Tenaga Kesehatan Pengobatan Rasional di Puskesmas

2. Membina peran serta masyarakat di wilyah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya Depkes, 1992. Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada masyarakat di puskesmas secara garis besar terdiri dari pelayan medik dan pelayanan farmasi. Pelayanan medik meliputi upaya preventif pencegahan, kuratif pengobatan, promotif peningkatan kesehatan, dan rehabilitatif pemulihan kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan farmasi di puskesmas merupakan salah satu kegiatan di puskesmas yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan farmasi puskesmas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan puskesmas yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Puskesmas adalah salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang pada dasarnya adalah organisasi jasa pelayanan umum. Oleh karenanya, puskesmas sebagai pelayanan masyarakat perlu memiliki karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien, selain diharapkan memberikan pelayanan medik yang bermutu Jamil L,2006.

2.2 Tenaga Kesehatan

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalm bidang kesehatan serta memiliki Universitas Sumatera Utara pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari: 1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. 2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan. 3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker. 4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, ontomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian. 5. Tenaga kesehatan gizi meliputi nutrisionis dan ditisien. 6. Tenaga kesehatan keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis daan terapis wicara. 7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiographer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, oktorik prostetik, teknisi transfuse dan perekam medis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk puskesmas. Puskesmas yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan Universitas Sumatera Utara pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.

2.3 Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan farmasi adalah Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pemerintah RI, 2009 Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009, tujuan pengaturan pekerjaan kefarmasian adalah untuk: 1. Memberikan perlindungan kepada pasien dan masyarakat dalam memperoleh danatau menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian. 2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peraturan perundangan-undangan. 3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien, masyarakat dan tenaga kefarmasian. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian berupa: a. Apotek b. Instalasi farmasi rumah sakit c. Puskesmas d. Klinik e. Toko obat; atau f. Praktek bersama Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Pelayanan Kefarmasian

Dalam Kepmenkes RI No. 1027 tahun 2004 yang dimaksud dengan pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, Menurut PP No.51 tahun 2009 pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian dalam hal memberikan perlindungan terhadap pasien, berfungsi sebagai: 1. Menyediakan informasi tentang obat-obatan kepada tenaga kesehatan lainnya, tujuan yang ingin dicapai mencakup mengidentifikasikan hasil pengobatan dan tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat diterima untuk terapi, agar diterapkan penggunaan secara rasional, memantau efek samping obat, dan menentukan metode penggunaan obat. 2. Mendapatkan rekam medis untuk digunakan pemilihan obat yang tepat. 3. Memantau penggunaan obat apakah efektif, tidak efektif, reaksi yang berlawanan, keracunan dan jika perlu memberikan saran untuk memodifikasi pengobatan. 4. Menyediakan bimbingan dan konseling dalam rangka pendidikan kepada pasien. 5. Menyediakan dan memelihara serta memfasilitasi pengujian pengobatan bagi pasien penyakit kronis. Universitas Sumatera Utara 6. Berpartisipasi dalam pengelolaan obat-obatan untuk pelayanan gawat darurat. 7. Pembinaan pelayanan informasi dan pendidikan bagi masyarakat. 8. Partisipasi dalam penilaian penggunaan obat dan audit kesehatan. 9. Menyediakan pendidikan mengenai obat-obatan untuk tenaga kesehatan Bahfen, 2006. Tujuan pelayanan farmasi ialah : 1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia. 2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi. 3. Melaksanakan KIE Komunikasi Informasi dan Edukasi mengenai obat. 4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. 5. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan. 6. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan. 7. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda. Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Universitas Sumatera Utara Tujuannya yaitu: : a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien. b. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan. c. Meningkatkan kompetensikemampuan tenaga farmasi. d. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna. e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

2.3.2 Pelayanan Resep

Resep adalah suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dan dokter hewan kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Prosedur tetap pelayanan resep Menkes RI, 2004: A. Skrining Resep 1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor izin praktik, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien. 2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat. 3. Mengkaji aspek klinis yaitu: adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya. Membuatkan kartu pengobatan pasien medication record. 4. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan. Universitas Sumatera Utara B. Penyiapan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan 1. Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan pada resep. 2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum. 3. Mengambil obat dengan menggunakan sarung tanganalatspatulasendok. 4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat semula. 5. Meracik obat timbang, campur, kemas. 6. Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum. 7. Menyiapkan etiket. 8. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan pada resep. C. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan 1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan. 2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien. 3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien. 4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat. 5. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker. 6. Menyiapkan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan. D. Pelayanan Informasi Obat Prosedur tetap pelayanan informasi obat : Universitas Sumatera Utara 1. Memberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan pasien medication record atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis. 2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan informasi. 3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis. 4. Mendisplai brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan untuk informasi pasien. 5. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat.

2.4 Pengobatan Rasional di Puskesmas

Banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan, namun dari berbagai studi dan monitoring yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pengobatan belum dilakukan secara rasional. Faktor penyebab terjadinya ketidak rasionalan pengobatan antara lain kurang di gunakannya pedoman yang ada, kurang dimanfaatkannya sarana penunjang dioagnosa, kurangnya suplai obat serta belum adanya pedoman pembinaan yang terstruktur. Upaya pengobatan rasional di puskesmas bertujuan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi upaya pelayanan pengobatan yang rasional di puskesmas melalui pembinaan secara fungsional dengan melibatkan unit-unit yang terkait di berbagai tingkat administrasi. Menurut badan kesehatan sedunia WHO, kriteria pemakaian obat pengobatan rasional, antara lain : Universitas Sumatera Utara

1. Sesuai dengan Indikasi Penyakit

• Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang akurat. 2. Diberikan dengan Dosis yang Tepat • Pemberian obat memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis penyakit. 3. Cara Pemberian dengan Interval Waktu Pemberian yang Tepat • Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan. 4. Lama Pemberian yang Tepat • Pada kasus tertentu memerlukan pemberian obat dalam jangka waktu tertentu. 5. Obat yang Diberikan Harus Efektif, dengan Mutu Terjamin • Hindari pemberian obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit. 6. Tersedia Setiap Saat dengan Harga yang Terjangkau • Jenis obat mudah didapatkan dengan harganya relatif murah. 7. Meminimalkan Efek Samping dan Alergi Obat • Beri informasi standar tentang kemungkinan efek samping obat dan cara mengatasinya. Kriteria pengobatan rasional dalam pelayanan puskesmas, harus terus diupayakan secara terpadu, agar tercapai tujuan pelayanan kesehatan yang bermutu. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di 4 empat puskesmas di kabupaten Serdang Bedagai. 2.2 Jenis Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif Singarimbun, 1989 dan memakai model penelitian survei Widodo, 2000 yang bersifat cross-sectional di 4 empat puskesmas di Kabupaten Serdang Bedagai pada bulan Mei tahun 2010.

2.3 Jenis Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian angket kuisioner oleh responden Riduwan, 2009. 2.4 Pengambilan Data Pengambilan data yaitu dengan cara membagikan angket kuisioner kepada tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas Riduwan, 2009.

2.5 Pengolahan data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

2.6 Definisi Operasional

1. Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka Anonim C, 2010. Universitas Sumatera Utara