Siklus Hidrologi Padatan Tersuspensi

tanah dan menyebabkan hujan terbentuk dalam bentuk tetesan. Sifat fisik air dalam fase padat dan cair berubah dengan temperatur. Dalam keadaan ini perbedaan densitas berbeda lebih signifikan dari sebagian besar zat cair. Air dalam fase gas uap air menggunakan sebagian tekanan diudara, sebagai tekanan uapnya. Diatmosfer diatas permukaan cair air, molekul air secara konstan bertukar diantara udara dan air. Pada atmosfer yang lebih kering, kecepatan pengambilan molekul lebih besar daripada kecepatan pengembalian kepermukaan. Pada keadaan setimbang, ketika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan sebanding dengan jumlah yang datang, kejenuhan tekanan uap udara dicapai. Penambahan molekul air keudara diseimbangkan dengan deposisi pada permukaan air. Panas penguapan sekitar delapan kali lebih besar dari yang dibutuhkan untuk es melebur meleleh, dan sekitar 600 kali lebih besar daripada kapasitas panasnya energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air 1 C Mays, 2004.

2.3 Siklus Hidrologi

Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Siklus ini penting karena ialah yang mensuplai daerah daratan dengan air. Air menguap akibat panasnya matahari. Penguapan ini terjadi pada air permukaan, air yang berada di dalam lapisan tanah bagian atas evaporasi, air yang ada di dalam tumbuhan transpirasi, respirasi. Uap air ini memasuki atmosfir. Di dalam atmosfir uap ini akan menjadi awan, dan dalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan berubah bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali ke permukaan bumi sebagai hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam air permukaan runoff, ada yang meresap kedalam tanah perkolasi dan menjadi air Universitas Sumatera Utara tanah baik yang dangkal maupun yang dalam,ada yang diserap oleh tumbuhan. Air tanah dalam akan timbul ke permukaan sebagai mata air dan menjadi air permukaan. Air permukaan bersama-sama dengan air tanah dangkal, dan air yang berada di dalam tubuh akan menguap kembali untuk menjadi awan. Maka siklus hidrologi ini kembali berulang. Siklus hidrologi ini adalah salah satu proses alami untuk membersihkan dirinya, dengan syarat bahwa kualitas udara cukup bersih. Apabila udara tercemar, maka air hujanpun akan tercemar, karena turunnya hujan ataupun salju merupakan proses alamiah yang membersihkan atmosfir dari segala debu, gas, uap, dan aerosol Slamet, 2002.

2.4 Kualitas Air

Pencemaran air dapat didefinisikan sebagai hadirnya pengotor dalam air dalam jumlah tertentu dan mengganggu penggunaan air untuk tujuan tertentu. Definisi kua litas air diperkirakan dari tujuan penggunaan air dan dari jumlah pengotor tersuspensi dan terlarut. Banyak parameter telah dikembangkan yang secara kualitatif menggambarkan pengaruh beragam pengotor pada penggunaan air. Prosedur analitik telah dikembangkan untuk pengukuran secara kuantitatif terhadap parameter- parameter ini.

2.4.1 Parameter Fisik Kualitas Air

Parameter fisik mendefinisikan sifat air dari penampakannya, rasa atau bau. Padatan tersuspensi, warna, rasa dan bau, suhu dan kekeruhan masuk dalam kategori ini. Universitas Sumatera Utara

a.Padatan Tersuspensi

Padatan tersuspensi dalam air dapat terdiri dari partikel anorganik dan organik atau zat cair yang tidak tercampur. Padatan anorganik seperti lumpur, lempung dan komponen tanah lain yang umum pada air permukaan. Bahan organik seperti serat tumbuhan dan padatan biologi sel alga, bakteri, dll. juga komponen umum dari air permukaan. Bahan-bahan ini adalah kontaminan yang secara alami dihasilkan dari aksi erosi aliran air dipermukaan. Karena kapasitas penyaringan tanah bahan tersuspensi jarang terdapat pada air tanah. Bahan tersuspensi juga dihasilkan dari penggunaan air oleh manusia. Limbah rumahtangga biasanya mengandung sejumlah besar padatan tersuspensi yang sebagian besar bahan organik. Industri yang menggunakan air menghasilkan beragam pengotor tersuspensi baik organik atau anorganik. Zat cair yang tidak tercampur seperti minyak dan lemak adalah komponen yang sering dijumpai pada limbah. Padatan tersuspensi tidak diinginkan dalam air karena beberapa alasan. Padatan tersuspensi secara aestetis tidak menyenangkan dan menyediakan tempat adsorpsi untuk zat kimia dan biologi. Padatan tersuspensi organik mungkin didegradasi secara biologi, menghasilkan produk samping yang tidak diinginkan. Padatan terlarut yang secara biologi aktif hidup termasuk organisme penyebab penyakit dan strain penghasil racun dari alga. Ada beberapa uji tersedia untuk mengukur zat padat. Kebanyakan adalah uji gravimetri yang melibatkan residu berat. Padatan terlarut dapat dihilangkan dari air dengan penyaringan. Kemudian, fraksi tersuspensi dari zat padat dalam sampel air dapat diperkirakan dengan menyaring air, mengeringkan residu dan penyaring hingga berat konstan pada suhu 104 C, dan penentuan berat dari residu pada penyaring. Hasil dari uji padatan tersuspensi ini juga ditunjukkan sebagai massa kering per volum Universitas Sumatera Utara milligram per liter. Parameter padatan tersuspensi digunakan untuk mengukur jumlah influen limbah, mengawasi beberapa proses pengolahan dan mengukur jumlah efluen.

b. Warna