memahami dan mengejar kebenaraan materiil dalam hukum pidana maka aspek formal hendaknya ditinggalkan secara selektif.
51
A. Upaya Kepolisian Dalam Melindungi Saksi Pelapor
BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MELINDUNGI SAKSI
PELAPOR DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI POLSEK DELITUA
Polisi sebagai instansi pertama yang terlibat dalam mekanisme peradilan pidana Indonesia, dalam menjalankan tugasnya berpedoman pada
ketentuan-ketentuan Pokok Kepolisian Negara yang mempunyai wewenang dan tugas, antara lain:
a. menerima pengaduan, menangkap orang, menahan orang;
b. polisi juga ikut serta secara fisik di dalam pertahanan Negara.
Kepolisian memiliki peranan penting dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat, kepolisian merupakan
lembaga pengayom masyarakat dalam segala kondisi sosial yang caruk maruk.Peran kepolisian dapat dikatakan sebagai aspek kedudukan yang
berhubungan dengan kedudukanya sebagai pelindung masyarakat.
52
Pihak Kepolisian menganggap perlindungan terhadap saksi merupakan suatu kewajiban bagi pihak kepolisian dalam kedudukan sebagai
51
Ibid, h. 126
52
http:mauliasyifa.blogspot.com201010peran-polisi-dalam -penyelidikan- dan.html, diakses pada tanggal 25 mei 2015.
aparatur pelindung masyarakat.Hal ini diatur dalam Pasal 13 huruf c Undang- undang Kepolisian yang menyatakan tugas pokok kepolisian adalah
memberikan pelindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Mengenai hal mengungkap dan menemukan kejelasan tentang
perkara pidana narkotika ini, aparat tidak hanya memperoleh informasi dari pelaku sindikat yang tertangkap. Tetapi peran serta masyarakat dalam
membantu aparat penegak hukum untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkotika diharapkan sangat besar kontribusinya, mengingat
jumlah personel aparat sendiri sangat minim sekali jika harus mengawasi peredaran gelap narkotika di wilayah Indonesia yang terdiri dari beberapa
pulau. Membantu aparat penegak hukum dalam hal mengungkap adanya
tindak pidana narkotika yang terjadi merupakan suatu kewajiban setiap warga negara, namun di lain pihak apabila melaporkan peristiwanya tidak tertutup
kemungkinan orang-orang yang terlibat peristiwa itu merasa tidak senang atau marah kepada orang yang bersaksi. Pada umumnya orang yang terlibat
dalam peredaran gelap narkotika tidak bertindak sendirian, mereka berkawan, berkelompok atau diperkirakan tindak pidana ini juga terorganisasi, dimana
ada yang bertindak sebagai pemasok bahan bakunya, ada yang bertindak sebagai produsen, bandar dan pengedar. Kalau sampai dilaporkan dan merasa
akan terbongkar seluruh kegiatannya, besar kemungkinan mereka yang terlibat bukan hanya tidak senang dan marah saja, akan tetapi lebih dari itu,
mereka akan main hakim sendiri dengan mengambil tindakan yang berakibat nasib buruk bagi saksi yang diketahuinya.
53
Upaya yang dilakukan untuk melakukan perlindungan saksi pelapor dalam tindak pidana narkotika pihak Kepolisian di Polsek Delitua sesuai
dengan sudah memberikan penyuluhan kepada masyarakat guna memberikan informasi bahwa sudah adanya Undang-undang yang mengatur perlindungan
saksi, korban dan pelapor yang dapat melindungi saksi dalam memberikan keterangan dan informasi mengenai adanya peredaran gelap dan
penyalahgunaan narkotika kepada pihak Kepolisian. Sehingga saksi dan pelapor tidak perlu lagi merasa dirinya terancam atau takut terhadap ancaman
Berdasarkan tindakan-tindakan yang akan mengancam keselamatan saksi tersebut, maka perlu adanya suatu jaminan keamanan dan perlindungan
dari pihak yang berwenang. Untuk itu tanpa diminta saksi, pihak yang berwenang harus memberikan jaminan keamanan dan perlindungan sebaik-
baiknya terhadap saksi jika nantinya mengalami ancaman maupun intimidasi dari sindikat narkotika.Seperti dikatakan Leden Marpaung bahwa,
“Keterangan saksi diberikan tanpa adanya tekanan dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Pentingnya jaminan keamanan dan perlindungan itu agar orang tidak merasa takut untuk melaporkan kejahatan yang berkaitan dengan tindak
pidana narkotika, dan dengan jaminan yang nyata dan dapat dirasakan oleh seorang saksi, maka akan semakin banyak orang yang berani untuk menjadi
saksi.
