Merokok sebagai Perilaku Berisiko
13
b. Lingkungan Keluarga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komasari 2000, diketahui sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok memuncul
perilaku merokok. Sikap permisif orangtua diartikan sebagai penerimaan keluarga terhadap perilaku merokok. Selain itu, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Carolyn 2005, menyebutkan bahwa sebagian besar perokok memiliki keluarga dan teman yang merupakan perokok.
Seseorang yang melihat orangtua ataupun saudara kandung yang merokok dapat memicu munculnya keinginan untuk ikut merokok Wulan, 2012.
Teman sebaya juga dapat menjadi prediktor perilaku merokok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulan 2012, diketahui
bahwa teman sebaya mempengaruhi perilaku merokok khususnya pada remaja. Perilaku remaja merokok sebagian besar disebabkan mengikuti
teman dekatnya yang merokok. c. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan salah satu faktor yang memicu perilaku merokok Wulan, 2012. Rasa ingin tahu terhadap rasa rokok mendorong
individu untuk mencoba rokok Dijk, 2006.
14
3. Dampak perilaku merokok Perilaku merokok menimbulkan dampak yang bersifat menguntungkan dan
merugikan bagi para perokok.
a. Dampak negatif Dari segi kesehatan, konsumsi rokok menjadi salah satu penyebab
kematian didunia Fawzani, 2015. Sebatang rokok mengandung bahan kimia seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida CO. Karbonmonoksida
adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Nikotin merupakan salah satu stimulan
yang memberikan rangsangan ketagihan, perasaan senang sekaligus menenangkan. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru. Akibat mengkonsumsi zat tersebut maka rokok dapat memacu kerja dari susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan
tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat Kendal Hammen, dalam Komasari, 2000. Mengkonsumsi rokok juga dapat
menstimuli penyakit seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis Kaplan dkk,1993 dalam
Komasari 2000. Selain itu, perokok juga memiliki kemungkinan untuk menjadi ketagihan akibat dari kadar nikotin yang ada pada rokok.
Dari segi keuangan, perokok juga merasakan kerugian secara materi akibat mengkonsumsi rokok. Perokok banyak menghabiskan uang
semata-mata hanya untuk membeli rokok Cahyo, Wigati, Shaluhiyah, 2012.
15
b. Dampak positif Nikotin merupakan sebuah obat psikoaktif Subanada, 2010.
Dengan menghisap rokok, kadar puncak nikotin dalam otak dapat tercapai hanya dalam waktu 10 detik, mengaktifasi sirkuit otak yang mengatur
kesenangan dan meningkatkan dopamin. Dampak positif yang dirasakan oleh perokok Cahyo, Wigati dan Shaluhiyah, 2012 adalah sebagian besar
dari perokok dapat menghilangkan rasa stress atau pikiran-pikiran yang mengganggu mereka. Selain itu, perokok juga merasakan keuntungan pada
relasi sosialnya seperti memiliki banyak teman.