Kedua, popularitas tes. Tes yang populer cenderung menjadi subjek penelitian yang akhirnya memberikan informasi-informasi bermakna
mengenai sebuah tes. Informasi tersebut dapat berupa evaluasi karakteristik psikometris, makna skor tes, ataupun generalisasi tes. Berdasarkan data-data
yang diperoleh, penelitian-penelitian tersebut sering menyarankan untuk melakukan modifikasi konten, perubahan prosedur administrasi, ataupun
perubahan skoring tes Murphy, 2003.
b. Prosedur Revisi Tes
Langkah-langkah dasar
dalam penyusunan
skala psikologi
memberikan gambaran alur kerja umum mengenai prosedur yang bisa
dilakukan untuk merevisi sebuah alat tes. Azwar 2010 membuat alur kerja
penyusunan skala psikologi seperti ditampilkan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Alur Kerja Penyusunan Skala Psikologi
Proses penyusunan skala psikologi diawali dengan memilih suatu definisi dan mengenai teori yang mendasari konstrak psikologis atribut yang
hendak diukur, atau disebut juga dengan identifikasi tujuan ukur. Setelah teridentifikasi, perlu dilakukan pembatasan domain ukur berdasarkan
konstrak yang bersangkutan dengan menguraikan komponen atau dimensi yang ada dalam atribut tersebut. Lalu, komponen atau dimensi tersebut
dioperasionalisasikan ke dalam bentuk indikator-indikator perilaku.
Tahap dalam
Proses Revisi
Identifikasi Tujuan Ukur Menetapkan Konstrak Psikologis
Pemilihan Format Stimulus
Operasionalisasi Aspek Indikator Perilaku
Penskalaan
Penulisan Aitem Review Aitem
Uji Coba
Validasi Kompilasi II
Format Final Analisis Aitem
Kompilasi I Seleksi Aitem
Proses dilanjutkan dengan menentukan format stimulus yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kelebihan teoritis dan manfaat praktis
format yang hendak dipilih. Apabila indikator perilaku telah dirumuskan dengan benar lalu disajikan dalam bentuk blue-print. Dalam penelitian,
keempat tahap tersebut tidak lagi dilakukan karena menggunakan aspek- aspek yang telah ada sebelumnya.
Proses perevisian alat tes dalam penelitian ini dimulai dari tahap kelima, yaitu penulisan aitem. Peneliti menulis aitem-aitem yang perlu
diubah ataupun diganti. Setiap aitem yang telah ditulis perlu diperiksa ulang oleh penulis aitem apakah aitem tersebut telah sesuai dengan indikator yang
hendak diungkap dan sesuai pedoman penulisan aitem. Setelah seluruh aitem ditulis, aitem akan di-review oleh beberapa orang yang kompeten mengenai
konstruksi skala dan masalah atribut yang diukur. Aitem-aitem yang tidak sesuai perlu diperbaiki atau ditulis ulang sehingga aitem-aitem yang
diloloskan ke tahap uji coba hanyalah aitem-aitem yang diyakini akan berfungsi dengan baik.
Kalimat-kalimat dalam aitem perlu diuji coba untuk melihat apakah aitem tersebut dapat dipahami dengan jelas oleh subjek seperti yang
diinginkan oleh penulis aitem. Terkadang apa yang sudah jelas bagi penulis aitem mungkin saja tidak cukup jelas bagi para subjek. Uji coba ini juga
dijadikan salah satu cara untuk memperoleh data respon yang akan digunakan untuk mengevaluasi kualitas aitem secara kuantitatif.
Selanjutnya, akan dilakukan analisis aitem yang merupakan pengujian parameter-parameter aitem apakah sudah memenuhi persyaratan psikometris
untuk dimasukkan ke dalam skala. Hasil analisis aitem ini akan dijadikan dasar dalam menseleksi aitem-aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi
persyaratan psikometris akan disingkirkan atau diperbaiki terlebih dahulu. Pengujian reliabilitas skala dilakukan terhadap aitem-aitem yang telah
lolos yang jumlahnya disesuaikan dengan blue-print. Proses validasi umumnya merupakan proses yang berkelanjutan. Pada skala-skala yang akan
digunakan secara terbatas biasanya dilakukan uji validitas kriteria sedangkan pada skala-skala yang akan digunakan secara luas biasnya dilakukan analisis
faktor. Terakhir, format final skala harus disusun dengan tampilan yang
menarik dan mudah untuk dibaca oleh subjek. Skala juga harus dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan. Pemilihan huruf dan ukuran kertas juga harus
dipertimbangkan agar membuat subjek nyaman dalam menjawab aitem- aitem.
Pada penelitian ini, proses revisi aitem akan dimulai dari tahap penulisan aitem-aitem yang telah teridentifikasi perlu direvisi. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya ditemukan bahwa terdapat 17 dari 20 aitem yang ada di dalam subtes RA pada IST perlu direvisi, yaitu aitem nomor 77,
78, 80, 81, 82, 84, 85, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, dan 96. Setelah aitem ditulis dan dievaluasi oleh professional judgement, maka aitem-aitem tersebut
akan diuji coba di lapangan.
Apabila data telah diperoleh, aitem-aitem akan dianalisis mengenai persyaratan psikometerisnya. Jika belum memenuhi, maka aitem akan
kembali ke tahap penulisan aitem hingga akhirnya memenuhi persyaratan psikometris seperti yang diinginkan oleh peneliti. Aitem-aitem yang telah
lolos adalah aitem-aitem yang dimasukkan ke dalam format final skala.
2. Evaluasi Karakteristik Psikometris