53
Gatot Supranomo, Hukum Narkoba Indonesia, Jakarta : Djamban, 2004, hlm. 102.
dari pihak luar atau Pelaku karena sudah jelas selama proses penyidikan dan pemeriksaan saksi dan pelapor dibawah lindungan pihak yang
berwajib.Untuk menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat dan saksi pelapor dari akibat ancaman pelaku atau orang lain yang terkait dengan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika maka pihak Kepolisian di Polsek Delitua melakukan upaya-upaya untuk melakukan perlindungan
kepada saksi pelapor di wilayah naungannya , antara lain: 1. Upaya preventif Pencegahan
Upaya preventif untuk mencegah yang berarti bahwa polisi itu berkewajiban melindungi warga negara beserta lembaga-lembaganya,
ketertiban, dan ketatanan umum, orang-orang dan harta bendanya, dengan jalan mencegah dilakukannya perbuatan-perbuatan yang dapat dihukum dan
perbuatan-perbuatan lain yang pada hakikatnya dapat mengancam dan membahayakan ketertiban dan ketentraman umum.
54
Oleh karena itu dapat dikatakan yang paling berat tugas dan tanggungjawabnya di antara alat penegak hukum yaitu polisi.Polisi yang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Polisi mempunyai wewenang dan dinyatakan sebagai : a
penyelidik, menurut Pasal 4; b penyidik, Pasal 6; c verbalisant diharuskan membuat Berita Acara Pemeriksaan, menurut Pasal 75; d mempunyai
direksi untuk menghentikan penyidikan, Pasal 109; e dan mempunyai wewenang untuk menentukan tindak pidana apa yang dilakukan oleh
tersangka.
54
R.Wahyudi dan B. Wiriodiharjo, Pengantar Ilmu Kepolisian, Akabri.Pol, Sukabumi, 1997, hlm. 12.
pertama-tama yang harus melakukan segala upaya yang bersifat preventif yaitu mengindari terjadinya gangguan keamanan.Polisi harus selalu siap siaga
siang dan malam. Dalam tugasnya Polisi dituntut untuk mempunyai indra keemam guna mampu mencium segala timbulnya gangguan ketertiban dan
keamanan. Melalui indra keemam itulah polisi diharapkan dapat menghindarkan segala hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya kejahatan.
55
Menurut Bapak Hasil Wawancara dengan Bapak Martualesi Sitepu SH, Kanit Reskrim Polsek Delitua, bahwa ada beberapa cara yang dilakukan
penyidik setelah mendapat informasi dari saksi atau pelapor guna mencegah terjadinya hal-hal yang menggangu kenyamanan dan keamanaan serta
mencegah timbulnya rasa takut terhadap saksi atau pelapor antara lain: Menurut Bapak Hasil Wawancara dengan Bapak Martualesi Sitepu
SH, Kanit Reskrim Polsek Delitua, mencegah kejahatan lebih baik daripada mendidik penjahat menjadi orang baik kembali.Berarti lebih mudah mencapai
tujuan upaya preventif ini yang mempunyai tujuan mudah dimengerti sehingga menimbulkan kesadaran hukum masyarakat dan memahami hak-hak
dan kewajibannya apabila kesadaran hukum telah tercapai setidaknya mendekati tingkat masyarakat yang taat dan takut pada ancaman pidana.
