jalan Sei Kera, Pusat pasar, Kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara. Gambar buah jengkol dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 50 dan gambar kulit
buah jengkol dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 51.
3.2.3 Pembuatan Simplisia
Kulit buah jengkol dicuci, ditiriskan kemudian ditimbang berat basahnya, yaitu 3,2 kg. Kulit buah jengkol selanjutnya dirajang dengan ukuran 1-3 cm, lalu
dikeringkan di lemari pengering pada suhu 40-50
o
C sampai simplisia kering dan mudah dipatahkan kemudian berat kering simplisia ditimbang, yaitu 850 g
kemudian simplisia diblender sampai menjadi serbuk, lalu ditimbang beratnya, yaitu 820 g. Gambar simplisia dan serbuk simplisia dapat dilihat pada lampiran 4
halaman 52.
3.2.4 Karakterisasi Simplisia
Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik simplisia, pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia dan bahan segar, penetapan kadar air,
penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam
etanol.
3.2.4.1 Pemeriksaan Makroskopik Simplisia
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati warna, bau, rasa, bentuk, ukuran dan tekstur dari simplisia. Gambar simplisia dapat dilihat
pada lampiran 4 halaman 52.
3.2.4.2 Pemeriksaan Mikroskopik Serbuk Simplisia dan Bahan Segar
Untuk mengetahui jenis fragmen dari simplisia dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia dengan cara menaburkan simplisia serbuk
Universitas Sumatera Utara
diatas kaca objek yang telah diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop. Untuk mengetahui
struktur anatomi kulit buah jengkol dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada kulit buah jengkol segar dengan cara membuat irisan tipis melintang diatas kaca
objek yang telah diteteskan dengan kloralhidrat panaskan sebentar diatas api spritus dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop.
Hasil pengamatan mikroskopik terhadap serbuk simplisia dan penampang melintang kulit buah jengkol dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 53.
3.2.4.3 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi Destilasi Toluen. Alat meliputi labu alas 500 ml, alat penampung, tabung penerima 5 ml
berskala 0,05 ml pendingin, tabung penyambung, pemanas. Cara kerja: Ke dalam labu bulat dimasukkan 200 ml toluen dan 2 ml air suling,
didestilasi selama 2 jam. Toluen didinginkan selama 30 menit dan volume air pada tabung penerima dibaca WHO, 1992. Kemudian ke dalam labu
dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati- hati selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih, kecepatan tetesan
diatur, kurang lebih 2 tetes tiap detik, hingga sebagian besar air tersuling. Kemudian kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah
semua air tersuling, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen yang telah dijenuhkan. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit kemudian tabung penerima
dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air
yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang
Universitas Sumatera Utara
diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen Ditjen POM, 1989. Perhitungan penetapan kadar air dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 54.
3.2.4.4 Penetapan Kadar Sari Yang Larut Dalam Air