabah (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia)

0 5 119

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT, CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Tingkat Sukubunga Kredit, Capital Adequacy Ratio (Car),Non Performing Loan (Npl) Dan Return On Assets (Roa)

0 3 19

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT, CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk), Tingkat Sukubunga Kredit, Capital Adequacy Ratio (Car),Non Performing Loan (Npl) Dan Return On Assets (Roa)

0 4 16

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN DAN DANA PIHAK KETIGA PADA PROFITABILITAS.

0 0 10

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN SUKU BUNGA KREDIT (SBK) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK SUMSELBABEL -

0 0 96