b Agunan Tambahan
Agunan tambahan dapat dikatakan sebagai unsur pengaman lapis kedua the second way out dan berfungsi sebagai salah satu alat
mitigasi risiko kredit . Agunan tambahan merupakan sumber pelunasan terakhir apabila kredit menjadi bermasalah.
4. Negosiasi Kredit
Setelah melakukan analisis dan evaluasi maka bagian ADK perlu melakukan negosiasi dengan pemohon dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : a.
Negosiasi yang dilakukan dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai jumlah kredit, struktur dan tipe kredit, kelengkapan dokumen serta syarat dan
ketentuan kredit yang harus dipenuhi pemohon. b.
Negosiasi dapat dilakukan dengan berbagai sarana antara lain : telepon, faksimili, e-mail dan dapat dituangkan dalam bentuk notulen, dituangkan
langsung dalam MAK atau catatan lainnya. c.
Negosiasi dapat dilakukan pada setiap tahapan proses kredit sesuai dengan keperluan analisis.
5. Penetapan Struktur dan Tipe Kredit a.
Ketentuan
Berdasarkan hasil analisis, evaluasi serta negosiasi maka dalam menetapkan struktur dan tipe kredit harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1 Struktur dan tipe kredit disusun berdasarkan kesimpulan hasil analisis yang
telah dilakukan oleh Account Officer, antara lain berupa kekuatan, kelemahan,
proyeksi arus kas cash flow, siklus usaha debitur, perhitungan kebutuhan kredit KMK atau Investasi, kemampuan nasabah dalam membayar kembali
kreditnya serta potensi risiko yang mungkin akan terjadi bagi BRI. 2
Struktur, tipe, syarat dan ketentuan kredit antara lain sebagai berikut: a
Identitas pemohon, b
Jumlah pinjaman, c
Keperluan, d
Jenis pinjaman, e
Jangka waktu, f
Suku bunga, g
Provisi, h
Denda, i
Agunan, j
Asuransi, k
Klausula positip affirmative covenant syarat yang harus dilakukan, l
Klausula negatif negative covenant syarat yang tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan BRI terlebih dahulu
m Dan syarat-syarat kredit lainnya.
3 Penetapan struktur dan tipe kredit harus memperhatikan jenis fasilitas kredit
serta ketentuannya. Tingkat kompleksitas struktur dan type kredit dapat berbeda sesuai jenis kredit yang diprakarsai.
b. Pengelompokan Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
Pengelompokan kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1 Kredit Jangka Pendek
Kredit jangka pendek ialah fasilitas kredit yang mempunyai jangka waktu setahun atau kurang.
2 Kredit Jangka Menengah
Kredit jangka menengah adalah fasilitas kredit yang mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun, namun kurang atau sama dengan 3 tahun.
3 Kredit Jangka Panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tiga tahun.
c. Pengelompokan Kredit Berdasarkan Ciri dan Tujuan Penggunaan
Berdasarkan ciri dan tujuan penggunaan, kredit dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1 Kredit Modal Kerja KMK
KMK adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai sementara
kegiatan operasional rutin sehari-hari perusahaan, uang muka, cadangan kas, atau komponen modal kerja lainnya sesuai dengan karakter bisnisnya.
2 Kredit Investasi
Kredit investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk pembiayaan pemohon dalam memperoleh barang modal maupun dalam rangka
mengganti biaya perolehan barang modal refinancing. Dalam perhitungan Total Project Cost, nilai tanah dimasukkan dalam komponen
Total Project Cost dan merupakan salah satu komponen Sharing Dana Sendiri.
3 Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan kepada debitur untuk membiayai kebutuhan konsumtif dan sumber pembayaran kembali
kreditnya berasal dari penghasilangajipensiun pemohon.
6. Rekomendasi dan Pemberian Putusan Kredit
Rekomendasi pemberian putusan kredit merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi kredit. Rekomendasi pemberian putusan kredit harus
dibuat secara tertulis oleh Account Officer dalam MAK dan disampaikan kepada Pejabat Pemutus kredit yang berwenang. Dalam rekomendasi kredit harus secara
jelas menguraikan kelemahan dan kekuatan yang akan mempengaruhi kemampuan pemohon dalam membayar kembali kreditnya baik dengan dana yang
berasal dari hasil usaha yang dibiayai first way out maupun dari sisi agunan kreditnya second way out.
