sistem saraf. Asetilkolin akan rusak dan tidak dapat aktif dalam beberapa detik disebabkan oleh enzim kolinesterase. Ketika terpapar dengan organofosfat, enzim
tersebut tidak dapat berfungsi dan dapat menyebabkan gangguan pada ujung saraf.
2.3. Kromatografi Gas
Kromatografi gas pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna. Tehnik
kromatografi telah berkembang dan telah digunakan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai macam komponen yang kompleks, baik komponen
organik maupun komponen anorganik. Gas Chromatography GC merupakan metode yang dinamis untuk
pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. GC merupakan tehnik instrumental yang saat ini merupakan alat utama
yang digunakan oleh laboratorium untuk melakukan analisis. GC dapat diotomatisasi untuk analisis sampel-sampel padat, cair dan gas. Sampel padat
dapat diekstraksi atau dilarutkan dalam suatu pelarut sehingga dapat diinjeksikan kedalam sistem GC demikian juga sampel gas yang dapat langsung diambil
dengan penyuntik yang ketat terhadap gas Rohman,2007.
2.3.1. Prinsip Dasar Kromatografi Gas
Dasar pemisahan secara kromatografi gas ialah penyebaran sampel diantara dua fase, yaitu fase diam yang permukaannya luas dan fase lain berupa gas yang
melewati fase diam. Kromatografi gas ialah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan pola pergerakan dari suatu kompoen campuran dengan
mengalirkan arus gas melalui fase diam berupa zat padat kromatografi gas padat.
Universitas Sumatera Utara
Jika fase diam berupa zat cair cara tadi disebut kromatografi gas cair. Fase cair diselaputkan berupa lapisan tipis pada zat padat yang lembam dan pemisahan
didasarkan pada partisi sampel yang masuk dan keluar dari lapisan zat cair ini Bonelli,1998.
Nitrogen, argon, atau bahkan hidrogen yang digerakkan dengan tekanan melalui pipa yang berisi fase diam. Untuk pemisahan secara kromatografi, fase diam cair
berada sebagai lapisan tipis yang diserap atau diikat secara kimia oleh penyangga padat yang dikemas di dalam pipa logam, kaca, atau plastik yang berdiameter
kecil Gritter,1991.
2.3.2. Komponen kromatografi gas
Alat kromatografi gas terdiri dari atas 7 bagian, yaitu: 1.
Silinder tempat gas pembawapengangkut 2.
Pengatur aliran dan pengatur tekanan 3.
Tempat injeksi sampel 4.
Kolom 5.
Oven kolom 6.
Detektor 7.
Rekorder
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Diagram Blok Kromatografi Gas 1.
Gas pengangkut Gas pengangkut carier gas ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi.
Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara langsung. Gas-gas yang sering dipakai
adalah helium, argon. Gas tersebut sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H
2
mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang
–kadang digunakan juga CO
2
. 2.
Pengatur aliran dan pengatur tekanan Ini disebut pengatur atau pengurang dragger. Drager bekerja baik pada 2,5
atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk
ke dalam kolom.
Universitas Sumatera Utara
3. Tempat injeksi
Tempat injeksi dari alat GC selalu dipanaskan. cara memasukkan cuplikan yang baik ialah dengan menaikkan suhu pemanas tempat suntik
dan memperkecil ukuran cuplikan. Cuplikan bantuann disuntikkan dengan bantuan suntik melalui karet septum kemudian diuapkan di dalam tabung
gelas Hendayana,2006. 4.
Kolom Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan. Ada 2 jenis kolom
pada kromatografi gas yaitu kolom kemas dan kolom kapiler. Kolom kemas terdiri atas fase cair yang tersebar pada permukaan penyangga yang
lembam
inert
yang terdapat dalam tabung yang relatif besar diameter dalam 1-3mm. Kolom kapiler jauh lebih kecil diameter dalam 0,10-0,53
mm dan dinding kapiler bertindak sebagai penyangga lembam untuk fase diam cair. Fase diam ini dilapiskan pada dinding kolom atau bahkan dapat
bercampur dengan sedikit penyangga lembam yang sangat halus untuk memperluas luas permukaan efektif. Tabung terbuat dari silica SiO
3
dengan kemurnian yang sangat tinggi. Panjang kolom 5-60 m dengan tebal lapisan film 0,05-1 mikron Rohman.A,2000.
5. Oven kolom
Kolom terletak dalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit di bawah titik didih sampel. Jika suhu diatur terlalu
tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi
terpisah.
Universitas Sumatera Utara
6. Detector
Pada detector komponen-komponen cuplikan yang telah terpisah dideteksi. Ini berarti bahwa sejumlah karakteristik dari senyawa-senyawa organik
diukur Sastrohamidjoj.H,1985. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik
tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. 7.
Recorder Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat
melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi
dari kromatogram. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk puncak-puncak dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis
detektor yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1.Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan antara lain: a.
Neraca analitik b.
Erlenmeyer 250 ml
pyrex c.
Pipet volume 25 ml
pyrex d.
Pipet tetes e.
Spatula f.
Labu alas g.
Rotarievaporator h.
Kertas saring i.
Vortex j.
Tabung reaksi pyrex
k. Rak tabung reaksi
l. Botol vial
5 ml pyrex
m. Alu dan lumping
n. Gas chromatography GC FPD 1900
Simadzu o.
Corong p.
Bola karet q.
Tissue gulung r.
Gelas ukur 500 ml
Pyrex
Universitas Sumatera Utara
3.2. Bahan-bahan