tumbuhan. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut sudah dapat tercapai atau belum dapat dilihat dari pengaruh langsung pelaksanaan agroforestry dengan mengukur produktivitas lahan,
tingkat pendapatan, tingkat produksi, tingkat penyerapan tenaga kerja dan tingkat erosi Anwar, Baheramsyah dan Hamzah, 1989.
2.3. Perkembangan Agrforestry di Indonesia
Nair 1987 dalam Kartasubrata, 1992 membedakan antara sistem agroforestry dan teknologi agoforestry. Sistem agroforestry meliputi berbagai bentuk kegiatan agroforestry yang
sudah umum dilakukan di suatu daerah, sedangkan teknologi agroforestry merupakan suatu inovasi baru dalam bidang agroforestry yang biasanya ditemukan berdasarkan hasil penelitian
yang memiliki keunggulan dalam penerapannya. Teknologi agroforestry yang cukup terkenal antara lain Improved Fallow, Integrated Taungnya, Aley Cropping, Multipurpose Trees on Farm
Lands dan lain-lain.
2.3.1. Sistem Agroforestry Tradisional a. Sistem Kebun-Talun dan Pekarangan di Jawa Barat
Widagda dkk. 1984 diacu oleh Kartasubrata, 1992 menggambarkan sistem kebun talun terdiri atas tiga fase, yaitu kebun, kebun campuran dan talun.
Fase pertama, yang terbentuk sesudah menebang hutan merupakan kebun yang biasanya ditanami
oleh tanam-tanaman semusim. Hasil dari kebun dikonsumsi oleh keluarga petani dan sebagian lagi dijual.
Fase kedua, sesudah dua tahun di kebun mulai tumbuh anakan tanaman keras sehingga makin
lama ruangan bagi tanaman semusim makin berkurang. Pada keadaan ini terbentuklah kebun campuran. Dari segi nilai ekonomi kebun campuran mempunyai nilai ekonomi lebih rendah dari
kebun, namun nilai biofisiknya meningkat. Peningkatan nilai biofisik ini disebabkan karena adanya peran penting dari kebun campuran dalam konservasi tanah dan air.
Fase ketiga, setelah dipanennya tanaman semusim dalam kebun campuran, lahan biasanya akan
ditinggalkan selama lebih kurang dua sampai tiga tahun, sehingga akan didominasi oleh tanaman keras. Fase ini disebut talun, yang merupakan klimaks dari sistem kebun talun.
Pekarangan adalah lahan di sekitar rumah yang ditumbuhi campuran tanaman semusim dan tanaman keras, disertai adanya berbagai binatang liar dan hewan ternak. Pekarangan
merupakan suatu sistem dengan batas-batas tertentu dan mempunyai manfaat ekonomi, biofisik
xiv
Yunasfi : Sosial Forestry dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan, 2007 USU Repository © 2008
dan sosio-kultural bagi pemiliknya Kartasubrata, 1992.
b. Sistem Kebun Agroforestry Bertingkat Ganda di Sumatera Barat