Permohonan kredit yang dapat dipertimbangkan untuk disetujui rekomendasi setuju, harus dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan ketentuan
kredit. Dalam pembuatan rekomendasi kredit, Account Officer harus memastikan bahwa telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur. Untuk kredit yang lebih
kompleks dapat dimintakan pendapat ahli hukum.
Dalam memberikan putusan kredit Pejabat Pemutus harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Analisis dan evaluasi kredit yang dibuat oleh Account Officer.
b. Rekomendasi kredit yang dibuat oleh Account Officer.
Putusan kredit secara otomatis batal jika 90 hari setelah tanggal putusan tidak diikuti dengan akad kredit.
7. Perjanjian dan pencairan kredit
Dalam pencairan kredit langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan pencairan
Setelah SKPP diputus, bagian ADK melakukan verifikasi putusan untuk memastikan seluruh persyaratan dan catatan pemutus yang perlu ditindak
lanjuti telah dipenuhi sebelum realisasi kredit. Selanjutnya bagian ADK melakukan pencatatan dan segera melaksanakan persiapan pencairan sebagai
berikut : 1 Memberitahukan kepada calon debitur bahwa permohonan kreditnya telah
mendapat persetujuan atau putusan dan kepastian tanggal pencairan. 2 Menyiapkan surat pengakuan hutang SPH
3 Mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pengikatan agunan antara lain :
Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT. Pasal 11 ayat 1 UUHT disebutkan hal-hal yang wajib dicantumkan
dalam APHT adalah sebagai berikut :
a Nama identitas pemberi dan pemegang Hak Tanggungan;
b Domisili pihak-pihak sebagaimana dimaksud huruf a, dan apabila
diantara mereka ada yang berdomisili di luar Indonesia, baginya harus pula dicantumkan suatu domisili pilihan di Indonesia.
Apabila domisili pilihan itu tidak dicantumkan dalam APHT maka kantor PPAT tempat pembuatan APHT dianggap sebagai domisili
yang dipilih; c
Penunjukan secara jelas hutang atau hutang-hutang yang dijamin pelunasannya dengan Hak Tanggungan dan meliputi juga nama
dan identitas debitur yang bersangkutan; d
Nilai Tanggungan; e
Uraian yang jelas mengenai objek Hak Tanggungan, yakni meliputi rincian mengenai sertifikat hak atas tanah yang
bersangkutan atau bagi tanah yang belum terdaftar sekurang- kurangnya memuat uraian mengenai pemilikan, letak, batas-batas,
dan luas tanah. 2
Mempersiapkan dan menyelesaikan surat-surat pengikatan agunan sesuai putusan kredit, antara lain :
a PPAT melakukan persiapan pembuatan akta terlebih dahulu.
b Kemudian setelah pengecekan dinyatakan sesuai, pelaksanaan
berikutnya adalah menentukan waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pemberi Hak Tanggungan dan penerima Hak
Tanggungan untuk hadir dihadapan Notaris-PPAT.
c Setelah disepakati semua hal yang terkait dengan pembebanan Hak
Tanggungan ini maka akta akan dibacakan oleh PPAT dan dijelaskan isinya.