Upaya preventif berupa upaya Polisi mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ancaman yang terjadi dari pelaku atau pihak lain terhadap
saksi atau pelapor dalam tindak pidana narkotika.
56
a Melakukan penyelidikan
55
Muhandar dkk, Op., Cit, hlm. 251.
56
Hasil Wawancara dengan Bapak Martualesi Sitepu SH, Kanit Reskrim Polsek Delitua.pada tangga l 5 mei 2015.
bahwa sebelum melakukan penyidikan tindak pidana narkotika maka langkah awal yang dilakukan oleh penyidik terlebih dahulu
melakukan penyelidikan, penyelidikan tersebut berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu tindak pidana narkotika yang
dilaporkan oleh informan kepada polisi. b
Mencari tahu siapa pelaku bahwa setelah dilakukannya penyelidikan dan dari hasil penyelidikan
tersebut ditemukan adanya suatu tindak pidana narkotika kemudian penyidik sekaligus mencari tahu siapa pelaku dari tindak pidana
narkotika. c
Mencari tahu tempat melakukan transaksi bahwa hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh penyidik bahwa
penyidik sekaligus mencari tahu dimana tempat-tempat biasa pelaku tindak pidana narkotika melakukan transaksi narkotika dan penyidik
mempelajari tempat dari pelaku pengedar narkotika. d
Bagaimana cara kerja pelaku tindak pidana narkotika dalam mengedarkan narkotika dan informasinya
bahwa selain mengetahui tempat pelaku tindak pidana narkotika melakukan transaksi, penyidik perlu juga mengetahui bagaimana cara
pelaku mengedarkan narkotika misalnya para pelaku melakukan pengedaran narkotika melalui perantara pengedar.
2. Upaya Represif Penindakan Selain tindakan preventif yang dapat dilakukan oleh pihak kepolisian,
kepolisian juga dapat melakukan tindakan-tindakan represif.Tindakan represif
yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan atas perintah dari atasan tertinggi di kepolisian daerah tersebut.Fungsi Represif
atau pengendalian yang berarti bahwa polisi berkewajiban menyidik perkara- perkara pidana, menangkap pelakunya dan menyerahkan kepada penyidikan
untuk penghukuman. Menurut Bapak Martualesi Sitepu SH, Kanit Reskrim Polsek Delitua,
Tindakan penanganan kejahatan serta perlindungan yang ditempuh, harus mendapat perintah dari atasan dikarenakan jika terjadi kesalahan prosedur
dan lain sebagainya yang mengakibatkan kerugian bagi pelaku ataupun masyarakat, hal tersebut menjadi tanggung jawab atasan. Sehingga aparat
yang bekerja dilapangan dalam melakukan tindakan tidak sewenang- wenang.Tindakan tersebut dapat berupa pelumpuhan terhadap pelaku,
melakukan penangkapan, penyelidikan, penyidikan dan lain sebagainya. Menurut Beliau Upaya represif yang dilakukan oleh pihak kepolisian
untuk melakukan perlindungan Saksi, pelapor dan orang lain yang bersangkutan dengan perkara tindak pidana Narkotika dan Prekursor
Narkotika yang sedang dalam Pemeriksaan adalah selain memberikan perlindungan kepada saksi dan pelapor juga melakukan perlindungan kepada
penuntut umum dan hakim. Dalam proses penyidikan polisi sebagai penyidik maka tugasnya hanya melakukan perlindungan dengan menjaga sekitar
rumah saksi dan pelapor,kemudian memonitor rumah dan menempatkan petugas untuk berjaga diluar rumah dalam batas tertentu apabila saksi dan
pelapor merasa diri pribadi serta keluarganya mendapat ancaman fisik dan
mental dari pelaku atau orang lain yang bersangkutan dengan perkara tindak pidana narkotika.
57
B. Hambatan yang dihadapi pihak Kepolisian dalam melakukan