d Apabila seluruh isi akta sudah dipahami oleh para pihak baru
dilanjutkan dengan penandatanganan oleh pemberi Hak Tanggungan, penerima Hak Tanggungan, dua orang saksi, dan Notaris-PPAT itu
sendiri. e
Ketentuan dalam hukum pertanahan kita menyebutkan bahwa Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT setelah ditandatangani maka
dalam waktu tujuh hari kerja setelah itu sudah harus dilakukan pendaftaran ke Kantor Pertanahan. PPAT wajib mengirimkan Akta
Pemberian Hak Tanggungan APHT yang bersangkutan dan berkas- berkas lain yang diperlukan kepada Kantor Pertanahan. Berkas lain
yang dimaksud di sini adalah meliputi surat-surat bukti yang berkaitan dengan objek tanggungan, dan identitas pihak-pihak yang
bersangkutan, termasuk didalamnya sertifikat hak atas tanah. f
Pendaftaran Hak Tanggungan dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan membuatkan buku tanah Hak Tanggungan dan
mencatatkannya dalam buku tanah hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan serta menyalin catatan tersebut pada sertifikat hak
atas tanah yang bersangkutan. g
Tanggal buku tanah Hak Tanggungan adalah tanggal hari ketujuh setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi
pendaftarannya dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, buku tanah yang bersangkutan diberi tanggal hari kerja berikutnya.
h Sebagai tanda bukti adanya Hak Tanggungan, Kantor Pertanahan
menerbitkan sertifikat Hak Tanggungan. Sertifikat Hak Tanggungan kemudian diserahkan kepada kreditur bank selaku pemegang Hak
Tanggungan untuk disimpan. 3
Mempersiapkan surat permintaan penutupan asuransi SPPA untuk asuransi kerugian atas barang jaminanagunan.
4 Mengisi kwitansi pencairan kredit yang dibuat rangkap 3 tiga, dimana :
a Lembar pertama bermaterai untuk bukti kas.
b Lembar kedua untuk debitur
c Lembar ketiga untuk berkas kredit
b. Penandatangan perjanjian pencairan
Berkas atau kelengkapan pencairan terdiri dari surat pengakuan hutang SPH, surat pengikatan agunan dan kwitansi pembayaran. Sebelum
penandatangan berkas pencairan kredit, bagian ADK harus memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pencairan kredit telah ditanda
tangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan debitur, khususnya dokumen yang menyangkut agunan.
c. Pembayaran pencairan kredit
Pencairan kredit kepada debitur dilakukan oleh teller melalui overbooking ke rekening tabungan debitur yang bersangkutan di BRI berdasarkan kwitansi
yang diterima dengan terlebih dahulu meneliti keabsahan kwitansi tersebut.
B. Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah
dalam Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak Guna Usaha
Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank dan
nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditanda tangani oleh bank dan nasabah. Kredit
bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan, maupun pendapatan bunga yang
tidak diterima. Artinya bank kehilangan kesempatan mendapat bunga, yang berakibat pada penurunan pendapatan secara total.
58
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kredit macet dari pihak kreditur, adapun faktor intern bank penyebab kredit bermasalah, yaitu :
59
a. Taksasi nilai jaminan yang lebih tinggi dari nilai sebenarnya
b. Penarikan dana kredit oleh debitur sebelum dokumentasi kredit diselesaikan
c. Kredit diberikan tanpa pendapat dan saran dari komite kredit atau diusulkan
oleh petugas bank yang mempunyai hubungan persahabatan dengan debitur d.
Kredit diberikan kepada perusahaan baru yang dikelola pengusaha yang belum berpengalaman
e. Penambahan kredit tanpa jaminan yang cukup
f. Berulangkali bank mengirimkan surat teguran tentang penunggakan
pembayaran bunga, tanpa tindakan lanjutan yang berarti g.
Bank jarang mengadakan analisis cash flows dan daya cicil debitur h.
Account officer tidak sering meneliti status kredit i.
Tidak ada usaha bank untuk mengawasi penggunaan kredit, sehingga timbul kemungkinan debitur menggunakannya secara tidak sesuai dengan ketentuan
perjanjian kredit.
j. Komunikasi antara bank dengan debitur tidak berjalan lancar
k. Tidak ada rencana dan jadwal pembayaran kembali kredit yang tegas, atau
tidak dilampirkan pada perjanjian kredit l.
Bank tidak dapat menerima neraca dan daftar labarugi debitur secara teratur m.
Tidak dapat merealisir jaminan kredit karena debitur mengajukan berbagai macam argumen yurudis
58
Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hal 123.
59
Siswanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah Konsep, Teknik dan Kasus, Damar Mulia Pustaka, Jakarta, 2000, hal.19.